Anda di halaman 1dari 9

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 No 3 2018

ISSN 2337-604X (print) https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bipf


ISSN : 2549-2764 (online) 345-353

Deskripsi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Materi


Termodinamika

Darmaji, Dwi Agus Kurniawan, Hanaiyah Parasdila, Irdianti


Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jambi
darmaji@unja.ac.id

DOI: 10.20527/bipf.v6i3.5290

Received : 7 September 2018 Accepted : 24 Oktober 2018 Published : 31 Oktober 2018

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains


mahasiswa program studi pendidikan fisika pada materi hukum termodinamika. Populasi
penelitian ini ialah mahasiswa program studi pendidikan fisika universitas Jambi
angkatan 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, jadi sampel
penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa pendidikan fisika universitas Jambi dengan total
91 mahasiswa di angkatan 2017. Indikator keterampilan proses yang diamati meliputi
observasi, klasifikasi, membuat hipotesis, hubungan antar variabel, merencanakan
percobaan, mengukur, memperoleh dan memproses data, analisis percobaan, komunikasi,
serta kesimpulan. Data keterampilan proses diukur melalui lembar observasi, pada saat
praktikan melakukan kegiatan praktikum hukum termodinamika. Data dianalisis
menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini, keterampilan proses sains
mahasiswa fisika bervariasi dari kategori baik seperti observasi42,85%, klasifikasi
36,26%, mengukur 37,36%, analisis percobaan 32,96%, serta merencanakan percobaan
42,85%, kesimpulan 54,94%, membuat hipotesis 51,54%, dan hubungan antar variabel
42,85%. Selanjutnya untuk kategori tidak baik seperti komunikasi 39,56%, serta
memperoleh dan memproses data 45,05%, Hasil ini menunjukkan mahasiswa belum
menguasai keterampilan proses sains mahasiswa pada beberapa indikator. Oleh karena itu
perlu adanya buku panduan pratikum berbasis keterampilan proses untuk meningkatkan
keterampilan proses sains mahasiswa melalui kegiatan praktikum.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Hukum Termodinamika

Abstract: This study aims to describe the science process skills of students in physics
education program on the subject matter of thermodynamic law. The population of this
study is the students of physics education program at Jambi University in 2017. The
sampling technique using total sampling, so the sample of this study is all students of
physics education program at Jambi university with a total of 91 students in 2017. The
science process skills indicators observed to include observation, classification,
hypothesized, relationships between variables, planning experiments, measuring, obtain
and process data, experimental analysis, communication, and conclusions. Data science
process skills was collected through observation sheets when the practitioner conducts
the practicum thermodynamic law. Data was analyzed using descriptive statistics. The
results of this study, science process skills of physics students varied from good
categories such as observation 42.85%, classification 36.26%, measuring 37.36%,
experimental analysis 32.96%, and planning experiments 42.85%, conclusions 54, 94%,
hypothesized 51.54%, and the relationship between variables was 42.85%. Furthermore,
for the bad category such as communication 39.56%, and obtaining and processing
45.05%. These results indicate that students have not mastered the students' science
process skills on several indicators. Therefore, it necessary to have a science process

345
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

skills based practicum guidebook to improve student science process skills through
practicum activities.
Keywords: Science Process Skills, Thermodynamics Law
© 2018 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika

PENDAHULUAN 2012). Keterampilan Proses Sains ini


Program studi pendidikan fisika sangat penting untuk dikuasai oleh
universitas Jambi memiliki kompetensi mahasiswa fisika. Hal ini didasarkan
lulusan yang juga mengacu pada bahwa segala bentuk kegiatan
Kerangka Kualifikasi Nasional pembelajaran baik di ruang kelas
Indonesia (KKNI) diantaranya: sikap, maupun di laboratorium diawali dengan
pengetahuan, dan keterampilan. Fokus sebuah pengamatan. Keterampilan
utama pembelajaran dalam pendidikan mengamati adalah yang paling dasar
tinggi ialah melibatkan mahasiswa dari siswa ketika melakukan eksperimen
secara aktif dalam proses pembelajaran (Monhardt & Monhardt, 2006).
(Kolb & Kolb, 2005). Keterampilan Keterampilan proses sains dasar
yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah keterampilan yang harus dikuasai
pendidikan fisika adalah keterampilan terlebih dahulu sebelum menguasai
proses sains. keterampilan proses sains terintegrasi
Keterampilan proses sains (Turiman dkk., 2012). Jika mahasiswa
merupakan kemampuan dalam fisika tidak menguasai keterampilan
mengolah tindakan sekaligus pemikiran proses terintegrasi, maka akan sulit
ilmiah guna mengembangkan untuk mengembangkan kemampuan-
pemahaman konsep ilmiah untuk yang lebih tinggi lagi.
menunjang kemampuan-kemampuan Mahasiswa sebagai calon guru
berikutnya. Keterampilan proses penting fisika atau tenaga pendidik yang
bagi mahasiswa untuk menyelesaikan profesional, memiliki tugas
persoalan fisika di lingkungan membimbing, melatih serta
sekitarnya maupun saat proses membangun pengetahuan siswa. Hal
pembelajaran berlangsung (Amalia, ini mewajibkan mahasiswa untuk
Zainuddin, & Misbah, 2016). menguasai keterampilan proses sains,
Keterampilan proses sains dibagi karena sebagian besar ilmu fisika yang
menjadi dua bagian keterampilan proses diajarkan menekankan materi yang
dasar dan keterampilan proses terpadu berpusat pada aktivitas. Tugas penting
(Turiman, Omar, Daud, & Osman, seorang pendidik sains ialah membantu

346
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

siswa mengembangkan keterampilan keterampilan khusus yang memberikan


berpikir para ilmuwan (Roth & kemudahan dalam mempelajari sains,
Roychoudhury, 1993). mengaktifkan siswa, mengembangkan
Seorang guru fisika atau calon guru rasa tanggung jawab siswa,
fisika yang tidak memiliki keterampilan meningkatkan makna dalam belajar,
proses sains, ketika mengajar di kelas serta mengajari siswa tentang metode
hanya bisa menyampaikan konsep saja penelitian (Murni, 2018). Keterampilan
dengan metode ajar konvensional. Hal proses sains bertujuan untuk
ini membuat siswa memperlakukan membangun konsep ilmu pengetahuan
fisika sebagai kumpulan pengetahuan dalam menyelidiki suatu fenomena alam
dan cenderung hanya menguasai di sekitar kita (Hartini & Miriam, 2018).
konsep-konsep fisika tanpa memahami Turiman dkk., (2012) mengatakan
proses terjadinya (Murni, 2018). keterampilan proses sains terdiri atas
Pembelajaran fisika menuntut siswa keterampilan proses dasar (mengamati,
aktif dalam proses pembelajaran, siswa meringkas, mengukur,
tidak hanya menguasai konsep tetapi mengomunikasikan, mengklasifikasikan,
juga dilatih pola pikir dan membentuk memprediksi, menggunakan hubungan
kepribadian siswa dalam kehidupan ruang waktu dan menggunakan angka
(Marisyah, Zainuddin, & Hartini, 2016). adalah bagian dari keterampilan proses
Program studi pendidikan fisika dasar) dan keterampilan proses terpadu
univeritas Jambi memiliki 4 kompetensi (mengidentifikasi variabel, membangun
lulusan, salah satunya ialah kompetensi tabel data, membangun grafik,
keterampilan. Program studi sebagai menggambarkan hubungan antar
tempat mencetak calon guru yang variabel, memperoleh dan memproses
profesional, harus memastikan data, menganalisis investigasi,
ketercapaian kompetensi tersebut. membangun hipotesis, mendefinisikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk variasi secara operasional, merancang
menganalisis gambaran keterampilan penyelidikan, dan bereksperimen)”.
proses mahasiswa pendidikan fisika Adapun keterampilan proses yang
pada materi termodinamika. difokuskan dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses dasar yang meliputi
KAJIAN PUSTAKA obsevasi, klasifikasi, komunikasi,
Karamustafaoğlu berpendapat mengukur, dan kesimpulan serta
bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan proses teintegrasi yang

347
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

meliputi keterampilan membuat mengambil mata kuliah fisika dasar 2.


hipotesis, hubungan antar variabel, Sampel penelitian ialah seluruh
memperoleh dan memproses data, mahasiswa pendidikan fisika angkatan
analisis percobaan, dan merencanakan 2017 yang berjumlah 91 orang.
percobaan. Penelitian ini menggunakan teknik
Keterampilan proses sains baik pengambilan sampel, yaitu total
yang dasar maupun terintegrasi sangat sampling.
penting untuk dikuasai mahasiswa Instrumen yang digunakan pada
pendidikan fisika sebagai seorang calon penelitian ini ialah lembar observasi
guru. Penerapan keterampilan proses keterampilan proses sains yang sudah
dalam pembelajaran merupakan hal divalidasi oleh validator ahli. Hal yang
yang harus dilaksanakan oleh setip guru diamati dalam penelitian ini adalah
dalam pembelajarannya (Dimyati & keterampilan proses yang dimiliki
Mudjiono, 2013). Keterampilan proses mahasiswa saat melakukan kegiatan
merupakan suatu pendekatan belajar– pratikum di laboratorium Fisika
mengajar yang mengarah pada Universitas Jambi. Observasi ini
pertumbuhan dan pengembangan dibantu oleh observer yang berjumlah
sejumlah keterampilan tertentu pada diri 20 orang. Data yang diperoleh dicari
mahasiswa calon guru, sehingga mampu persentasenya kemudian dinyatakan
untuk memproses informasi dan dalam beberapa bentuk kategori seperti
menemukan hal–hal baru yang pada pada tabel 1.
bermanfaat baik berupa fakta, konsep, Tabel 1 Kategori Penguasaan
pengembangan sikap dan nilai Keterampialan Proses
Sains Mahasiswa
(Wardani, 2008).
No Rentang (%) Kategori
Sangat Tidak
METODE PENELITIAN 1 25,00 – 43,75
Baik
Pendekatan yang digunakan dalam 2 43,76 – 62,500 Tidak Baik
3 62,51 – 81,25 Baik
penelitian ini adalah pendekatan 4 81,26 – 100,00 Sangat Baik
kualitatifdengan metode deskriptif.
Populasi penelitian yang diambil ialah Keterampilan proses sains dasar

mahasiswa pendidikan fisika Program yang diamati adalah obeservasi,

Studi Pendidikan Fisika Fakultas klasifikasi, mengukur, komunikasi, dan

Keguruan dan Ilmu Pendidikan kesimpulan. Keterampilan proses sains

Universitas Jambi angkatan 2017, yang terintegrasi indikator yang diamati yaitu

348
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

membuat hipotesis, hubungan antar HASIL DAN PEMBAHASAN


variabel, memperoleh dan memproses Hasil dari observasi 10 indikator
data, analisis percobaan, dan keterampilan proses sains ditunjukkan
merencanakan percobaan. pada Tabel 2.

Tabel 2 Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Kegiatan HukumTermodinamika

Keterampilan Indikator Kategori


proses sains STB (%) TB (%) B (%) SB (%)
Dasar Observasi 0,00 19,78 42,85 37,36
Klasifikasi 2,19 36,26 35,16 26,37
Mengukur 5,49 19,78 37,36 37,36
Komunikasi 6,59 39,56 15,38 38,46
Kesimpulan 10,98 8,79 54,94 25,27
Terintegrasi Membuat hipotesis 1,09 6,59 51,64 40,65
Hubungan antar variabel 1,09 31,86 42,85 24,17
Memperoleh dan 45,05 36,26 14,28
memproses data 4,39
Analisis Percobaan 15,38 23,07 32,96 28,57
Merencanakan percobaan 5,49 32,96 42,85 18,68
Keterangan: STB = sangat tidak baik, TB= tidak baik, B= baik, SB= sangat baik

Deskripsi hasil keterampilan proses mengembangkan rasa tanggung jawab


sains mahasiswa pendidikan fisika mahasiswa dalam pembelajaran mereka
universitas Jambi pada materi sendiri, meningkatkan permanen
termodinamika ditampilkan oleh Tabel 2 pembelajaran, dan juga membuat
dengan 10 indikator keterampilan proses mahasiswa memperoleh cara dan
yang diamati, yaitu (observasi, metode penelitian, yaitu memastikan
klasifikasi, mengukur, komunikasi, berpikir dan berperilaku seperti seorang
kesimpulan, membuat hipotesis, ilmuwan. Hasil penelitian terlihat bahwa
mendeskripsikan hubungan antar hasil keterampilan proses sains
variabel, memperoleh dan memproses mahasiswa perindikator bervariasi dari
data, analisis percobaan, serta kategori tidak baik, baik, dan sangat
merencanakan percobaan). Pentingnya baik (tabel 2).
keterampilan proses sains bagi Pada indikator keterampilan
mahasiswa pendidikan fisika, dimana observasi, sebesar 42,85% dari 91
keterampilan proses sains sendiri adalah mahasiswa telah baik dalam melakukan
keterampilan yang memfasilitasi observasi. Hal ini didasarkan pada
pembelajaran pada ilmu fisika, segala sesuatu kegiatan pembelajaran
memastikan mahasiswa partisipasi aktif, baik yang dilakukan di kelas maupun di

349
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

laboratorium dimulai dengan kegiatan sekolah menengah jarang melakukan


observasi. Menurut Feynman (1998) kegitan praktikum. Sedangan kegiatan
penguasaan keterampilan observasi pratikum sangat membantu siswa dalam
memiliki dampak yang baik bagi mengenali dan menggunakan alat-alat
mahasiswa, dimana mahasiswa dapat yang berkaitan kegiatan laboratorium.
menghubungkan pengalaman langsung Kustijono, Jatmiko, & Ibrahim (2018)
dengan teori yang mahasiswa ketahui. mengatakan eksperimen atau kegiatan
Sama halnya dengan indikator praktikum sangat diperlukan untuk
keterampilan observasi, mahasiswa juga melatih siswa untuk melakukan
baik dalam mengukur dan membuat penyelidikan seperti yang direncanakan,
kesimpulan, hal ini dapat dilihat dari sistematis, dan mengembangkan
tingginya persentase mahasiswa yang keterampilan proses sains. Selain itu,
masuk dalam kategori baik sebesar Kegiatan praktikum adalah kegiatan
37,36% dan 54,94%. Rezba, Sprague, & yang menyenangkan yang dilakukan
Fiel (1995) menyatakan bahwa dalam pembelajaran untuk membantu
Kesimpulan adalah penjelasan atau mahasiswa untuk mengembangkan
interpretasi dari suatu pengamatan. keterampilan ilmiah (Ratamun &
dengan kata lain seseorang akan sampai Osman, 2018). Investigasi tingkat
pada kesimpulan tertentu apabila ia keterampilan proses sains mahasiswa
memiliki kemampuan observasi yang merupakan salah satu aspek penting
baik. dalam proses memutuskan apa yang
Meskipun 3 indikator keterampilan perlu dipertimbangkan dalam
proses sains dasar termasuk dalam meningkatkan pendidikan (Tosun,
kategori baik, namun masih ditemukan 2 2018).
indikator lainnya yang masuk dalam Rendahnya keterampilan komunikasi
kategori tidak baik. Kedua indikator disebabkan karena mahasiswa tidak
tersebut adalah keterampilan klasifikasi dapat mengelompokkan data atau
dan keterampilan komunikasi. Ada informasi yang akan disampaikan. Jadi
alasan mengapa keterampilan klasifikasi dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mahasiswa rendah, mahasiswa klasifikasi akan mempengaruhi
menyatakan bahwa mereka kurang keterampilan komunikasi.
berpengalaman dalam mengenali dan Keterampilan proses terintegrasi
menggunakan alat-alat praktikum karena pada kegiatan praktikum termodinamika
sewaktu menempuh jenjang pendidikan didapatkan bahwa keterampilan

350
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

membuat hipotesis, hubungan antar klasifikasi adalah keterampilan proses


variabel, analisis percobaan dan yang penting dalam memperoleh dan
merencanakan percobaan yang dimiliki memproses data yang digunakan untuk
mahasiswa termasuk dalam kategori mendapatkan konsep. Keterampilan
baik dengan persentase berturut-turut proses dasar adalah keterampilan yang
sebesar 51,64% , 42,85%, 32,96%, dan mendukung pengembangan
42,85%. Hal ini didasarkan pada keterampilan proses yang terintegrasi
kemampuan observasi mahasiswa yang (Zeidan & Jayosi, 2014). Berdasarkan
tergolong tinggi pada praktikum ini. definisi tersebut, keterampilan proses
Kemampuan observasi merupakan dasar akan mendukung pengembangan
keterampilan yang paling mendasar keterampilan proses terintegrasi, dimana
yang mendukung penguasaan keterampilan klasifikasi merupakan
keterampilan berikutnya. Ketika siswa salah satu bagian dari keterampilan
melakukan pengamatan dan proses dasar. Berdasarkan keterampilan
menganalisis hasil observasi, maka proses sains yang diamati pada
siswa akan menemukan pola yang dapat praktikum hukum termodinamika
memprediksi keadaan yang belum dengan 10 indikator. Keterampilan
terjadi atau diamati (Siska, Kurnia, & proses sains yang paling dikuasai adalah
Sunarya, 2013). keterampilan menyimpulkan dengan
Keterampilan memperoleh dan persentase sebesar 54,94% dari 91 orang
memproses data merupakan bagian dari mahasiswa.
keterampilan proses terintegrasi yang
tingakat penguasannya masuk dalam SIMPULAN
kategori tidak baik dengan persentase Keterampilan proses sains dasar
45,05% dari 91 orang mahasiswa. Hal mahasiswa berada pada kategori baik
ini dipengaruhi oleh rendahnya adalah keterampilan observasi,
keterampilan klasifikasi. Jika mahasiswa keterampilan mengukur, dan
tidak bisa melakukan klasifikasi pada keterampilan membuat kesimpulan
alat dan bahan saat pratikum sedangkan keterampilan proses sains
berlangsung, maka mahasiswa akan dasar yang belum dikuasai oleh
mengalami kesulitan dalam memperoleh mahasiswa adalah keterampilan
dan memproses data. Hal ini sesuai klasifikasi dan komunikasi.
dengan pendapat Rezba dkk., (1995) Keterampilan proses sains terintegrasi
menyatakan bahwa keterampilan proses mahasiswa berada pada kategori baik

351
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

adalah keterampilan membuat hipotesis, Hartini, L., & Miriam, S. (2018).


Pengembangan Perangkat
hubungan antar variabel, analisis
Pembelajaran Berorientasi
percobaan dan merencanakan percobaan Keterampilan Proses Sains
Menggunakan Model Inquiry
sedangkan keterampilan proses sains
Discovery Learning Terbimbing.
terintegrasi yang belum dikuasai oleh Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,
6(1), 69–82.
mahasiswa adalah keterampilan
memperoleh dan memproses data. Kolb, A. ., & Kolb, D. A. (2005).
Learning styles and learning
Hasil penelitian ini merupakan spaces: Enhancing experiential
deskripsi awal keterampilan proses sains learning in higher education.
Academy of Management Learning
dengan kelebihan agar dapat & Education, 4(2), 193–212.
memperbaiki keterampilan proses sains
Kustijono, R., Jatmiko, B., & Ibrahim,
mahasiswa melalui kegiatan praktikum M. (2018). The Effect Of Scientific
Sedangkan kelemahan dalam penelitian Attitudes Toward Science Process
Skills In Basic Physics Practicum
ini adalah kesulitan mahasiswa dalam By Using Peer Model.
beradaptasi dengan menggunakan International Journal Of Geomate,
15(50), 82–87.
penuntun praktikum yang menghendaki
Marisyah, M., Zainuddin, Z., & Hartini,
mahasiswa melakukan praktikum secara S. (2016). Meningkatkan
mandiri. Program studi pendidikan Keterampilan Proses Sains Dan
Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran
fisika hendaklah dapat menerapkan buku IPA Fisika Kelas VIIIB SMPN 24
panduan pratikum berbasis keterampilan Banjarmasin. Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika, 4(1), 52–63.
proses untuk meningkatkan
keterampilan proses sains melalui Monhardt, L., & Monhardt, R. (2006).
Creating a context for the learning
kegiatan praktikum. of science process skills through
picture books. Early Childhood
Education Journal, 34(1), 67–71.
DAFTAR PUSTAKA
Murni, M. (2018). Profil Keterampilan
Amalia, Y. F., Zainuddin, Z., & Misbah,
Proses Sains Siswa dan Rancangan
M. (2016). Pengembangan Bahan
Pembelajaran untuk
Ajar Ipa Fisika Berorientasi
Melatihkannya. Berkala Ilmiah
Keterampilan Generik Sains
Pendidikan Fisika, 6(1), 118–129.
Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ratamun, M. M., & Osman, K. (2018).
di SMP Negeri 13 Banjarmasin. The Effectiveness Of Virtual Lab
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, Compared To Physical Lab In The
4(3), 183–191. Mastery Of Science Process Skills
For Chemistry Experiment.
Dimyati, D., & Mudjiono, M. (2013).
Problems of Education in the 21st
Belajar dan Pembelajaran.
Century, 76(4).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

352
Darmaji et al /Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (3) 2018, 345-353

Rezba, R. J., Sprague, C., & Fiel, R. Students’ Scientific Process Skill
(1995). Science Process Skills: Levels. Chemistry Education
Learning and Assessing. Iowa: Research and Practice.
Kendall/Hunt Publishing Co.
Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., &
Roth, W. M., & Roychoudhury, A. Osman, K. (2012). Fostering the
(1993). The development of 21st century skills through
science process skills in authentic scientific literacy and science
contexts. Journal of Research in process skills. Procedia-Social and
Science Teaching, 30(2), 127–152. Behavioral Sciences, 59, 110–116.

Siska, B. M., Kurnia, K., & Sunarya, Y. Wardani, S. (2008). Pengembangan


(2013). Peningkatan keterampilan keterampilan proses sains dalam
proses sains siswa sma melalui pembelajaran kromatografi lapis
pembelajaran praktikum berbasis tipis melalui praktikum skala
inkuiri pada materi laju reaksi. mikro. Jurnal Inovasi Pendidikan
Jurnal Riset Dan Praktik Kimia, 2(2).
Pendidikan Kimia, 1(1), 69–75.
Zeidan, A. H., & Jayosi, M. R. (2014).
Tosun, C. (2018). Scientific Process Science process skills and attitudes
Skills Test Development within the toward science among palestinian
Topic “Matter and Its Nature” and secondary school students. World
the Predictive Effect of Different Journal of Education, 5(1), 13.
Variables on 7th and 8th Grade

353

Anda mungkin juga menyukai