Dosen pengampu:
Muhammad chairian afhara ,M.Pd.I
Oleh :
Muhammad razzaaq 0705183097
Ervina putri wulandari 0705183092
Jurusan Fisika
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negri Sumatera Utara
2018
Kata Pengantar
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MAKALAH
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian sains dan teknologi dan al-qur’an
2.2 keterkaitan ilmu sains dan teknolog dengan al-qur’an
2.3 hubungan antara angin hujan dan petir dengan sain dan teknologi dan al-qur’an
3 BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk
dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia (KBBI, 2008:44). Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan
puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian
dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara
Malaikat Jibril. Tujuan utama diturunkan Al-Qur’an adalah untuk menjadikan
pedoman manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akherat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al-
Qur’an datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan keterangan dan konsep-
konsep, baik yang bersifat global maupun yang bersifat terinci, yang tersurat
maupun tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan (Nurdin, 2006:1).
Al-Qur’an mengandung pelajaran dan petunjuk yang baik untuk dijadikan penuntun
hidup .
Al-Quran mengajarkan sebuah kesadaran bahwa pengetahuan merupakan
sebuah karunia dari Allah, Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan manusia
dan alam semesta.Al Qur’an diwahyukan pada suatu masa ketika pengetahuan
ilmiah modern belum diketahui secara meluas oleh bangsa-bangsa di dunia pada
saat itu. Sebagai kitab yang diturunkan paling akhir, Al-Qur’an memberi petunjuk
kepada umat manusia sampai akhir jaman. Sehingga Al-Qur’an senantiasa mampu
menuntun setiap perkembangan peradaban ummat manusia dalam setiap jaman
yang berbeda . Fungsi petunjuk Al-Quran ini juga berlaku bagi konstruksi ilmu
pengetahuan dengan memberi petunjuk tentang prinsip-prinsip sains, yang selalu
dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Seperti sebagai contoh dalam
al-quran tedapat bagaimana hujan bisa terjadi , petir dan juga angin dalam makalh
ini akan dijelaskan hubungan antara hujan , angin , dan petir dengan dengan al-
quran dan sains .
Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi semua makhluk di
alam semesta. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi
semua makhluk hidup. Setiap tahun 3–4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju
daratan untuk dapat dinikmati dan dimanfaatkan manusia.Allah berfirman dalam al-
Qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 11 yang artinya "Dan (Dialah) yang menurunkan
hujan dari langit menurut kadar tertentu, lalu Kami hidupkan dengan hujan itu
negeri yang kering tandus...". Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa hujan yang
turun ke bumi itu berdasarkan kadar/takaran yang tepat. Takaran yang tepat tersebut
mempunyai dua makna, yaitu Jumlah air hujan yang turun sesuai peruntukannya,
dan kecepatan turunnya hujan.
Bumi merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang memiliki paling
banyak air. Volume air yang ada di sekitar bumi berkisar antar 1360 sampai 1385
juta kilometer kubik. Dari jumlah tersebut 97,2 % merupakan air asin yang terdapat
di laut dan samudra. Sisanya (2,8 %), merupakan air tawar. Siklus air merupakan
rangkaian peristiwa perpindahan air dari laut ke atmosfer, kemudian dari atmosfer
ke tanah, yang akhirnya dari tanah kembali ke laut lagi. Perpindahan air laut
menuju atmosfer terjadi melalui proses evaporasi (penguapan). Pada siang hari,
panas matahari menyebabkan air yang ada di samudera, laut, sungai, danau, kolam,
sawah, bahkan yang ada dalam tanah, tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan
menguap menjadi partikel – partikel uap air yang sangat kecil. Partikel – partikel
tersebut naik ke lapisan udara yang memiliki temperatur dan tekanan rendah. Di
sana, partikel – p artikel tersebut terperangkap oleh butiran debu dan menjadi awan
kecil ( awan cumulus ). Dengan bantuan angin, awan – awan cumulus akan
bergabung membentuk awan yang lebih besar. Gerakan udara vertikal yang terjadi
pada atmosfer, menyebabkan awan besar tersebut tumbuh membesar secara vertikal
pula. Sehingga gumpalan uap air yang bergerak naik menuju atmosfer yang bersuhu
lebih dingin dan dihembus oleh angin menyebabkan uap kehilangan kalor. Di sana,
butiran – butiran es mulai berubah wujud menjadi butiran es yang semakin lama
semakin berat sehingga awan tidak mampu lagi ditopang oleh hembusan angin
vertikal. Kejadian ini erat kaitannya dengan gaya berat dalam kajian fisika yang
mengakibatkan butir air bergerak ke bawah sebagai air hujan. Hujan yang
berlebihan dapat menjadikan suatu bencana bagi masyarakat. Seperti yang
diberitakan di media-media elektronik maupun media sosial bahwasannya di
Jakarta merupakan tempat yang menjadi langganan banjir. Masalah timbul taat kala
masyarakat merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah, sehingga muncul konflik
dalam penanggulangan banjir. Jika dikaji secara islam, konflik masalah banjir ini
tidak akan muncul. Harus diyakini bahwasannya hujan itu merupakan anugrah yang
diberikan Allah kepada umatnya. Bagi sebagian orang hujan dapat dijadikan ladang
untuk mencari rezeki seperti menjadi ojek payung di tempat-tempat ramai. Oleh
karena itu peristiwa hujan perlu dikaji lebih dalam baik dalam prespektif agama
ataupun sains.
Umat Islam meyakini, petir dimaknai bukan sekadar peristiwa alam semata.
Petir atau guruh diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran, yaitu
surah ke-13, ar-Ra’du. Setidaknya, ada tiga istilah dalam Alquran yang merujuk
pada makna petir, yaitu ar-Ra’du, ash-Showa’iq, dan al -Barq. Para Ahli tafsir
mendefenisikan ar-Ra’du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek.
Sedangkan, ash-Shawa’iq dan al-Barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan
petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.
Kronologi petir ini sudah dijabarkan dalam Alquran. Firman Allah SWT,
“Ar-Ra’du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan
bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan
kehendak Allah.” (HR Tirmizi).
Dalam Sains kejadian hujan, angin dan petir terjadi Karena adanya siklus
yang dinamakan hidrologi dimana siklus hidrologi tersebut adalah sebuah siklus
dimana hujan dan angin dapat terjadi
Menurut (Thohir, tt),sains berasal dari bahasa latin yaitu “Scientia”yang memiliki
arti pengetahuan. Jadi definisi sains adalah suatu cara untuk mempelajari sesuatu dalam
berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui
metode saintifik yang terbakukan.Ruang lingkup sains sangat terbatas hanya berbagai hal
saja yang bisa dipahami oleh indera seperti penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan
dan pengecapan atau sains juga bisa dibilang sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran dan pembuktian
Al-Qur’an merupakan kumpulan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat Jibril sebagai pedoman hidup umat manusia.
Berbeda dengan dua klasifikasi yang dikemukakan di atas, yakni ilmu-ilmu agama
dan ilmu-ilmu umum, para pemikir keilmuan dan ilmuwan Muslim di masa-masa awal
membagi ilmu-ilmu pada intinya kepada dua bagian yang diibaratkan dengan dua sisi dari
satu mata koin; jadi pada esesnsinya tidak bisa dipisahkan. Yang pertama, adalah al-
„ulûm al-naqliyyah, yakni ilmu-ilmu yang disampaikan Tuhan melalui wahyu, tetapi
melibatkan penggunaan akal. Yang kedua adalah al-„ulûm al-„aqliyyah, yakni ilmu-ilmu
intelek, yang diperoleh hampir sepenuhnya melalui penggunaan akal dan pengalaman
empiris. Kedua bentuk ilmu ini secara bersama-sama disebut al-„ulûm alhushuli, yaitu
ilmu-ilmu perolehan. Isitilah terakhir ini digunakan untuk membedakan dengan “ilmu-
ilmu” (ma‟rifat) yang diperoleh melalui ilham (kasyf).
Tokoh-tokoh lain, seperti Ibn Sina, al-Ghazali dan Ibn Rusyd juga membuat
klasifikasiilmu-ilmu yang pada esensinya mengadopsi kerangka Ibn Farabi dengan
sedikitpenyesuaian. Al-Farabi membagi ilmu menjadi cabang besar: ilmu-ilmu bahasa,
ilmulogika, ilmu-ilmu dasar (seperti aritmetika, geometri), ilmu-ilmu alam dan
metafisika,dan ilmu-ilmu tentang masyarakat (seperti hukum dan theologi).
1.3 hubungan antara angin hujan dan petir dengan sain dan teknologi dan
al-qur’an
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya.
Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari
suhu udara yang rendah kesuhu udara yang tinggi.
Angin adalah udara yang bergerak, karena bergerak itulah biasanya angin akan
terasa lebih dingin daripada permukaan udara disekitarnya. Segar berarti kita merasakan
udara yang lebih dingin pada permukaan kulit. Itulah merupakan peran angin. Jika kita
merasakan segarnya angin, maka otak kita merasa fresh dan bisa berfikir jernih, itulah
andil dari oksigen. Oksigen pasti ada di setiap udara yang kita hirup dan rasakan. Karena
tanpa oksigen kita tidak akan bisa bernafas. Rasa segar yang ditimbulkan oleh oksigen
terhadap otak kita tergantung dari konsentrasi oksigen yag masuk ke dalam otak kita.
Contohnya udara pagi atau udara pegunungan akan lebih menyegarkan otak kita dari
pada udara siang hari atau udara di daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena otak kita
mendapat supply oksigen yang cukup, sehingga dapat bekerja dengan baik. Jika otak kita
dapat bekerja maksimal, maka otak dapat merespon dan mengirimkan respon yang baik
pula terhadap jaringan tubuh yang lain. Sebab itulah jika oksigen yang kita hirup
mencukupii untuk supply oksigen ke otak kita, tubuh kita akan merasa lebih segar. Dan
sebaliknya, jika supply oksigen kurang, tubuh kita akan cepat lelah, dan kita akan merasa
penat.
Faktor-faktor yang mepengaruhi terjadinya angin. Antara lain: gradient
barometris (Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. Makin besar gradient barometrisnya angin semakin cepat), letak tempat
(kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya), waktu (di siang hari
angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari), dan tinggi tempat (semakin tinggi
tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup).
Angin adalah salah satu penyebab dari hujan karena anginlah yang membawa awan
kemudian awan-awan tersebut berkumpul dan terjadilah hujan.
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan. Tetesan-tetesan air yang jatuh memiliki
diameter bervariasi dari 0,5-0,4 mm.
Dalam beberapa ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan
terbentuknya hujan karenanya, yaitu :
ْ َأ7َ ف7 ًء7 ا7 َم7 ِء7 ا7 َم7س
7 ا7 َم7و7َ 7ُه7 و7 ُم7 ُك7 ا7َ ن7 ْي7َ ق7س َّ 7ل7 ا7ن7َ 7 ِم7 ا7َ ن7 ْل7ز7َ 7َأ ْن7َ ف7ح7َ 7ِق7 ا7 َو7َ ل7ح7َ 7ا7َ ي7 ِّر7ل7 ا7 ا7َ ن7 ْل7س
َ 7ر7ْ َأ7َو
7 َن7 ي7ِ ن7 ِز7 ا7خ7َ 7ِ ب7ُه7َ ل7 ْم7ُ ت7َأ ْن
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah
angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang
diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan.
Al-A’raaf 7 : 57
اًل7 ا777َ ق7ِ ث7 ا7ًب7 ا7ح7َ 77س 7َ 7ت 7ْ 7َّ ل7َ َأ ق7 ا7 ِإ َذ7ى7ٰ 7َّ7 ت7ح7َ 7ۖ 7 ِه777ِ ت7 َم7ح7ْ 7ر7َ 7ي
7ْ 7 َد777َ ي7ن7َ 7 ْي7َ ب7 ا7 ًر77ش7
7ْ 7ُ ب7ح 7ِ 7ر7ْ 7ُ ي7 ي7 ِذ7َّل7 ا7و7َ 77ُ7 ه7و7َ
7َ 7 ا777َ ي7 ِّر7ل7 ا7 ُل77س
ٰ
7جُ 7 ِر7 ْخ7ُ ن7ك7َ 7ِ ل7 َذ7 77 َك7ۚ 7ت ِ 7 ا7 َر77 َم7َّث7ل7 ا7 ِّل77 ُك7ن7ْ 7 ِم7 ِه77ِ ب7 ا77َ ن7ج7ْ 7 َر7خ7ْ َأ7َ ف7 َء7 ا77 َم7 ْل7 ا7 ِه77ِ ب7 ا77َ ن7 ْل7 َز7 َأ ْن7َ ف7ت
ٍ 7ِّ ي7 َم7 ٍد77َ ل7َ ب7ِ ل7ُه7 ا7َ ن7 ْق7 7س
ُ
َّ َ ُ َّ َ
7 َن7 و7 ُر7 ك7 ذ7َ ت7 ْم7 ك7 ل7 َع7 ل7ى7ٰ 7َ ت7و7ْ 7 َم7ل7ا ْ
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah
itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti
Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran”.
Menurut Ilmu Geografi, proses terbentuknya hujan melalui 3 tahap. Pertama, bahan baku
hujan naik ke udara (evaporasi), lalu awan terbentuk (kondensasi), akhirnya curahan
hujan terlihat (presipitasi).
Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi.seperti air laut, air sungai, air danau,
air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah,
dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa
berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang
mengandung air. Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi
akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke
udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang
lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi
sehingga membentuk awan.
Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal,
horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling
bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin
dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang
angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses
presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang
terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap
sebagai salju. Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa
berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan
udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara. Bentuk air hujan
kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper seperti burger, dan yang
lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar memiliki kecepatan jatuhnya air
yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit jika mengenai anggota badan kita.
“ Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering
lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-
derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. “
Allah SWT menurunkan hujan sebagai rahmat ke bumi bagi makhluk-Nya. Hujan
tersebut diturunkan sesuai kadar tertentu yang diperlukan. Sesuai dengan Firman Allah
sebagai berikut :
َ س َما ِء َما ًء بِقَ َد ٍر فََأ ْنش َْرنَا بِ ِه بَ ْل َدةً َم ْيتًا ۚ َك ٰ َذلِكَ تُ ْخ َر ُج
ون َّ َوالَّ ِذي نَ َّز َل ِم َن ال
“ Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari
dalam kubur). “ (Az Zukhruf:11).
Dari ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa hujan diturunkan dari langit
sesuai dengan kebutuhan manusia, tidak kurang sehingga menyebabkan tanah tandus dan
tidak berlebihan sehingga menyebabkan kemudharatan seperti yang diturunkan kepada
umat Nabi Nuh AS.
Secara ontologi, hujan merupakan air yang di turunkan dari langit sebagai
anugerah dari Allah SWT untuk makhluk-Nya. Sebab dari hujan tersebut Allah
menjadikan tanah subur, serta menumbuhkan berbagai macam tumbuhan di atasnya.
Namun hujan yang berlebihan pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana alam,
misalnya banjir, longsor, dan sebagainya.
Seperti yang telah diketahui, bahwa atmosfer memiliki beberapa lapisan. Pada setiap
lapisan memiliki masing-masing fungsi tersendiri. Salah satunya adalah lapisan troposfer
yang berada pada ketinggian 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi dan merupakan
tempat berkumpulnya uap air.
Hujan yang turun ke bumi, tidak hanya dalam bentuk air atau es saja. Namun bisa
juga dalam bentuk embun dan kabut. Hujan yang ketika jatuh ke permukaan bumi
bertemu dengan udara yang kering, maka sebagian hujan dapat menguap kembali ke
udara. Bentuk serta ukuran hujan bermacam – macam. Bentuk air hujan yang kecil
adalah hampir bulat. Sedangakan yang lebih besar berbentuk lebih ceper seperti burger.
Dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan yang besar memiliki kecepatan
yang lebih tinggi, sehingga akan terasa sakit jika mengenai anggota badan.
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam
waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap
pembentukan hujan. Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan
baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat. Tahap-
tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan. Dalam Al-Qur’an surat
Ar-Rum ayat 48 telah dijelaskan mengenai proses tejadinya hujan sebagai berikut:
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
Gambar 1. butiran-butiran air yang lepas ke udara adalah tahap pertama dalam proses
pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk
akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai
hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an.
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran)
es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-
hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang mengundang perhatian kita pada fungsi
istimewa hujan, yakni “air hujan dapat dikonsumsi dan ada khasiatnya”seperti dalam Al-
Qur’an surah al-Furqaan ayat 48-50 yaitu:
(48)“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabardekat sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan), dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih”.
(49) “Agar Kami menghidupakndari air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami
member minum dengan air itu sebagianbesar dari makhluk Kami, binatang-
binatang ternak danm anusia yang banyak”
.(50) “Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia
supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu
tidak mau kecuali mengingkari (nikmat)”
7 ى7 َر77َ7ت7َ ف7 ا777 ًم7 ا7 َك7 ُر7ُه777ُ ل7 َع7ج7ْ 7َ ي7 َّم7ُ ث7ُ ه777َ ن7 ْي7َ ب7ف
7ُ 7َِّؤ ل77ُ ي7 َّم7ُ ث7 ا7ًب7 ا7ح7َ 77س7َ 7 ي7ج7ِ 7ز7ْ 777ُ ي7َ هَّللا7 َأ َّن7 َر77َ7 ت7 ْم7ََأ ل
7 ٍد7 َر7777َ ب7ن7ْ 7 ِم7 ا7777 َه7 ي7ِ ف7 ٍل7 ا7777َ ب7 ِج7ن7ْ 7 ِم7 ِء7 ا7 َم777س7 7َّ ل7 ا7ن7َ 7 ِم7 ُل7 ِّز7777َن7ُ ي7و7َ 7 ِه7777ِ اَل ل7 ِخ7ن7ْ 7 ِم7ج 7ُ 7 ُر7777 ْخ7َ ي7قَ 7 ْد7 َو7777 ْل7ا
7ب ُ 7 َه7 ْذ777َ ي7 ِه777ِ ق7ر7ْ 7َ ب7 ا7َ ن77س 7َ 7َ ي7ن7ْ 7 َم7ن7ْ 7 َع7ُه7ُ ف7 ِر77ص7
7َ 7 ُد7 ا777 َك7َ ي7ۖ 7 ُء7 ا77ش7 7ْ 7َ ي7و7َ 7 ُء7 ا77ش7
7َ 7َ ي7ن7ْ 7 َم7 ِه777ِ ب7ب 7ُ 7 ي77ص77ِ 7ُ ي7َف
7ِر7 ا7ص 7َ 7َأْل ْب7 ا7ِب
43. Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-
gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Kemudian di surah Ar-Rad (13) ayat 12, Allah menjelaskan bahkan awan pun
memiliki massa atau berat, meskipun dari permukaan bumi, awan terlihat seperti
gumpalan-gumpalan kapas yang halus. Faktanya, gumpalan awan seperti awan
komulonimbus dapat mengandung air sampai dengan 300000 ton. Itulah sebabnya di
surah An-Nuur ayat 43 Allah menggunakan istilah "gunung" yang mengacu kepada
awan, karena selain karena tingginya yang berkilo-kilometer, juga memiliki massa yang
berat.
Sains adalah suatu cara untuk mempelajari sesuatu dalam berbagai aspek-aspek
tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui metode saintifik yang
terbakukan. Ruang lingkup sains sangat terbatas hanya berbagai hal saja yang bisa
dipahami oleh indera seperti penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan dan pengecapan
atau sains juga bisa dibilang sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran dan
pembuktian. Teknologi adalah ilmu atau cara tentang menerapkan sains untuk
memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Al-Qur’an merupakan
kumpulan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril sebagai pedoman hidup umat manusia.
Sains dan teknologi merupakan salah satu bagian dari isi kandungan Al-Qur’an
yang penting bagi kehidupan umat manusia. Maka dari itu, bahwasannya Ilmu Allah
begitu luas sehingga ibarat ditulis diatas air laut maka air itu akan habis terlebih dahulu
sebelum ilmu Allah tertulis diatasnya. Al-Qur’an telah mencakup semua yang ada di alam
semesta dan Allah telah menuliskan dalam firmanNya seluk beluk yang akan terjadi dan
ilmu-ilmu termasuk sains dan teknologi.
Daftar pustaka
http://eprints.walisongo.ac.id/6990/2/BAB%20I.pdf
http://al-quran-serta-bahasa-kaumnya.blogspot.com/2015/08/terjadinya-hujan-dan-petir.html
http://yulilives.blogspot.com/2012/04/udara-angin-dalam-al-quran.html
https://azizmuzhoffar.wordpress.com/2016/01/29/proses-hujan-menurut-al-quran/
https://tafsirq.com/24-an-nur?page=5
http://1dayroom.blogspot.com/2010/11/ayat-alquran-mengenai-petir-hujan-untuk.html
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/312952052?extension=docx&