MAKALAH
Disusun Oleh:
Penyusunan makalah ini, penyusun menyajikan secara sederhana agar dapat digunakan
sebagai gambaran dan pegangan para pembacanya, mudah-mudahan karya tulis ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kelancaran belajar.
Terselesaikannya makalah ini juga tidak lepas dari pengajaran bapak dosen, yang
memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan penuh kasih sayang, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna, kami sebagai penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad
saw yang mengandung mu’jizat yang sangat luar biasa di alam semesta ini. Didalamnya
terkandung berbagai macam hikmah yang mana banyak orang menyelami dan
mengarungi luasnya samudera ilmu pengetahuan di dalamnya. Hal ini terbukti dengan
banyaknya penemuan yang terdapat pada kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mencakup segala aspek di dunia ini. Misalnya ekonomi, sosial, budaya, politik, bahkan
juga mencakup sains modern.
Dengan melihat seluruh aspek yang ada di dalam Al-Qur’an, tentunya ada salah
satu aspek yang cukup menarik perhatian yaitu kecocokan dan pembuktian secara ilmiah
antara ayat-ayat Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan sains modern. Adanya pembuktian
secara ilmiah ayat-ayat al-Qur’an memberikan pengaruh besar bagi perkembangan
teknologi. Selain itu juga memberikan dampak luar biasa terhadap keimanan seorang
hamba kepada Allah sebagai tuhan yang Maha menciptakan segalanya. Dari sekian
banyak fenomena ilmiah yang terkandung diantaranya adalah ayat-ayat yang membahas
tentang awan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses terbentuknya awan?
2. Apa saja jenis-jenis awan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui proses terbentuknya awan
2. Mengetahui jenis-jenis awan
BAB II
PEMBAHASAN
الم تران هللا يزجي سحابا يؤلف بينه ثم يجعله ركاما فترالودق يخرج من خالله وينزل من السماء من
يكاد سنا برقه يذهب باالبصار,جبال فيها من برد فيصيب به من يشاء ويصرفه عن من يشاء
"Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan
keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari
siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan
penglihatan." (QS.An-Nur 24:43)
Dari ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa Al-Qur'an telah menjelaskan proses
terciptanya awan dan proses pengumpulan awan-awan yang kecil sehingga menjadi
gumpalan awan yang besar. Dan dari gumpalan tersebut terdapat awan yang menggumpal
seperti gunung, yang kemudian menjadikan hujan dari gumpalan awan dan terciptanya
petir.1
B. Jenis-jenis Awan
Awan dapat digolongkan menjadi sepuluh jenis yaitu Cirrus (Ci), Cirrocumulus
(Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbostratus (Ns),
Stratocumulus (Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulonimbus (Cb).
Cirrus (Ci) didefinisikan sebagai awan yang tampak tersusun dari serat lembut
dan halus, berwarna putih mengkilap seperti sutra. Di langit, Ci tampak seperti kumpulan
serat halus yang jaraknya relatif jarang atau yang jaraknya rapat.
Cirrocumulus (Cc) adalah lapisan awan yang tampak terdiri dari unsur sangat
kecil menyerupai butir padi-padian yang berwarna putih. Masing-masing unsur dapat
saling bersambung atau terpisah.
Cirrostratus (Cs) adalah awan yang tampak seperti tirai kelembu halus keputih-
putihan yang menghasilkan gejala halo yaitu gejala optis yang tampak seperti lingkaran
yang mengelilingi matahari atau bulan.
Altocumulus (Ac) adalah lapisan awan berwarna putih atau kelabu, terdiri dari
unsur-unsur berbentuk bulatan pipih.
Altostratus (As) adalah lapisan awan yang tampak berserat, berwarna keabu-
abuan atau kebiru-biruan menutupi sebagian atau seluruh langit. As menyerupai
Cirrostratus yang tebal, tetapi tidak menimbulkan halo. As dapat berbentuk awan tipis
1
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/11/07/29/lom5be-alquran-dan-sains-proses-
terciptanya-awan diakses pada 21 maret 2020 pukul 19.23 WIB.
sehingga matahari dan bulan yang berada dibaliknya kelihatan samar-samar seperti
berada dibelakang kaca buram, dapat pula berbentuk awan sangat tebal dan gelap,
sehingga matahari dan bulan yang berada dibaliknya tidak terlihat. As terdiri dari tetes air
dan kristal es. As mengandung tetes hujan yang dapat menimbulkan gejala virga yaitu
hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi karena tetes-tetes hujan yang jatuh menguap
di atmosfer.
Ninbostratus (Ns) adalah lapisan awan yang luas berwarna kelabu tua. Ns cukup
tebal sehingga matahari yang berada dibaliknya tidak terlihat.
Stratocumulus (Sc) adalah lapisan awan yang terdiri dari unsur berbentuk
bulatan pipih atau bulatan panjang pipih berwarna kelabu. Langit yang seluruhnya
tertutup Sc tampak berombak.
Stratus (St) adalah awan rendah tetapi tidak menyentuh permukaan bumi dan
umumnya berwarna kelabu. Dasar awan St sering sangat rendah sehingga menutupi
puncak lereng gunung sering disebut kabut gunung (atau kabut bukit) atau yang hampir
menyentuh permukaan bumi disebut kabut.
Cumulus (Cu) adalah awan yang tampak mampat dan berbentuk gumpalan yang
menjulang. Bagian atasnya terdiri dari tonjolan-tonjolan seperti bunga kol dengan garis
batas tajam atau tegas. Dasar awannya horisontal, biasanya berwarna kelabu. Bagian
awan yang kena matahari berwarna putih cemerlang. Jika matahari berada dibalik awan,
maka awan tampak gelap dengan pinggirnya bercahaya.
Cumulonimbus (Cb) adalah awan yang tampak mampat dan berat, menjulang
sangat tinggi berbentuk gumpalan besar dan terlihat seperti bertumpuk-tumpuk. Awan Cb
dapat menghasilkan hujan deras tiba-tiba yang disertai dengan batu es, kilat dan guruh. 2
Dalam Al-Qur’an, awan cumulonimbus dijelaskan dalam surat At-Tur ayat 44 :
َ ِطاِيَقُولُوا
س َحابٌ ِ َّم ْر ُكو ٌِم ً ساق َّ َوإِ ْنِيَ َر ْواِك ْسفًاِمنَ ِال
َ ِس َمآء
2
https://puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/mikrofisika-awan.pdf diakses pada 22
Maret 2020 oukul 11.24 WIB.
3
Tim penulis, Mengenal Ayat-ayat Sains dalam Al-Qur’an. (Jakarta: PT. Widya Cahaya, 2015) hlm. 104.
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwasanya terdapat sebuah awan yang
memiliki bentuk gumpalan-gumpalan yang menjulang tinggi, terlihat seperti bertumpuk-
tumpuk dan memiliki tingkatan. Yang kemudian dari gumpalan tersebut terbentuk
sebuah butiran-butiran air dan es yang dapat menjadikan hujan secara tiba-tiba disertai
dengan kilatan petir dan suara gemuruh.4
4
https://faperta.ugm.ac.id/download/bahan_kuliah/mulyono/klimat/Bahan_Kuliah_KD_Bab_III.ppt
diakses pada 22 Maret 2020 pukul 15.13 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembentukan awan yaitu berasal dari air dari permukaan bumi yang
mengalami proses penguapan yang selanjutnya akan dibawa oleh angin dari tempat
penguapan ke tempat pengendapan atau sering kita sebut hujan.
Awan dapat digolongkan menjadi sepuluh jenis yaitu Cirrus (Ci), Cirrocumulus
(Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbostratus (Ns),
Stratocumulus (Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulonimbus (Cb).
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
sekali kekurangan yang ada pada makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran sangat kami
perlukan untuk perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://faperta.ugm.ac.id/download/bahan_kuliah/mulyono/klimat/Bahan_Kuliah_KD_Bab_III.ppt.
https://puslitbang.bmkg.go.id/litbang/wp-content/uploads/2018/01/mikrofisika-awan.pdf.
Tim penulis, 2015, Mengenal Ayat-ayat Sains dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT. Widya Cahaya
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/11/07/29/lom5be-alquran-dan-sains-proses-
terciptanya-awan.