Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“KONSEP TERJADINYA AIR, HUJAN, ASAL AIR, DALIL NAQLI, ERGONOMI,
KESELAMATAN KERJA, PERANCANGAN KERJA, OPTIMASI, DESAIN DAN
MATERIAL ENGINEERING”

DI SUSUN OLEH:
NAMA : WIGIS APRIAJI
NIM 31601400986

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabby, yang mana telah
melimpahkan nikmat kepada kita terutama nikmat yang paling besar yaitu nikmat Iman dan
Islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad saw., juga tak lupa kepada keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya, tabi’in
itbauttabi’in dan seluruh umat yang setia mengikuti ajaran-Nya semoga mendapatkan syafaat
di yaumul jaza wal hisab amiin.
Penulis bersyukur kepada Allah swt. karena berkat limpahan Taufik dan Hidayah
serta Inayah-Nya penulis dapat menyusun makalah dengan judul ““KONSEP TERJADINYA
AIR, HUJAN, ASAL AIR, DALIL NAQLI, ERGONOMI, KESELAMATAN KERJA,
PERANCANGAN KERJA, OPTIMASI, DESAIN DAN MATERIAL ENGINEERING”,
penulis juga berterima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih dalam batas minimal
sehingga terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari kesempurnaan, berhubungan
dengan wawasan atau ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif atau yang dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan
selanjutnya.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Semarang, 04 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal Air
2.2 Terjadinya Hujan
2.3 Dalil Naqli Tentang Ergonomi
2.4 Keselamatan Kerja
2.5 Perancangan Kerja
2.6 Optimasi
2.7 Desain
2.8 Pengertian Materian engineering
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberadaan air sebagai sumber utama kehidupan itu pada gilirannya mengingatkan kita
tentang adanya makhluk lain yang diciptakan Allah jauh sesudah air, tapi kedudukannya di
dalam kehidupan juga sangat utama dan dimuliakan. Makhluk tersebut adalah manusia. Jika
air diberi peran sangat penting sebagai sumber utama kehidupan, maka manusia
merupakan makhluk terbaik yang diamanatkan untuk memimpin dan mengelola kehidupan
di bumi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Bagaimana terjadinya air hujan di muka bumi ini ?
2. Bagaimana cara untuk mengetahui tanda tanda akan datangnya hujan ?
3. Kenapa air sangat penting dalam penciptaan manusia dana lam semesta ini ?
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 ASAL AIR


Di alam wujud ini terdapat tiga makhluk ciptaan Allah yang paling tua. Yaitu,
“singgasana” Tuhan (‘arasy), buku rahasia kejadian (lauh mahfudh), dan air (maa’).
Dikatakan paling tua karena ketiga makhluk tadi sudah ada sebelum segala sesuatu
diciptakani. Alquran, QS. Hud/11: 7, menyebutkan, “Dan (Allah-lah) yang menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, sementara itu ‘arasy-Nya di atas air, (yang demikian itu
dimaksudkan) untuk menguji siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya. Menurut
Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa ‘arasy dan air sudah ada sebelum langit dan bumi
diciptakan. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Imam Ahmad dikisahkan, suatu ketika
serombongan orang dari Bani Tamim mengunjungi Rasulullah SAW. Mereka minta
penjelasan tentang asal-mula kejadian (bad’ al-khalq). Rasulullah menjawab, “Allah ada
sebelum segala sesuatu ada. Sementara itu ‘arasy-Nya di atas air. Dia juga menuliskan di lauh
mahfudh kejadian segala hal.
Kedudukan air sebagai “penyangga” ‘arasy Tuhan merupakan fakta teologis yang
menunjukkan betapa penting dan mulianya keberadaan air di alam wujud ini. Terlebih lagi
Alquran juga menyebutkan bahwa air merupakan sumber utama kehidupan. Allah
berfirman, “…dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air” (QS. al-
Anbiya’/21: 30).
Syekh Ibrahim al-Qaththan dalam kitab tafsirnya menegaskan, air adalah sumber kehidupan
bagi setiap makhluk yang mengalami pertumbuhan seperti manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan. Berdasarkan temuan ilmu pengetahuan modern, air memiliki peranan sangat
penting dan utama dalam proses pembentukan sel yang merupakan satuan organisme terkecil
makhluk hidup. Tanpa air reaksi-reaksi kimiawi di dalam tubuh tidak akan terjadi. Air juga
menjadi prasyarat utama bagi organ-organ tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak fakta tentang fungsi dan peran air yang
terbukti sangat vital bagi kehidupan.
Keberadaan air sebagai sumber utama kehidupan itu pada gilirannya mengingatkan
kita tentang adanya makhluk lain yang diciptakan Allah jauh sesudah air, tapi kedudukannya
di dalam kehidupan juga sangat utama dan dimuliakan. Makhluk tersebut adalah manusia.
Jika air diberi peran sangat penting sebagai sumber utama kehidupan, maka manusia
merupakan makhluk terbaik yang diamanatkan untuk memimpin dan mengelola kehidupan di
bumi. Peran air berhubungan dengan kehidupan alam materi. Bumi menjadi layak dihuni
karena ketersediaan airnya yang cukup untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati
makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (QS. al-Mu’minun/23: 18).

Sedikit saja mereka kekurangan air, atau mengonsumsi air yang sudah tercemar atau teracuni,
Lebih dari 40 ayatayatayatayat di dalam Alquran membahas atau menyinggung tentang air.
Berbagai fakta ilmiah dan informasi unik seputar air pun diungkap secara mendalam dan
akurat.
menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati lingkungan hidup kualitas air juga harus
terjamin. Air berkualitas baik akan menjadi berkah bagi kehidupan. Sedangkan air berkualitas
buruk sangat berpotensi mendatangkan bencana. Begitu juga manusia. Ketika manusia masih
terjaga kemurnian dan kemuliaannya, seperti air murni dan berkualitas yang diturunkan dari
al-muzn, sebelum ia tercemar dan teracuni, maka kehidupan di bumi akan terjaga dengan
baik. Dalam Alquran, QS. al-Anbiya’/21: 105, Allah berfirman, “Dan sungguh telah Kami
tulis di dalam Zabur setelah (sebelumnya tertulis) di dalam az-Dzikr (lauh mahfudh) bahwa
bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh”. Hamba-hamba yang saleh adalah
mereka yang layak, berkommpeten dan berkualitas baik untuk menjaga kehidupan di bumi.
Selama kesalehan manusia terjaga, kehidupan di bumi pun akan terjaga. Tapi, jika kesalehan
itu sudah tercemari, maka akan muncul berbagai bencana dan kemalangan di manamana.
Dalam Alquran, QS. ar-Rum/30: 41, Allah berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar dirasakan oleh mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka sendiri, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Tiga
Jenis Air Secara umum Alquran membedakan jenis air ke dalam tiga kategori. Yaitu, maa’
thahuur atau air murni yang suci dan mensucikan, maa’ furaat atau air tawar layak minum,
dan maa’ujaaj atau air asin yang berkadar garam tinggi dan tidak layak dikonsumsi. Setiap
jenis air memiliki spesifikasi dan fungsinya sendiri-sendiri dalam kehidupan.

2.2 TERJADINYA HUJAN


Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya
hujan karenanya.

‫خاز ِنين‬
‫س ْلنَا ال َ وا ح فَأَ ْن من َ ماء سَق ْينَا ُك و َما أَ ْنُت ْم‬ ‫وأَ ْر‬
‫لَُه ِ ب‬ ‫ُموه‬ ‫فَأ‬ ‫َز ْلنَا ال ماء‬ ‫ِّريَا ِق‬
‫س‬ ‫حل‬
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-
kali bukanlah kamu yang menyimpannya. QS Al-Hijr ayat 22

Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah
angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui
hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi
modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam pembentukan hujan. Di
atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk
akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil
dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang
dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan
selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi
ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar
partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-
mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan
partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan
hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak
akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting di sini adalah
bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang
lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang
fenomena alam. Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang
dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap
pembentukan hujan. Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan
baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat. Tahap-
tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan
informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

‫َي ْخ‬ ‫ف يَشاء وَي ْج سفًا فَتَ َرى ا ْل‬ ُ ‫ُر سحاًبا فََي ْب س‬
ْ َ ‫طُه ِ في‬ ‫سل ال ح فَتُثِي‬ ‫َّل ُال َّال ِذي ُي ْر‬
‫و ْد ُرج ق‬ ‫َعلُُه ك‬ ‫ال ماء ي‬ ‫ِّريَا‬
َ
‫س‬
‫ك‬
‫ه ۖ َ فإِ َذا من ي شاء ع َبا ِد ِه إِ َذا ه ش ُرون‬ ‫من خ ََل ِل‬
‫ْم يَسَت ْب‬ ‫من‬ ‫ه‬ ‫أَصاب‬
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira. QS Ar-Ruum ayat 48

Tiga Tahapan

Tahap 1 : “Dialah yang mengirim angin,


…” Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan
pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur
menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan
bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan
dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik
kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.

Tahap 2 : “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…” Awan-
awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-
partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara
0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi,
langit ditutupi dengan awan-awan.

Tahap 3 : “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…” Partikel-
partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu,
tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam
lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar
mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang
pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan :

‫ويَُن ِّزل‬
‫خ‬ ‫َي ْخ ُرج‬ ‫سحاًبا ثُ َّم ي ف َب يْ نَُه ثُ َّم َي ْج َعلُُه ر َكا ًما فَت‬ ‫ْ زج‬ ‫َأَل ْم َت َر أَن‬
‫من‬
‫من ق ََل ِله‬ ‫َرى ا ْل َو ْد‬ ‫َؤّل‬ َ‫ي لَّال‬
‫ي‬
‫َي‬ ‫سنَا ب‬ ‫شاء ۖ ي‬ ‫صيب من شا ُ ء ويَصرفُُه عن من‬ ‫جَبا ٍل َب َر ٍد َفُي‬ ‫الس َماء من‬
‫ْر ِق ْذهب‬ ‫َكا ُد‬ ‫ي‬ ‫ِبه ي‬ ‫من‬ ‫ِفيها‬
‫ه‬ ‫ِ با صا‬
‫َْْل ْب ِر‬
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari
langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-
Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan. QS An-Nuur ayat 43

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses
pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan
menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh
jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui
1400 tahun yang lalu. Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah
bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az
Zukhruf sebagai berikut ;

‫م ك ْ خ جون‬ ‫ِبَق َد ر فَأ ش َب ْل‬ َ ‫من‬ ‫و َّال ِذي َن َّزل‬


‫ْيًتا َذ َر ك‬ ‫ماء ْن ْرنَا ب ًَدة ه‬ ‫ال ماء‬
‫ُت‬ ‫ِل‬ ‫س‬
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan
dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Qs Az Zukhruf ayat 11

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern.
Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini
menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan
yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu
siklus yang seimbang menurut “ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung
pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di
dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
2.3 DALIL NAQLI TENTANG ERGONOMI
Sesungguh Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu, dalam
ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu
menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari
betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini.
Ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan pendidikan sebagai berikut.
1.) QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
2.) Allah Ta’ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa yang mereka miliki
dari kedudukan dan ketinggian:
َ ‫ُق ْل َه ْل يَ ستَ ِ وي الَّ ِذي َ ن ي والَّ ِذي َ ن‬
‫ال َي ْعلَ ُمو َ ن ِإّنَ َما َيَت َذ َّك ُ ر‬
‫أُولُو األَ ْلبَاب‬ ‫ْعلَ ُمو َ ن‬
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar: 9)
1. Firman Allah yang lain:
‫ءا ُ والَّ ِذي َ ن أُوتُوا ا َ جات‬ ّ‫َّلالُ ال‬ ‫َي ْرَفع‬
‫ْل ِع ْل م ر‬ ُ
‫ِذي َ ن َمنوا ك‬
َ
‫ْم‬
‫د‬ ‫م‬
‫ْن‬
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-
orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11)
2. Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberikan kepada mereka
kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:
‫ُي ْؤتِي ا ْل ْ ك ْ شا ْ ن ا ح ْك َمةَ َفقَ ْد ً ًرا و َما َي َّذ َّك ُ ر ِإاّلَ أُوُلو‬
‫األَ ْلبَاب‬ ‫أُوتي را كثِي‬ ‫مة ن ُء ُي ْؤ ْل‬ َ َ
ِ
‫خ‬ ‫و َم ت‬ ‫َي‬ ‫ح‬
‫ْي‬ ‫م‬
“Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-
Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah
itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269)
3. Allah Ta’ala berfirman:
‫ِإّنَ َما َي ْ خشى ّ ْ عَبا ِد ِه ا ْل‬
‫ُعلَ َما ُء‬ ‫ن‬
‫لَا‬
‫م‬
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.”
(QS. Faathir:28)
4. Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang lurus dan
pemahaman yang mendalam, Allah Ta’ala berfirman:
‫ها ِإاّلَ ا ْل‬
َ ‫ها س و َما َي ْعِقُل‬ َ ُ‫وتِ ْل ك األ ن ضرب‬
‫َعالِ ُمو َ ن‬ ‫ِلنَّا‬ ‫ْمثَا ل‬
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (Al-’Ankabuut:43)
5. Selain itu dalam firman Allah:
“Allah dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menyatakan (bersaksi) bahwa
tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia (Allah)” (QS.Ali-‘Imran: 18).
6. “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).
7. Firman Allah:
“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang
diberi ilmu”… (QS. Al Ankabut: 49)
8. “Salah satu syarat diterimanya sebuah amal manusia adalam adanya ilmu. Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.Al-Israa’: 36)

Selain ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu ada juga hadits sebagai berikut.
1. Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫م ْن ُي َّ لُال ِب خ ْي ً را ُيفَقِّ ْ ههُ ِفي‬
‫ال ِّد ْين‬ ‫ِه ر ِد‬
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan
dia tentang agama(nya).” (Muttafaqun ‘alaih)
2. Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ض ُ ع أَ اِلب ا ْل ِع ِوإ َّن‬ ‫َّلال ب ر م ْن طُ ُ رق ا وِإ َّ ن ا ْل َماَلئ‬ ُ ‫م ْن سلَك ر ْيًقا طلُب ف ْ ل سلَك‬
،‫ل ِم‬ ْ َ َ‫ْجنِحت‬
‫ها ل‬ ‫َكةَ َلت‬ ،‫لجنَّ ِة‬ ْ ‫ْيًقا‬ ‫ِه‬ ،‫ي ْي ِه ًما‬
‫ع‬
‫عَلى ا ْل َعابِ ِد‬ ‫وإ َّ ن َفض‬ ِ ،‫ء‬ ِ ‫ا‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫و‬ ْ ‫ج‬ ‫ا‬ َ ‫ت‬‫ي‬ْ ‫ح‬ ‫ل‬ ْ ‫وا‬ ،‫ض‬ ‫ن‬ ْ ‫م‬ َ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬
َ َ ‫س‬ ‫ا ْل َعالِ َم َلي ستَ ْغِف ُ ر َلهُ م ْن‬
‫كَفض ِ ل‬ ‫َل ا ْل َعالِ ِم‬ ‫ُن ِفي‬ ‫ِفي اأَل ْر‬ ‫ِفي ال‬
،‫ وإِ َّن ا ْل َُعل و َ رثَةُ اأَل ْنبَِيا وِإ َّ ن األ ْنبَِيا َء لَ ْم ُي َو ِّ رثُ ْوا د د ْرهَ ًما‬،‫ا َْلق َم ر لَ ْيَلةَ ا ْلبَ ْدر س ِ كب‬
َ
‫ِإّنَ َما‬ ‫ْينَا ً را وال‬ ،‫ِء‬ ‫عَلى ائ َما َء ر ا ْل َك َوا‬
ٍّ‫ َف َم ْن أ خ خ َذ بِحظ‬،‫و َّ رثُوا ا ْل ِع ْل َم‬
‫واِفر‬ ‫َُذه أ‬
“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para
malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan
sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-
makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan
pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu
atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas
seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi
tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan
ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian
yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya
hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6)
3. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ ف مَبلَّ ٌ غ أ ْ سا‬،‫َ عُه‬ ّ
َ ‫َنض َر َّلالُ ا ْم َر ًءا س م ش ْيًئا َفبل‬
‫ْوع ى ن ِ م ع‬ ‫َغه م ُرب س ِم‬ ‫ِم نَّا‬
‫ا‬ ‫َع‬
‫م‬
‫ك‬
“Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia
menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka kadang-
kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada orang yang
mendengarnya.” (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan isnadnya shahih, lihat Jaami’ul Ushuul
8/18)
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
‫„م ُي ْنتََف ُ ع ب „ ص َي ع ْو‬ ‫جارَي‬ ‫م ْن َ د‬ ‫ِإ َذا مات ا ْب ُ ن آ َد َم ع َملُه‬
‫َله‬ ‫ْ د ا ل ْد‬ ‫و‬ َْ ‫ أ‬،‫َق „ة‬ :‫ث‬ َ ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ث‬ ‫ا ْنقَ َ ع‬
‫ أَ ْو عل‬،‫ِه‬ ‫ِإاّل‬
‫ح‬ ‫وَل‬ ‫„ة‬
‫ص‬
“Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali
dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih
yang mendo’akannya.” (HR. Muslim no.1631)
5. Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda:
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti
menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala
para nabi.” (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).
6. Sedangkan dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a.:
“Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke surga.” Maka dalam menuntut
ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan
dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat.
7. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda:
“Perumpamaan apa yang aku bawa dari petunjuk dan ilmu adalah seperti air hujan yang
banyak yang menyirami bumi, maka di antara bumi tersebut terdapat tanah yang subur,
menyerap air lalu menumbuhkan rumput dan ilalang yang banyak. Dan di antaranya
terdapat tanah yang kering yang dapat menahan air maka Allah memberikan manfaat
kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa minum darinya, mengairi tanaman
dengannya dan bercocok tanam dengan airnya. Dan air hujan itu pun ada juga yang turun
kepada tanah/lembah yang tandus, tidak bisa menahan air dan tidak pula menumbuhkan
rumput-rumputan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan orang
yang mengambil manfaat dengan apa yang aku bawa, maka ia mengetahui dan
mengajarkan ilmunya kepada yang lainnya, dan perumpamaan orang yang tidak perhatian
sama sekali dengan ilmu tersebut dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus
dengannya.” (HR. Al-Bukhariy)
8. Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu. “Ulama
adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.
9. Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai seorang ilmuwan
daripada satu kabilah.
“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya seorang ‘alim.”
(HR Thabrani)
10. Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang sewaktu-waktu
bisa tersesat karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah
adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR
At Tirmidzi).
11. Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu. “Menuntut ilmu
wajib bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya. “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir
hingga sampai ke liang lahat.”
12. Hadits-hadits seperti “Siapa yang meninggalkan kampung halamannya untuk
mencari pengetahuan, ia berada di jalan Allah”, “Tinta seorang ulama adalah lebih suci
daripada darah seorang syahid (martir)”, memberikan motivasi yang kuat untuk belajar.
13. Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia
berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa
yang
mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami,
maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim:
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu
tertolak.”
14. Perintah untuk ber-guru sangat dianjurkan walaupun harus sampai kenegeri Cina.
“Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Hadits ini diri
wayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari Anas bin Malik.
15. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para
sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi
Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-Thabrani)
16. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
17. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat
bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
18. Mendapatkan paket MLM Pahala. Dalam menuntut ilmu pasti terjadi nasehat-
menasehati.
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak
pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.
Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa
orang yang mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka” [Hadits ini
diriwayatkan oleh Muslim no. 2674]
Akidah Islam adalah landasan hidup seorang muslim yang merupakan satu-satunya asas
Negara. Sehingga tidak layak keberadaan sesuatu dalam institusi Negara, struktur Negara,
operasional Negara atau apapun yang terkait dengan Negara termasuk landasan hukum
pendidikan kecuali berasaskan akidah Islam. Dalam Daulah Khilafah Islamiyah pendidikan
akan diselenggerakan dengan dasar akidah Islam yang tercermin pada penetapan arah
pendidikan, penyusunan kurikulum, dan silabi serta menjadi dasar dalam kegiatan belajar-
mengajar.
Islam mewajibkan setiap muslim untuk memegang teguh ajaran Islam dan menjadikannya
sebagai dasar dalam berpikir dan berbuat, asas dalam hubungan antar sesama manusia,
asas bagi aturan masyarakat, dan asas dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
termasuk dalam menyusun sistem pendidikan. Penetapan akidah Islam sebagai asas
pendidikan tidaklah berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari akidah
Islam tapi akidah dijadikan sebagai standar penilaian atau tolak ukur pemikiran dan
perbuatan.
Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran bahwa setiap
muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Rasulullah Saw bersabda
yang artinya:”menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”(HR. Ibnu Adi dan Baihaqi). Atas
dasar ini, Negara wajib menyediakan pendidikan bebas biaya kepada warga negaranya baik
muslim maupun non-muslim, miskin maupun kaya. Negara tidak hanya berkewajiban
menyediakan pendidikan yang bebas biaya tetapi juga berkewajiban menyediakan
pendidikan yang berkualitas dengan asas dan tujuan pendidikan.
Al-qur’an sendiri memuat pemikiran dan keyakinan dari berbagai agama dan golongan di
masa Nabi Muhammad Saw. Islam tidak melarang mempelajari segala macam pemikiran
sekalipun bertentangan dengan akidah Islam, asal diserta koreksi dengan hujjah yang
kuat
untuk mengoreksi pendapat yang salah itu. Ilmu yang bertentangan dengan Islam tentu bukan
sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata dipelajari untuk
pengetahuan, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan jawaban yang tepat, jangan
mengambilnya sebagai pegangan hidup.
Pendidikan harus diarahkan bagi terbentuknya kepribadian Islam anak didik dan membina
mereka agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta tsaqafah Islam. Pendidikan
juga harus menjadi media utama bagi dakwah dan menyiapkan anak dididk agar kelak
menjadi kader umat yang akan ikut memajukan masyarakat Islam.
Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat
Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam adalah upaya
sadar yang terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia
yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains
teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai
dengan syariat Islam.
Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik itu intelektual,
spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan ilmu yang cukup mencakup
tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai sikap seseorang atas dasar Islam akan
membuat ia selalu menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat
Islam baik itu masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
Al-qur’an dengan tegas menguraikan arti pentingnya ilmu pengetahuan bagi kepentingan dan
kelangsungan hidup manusia, tidak diragukan lagi ayat-ayatnya sebagian besar berbicara
mengenai dasar-dasar kependidikan dalam arti luas. Al-Qur’an sebagai materi utama dan
sumber pedoman, didalamnya mengandung nilai-nilai kependidikan dalam rangka
membudayakan manusia, ayat-ayatnya banyak memberikan motivasi edukatif bagi manusia.
Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai problem yang
dihadapi manusia. Setiap solusi yang diberikan selaras dengan fitrah manusia. Dalam konteks
pendidikan, Islam telah menentukan bahwa Negaralah yang berkewajiban untuk mengatur
segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan agar pendidikan dapat diperoleh
rakyat secara mudah.

2.4 KESELAMATAN KERJA


AYAT AL-QUR’AN YANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

QS. AR RA'DU AYAT 11

‫ِبقَ ْو‬ ‫حتَّى ُي َغيِّ ُ روا ما ِبأَ ْنف َ ذا أ‬ ‫خ ْلِف ِه َي ْ ن أَ إِ َّن ال ُي َغِّي ُر ْ و‬ ‫ْ ن َد ِ م‬ ‫لَه م‬
ُ‫„م َّلال‬ ِ‫ِس ِهْ م َرا َد وإ‬ ‫َّل َال „م ما‬ ِ‫لَّال‬ ‫ْحَفظُونَه ْمر م‬ ‫َب ْي ْي ِه ْن‬ ‫َعّقَِبا‬
َ‫ِبق‬ ‫تم ن ي و‬
‫م َ ر َّد لَهُ و م ْن ْن وا‬ ‫سو ًءا َفال‬
‫ه ْم دونِ ِه „ل م‬
ُ ‫َما َل‬
Artinya :

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan di
belakang, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap kaum maka tidak ada yang
dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia“

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan manusia kecuali
mereka mau merubah keadaan mereka sendiri, hal ini berarti jika ingin maju dan sukses maka
manusia harus mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Allah tidak akan
memberikan rejeki secara cuma-cuma, Allah tidak akan memberi kesuksesan tanpa usaha.
Kemudian pada kalimat selanjutnya disebutkan bahwa manusia tidak memiliki pelindung
terhadap keburukan yang dikehendaki Allah, artinya bahwa manusia tidak bisa menghindar
dari keburukan yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk terjadi dalam hidup manusia. Tapi
manusia berhak untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari ancaman yang terjadi
dalam pekerjaannya, manusia harus tetap berusaha untuk menyelamatkan diri dari berbagai
bahaya yang mengintai di lingkungan sekitarnya. Masalah selamat atau tidak, hal itulah yang
kemudian menjadi kuasa Allah untuk menentukan garis hidup manusia. Yang perlu
digarisbawahi dari ayat ini adalah manusia harus mau berusaha untuk merubah keadaannya.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja. Dan bekerja mestilah dilakukan
dengan niat semata-mata karena Allah untuk mendapat kebahagian hidup berupa rezeki di
dunia, disamping tidak melupakan kehidupan hari akhirat. Kerana itu dalam Islam
hendaklah menjadikan kerja sebagai ibadah bagi keberkatan rezeki yang diperolehnya,
lebih-lebih lagi sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di akhirat yang kekal abadi.

QS. AL-QOSHOSH AYAT 77

‫و‬
‫ض ِفي ا ْلَفسا َد‬ ‫ا إِ َّن ا‬ ‫َََّل َل‬ ‫َّلالُ ِفي َما ْ َبت ْ ل س ِدي‬ ‫وأَ ْ ح س ْنۖ ال َ ص َت س و َالۖ خ َ رةَ ال‬
‫َال‬
‫َت ْبغ‬ ‫ْر ب ال‬ َ ْ
‫أل‬ ‫آتَا ك وا ُم ْف َن ُي ِ ح‬ ‫ا ْْل َّدا َ ر‬ ‫ُّد ْنَيا ن يب ْن‬
‫غا‬ ‫ك‬ ‫َن‬
‫م‬
َ َ‫َّلالُ أ‬ ‫ِإلَ ْيك‬
‫ْحس َ ن م‬
‫ا‬
‫ك‬

Artinya:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Kepadamu (kebahagiaan) negeri
akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan“

Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa manusia tidak boleh berbuat kerusakan di muka bumi.
Ini berarti bahwa manusia diutus untuk menjaga lingkungan, tidak mencemarinya, berbuat
dan berperilaku sehat. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang merusak alam
ciptaannya. Sama halnya dalam bekerja di perusahaan berarti perlu adanya kesehatan dan
keselamatan kerja agar dapat dipelajari hal-hal apa saja yang dapat merusak lingkungan
untuk
kemudian dihindari sehingga tercipta lingkunga yang aman dan pekerja dapat terhindar dari
resiko bahaya yang ditimbulkan.

QS AL-BAQARAH AYAT 195

َ‫وأ‬
‫سبِي ِ ل‬ ‫وأَ ْ ح سنُوا التَّ ْهلُ َك ِة ِإَلى ِبأَ ْي ِدي ُك َ ا‬
‫ْنِفقُوا‬ ‫ِفي‬ ِ‫ْم تُ ْلُقوا ا ََلل‬
‫ل‬

‫و‬

‫سنِينَا ُي ا ِإ َّن‬ ‫ل ُم ْ ح‬
‫ََل َل‬ ‫ِحب‬

Artinya:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik”

Melihat firman Allah seperti diatas, kami ingin berbagi. Dengan saling mengingatkan, bahwa
Allah SWT sesungguhnya tidak menghendaki adanya kerusakan dimuka bumi ini. Segala
sesuatunya yang diciptakan Allah swt diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Dan manusia sebagai mahluk yang diberi akal dan kemampuan dari semua
mahluk hidup ciptaan-Nya diberi peringatan untuk tidak melakukan kerusakan dengan
perbuatannya (perilakunya tidak aman) dimana dengan berperilaku tidak aman tersebut akan
menciptakan kondisi yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain
dan juga terhadap kelangsungan hidup ciptaan-Nya yang lain (lingkungan hidup).

Hal tersebut semua diawali karena perilaku individu maupun kelompok yang tidak aman
hingga membuat suatu kondisi atau lingkungan menjadi rusak, seperti terjadi longsor, banjir,
perubahan iklim dan cuaca (climate change), penyakit, dan musibah alam lainnya. Bukankah
Allah SWT telah menciptakan semua yang ada dijagad raya ini dengan keseimbangan yang
baik. Namun karena keserakahan, kedzaliman, dan kemaksiatan manusia yang membuat
kondisi alam menjadi tidak seimbang. Bencana yang dirasakan sekarang ini hanya sebagai
teguran dan cobaan bagi umatnya. Teguran, bagi umatnya yang tidak beriman, yang telah
melakukan kerusakan, dan cobaan bagi umatnya yang beriman.

QS AL-AN’AM AYAT 17

‫ك‬
‫وِإن ق „ء‬ ‫سس وِإن هُ َو ِإاّل كاش ف َفال ّ يَ ْم سس‬ ُ ‫عَلى َف‬
‫ه َو ب ْ َي‬
‫ِّل‬
‫ُدي ٌ ر شي‬ ‫ل َّالُ ك‬ ‫ب ٍر‬ ‫لَه‬ ‫ك‬ ‫ي ْم‬
‫ض‬ ‫ر‬
‫خ‬

Artinya :
“Dan jika Allah mengenakan (menimpa) engkau dengan bahaya bencana, maka tidak ada
sesiapapun yang dapat menghapusnya melainkan Dia sendiri dan jika ia mengenakan
(melimpahkan) engkau dengan kebaikan, maka ia adalah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keselamatan bagi pemeluknya. Islam
dalam Al-Qur’an dan hadist melarang umat untuk membuat kerusakan jangankan kerusakan
itu terjadi pada lingkungan, terhadap diri sendiri saja Allah melarangnya. Banyak contoh
seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Jelas menganiaya diri sendiri, berperilaku
tidak aman dan sehat serta tidak menjaga lingkungan tetap aman dan sehat, adalah
terjemahan dari segala larangan Allah SWT baik yang termaktup dalam Al-Qur’an maupun
hadist.
Dengan berperilaku yang aman dan sehat kita akan menjaga lingkungan hidup kita, karena
Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk dijaga demi kemaslahatan seluruh umat
manusia.

Hubungannya K3 dengan Islam adalah sama-sama mengingatkan umat manusia agar


senantiasa berperilaku (berpikir dan bertindak) yang aman dan sehat dalam bekerja di tempat
kerja (di kantor, di pabrik, di tambang, dan dimana tempat anda bekerja). Dengan berperilaku
aman dan sehat akan tercipta suatu kondisi atau lingkungan yang aman dan sehat. Dengan
bekerja yang aman ditempat kerja, akan membawa keuntungan bagi diri sendiri maupun
perusahaan tempat kerja. Perusahaan sehat pekerja pun akan tenang dalam bekerja. Karena di
situ tempat pekerja mencari nafkah. Pekerja bekerja untuk mencari nafkah, bukan bekerja
untuk mendapat kecelakaan, penyakit dan masalah. Jadi mari kita mulai sekarang bekerja
dengan selamat. Berpikir sebelum bertindak, utamakan keselamatan dalam bekerja.

Alangkah indahnya hidup ini jika kita berada dalam suatu kondisi atau lingkungan yang
aman dan sehat. Kemana-mana kita tidak merisaukan akan bahaya yang mengancap baik jiwa
maupun harta benda. Sebagaimana Allah SWT awalnya menciptakan alam semesta ini
dengan kondisi dan lingkungan yang aman. Namun karena nafsu umatnya membuat semua
menjadikan kondisi menjadi tidak aman dan sehat.

2.5 PERANCANGAN KERJA


Pada awal berdirinya Teknik Industri, keilmuan Analisis Perancangan Kerja (APK) masih
bernama Methods Engineering atau dulu di Indonesia disebut sebagai Teknik Tata Cara
Kerja. Sutalaksana dkk (1979) mendefinisikan Teknik Tata Cara Kerja ini sebagai:
“Suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu
rancangan sistem kerja yang terbaik.” Oleh karena itu A P K adalah ilmu yang terdiri dari
prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja
yang terdiri dari manusia, mesin, material, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja agar
sistem kerja tersebut efektif dan efisien.
Tujuan APK adalah menghasilkan suatu sistem kerja yang ENASE yaitu efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien. Maksud dari tujuan ini adalah bahwa dengan diterapkannya APK
diharapkan sistem kerja yang dirancang efektif yakni mampu menghasilkan output sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan sehat bagi pekerja dan orang-orang yang
berada di sekitar lingkungan tempat kerja itu berlangsung, serta efisien dalam arti bahwa
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu kecil nilainya dibanding
dengan output yang dihasilkan.

Ruang lingkup perancangan kerja


 Lingkup teknis
Perubahan teknologi yang semakin cepat serta level teknologi yang semakin
kompleks, di satu sisi menyebabkan ketergantungan manusia pada alam semakin berkurang
serta berbagai keuntungan lainnya yang bermanfaat bagi industri manufaktur.
Namun di sisi yang lain, perubahan ini juga menyebabkan ketergantungan manusia
pada teknologi itu sendiri, sehingga efektivitas sistem secara keseluruhan sebenarnya
tidak terlalu banyak berpengaruh.
Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan yang lebih komprehensif dengan
penekanan pada aspek manusia sebagai komponen sistem yang paling utama (Aspek
Ergonomi).
 Lingkup organisasi
APK menyangkut desain dan analisis berbagai jenis pekerjaan. Baik pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan oleh perorangan, dengan kontrol individu, maupun pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok, yang membutuhkan koordinasi dan tipe
pengontrolan yang berbeda-beda. Kedua jenis pekerjaan di atas tentu saja memiliki sifat dan
ciri yang berbeda, sehingga di dalam analisisnya pun membutuhkan pendekatan atau metode
yang berbeda pula. Hal ini diakomodir oleh berbagai pengetahuan dan teknik yang
terlingkupi oleh keilmuan APK.
 Lingkup Legalitas
Meningkatnya aturan-aturan atau legislasi memberikan berbagai dampak bagi pekerja.
Jam kerja maksimum, upah minimum, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena semakin
disadarinya peran penting manusia di dalam sistem kerja dan berbagai keuntungan yang
dapat diperoleh dari penerapan APK dan Ergonomi, serta munculnya upaya-upaya untuk
lebih me’manusia’kan manusia di dalam sistem kerja ini.
 Lingkup Sosial dan Politik
Ketidakstabilan dan semakin mahalnya ongkos pekerja terutama di negara-negara maju
membuat tekanan bagi dunia usaha untuk lebih memperhatikan aspek pekerja ini.
 Lingkup Finansial
Pilihan-pilihan yang muncul di dalam penerapan prinsip-prinsip APK seringkali harus
berhadapan dengan keterbatasan finansial suatu perusahaan. Penerapan APK di satu sisi
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pekerja dan perusahaan pada jangka
panjang, namun untuk pelaksanaannya juga membutuhkan investasi.
2.6 OPTIMASI
Optimasi secara umum adalah untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan sesuatu hal yang
bertujuan untuk mengelola sesuatu yang dikerjakan, sehingga optimasi bisa dikatakan kata
benda yang berasal dari kata kerja, dan optimasi bisa dianggap baik sebagai ilmu
pengetahuan dan seni menurut tujuan yang ingin dimaksimalkan.

Ilmu pengetahuan adalah teknik optimasi, seni adalah menentukan di mana dan kapan
optimasi harus diterapkan. Menurut definisi, optimasi adalah "proses produksi lebih efisien
(lebih kecil dan / atau lebih cepat) program melalui seleksi dan desain struktur data,
algoritma, dan urutan instruksi dan lain-lainnya. Banyak Fakor yang berkaitan dengan
optimasi, seperti optimasi computer, optimasi Web dan lain-lainnya, sehingga optimasi
memnag diperlukan untuk hal apapun dan optimasi itu artinya membuat sesuatu sebagus
mungkin.atatu paling maksimal. Persoalan optimasi adalah persoalan yang sangat penting
untuk diterapkan untuk segala sistem maupun organisasi. Dengan optimasi pada sebuah
sistem kita akan bisa berhemat dalam segala hal antara lain energi, keuangan, sumber daya
alam, kerja dan lain-lain, tanpa mengurangi fungsi sistem tersebut. Peranan kalimat optimasi
juga banyak diterapkan pada situs-situs yang berkecipung dalam bidang SEO maupun
teknologi lainnya.

Pengertian Istilah Optimasi


Pentingnya sebuah kejelasan dalam sebuah karya ilmiah agar tidak terjadi salah
tafsir/persepsi atau pun bermakna ambigu yang berimplikasi terhadap perubahan makna dan
maksud penulis. Ada beberapa hal yang akan penulis bahas berkenaan dengan isitilah-istilah
pengertian kalimat optimasi.

Optimasi
Optimal = paling bagus/tinggi;tertinggi;terbagus;paling menguntungkan.
Optimal a (ter) baik: tertinggi; paling menguntungkan: dengan kondisi fisik yang-- kami
yakin akan menang dalam pertandingan sore nanti; kita telah bekerja secara --;
Mengoptimalkan v menjadikan paling baik; menjadikan paling tinggi;
Pengoptimalan proses cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling
tinggi, dsb)
Optimasi berasal dari bahasa inggris optimization (n), kata benda yang berasal dari kata kerja
(v) optimize. Kata kerja optimize berasal dari kata sifat (adj) optimal. Bentukan kata optimal
dengan imbuhan ize akan membuat al pada optimal dipenggal sehingga hasilnya adalah
optimize.

Sampai disini dulu penjelasan saya mengenai Pengertian Dasar Tentang Optimasi, dan
mungkin nanti ada perbaikan lagi bila ada kesalahan pengertian yang mungkin tidak saya
ketahui dari makna yang sebenarnya, sehingga komentar anda juga sangat dibutuhkan untuk
meluruskan atau mungkin menambahkan pengertian yang akurat tentang pengerti optimasi.
semoga bermanfaat untuk semua pembaca dan salam ukhuwah wahai saudaraku.
2.7 Desain Tanpa Cacat Yang Dirincikan Allah

Manusia, satu-satunya makhluk hidup yang terhebat dan tercanggih. Sistem tubuhnya paling
menakjubkan dibandingkan makhluk-makhluk lainnya, betapa ia dibentuk Allah dengan
proporsi yang sangat pas.Tubuh manusia terdiri atas sejumlah daging dan tulang yang
berbobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging adalah salah satu material
paling rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam
beberapa jam, dan setelah beberapa hari dikerubungi binatang-binatang.

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia
kehendaki, Dia menyusun tubuhmu,” (QS. Al-Infithar: 6-8).

Zat yang sangat lemah itu sesungguhnya membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan
tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan
adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya dari
bakteri luar. Selain itu, tubuh manusia juga memiliki kemampuan yang sangat mengesankan.
Lihatlah, pancaindra yang dimilikinya. Setiap organ pengindra yang dimiliki manusia adalah
keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindra ini. Detail yang kita
temui ada pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya
yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.

Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia terdapat banyak keseimbangan rumit. Hubungan
yang sempurna di antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan
manusia menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah. Di samping itu, manusia
melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya
manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari
banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambungnya, irama
jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke tempat-tempat
yang tepat, penglihatan dan pendengarannya. Sebuah sistem tanpa cacat itulah yang telah
ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah,
Pengatur semua urusan dari di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala sesuatu, setiap
detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh
manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak
kita memperhatikan kesempurnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi,
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah,” (Al-Mulk: 3-4). Inilah sekelumit dari berjuta
keseimbangan rumit yang begitu canggih dalam tubuh manusia.

2.8 Pengertian Material Engineering


Material adalah suatu zat yang banyak digunakan dalam pembuatan suatu produk yang
banyak digunakan oleh manusia. Pemilihannya harus didasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu, misalnya harga, sifat-sifat mekanis seperti kekuatan, kekerasan, dan lain-lain serta
sifat-sifat yang lainnya.

Jenis material yang digunakan dalam industri sangat banyak jenisnya, misalnya: logam dan
paduannya, gelas, keramik, kayu, karet, komposit dan masih banyak lagi bahan-bahan
lainnya, seperti bahan yang tahan temperatur tinggi, bahan yang memiliki superkonduktivitas
yang baik, bahan yang sangat keras, bahan yang dapat dibentuk dengan deformasi yang besar
dan sebagainya.

Material science and engineering adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari
pengetahuan dasar dari struktur dan dasar-dasar penggunaan dan pemilihan material untuk
diaplikasikan pada penggunaan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sesungguh Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu,
dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim,
apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak
menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca, demi kesempurnaan penyusuna
makalah saya berikutnya.
DAFTAR PUSTAK

 http://www.muslim-menjawab.com/2011/01/proses-pembentukan-hujan-menurut-al.htm l
 http://www.noor-magazine.com/2012/06/teologi-air-menurut-al-quran/
 http://sektorsatelit.blogspot.co.id/2013/01/hadits-tentang-ilmu-pengetahuan-dan.htm l
 http://www.dunia-islam.com/20012/07/kumpulan-hadits/
 http://www.ayat_ayat –suci.com/2011/01/al.quaran-hadits.html/

Anda mungkin juga menyukai