Disusun Oleh :
Nama : Nur Aulia Nugraheni
Kelas : PAP ( C )
NIM : K7522071
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisikan ayat-ayat
tanziliyyah, mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi seluruh umat
manusia baik dalam hubungannyadengan Tuhan, manusia, maupun alam raya.
Dengan begitu yang dipaparkan Al-Qur’an tidak hanya masalah-masalah
kepercayaan (akidah), hokum, ataupun pesan-pesan moral, tetapi juga di
dalamnya terdapat petunjuk memahami rahasia-rahasia alam raya. Ulama yang
juga seorang dokter bernama panjang Zakir Abdul Karim Naik itu
mengungkapkan bahwa banyak sekali ayat yang bisa dikaitkan dengan sains
dalam Qur'an, salah satunya soal penciptaan alam semesta. Ayat yang disebutnya
terkait penciptaan itu antara lain adalah Qur'an surat Al Anbiyaa (21) ayat 30 yang
menyatakan bahwa alam semesta dahulu merupakan suatu yang padu yang
kemudian dipisahkan antara masing-masingnya.
Ilmuwan modern memang telah membuktikan bahwa alam semesta 13,7 miliar
tahun lalu hanyalah suatu massa padat yang kemudian memuai dan dikenal
sebagai Big Bang.
Alam semesta awal ini berbentuk gas panas yang disebutnya sebagai "primary
nebula" yang kemudian hari membentuk berbagai benda langit, galaksi, matahari,
planit, bulan dan lain-lain, ujarnya dalam bukunya "Science in Qur'an". Konsep
bahwa alam semesta dahulu adalah sesuatu yang padu dibuktikan oleh ilmuwan
peraih nobel Arno Penzias yang menemukan radiasi latar belakang sinar kosmik.
Sisa radiasi ledakan besar (Big Bang) itu luar biasa seragam dan tersebar merata
di seluruh penjuru alam semesta.
Hubungan antara Alquran dan sains ibarat dua sisi mata uang
yang tidak bisa dipisahkan. Alquran menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitab kitab suci yang
lain. Di dalam Alquran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu
pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
Alquran. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya (tidak termasuk al alam, al alamin, dan
alamatyang disebut 76 kali) disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains juga
merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta
setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang
tepat. Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadan,
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu
yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi hujan dalam islam ?
2. Bagaimana terjadinya hujan dalam pandangan islam menurut al-qur’an
dan sains ?
3. Apakah hikmah dan manfaat hujan bagi manusia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terjadinya hujan menurut pandangan Al-Qu’an
dan sains
2. Untuk mengetahui manfaat hujan bagi seluruh manusia dalam pandangan
islam
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Definisi Hujan
Hujan adalah proses pengembalian air yang telah diuapkan ke
atmosfer menuju ke permukaan bumi. Pengembalian ini akibat dari udara
yang naik hingga melewati ketinggian kondensasi dan berubah menjadi
awan. Di dalam awan terjadi proses tumbukan dan penggabungan antar
butir-butir air yang akan meningkatkan massa dan volume butir air, jika
butiran air akan turun dalam bentuk hujan. Agar terjadi hujan terdapat tiga
faktor utama yang penting, yaitu: massa udara yang lembab, inti
kondensasi (seperti partikel debu, kristal garam), dan suatu sarana sebagai
tempat berlangsungnya proses pendinginan akibat udara. Pengangkatan
massa ke udara ke atmosfer dapat berlangsung dengan cara-cara
pendinginan siklonik, orografis, dan konvektif (Iskandar, 2012).
Di dalam al Quran terdapat ungkapan bahwa hujan adalah berkah, yaitu
ayat yang berbunyi, "Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh
keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji
tanaman yang diketam." (QS: Qaaf (50) : 9).
َ هّٰللَا ُ الَّ ِذيْ يُرْ ِس ُل ال ِّر ٰي َح فَتُثِ ْي ُر َس َحابًا فَيَ ْب ُسطُهٗ فِى ال َّس َم ۤا ِء َك ْيفَ يَ َش ۤا ُء َويَجْ َعلُهٗ ِك َسفًا فَتَ َرى ْال َو ْد
ق
َاب بِ ٖه َم ْن يَّ َش ۤا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ٖ ٓه اِ َذا هُ ْم يَ ْستَ ْب ِشرُوْ ۚن
َ صَ َيَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ٰللِ ٖ ۚه فَا ِ َذٓا ا
ت فَا َ ْن َز ْلنَا
ٍ ِّت َس َحابًا ثِقَااًل ُس ْق ٰنهُ لِبَلَ ٍد َّمي ْ ََّوهُ َو الَّ ِذيْ يُرْ ِس ُل الرِّ ٰي َح بُ ْشر ًۢا بَ ْينَ يَ َديْ َرحْ َمتِ ٖ ۗه َح ٰتّٓى اِ َذٓا اَقَل
َك نُ ْخ ِر ُج ْال َموْ ٰتى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن َ ِت َك ٰذلِ ۗ بِ ِه ْال َم ۤا َء فَا َ ْخ َرجْ نَا بِ ٖه ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم ٰر
ق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ٰللِ ٖ ۚه َويُن َِّز ُل َ اَلَ ْم تَ َر اَ َّن هّٰللا َ ي ُْز ِج ْي َس َحابًا ثُ َّم يَُؤ لِّفُ بَ ْينَهٗ ثُ َّم يَجْ َعلُهٗ ُر َكا ًما فَتَ َرى ْال َو ْد
صيْبُ بِ ٖه َم ْن يَّ َش ۤا ُء َويَصْ ِرفُهٗ ع َْن َّم ْن يَّ َش ۤا ۗ ُء يَ َكا ُد َسنَا بَرْ قِ ٖه ِ ُِمنَ ال َّس َم ۤا ِء ِم ْن ِجبَا ٍل فِ ْيهَا ِم ۢ ْن بَ َر ٍد فَي
ار
ِ ص َ ۗ يَ ْذهَبُ بِااْل َ ْب
Dari hadits tersebut, kita bisa mengambil hikmah bahwa hujan bisa bermakna
bahwa kita harus selalu takut dan memohon perlindungan Allah dari murka-
Nya. (Nina Nurjanah/ Nashih).
BAB 3 KESIMPULAN
Proses terjadinya hujan telah dituliskan secara rinci dalam Al-Qur’an dalam
ajaran Islam, hujan disebut sebagai berkah yang diturunkan oleh Allah. Namun,
hujan juga bisa berubah menjadi bencana jika turun dengan intensitas tinggi dalam
waktu cepat yang mengakibatkan banjir atau longsor. Ketakutan akan hal tersebut
membuat ada sebagian orang yang mengeluh ketika musim hujan mulai datang.
Dalam Islam, itu adalah sesuatu yang dilarang. Islam mengajarkan bahwa air
hujan adalah rahmat dan rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Dengan hujan, kondisi bumi yang semula tandus dan gersang menjadi subur.
Dengan hujan pula, kebutuhan makhluk hidup akan air dapat terpenuhi. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya manusia bersyukur jika hujan turun. Karena hujan
merupakan rahmat bagi manusia
DAFTAR PUSTAKA