Anda di halaman 1dari 24

I.

ELEKTROSTATIKA
A. Pendahuluan

Listrik mulai dikenal orang pertama kali pada abad ke 16 oleh bangsa Yunani.
Pada waktu itu mereka telah mengetahui, bahwa jika batu ambar digosok, maka ia
mempunyai kemampuan untuk menarik benda-benda ringan, misalnya sehelai benang,
potongan kertas-kertas kecil, dan lain sebagainya. Namun mereka belum dapat
menjelaskan fenomena tersebut secara ilmiah. Masalah kelistrikan ini baru dapat
dijelaskan oleh Charles Augustin Coulomb, melalui percobaan-percobaan yang
dilakukannya. Selanjutnya akan dibahas tentang percobaan-percobaan yang dilakukan
oleh Coulomb yang melahirkan hukum Coulomb, medan listrik, energi potensial
listrik, potensial listrik, kapasitor serta rangkaian kapasitor.

B. Hukum Coulomb

Coulomb melakukan berbagai percobaan untuk menyelidiki sifat-sifat dari


muatan listrik. Mula-mula diambilnya 2 buah bola kecil yang sangat ringan, ( pith
ball) digantungkannya berdekatan dengan benang sutera seperti Gambar 1.1.

Pith ball
kaca

karet karet kaca


Gambar 1.1.

Kedua bola itu disentuh dengan batang karet yang sudah digosok dengan bulu
kucing, ternyata kedua bola saling menjauh, artinya terjadi gaya tolak menolak.
Coulomb menyimpulkan bahwa akibat digosok, bola memperoleh sesuatu, dan
“sesuatu” ini kemudian disebut muatan listrik. Karena kedua bola memperoleh jenis
muatan dari benda yang sama yakni karet, maka dapat disimpulkan bahwa muatan-
muatan yang sejenis saling tolak menolak.
Selanjutnya, muatan kedua bola dihilangkan dengan cara memegangnya
dengan tangan, sehingga muatan-muatan itu akan mengalir ke tanah melalui badan.
Kedua bola kemudian digosok dengan batang kaca yang sudah digosok dengan
1
sutera, dan ternyata kedua bola juga saling menjauh atau terjadi gaya tolak menolak..
Pada percobaan berikutnya, Coulomb menggosok masing-masing bola dengan benda
yang berbeda, yang satu dengan batang karet, yang lain dengan batang kaca, ternyata
kedua bola saling mendekat atau terjadi gaya tarik menarik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa muatan yang berbeda jenis akan saling tarik menarik.
Dari percobaan yang dilakukan Coulomb dapat disimpulkan bahwa terdapat 2
jenis muatan listrik, yakni muatan listrik positif (+), dan muatan listrik negatif (-) .
Berapa besarkah gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara muatan-
muatan itu ? Coulomb mendapatkan bahwa gaya interaksi antara 2 muatan listrik
sebanding dengan hasil kali muatan-muatan yang bersangkutan, dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya. Hubungan antara gaya interaksi antara
kedua muatan titik dengan besarnya muatan listrik serta jarak antara kedua muatan
inilah yang dikenal sebagai hukum Coulomb.
Secara matematis, hukum Coulomb dapat dinyatakan sebagai berikut

, (1-1)

dengan k adalah konstanta pembanding , q dan q’ besar masing-masing muatan, dan r


adalah jarak kedua muatan. Satuan muatan dalam SI disebut coulomb (C). Jika ada 2
muatan masing-masing bermuatan 1 C, terletak di ruang hampa atau di udara dengan
jarak 1 m, maka gaya tolak yang ditimbulkan adalah

k = 9.109 Nm2/C2.

Dalam bentuk lain seringkali ditulis k = Nm2/C2, dengan εo disebut

permitivitas listrik yang besarnya adalah


C2/ Nm2.

q1

 r21
r1 q2


r2
x

Gambar 1.2

2
Jika dua muatan q1 dan q2 berturut-turut terletak pada posisi dan , seperti
diperlihatkan pada Gambar 1.2, sedangkan jarak kedua muatan adalah r21, maka
secara umum gaya Coulomb yang dialami oleh muatan q2 akibat muatan q1 adalah

, (1.2)

adalah vektor satuan pada arah dari muatan q1 ke muatan q2, sedangkan r21
adalah besarnya vektor yang merupakan jarak antara kedua muatan. Vektor
satuan dapat diperoleh dari

. (1-3)

Dengan cara yang sama, gaya yang dialami oleh muatan q1 akibat muatan q2 adalah

. (1-4)

Contoh soal 1

y( m)

2 
r21
1

0 1 2 3 4 x (m)

Gambar 1.3

2 buah muatan q1 = 2 C dan q2 = - 3 C terletak seperti pada Gambar 1.3. Tentukanlah


gaya yang dialami oleh q2 oleh q1, dan gaya yang dialami oleh q1 oleh q2.

Solusi
Dari gambar diperoleh =3 dan Gaya yang dialami oleh muatan q2
= 4 , sedangkan akibat muatan q1 adalah
= - = 4 -3
r21 =
Vektor satuan dapat ditentukan
dengan persamaan (1-2),

3
Gaya yang dialami oleh q1 akibat q2
adalah

Jika ada beberapa buah muatan listrik, maka gaya yang dialami oleh suatu
muatan qi akibat muatan q1 berada di posisi , q2 yang berada di posisi …… dan
qN yang berada di posisi adalah jumlah vektor dari gaya-gaya yang dialami oleh
qi akibat muatan-muatan q1 dan q2, …. qN, yakni

+ ……….+ . (1-5).

Contoh soal 2
y (m)

4,3
4 q2
5,3
3
2,1,  q3

2 q1 5  ri 2 
1 ri1 ri 3
qi
0
1 2 3 4 5 x(m)

Gambar 1.4

Muatan-muatan q1, q2, dan q3 berturut-turut 4 μC, 7 μC, dan – 2 μC, ditempatkan
pada titik-titik seperti diperlihatkan pada Gambar 1.4. Tentukanlah gaya yang dialami
oleh muatan qi yang besarnya 4 μC.

Solusi :

4

N
Gaya total yang dialami oleh qi adalah

 N+

+ N
(
)N

C. Medan Listrik

Medan listrik adalah daerah di sekitar suatu muatan listrik yang dipengaruhi
oleh muatan listrik tersebut. Makin dekat ke muatan listrik itu, makin besar pula
pengaruh muatan listrik tersebut. Besar kecilnya pengaruh muatan terhadap suatu titik
dinyatakan dengan kuat medan listrik.
Kuat medan listrik di suatu titik di sekitar suatu muatan listrik, dinyatakan
dengan gaya yang dialami oleh satu satuan muatan positif yang ada di titik itu.
Ada 2 cara untuk menentukan kuat medan listrik, pertama dengan menggunakan
hukum Coulomb dan yang kedua dengan menggunakan hukum Gauss.

A
q + • EA
rA

Gambar 1.5

Kuat medan listrik di titik A adalah gaya yang dialami oleh satu satuan muatan positif
yang ada di titik itu, jadi

(1-6)

Jadi kuat medan dapat juga dinyatakan dengan gaya per satuan muatan, sehingga
satuan kuat medan adalah N/C. Karena di titik A dianggap ada 1 satuan muatan postif,
maka kuat medan akibat muatan positif q di titik A, seakan-akan keluar dari muatan
5
itu, sebaliknya jika q bermuatan negatif, maka kuat medan di titik A seakan-akan
masuk ke muatan tersebut, seperti diperlihatkan pada Gambar 1.6
A
q - •
rA EA

Gambar 1.6

Selanjutnya berkaitan dengan persamaan (1-4), maka secara umum kuat


medan di titik di mana q2 ditempatkan adalah

Contoh soal 3

Muatan q = + 6 C, berada di titik (2,3) cm, seperti pada Gambar 1.7. Tentukan
kuat medan di A yang berada di titik (4,2) cm

Y (cm) q

2 A

0 1 2 3 4 x (cm)

Gambar 1.7

Dari gambar diperoleh =2 +3 Kuat medan listrik di titik A adalah


dan = 4 + 2 , sedangkan
= - = 2 -
r21 =
Vektor satuan dapat ditentukan
dengan persamaan (1-3), .

D. Hukum Gauss

6
Untuk memudahkan gambaran kita tentang medan listrik (termasuk juga
medan gravitasi dan medan magnet, kita akan menggunakan pengertian garis gaya.
Garis gaya merupakan garis yang dapat dibayangkan demikian rupa, hingga arahnya
pada setiap titik adalah arah medan di titik tersebut. Karena pada umumnya arah
medan itu berubah-ubah dari suatu titik ke titik lainnya, maka garis gaya itu biasanya
berbentuk garis lengkung, seperti diperlihatkan pada Gambar 1.8. Dapat dipahami
bahwa garis gaya seakan-akan berasal dari muatan positif dan seakan-akan menuju
muatan negatif.
EQ Paham tentang garis gaya dapat juga digu-
nakan untuk menggambarkan kuat medan di
suatu daerah. Pada Gambar 1.8a, dan 1.8b,
EP
Q makin dekat suatu titik ke muatan, makin
besar kuat medan di titik itu. Daerah-daerah
yang kuat medannya besar, garis gayanya
P digambarkan sangat rapat, sedangkan daerah
a

_
+

b c
Gambar 1.8

yang kuat medannya kecil, garis gayanya jarang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa jumlah garis gaya yang menembus suatu bidang persatuan luas secara tegak
lurus pada suatu daerah berbanding lurus dengan kuat medan di daerah tersebut.
Dengan menggunakan pengertian garis gaya ini, besar kuat medan listrik pada suatu
tempat dilukiskan dengan kerapatan garis gaya, yakni banyaknya garis gaya yang
menembus suatu penampang persatuan luas di daerah tersebut. Ini berarti untuk
daerah dengan kuat medan yang serba sama, maka kerapatan garis gayanya juga
sama.
Besar kuat medan listrik di sebuah titik di permukaan bola pada Gambar 1.8a
adalah

7
Dalam bentuk lain persamaan di atas dapat ditulis

atau

Dari Gambar 1.8, terlihat bahwa jumlah garis gaya yang dihasilkan oleh sebuah
muatan q, tidak tergantung pada jarak ke muatan. Hal ini dijabarkan pertama kali
oleh seorang ahli bernama Karl Friedrich Gauss (1777-1855), sehingga perumusan ini
dikenal dengan hukum Gauss.
Hukum Gauss dapat diperluas untuk sejumlah muatan listrik, dan luasan
pembatas tidak perlu berbentuk permukaan bola. Untuk permukaan sebarang, kuat
medan yang perlu diperhitungkan adalah komponen yang berarah tegak lurus pada
permukaan tersebut. Misalkan permukaan tersebut kita bagi-bagi menjadi bagian-
bagian kecil yang luasnya ΔA. Vektor medan listrik E yang arahnya sebarang, dapat
diuraikan menjadi komponen yang tegak lurus, yakni dan yang sejajar permukaan,
yakni .

Gambar 1.9

Dalam keadaan ini hukum Gauss dapat ditulis

(1-7)

Tanda Σ di ruas kiri menunjukkan penjumlahan elemen-elemen luasan ΔA, agar


membentuk luasan permukaan tertutup di sekeliling muatan, sedangkan tanda Σ di
ruas kanan menyatakan penjumlahan muatan-muatan qi yang dilingkupi oleh
permukaan tertutup tersebut. Dalam bentuk vektor, persamaan (1-7) dapat ditulis

8
Jika luasan ΔA kita buat sangat kecil, maka tanda Σ dapat diubah menjadi integral,
sehingga hukum Gauss dapat dirumuskan secara umum dalam bentuk integral
tertutup, yakni

(1-8)

dengan A = luas permukaan Gauss, q adalah muatan yang dilingkupi oleh permukaan
Gauss. Berikut ini akan diperlihatkan beberapa aplikasi hukum Gauss untuk
menjelaskan letak kelebihan muatan pada benda yang bersifat konduktor dan untuk
menentukan kuat medan untuk beberapa benda bermuatan.

1. Letak kelebihan muatan pada bahan konduktor

Bahan konduktor adalah bahan yang yang dapat menghantarkan arus listrik
atau dapat dilalui oleh muatan-muatan listrik, misalnya air, besi, tembaga,
alumunium, dan lain sebagainya, sedangkan bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebut isolator, misalnya karet alam, keramik, plastik,
kayu kering, dan sebagainya. Di dalam konduktor, terdapat muatan-muatan listrik
yang dapat bergerak bila diberi medan listrik. Dalam keadaan netral, muatan-
muatan di dalam konduktor teratur demikian rupa, sehingga medan listriknya nol.
Seandainya muatan-muatan ini ditambah, di mana muatan ini akan ditampung ?

Permukaan Gauss

Gambar 1.10

Dengan menggunakan hukum Gauss hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misalkan dalam konduktor tersebut dibuat suatu permukaan tertutup yang kita
sebut permukaan Gauss (garis putus-putus). Kalau permukaan Gauss ini
mengelilingi muatan listrik, maka pada permukaan Gauss ini harus ada medan
listrik. Tetapi, jika pada permukaan Gauss yang dibuat di dalam konduktor ini ada
medan listrik, maka muatan-muatan listrik akan bergerak, akibatnya kondisi
elektrostatika tidak tercapai lagi. Oleh sebab itu, agar muatan tetap statis, medan
listrik di dalam konduktor haruslah nol. Jadi dalam permukaan Gauss di dalam
konduktor, tidak terdapat medan listrik, sehingga tidak mungkin kelebihan muatan
tersimpan di dalamnya, melainkan hanya di permukaannya saja. Jadi dapat
disimpulkan bahwa : Muatan listrik tambahan yang ditempatkan pada konduktor
akan berada hanya di permukaan saja. Akibatnya kuat medan di titik-titik di dalam
konduktor adalah nol,

9
2. Kuat medan listrik di sekitar kawat bermuatan
Misalkan kawat sepanjang l diberi muatan sebesar Q, yang tersebar di
permukaan kawat, sehingga jumlah muatan persatuan panjang menjadi .
Berapa kuat medan listrik pada jarak R di sekitar kawat ?
Permukaan Gauss yang cocok dalam hal ini
adalah sebuh silinder, seperti diperlihatkan
l
pada Gambar 1.11. Ada 3 bagian permukaan
Gauss yang melingkupi muatan, yakni 2
r tutup silinder, dan selubung silinder. Karena
garis gaya yang keluar akan menyebar
Q secara radial, maka yang ditembus oleh garis
gaya hanyalah selubung silinder. Dengan
Gambar 1.11 menggunakan hukum Gauss

A adalah luas permukaan selubung silinder yang berjari-jari, yakni A = 2πRl, dan
q = Q, sehingga

atau kuat medan listrik di titik yang berjarak R dari kawat mempunyai kuat medan
listrik

(1-6)

(λ adalah muatan persatuan panjang)

3. Kuat medan listrik di sekitar plat bermuatan

Misalkan ada sebuah plat seluas A yang diberi muatan sebesar Q positif, seperti
diperlihatkan pada Gambar 1.12. (tampak samping), sehingga muatan persatuan
luas adalah . Garis-garis gaya akan keluar dari plat dalam arah tegak lurus
bidang plat. Permukaan Gauss yang cocok untuk plat bermuatan ini adalah silinder.
Permukaan silinder yang ditembus tegak lurus garis gaya adalah kedua tutup
silinder yang total luas keduanya 2A. Dengan
+Q menggunakan hukum Gauss, kuat medan
listrik di sekitar plat adalah

Jadi, kuat medan listrik di sekitar plat adalah


10

Gambar 1.12
atau (1-10)

dari persamaan (1.10) terlihat bahwa kuat medan listrik di titik-titik di sekitar plat
bermuatan tidak tergantung pada jarak titik tersebut dari plat.

Contoh soal 4 :
Kuat medan listrik pada jarak 1 m di sebelah kanan plat tipis bermuatan yang tersebar
samarata adalah 10 V/m. a. Tentukan gaya pada sebuah elektron yang berada pada jarak 2
m dari plat. (muatan elektron adalah 1,6.10-19 coulomb. b. Tentukan muatan yang terdapat
pada bagian plat yang luasnya 20 cm2.

Solusi :

a. Gaya yang dialami electron adalah diperoleh jumlah muatan persatuan luas
atau rapat muatan pada plat, yakni

σ = 17,7.10-11 C/m2
b. Dari persamaan (1-10) Dengan demikian diperoleh jumlah
muatan pada plat seluas 20 cm2, yakni

Q = σ A = 17,7.10-11 C/m2.20.10-4 m2
= 35,4.10-15 C.

3. Kuat medan listrik di sekitar plat sejajar bermuatan

Gambar 1.13 memperlihatkan 2 plat sejajar diberi muatan berlawanan, +Q,


dan – Q. Bayangkan tiga titik A, B, dan C, yang terletak berturut-turut di luar plat
bagian kiri, di dalam plat, dan di luar plat bagian kanan. E1 adalah kuat medan
listrik akibat plat bermuatan + Q, sedangkan E2 adalah kuat medan listrik akibat
bermuatan – Q. Karena E1 = E2, berarti kuat medan di titik A adalah nol. Begitu
juga pada titik C, kuat medan juga nol.
Di dalam plat, kuat medan akibat kedua plat adalah E1 dan E2 yang searah dan
sama besar, seperti diperlihatkan pada Gambar 1.13. Jadi kuat medan di titik B
adalah ..
+Q -Q
E1
E1 E2


B E2
A

•A •B •C 11
E = E1 + E2

E2 E1
Dengan demikian kuat medan listrik di antara 2 plat

sejajar bermuatan adalah
C

(σ adalah muatan persatuan luas)


Gambar 1.13

4. Kuat medan listrik di sekitar bola bermuatan


a. Bola konduktor
Misalkan sebuah bola konduktor berjari-jari R diberi muatan Q, maka semua
muatan akan berada di permukaan bola, sedangkan di dalam bola tidak ada
muatan. Kuat medan listrik di sekitar bola konduktor dapat ditentukan dengan
hukum Gauss seperti berikut ini

1). Di dalam bola


Untuk menentukan kuat medan listrik di titik
r yang berjarak r dari pusat bola, seperti pada
Gambar.. terlebih dahulu dibuat permukaan
Gauss (lingkaran putus-putus). Dengan
R
menggunakan hukum Gauss
Permukaan Gauss

Gambar1.14

Karena tidak ada muatan listrik di daerah yang dilingkupi permukaan Gauss,
atau q = 0, maka kuat medan listrik di dalam bola adalah nol.

2). Di permukaan bola


Permukaan Gauss Kuat medan listrik di permukaan bola, ditentukan
dengan menggunakan hukum Gauss, yakni

Dengan q = Q, dan , diperoleh


R
(1-10)
Gambar 1.15

12
Dari persamaan (1-10) terlihat bahwa kuat medan listrik di permukaan bola
konduktor, sama dengan kuat medan listrik seakan-akan muatan itu berada di
pusat bola.
r

4). Di luar bola Permukaan Gauss

Muatan q, yakni muatan yang dilingkupi oleh


R
permukaan Gauss, sama dengan Q,
sedangkan luas permukaan Gauss
Gambar 1.16
Dengan menggunakan hukum Gauss diperoleh kuat medan di titik di luar bola
dan berjarak r dari pusat bola adalah

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa kuat medan listrik di permukaan bola
konduktor, sama dengan kuat medan listrik seakan-akan muatan itu berada di
pusat bola.

b. Bola Isolator
Berbeda halnya dengan bola konduktor, maka pada bola isolator muatan
Q yang diberikan akan tersebar secara merata pada seluruh volume bola. Jika
bola berjari-jari R, maka rapat muatan atau muatan persatuan volume adalah

R Untuk menentukan kuat medan listrik di titik


–titik dalam bola yang berjarak r dari pusat
bola, terlebih dahulu ditentukan permukaan
Gauss (lingkaran putus-putus), yang
Gambar 1.17 volumenya
,
sedangkan luas permukaannya adalah

Muatan Q yang dilingkupi oleh permukaan Gauss adalah

Dengan menggunakan hukum Gauss, kuat medan listrik di titik dalam bola
dan berjarak r dari pusat bola isolator adalah
13
Diperoleh (1-

11)
Kuat medan di titik-titik di permukaan bola isolator, dapat ditentukan dengan
mengganti r = R pada persamaan (1-11), sehingga diperoleh

Dengan cara yang sama dengan pada bola konduktor, kuat medan listrik di
titik-titik di luar bola, dan berjarak r dari pusat bola, adalah

Sekali lagi dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik di luar bola, baik bola
konduktor maupun bola isolator, sama dengan seakan-akan muatan Q berada
di pusat bola tersebut.

E. Energi Potensial dan Potensial Listrik

Dalam mekanika telah diperkenalkan konsep kerja dan energi potensial. Bila
sebuah benda ketika berada di A memiliki energi potensial UA, dan di B memiliki
energi potensial UB, maka untuk memindahkan benda tersebut dari A ke B diperlukan
kerja WAB yang besarnya sama dengan selisih energi potensial di A dan di B, yakni

(1-12)

Selanjutnya kita tinjau 2 buah muatan listrik q dan q’, seperti pada Gambar
1.18. Posisi q adalah tetap, sedangkan q’ dapat berpindah-pindah.

q q’

rA
A B

rB

Gambar 1.18

Pada saat kedua muatan berjarak r, kedua muatan mengalami gaya Coulomb
14
Usaha atau kerja yang dilakukan untuk memindahkan muatan q’ dari A ke B, dapat
ditentukan dengan

Dengan membandingkan dengan persamaan (1-12) sebelumnya, maka dapat


disimpulkan bahwa energi potensial listrik di A dan di B adalah

, dan

Secara umum, sebuah muatan q’yang berjarak r dari suatu muatan q, memiliki energi
potensial listrik sebesar

(1-13)

Apabila muatan q’ dipengaruhi serentak oleh sejumlah muatan q1, q2, q3, …
yang berjarak r1, r2, r3, … dari q’, maka energi potensial listrik q’adalah

atau (1-14)

Potensial listrik di suatu titik yang berjarak r di sekitar muatan q, didefenisikan


dengan energi potensial listrik yang dimiliki oleh satu satuan muatan positif yang ada
di titik itu. Potensial yang biasa disimbulkan dengan V, juga berarti energi potensial
per satuan muatan, dapat dtuliskan

(1-15)

Jika energi potensial listrik mempunyai satuan J atau joule, maka satuan potensial
adalah J/C, atau volt (V), sebagai penghargaan atas jasa-jasa Alessandro Volta (1745-
1827), seorang ahli Fisika bangsa Italia, yang telah banyak melakukan penelitian di
bidang listrik.
Selanjutnya, jika sebuah titik dipengaruhi oleh banyak muatan, q1, q2, q3, …
yang berjarak r1, r2, r3, … dari titik tersebut, maka potensial listrik di titik itu adalah

15
atau (1-16)

F. Potensial dan Medan Listrik

Misalkan A dan B adalah dua titik berjarak d di dalam medan listrik uniform
dengan kuat medan listrik E yang arahnya dari B ke A, seperti diperlihatkan pada
Gambar 1.16. Sebuah muatan positif q yang berada di titik A akan mengalami gaya
yang arahnya ke kiri dan besarnya F = qE.

q
F
A B

Gambar 1.19

Untuk memindahkan muatan q dari A ke B, diperlukan gaya dari luar untuk melawan
gaya F. Usaha yang dilakukan untuk maksud ini adalah

Jika beda potensial antara A dan B adalah , maka usaha yang


dilakukan untuk memindahkan muatan q melalui beda potensial adalah

(1-17)

Dari kedua persamaan di atas diperoleh hubungan antara potensial dan kuat medan
listrik, yakni
(1-18)

Contoh soal 5
a. Tentukanlah energi yang dibutuhkan untuk +Q 1 2 -Q
menyusun konfigurasi muatan seperti
yang diperlihatkan pada gambar di
samping ( sisi bujur sangkar adalah a)
b. Tentukan potensial di titik potong diago-
nal bujur sangkar tersebut

Solusi :
-Q +Q
a. Susun partikel mulai dari titik 1 s.d. titik 4 4 3
16
W1 = q1V1 = 0, karena potensial di titik 1 atau V1 = 0

W2 = q2V2 = (-Q)

W3 = q3V3 = (+Q)

W4 = q4V4 = (-Q)

Wtotal = W1 + W2 + W3 + W4 =

b. Potensial di pusat bujur sangkar

V=

G. Kapasitor

Kapasitor adalah suatu komponen elektronik yang digunakan untuk menyimpan


muatan listrik. Secara umum, kapasitor adalah suatu system yang terdiri dari dua
konduktor, yang dipisahkan oleh isolator. Dalam system ini, kedua konduktor diberi
muatan listrik yang sama besar, tapi dengan tanda berlawanan. Karena ada isolator
antara kedua konduktor, muatan-muatan ini tidak bisa bergabung, sehingga timbul
beda potensial di antara kedua konduktor tersebut. Dengan demikian di dalam isolator
terdapat medan listrik statik.
Hubungan antara muatan listrik Q yang tersimpan pada plat dan beda potensial
V adalah
Q= CV

atau (1-
19)

Tetapan C disebut kapasitansi, yakni


+Q -Q kapasitas kapasitor atau kemampuan
+ - kapasitor untuk menyimpan muatan
Va Vb listrik, yang besarnya bergantung pada
+ - bentuk kapasitor, ukuran plat, dan bahan
E isolator yang digunakan.
+ -
Satuan kapasitansi dalam system satuan
+ - Internasional adalah Farad, yakni
isolator kapasitansi system yang mampu

17
menyimpan muatan listrik untuk beda
potensial 1 volt.
Gambar 1.20

Dalam rangkaian elektronik, sebuah kapasitor dilambangkan dengan

atau

Gambar 1.21

Apa hubungan kapasitansi dengan ukuran kapasitor ?


Untuk kapasitor yang terbuat dari dua plat sejajar yang luasnya A, dan bermuatan Q
dengan jenis yang berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 1.17, kuat medan
listrik antara dua plat adalah

Jika jarak antara kedua plat adalah d, maka beda potensial antara kedua plat adalah

Dengan demikian dari kedua persamaan terakhir ini diperoleh kapasitansi kapasitor
yang terdiri dari dua plat sejajar adalah

atau . (1-20)

Ini berarti bahwa kapasitansi sebuah kapasitor plat sejajar berbanding lurus dengan
luas plat itu, dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua plat.

H. Energi Kapasitor

Untuk memuati suatu kapasitor dengan muatan listrik, dibutuhkan sejumlah


kerja, yang disimpan di dalam kapasitor dalam bentuk energi. Misalkan sebuah
kapasitor dengan kapasitas C, mula-mula tidak bermuatan, dan akan dimuati sampai
muatannya Q coulomb. Proses pemuatan ini dilakukan dengan memberikan sejumlah
muatan sebesar dq sedikit demi sedikit pada kapasitor, sampai muatannya Q. Jika
beda potensialnya antara kedua konduktornya adalah V, maka kerja yang diperlukan
selama untuk ini adalah
dW = V dq
Pada saat muatannya q, hubungan antara potensial V dan kapasitas kapasitor C adalah

18
Kerja total yang diperlukan untuk mengisi kapasitor ini sampai muatannya Q, adalah

(1-21)

Dengan menggunakan hubungan , energi sebuah kapasitor yang telah dimuati


dapat ditulis dalam bentuk lain, yakni
dan (1-22)

H. Rangkaian Kapasitor

Dalam prakteknya, sesuai kebutuhan, beberapa kapasitor dapat dikombinasikan


menjadi rangkaian seri, rangkaian parallel, atau gabungan keduanya.

1. Rangkaian seri
Pada Gambar 1.22 a, digambarkan n buah kapasitor dengan kapasitas C1,
C2, …..Cn yang dihubungkan secara seri. Pada rangkaian seri ini jumlah muatan
listrik yang tersimpan dalam setiap kapasitor sama besar. Jika kapasitas
masing-masing kapasitor tidak sama, maka beda potensial pada masing-masing
kapasitor juga tidak sama. Jumlah semua beda potensial kapasitor sama dengan
beda potensial total antara kedua ujung rangkaian, yakni

V = V1 + V2 + ….Vn.

dengan , …….dan seterusnya sampai .

Pada Gambar 1. b, kapasitor C adalah kapasitor pengganti dari n buah kapasitor


pada Gambar 1..a, di mana berlaku hubungan

Berapa besar kapasitas kapasitor pengganti (C) untuk rangkaian seri ini ?
Dengan menggunakan potensial total rangkaian,

V = V1 + V2 + ….Vn.
.

C1 C2 Cn

…….
• • • •
Q Q Q
a. Q Q Q

V1 V2 Vn

V
19

V
C

b.

Gambar 1. 22

Diperoleh hubungan antara besar kapasitas kapasitor pengganti dari beberapa


buah kapasitor yang dirangkai secara seri, yakni
(1-23)

2. Rangkaian parallel

…………
C1 C2 C3 Cn
V C

Q1 Q2 Q3 Qn
…………

a b
Gambar 1.23

Pada Gambar 1.23a. digambarkan n buah kapasitor yang dihubungkan


secara parallel. Berbeda halnya dengan pada rangkaian seri, pada rangkaian
parallel ini, beda potensial tiap-tiap kapasitor sama dengan beda potensial
totalnya. Karena kapasitas kapasitor tidak sama, maka muatan masing-masing
kapasitor juga tidak sama. Jumlah muatan pada kapasitor pengganti (Gambar
1.20b) sama dengan jumlah muatan masing-masing kapasitor, jadi

Q = Q1 + Q2 + Q3 + ……Qn

CV = C1V + C2V + C3V + ……+ CnV

C = C1 + C2 + C3 + ……+ Cn (1-24)

Dari persamaan (1-23) dan (1-24), dapat disimpulkan bahwa pada hubungan
seri, muatan setiap kapasitor sama besar, sedangkan beda potensial totalnya
merupakan jumlah dari masing-masing beda potensial kapasitor. Sebaliknya
pada rangkaian parallel, beda potensial setiap kapasitor sama besar, sedangkan
muatan totalnya merupakan jumlah masing-masing muatan setiap kapasitor.

20
I. Dielektrikum
Isolator yang digunakan sebagai penyekat antara kepingan-kepingan konduktor
pada suatu kapasitor disebut dielektrik. Dalam praktek, bahan dielektrik yang
digunakan adalah kertas tipis yang dilapisi lilin atau plastik, yang disebut mylar.
Bahan-bahan dielektrik ini tidak dapat dilalui atau ditembus muatan listrik, sehingga
tidak dapat menghantarkan muatan listrik.
Pada persamaan (1-20), kapasitansi sebuah kapasitor yang terdiri dari dua plat sejajar
yang luasnya A, dan jarak keduanya d, dengan bahan penyekatnya hampa udara
adalah

Jika bahan penyekatnya diganti, maka permitivitas listrik , diganti dengan , di


mana
(1-25)
Harga K selanjutnya disebut konstanta dielektrikum. Berikut ini dicantumkan
beberapa bahan dielektrik yang biasa digunakan.

No. Bahan K (konstanta dielektrikum)


1. Ruang hampa 1
2. Udara 1 atm 1,00059
3. Udara 100 atm 1,0548
4. Teflon 2,1
5. Mylar 3,1
6. Mika 3-6
7. Kaca 5-10
8. Gliserin 42,5
9. Strontium titanat 310

Dari persamaan (1-20), dan (1-25), dapat dihasilkan hubungan antara kapasitansi C
sebuah kapasitor yang menggunakan bahan penyekat selain ruang hampa (K > 1),
yakni
,
(C0 adalah kapasitansi kapasitor dengan penyekatnya ruang hampa)

J. TUGAS TERSTRUKTUR

01. 2 buah muatan listrik masing-masing besarnya - 0,2 x 10 -9 C, dan 0,5 x 10-9 C,
ditempatkan pada jarak 16 cm. a). Berapakah gaya Coulomb antara kedua muatan ? b).
Berapakah kuat medan listrik di tengah-tengah antara kedua muatan itu ? c). Di manakah
di sepanjang garis hubung antara kedua muatan atau perpanjangannya dapat ditentukan
sebuah titik yang kuat medannya nol? d). Di manakah sebuah muatan ketiga sebesar 20 x
10-9 C, harus diletakkan agar gaya yang dialami muatan ketiga ini adalah nol ?
21
02. Sebuah partikel bermuatan – 2,0 x 10-9 C dipengaruhi oleh sebuah gaya listrik sebesar 3,0
x 10-6 N yang mengarah ke bawah di dalam sebuah medan listrik uniform. a). Berapakah
kekuatan medan listrik itu ? Berapakah besarnya dan ke mana arahnya gaya listrik yang
dikerahkan pada sebuah proton yang ditempatkan di dalam medan listrik itu ? c).
Berapakah gaya gravitasi pada proton tersebut ? d.) Berapakah perbandingan gaya listrik
terhadap gaya gravitasi pada proton tersebut ?

03. Dua buah muatan q1 dan q2 berturut-turut besarnya – 6 C dan 12 C berada pada
posisi (3, 4) m, dan (8, 6) m. Tentukan gaya Coulomb yang bekerja pada masing-masing
muatan

04. Tiga buah muatan q1 = + 1 C, q2 = - 2 C, dan q3 = + 2 C. Muatan q1 berada pada =


( ), q2 pada =( ), dan q3 di titik asal. Tentukan vector resultan pada q1, q2,
dan q3.

05. Muatan q = + 6 C, berada di titik (2, 3) cm. a). Tentukan kuat medan E di titik A
(4, 2) cm. b). Tentukan gaya yang dialami oleh sebuah muatan q’ = - 12 C yang
ditempatkan di titik A. c). Tentukan kuat medan di titik asal akibat kedua muatan tadi.

06. Tentukan kuat medan di titik pusat sebuah bujur sangkar dengan sisi 8 cm, jika pada
titik-titik sudutnya terletak muatan berturut-turut (searah jarum jam) + 6 C, - 2 C, -
2 C, dan - 2 C.

07. Sebuah muatan Q = + 16 C, terletak di titik asal. Sebuah muatan Q’ = 24 μC


berada di titik S (3 cm, 4 cm). a). Tentukan energi yang diperlukan untuk memindahkan
muatan Q’ dari titik S ke titik T (6 cm, 8 cm). b). Tentukan juga energi potensial listrik di
titik S dan T.

08. Tiga buah muatan q1 = + 1 C, q2 = - 2 C, dan q3 = + 2 C. Muatan q1 berada pada =


( ), q2 pada =( ), dan q3 di titik asal. a). Tentukan energi potensial listrik
muatan q4 = + 4 C yang berada di titik (2, 2). b). Tentukan juga potensial listrik di titik
P (0, 2).
09. Tentukan energi yang dibutuhkan untuk menempatkan 4 buah muatan berturut-turut
(searah jarum jam) + 6 C, - 2 C, - 2 C, dan - 2 C, pada titik-titik sudut
sebuah bujur sangkar dengan sisi 10 cm.

10. Dua bola penghantar yang serupa dan massanya m, digantungkan pada benang-benang
sutra yang panjangnya l dan mengangkut muatan q yang serupa seperti pada gambar.
Anggaplah sudut θ begitu kecil, sehingga tan θ dapat diganti dengan sin θ. Dengan
aproksimasi ini :

a. perlihatkan bahwa

x =
θ
l l

22

x
b. Jika l = 120 cm, m = 10 gram, x = 5,0 cm

berapa q ?

11. Sebuah electron ditembakkan seperti pada gambar, dengan laju 6,0.10 6 m/s. Jika kuat
medan E = 2,0.103 N/C, d = 2,0 cm, dan l = 10,0 cm, maka :
a. Apakah electron tersebut akan menumbuk salah satu plat ?
b. Jika ya, di mana ? dengan kecepatan (besar adan arah) berapa ?
c. Jika tidak, di mana electron meningggalkan plat ? dengan kecepatan (besar adan arah)
berapa ? Jelaskan dengan bantuan gambar !

12. Gambar memperlihatkan sebuah kulit bola tak


hantar yang berbentuk bola yang kerapat-
annya uniform ρ = 1,0. 10-6 C/m3. Jika jari-
jari dalam a = 10 cm, dan b = 20 cm,
tentukan kuat medan listrik pada jarak-jarak 5
cm, 15 cm, dan 30 cm dari pusat bola ?
a

13. Suatu beda potensial 1600 volt dibangkitkan di antara dua lempeng sejajar yang terpisah
sejarak 4 x 10-2 m. Sebuah electron dilepaskan dari lempeng negative pada saat yang
sama ketika sebuah proton dilepaskan dari lempeng positif. a). Berapa jauh dari lempeng
positif, electron dan proton berada ketika keduanya berpapasan ? b). Berapakah
perbandingan kecepatan elektron dan proton ketika mereka menumbuk lempeng yang
berlawanan ? c). Bagaimanakah perbandingan energi electron dan proton ketika mereka
menumbuk lempeng yang berlawanan ?

14. Luas keping-keping dari sebuah kapasitor keping sejajar adalah 50 cm 2 dan terpisah
sejauh 1,0 mm. a). Tentukan kapasitas kapasitor tersebut b). ketika kapasitor
dihubungkan dengan baterai 60 V, berapakah muatan pada tiap kepingnya ? c). Baterai
dilepaskan dan ruang di antara keping-kepingnya diisi dengan bakelit (εr = 5,0).
Tentukan kapasitas, muatan, beda potensial, dan kuat medan listrik kapasitor itu
sekarang.

15. Suatu zat tertentu mempunyai konstanta dielektrik sebesar 2,8 dan kuat medan sebesar
18 x 106 V/m. Jika zat tersebut digunakan sebagai bahan dielektrik di dalam sebuah
kapasitor plat sejajar, berapakah luas minimum plat-plat kapasitor supaya kapasitansinya
adalah 7,0 x 10-2 μF dan mampu menahan perbedaan potensial sebesar 4000 V ?

16. Sebuah kapasitor yang kapasitansinya 100 pF dimuati sampai perbedaan potensial
sebesar 50 V, dan baterai pemuat kemudian diputus sambungannya. Kapasitor tersebut
kemudian dihubungkan sejajar dengan kapasitor kedua (yang mula-mula tidak
bermuatan). Jika perbedaan potensial diukur turun menjadi 35 V, berapakah kapasitansi
kapasitor kedua ini ?
23
17. Sebuah kapasitor plat sejajar mempunyai plat-plat yang luasnya A dan jarak di antara
plat adalah d, serta dimuati sampai perbedaan potensial V. Baterai pengisi kemudian
diputus sambungannya dan plat-plat tersebut dipisahkan sampai jarak di antara plat
menjadi 2 d. Tentukan dalam A, d, dan V untuk a). perbedaan potensial yang baru, b).
tenaga yang tersimpan mula-mula dan akhir, c). Kerja yang diperlukan untuk
memisahkan plat-plat tersebut.

18. Dalam rangkaian kapasitor pada gambar berikut ini, baterai B membekalkan 12 V. a).
Carilah muatan pada setiap kapasitor, bila saklar S 1 ditutup, dan b). Jika saklar S2 juga
ditutup. Ambillah C1 = 1 μF, C2 = 2 μF, C3 = 3 μF, dan C4 = 4 μF.

C1 C3

S2
C2
C4

B S1

24

Anda mungkin juga menyukai