Bangunan Atas
Landasan
Bangunan Bawah
Pondasi
Jalan Pendekat (oprit)
Bangunan Pengaman
Keterangan Gambar :
1. Bangunan Atas
2. Landasan (Biasanya terletak pada pilar / abutment)
3. Bangunan Bawah (fungsinya : memikul beban – beban pada bangunan
atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke pondasi,
kemudian dari pondasi disalurkan ke tanah)
4. Pondasi
5. Oprit (terletak dibelakang abutmen, oleh karena itu tanah timbunan
dibelakang abutment dibuat sepadat mungkin agar tidak terjadi penurunan
tanah dibelakang hari)
secara umum bentuk dan bagian-bagian suatu
struktur jembatan dapat dibagi dalam empat bagian
utama, yaitu : struktur bawah, struktur atas, jalan
pendekat, bangunan pengaman (Siswanto,1993)
BANGUNAN ATAS
Rangka Baja
Gelagar Baja - Komposit
Gelagar Beton Bertulang
Gelagar Beton Prategang
Gantung
Cable Stayed
Pelengkung dsb.
LANDASAN
SENDI
ROL
GESER.
HAL HAL YG. PERLU DIPERHATIKAN :
- Perencanaan Teknik ( Gaya-gaya hori -
zontal, vertikal dan putaran sudut)
- Spesifikasi
LANDASAN
PERLU PERHATIAN PADA MANUAL
PELAKSANAAN
Dipasang sebelum atau sesudah
bangunan atas menumpu
Temperatur
BAJI
KARET
PERLETAKAN KARET
BANGUNAN BAWAH
KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT,
LANDHOOF), pada umumnya berfungsi
sebagai tembok penahan tanah untuk
menahan tekanan tanah aktif
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (modul
Pengantar Dan Prinsip – Prinsip Perencanaan
Bangunana Bawah / Pondasi Jembatan, 1988),
fungsi utama bangunan bawah adalah memikul
beban – beban pada bangunan atas dan pada
bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke
pondasi. Yang selanjutnya beban – beban tersebut
oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Bangunan bawah jembatan ada dua macam yaitu :
1) Kepala Jembatan (abutment)
Karena letak abutment yang berada di ujung jembatan maka
abutment ini berfungsi juga sebagai penahan tanah. Umumnya
abutment dilengkapi dengan konstruksi sayap yang berfungsi
menahan tanah dalam arah tegak lurus as jembatan.
Bentuk umum abutment pada gambar 2.3. Sering kita jumpai baik pada jembatan- jembatan baru
dan jembatan – jembatan lama.
Gambar 2.3(a). menunjukkan abutment dari pasangan batu,
Gambar 2.3 (b) dan 2.3(c) daribeton bertulang (reinforced concrete).
BILA ABUTMENT INI MAKIN TINGGI, MAKA BERAT TANAH TIMBUNAN
DAN TEKANAN TANAH AKTIF MAKIN TINGGI PULA, SEHINGGA SERING
KALI DIBUAT BERMACAM – MACAM BENTUK UNTUK MEREDUKSI
PENGARUH – PENGARUH TERSEBUT.
Gambar 2.4.(a). menunjukkan abutment yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mereduksi
momen / tekanan tanah aktif.
Gambar 2.4.(b). menunjukkan abutment yang dibelakangnya dibuat (dikombinasi) dengan
semacam box kosong. Disini dimaksudkan untuk mengurangi berat tanah timbunan.
DISAMPING BEBAN – BEBAN VERTICAL DAN MOMEN TERSEBUT,
KADANG – KADANG GAYA – GAYA HORIZONTAL YANG TIMBUL
MASIH CUKUP BESAR SEHINGGA, MISALNYA PADA ABUTMENT
DENGAN PONDASI LANGSUNG YANG MANA DIDALAM
PERHITUNGANNYA MASIH DIDAPATKAN KOEFISIEN KEAMANAN
TERHADAP GESER YANG BELUM MENCUKUPI PERSYARATAN,
MAKA SERING DITEMPUH CARA LAIN MISALNYA DENGAN
MEMBERIKAN SEMACAM KAKI ATAU TUMIT PADA BIDANG
PONDASINYA.
PILAR
BEBAN-BEBAN PADA PILAR TIDAK
HANYA BEBAN VERTIKAL SAJA TETAPI :
- Gaya gesekan
- Gaya aliran dan benda hanyutan
- Gaya rem
- Gempa
Bentuk pilar jembatan
Berbeda dengan abutment yang jumlahnya 2
buah dalam satu jembatan, maka pilar ini belum
tentu ada dalam suatu jembatan.
Gambar berikut menunjukkan suatu jembatan
rangka tanpa pilar.
Pilar jembatan pada umumnya terkena pengaruh aliran sungai
sehingga didalam perencanaannya direncanakan selain segi
kekuatannya harus juga diperhitungkan segi – segi
keamananya. Bentuk dari dinding pilar ini bisa masif (solid),
kotak atau beberapa kotak (cellular), bias terdiri dari kolom –
kolom (trestle) atau dari 1 kolom saja (hammer head).
BANGUNAN PENGAMAN
PADA JEMBATAN
TERHADAP GERUSAN (SCOURING) PADA ARAH :
HORIZONTAL DAN VERTIKAL
TERHADAP LONGSORAN (SLIDING)
TERHADAP TUMBUKAN BENDA-BENDA HANYUTAN
(KAYU, POHON DSB)
TERHADAP TUMBUKAN KENDARAAN
(GUARD RAIL)
TERHADAP TUMBUKAN KAPAL (FENDER)
BANGUNAN PENGAMAN
PADA SUNGAI
KRIB - sebagai pengarah aliran air
ABUTMENT
BRONJONG
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Perbaikan tanah dasar
ABUTMENT
TURAP
CERUCUK
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Mengurangi gaya lateral
ABUTMENT
ARMCO ARMCO
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Timbunan H
oprit
Bidang longsor
Q’LL lapisan
tanah lembek
HL
lapisan
lempung kenyal HLK
Check gaya lateral yang terjadi :
Tinggi timbunan rencana = H
Tinggi timbunan kritis = Hkr
Hkr = (CU’ . NC) / gt
CU’ = krc . CU krc = ( 0,5 -- 0,7)
NC = 5,14 ( factor daya dukung)
gt = berat volume tanah timbunan
CU = kuat geser tanah dasar.
Tinggi timbunan rencana harus diperhitungkan
sebesar : H = Hkr / 3
Indikasi : H Hkr tanah dasar runtuh
Tahanan lateral tiang pancang (RPL’)
Tahanan lateral 1 tiang dalam kelompok yang tertahan oleh
pile cap sama dengan (ekivalen) dengan tahanan pasif
pada kolom ekivalen sebesar (6d x 3d).
Tanah non kohesif
d
6d
Tiang
L
3d 6gd
RPL’ = 54 . Kp’ . g . d3
dimana : Kp’ = (1 + sin Ø’) / (1 - sin Ø’)
d = diameter tiang pancang
g = berat volume tanah
Tanah kohesif
RPL’ = 36 . CU’ . d2 + 54 . g . d3
d
6d dimana :
Tiang
d = diameter tiang pancang
L
g = berat volume tanah
3d cu +
CU = kuat geser tanah
6gd CU’ = kuat geser tanah efektif
Pematokan Kayu
Pondasi Jembatan sementara
Beton Cofferdam
Beton prategang Perancah
Struktur baja Perbaikan beton
Landasan
PEMATOKAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Titil kontrol
Cara pengukuran horizontal, vertikal
Penentuan titik-titik elemen struktur seperti
letak pondasi – tiang pancang, sumuran dan
landasan
Elemen-elemen sekunder lainnya
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak titik pancang tdk. sesuai desain
perlu recek stabilitas pondasi
DESAIN
PELAKSANAAN
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak sumuran tidak sesuai desain jika
terlalu extreem perlu recek stabilitas
DESAIN
PELAKSANAAN
JENIS PONDASI
PONDASI DANGKAL (SHALLOW FOUNDATION)
- LANGSUNG
- SUMURAN
tanah asli
D
dipegang
PONDASI SUMURAN
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah
dasar setempat
- Bebas dari pengaruhi scouring vertikal
Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring
horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan
(protection) pada bagian kepala jembatan
PONDASI SUMURAN
Bila tanah pondasi berpasir, hati-hati dalam pengga-
lian sumuran. Pengambilan tanah jangan sampai ter-
bawa airnya. Hal ini untuk menghindari longsornya
tanah masuk dari luar sumuran ke dalam sumuran
Usahakan dipergunakan pondasi sumuran dengan
diameter > 3 m untuk lebih menjamin kemudahan
pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih
mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan penurunan sumuran
Tidak dianjurkan pelaksanaan penurunan sumuran
dengan cara penggalian terbuka (seperti pada pelak-
sanaan pondasi langsung). Ini berarti akan merusak
struktur tanah di sekitar sumuran. Gaya geser hilang
atau berkurang
PONDASI SUMURAN
PERSYARATAN :
Cukup kuat utk faktor :
- Daya dukung < daya
htimbunan
dukung izin
- D>3m
tanah asli - h < hizin timbunan
D - D > scouring max (smax)
- Jika D < s < D’, maka
D’ perlu protection
PONDASI TIANG PANCANG
Termasuk pondasi dalam
Jenis tiang pancang yang'umum dipakai
- Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm
- Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm)
Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam
- Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile)
- Tiang Pancang Geser (Friction Pile)
PONDASI TIANG PANCANG
MAB clearance
MAB
MAN
MAN
PONDASI TIANG PANCANG
clearance
MAB
Slope
protection
PONDASI TIANG PANCANG
Pada waktu pemancangan, selalu dicatat kalende -
ringnya. Dipergunakan alat pancang yang memadai
Pada umumnya dipergunakan alat pancang
dengan berat hammer minimal 2,2 ton
Pada point bearing, kalendering terakhir
untuk : - T. Pancang Baja (1 – 3) cm / 10 pukulan
- T. Pancang Beton (3 – 5) cm / 10 pukulan
Pada friction pile, kalendering hauya sebagai kontrol
Bila basil pemancangan meragukan dapat dicek
dengan loading test
PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
W
Pembebanan langsung
80 kg/cm2
Penggalian
Janbu
eh .E h
FK = 3 s/d 6 Ru
Ku .s
w
Cd 0,75 0,15
W
eh . E h . L
2
A.Es
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
eh . E h
Eng. News-Record (ENR) Ru
sz
FK = 6
eh . E h W n 2 W
Modified ENR RU
s z W w
FK = 6
eh . E h
Danish RU
FK = (3 s/d 6) eh . E h . L
s
2. A.E
Kobe 2WH W n 2P
Ru .
FK = 3 SK W P
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
A = Luas penampang tiang
C1, C2 C3 = Koefisien dalam persamaan Hiley
Eh = Efisiensi pemukulan palu (<1)
E = Modulus Young dari tiang
Eh = Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L = Panjang tiang
n = Koefisien restitusi / pengembalian
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s = Penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
z = 0,1 untuk palu dengan tenaga uap
dan 1 untuk drop hammer
HAMMER EFFICIENCY, efa
Hammer Type ef
- Drop hammer released by trigger 1,00
- Drop hammer actuated by rope and 0,75
friction winch
- McKiernan-Terry single-acting hammers 0,85
- Warrington-Vulcan single-acting hammers 0,75
- Differential-acting hammers 0,75
- McKiernan-Terry, Industrial Brownhoist,
National & Union double acting hammers 0,85
- Diesel hammers 1,00
VALUES OF C1 FOR HILEY FORMULA
Easy Driving Med. Driving Hard Driving Very Hard
P1= 500 psi P1= 1000 psi P1= 1500 psi Driving
Material to Which on Cushion on Head or on Head or P1= 2000 psi
Or Pile Butt Cap Cap on Head or
Blow is Applied if no cushion (inch) (inch) Cap
(inch) (inch)
Hammer Model
Description
K-13 K-25 K-35 K-45
Weight of pile (ton) 1,0 - 2,5 1,5 - 4,5 2,5 - 6,5 3,5 - 8,5
JEMBATAN SEMENTARA
JALAN SEMENTARA
JALAN SIMPANG
PENGATURAN LALU-LINTAS
LALU-LINTAS SATU ARAH
JEMBATAN SEMENTARA
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Waktu pelaksanaan - Jenis dan material jem -
batan sementara harus sesuai dengan umur
jembatan itu sendiri
MST - Muatan sumbu terberat, tinjau MST yg.
ada pada ruas jalan tersebut, karena MST ini
menentukan jenis dan kekuatan jembatan
sementara yang akan dibangun
AADT (LHR) - Jumlah lalu lintas yang lewat
pada ruas jalan tersebut menentukan lebar
serta jumlah jembatan sementara, agar tidak
terjadi kemacetan
GALIAN KONSTRUKSI
ADALAH GALIAN UNTUK LANTAI PONDASI KEPALA
JEMBATAN, PILAR, GORONG-GORONG, TEMBOK
PENAHAN TANAH, TEMBOK SAYAP
Beton
Tiang Pancang
Tulangan
Baja Bangunan
Sumuran
Beton Pratekan
BETON (spesifikasi)
Yang termasuk dalam pekerjaan beton ini adalah
penyelesaian pekerjaan beton, rangka beton,
beton komposit, beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana
BETON BERTULANG
K-175, untuk gorong-gorong pipa, bang. pelimpah
K-225, untuk gorong-gorong persegi (box culvert),
tiang pancang, struktur bangunan bawah,
bangunan atas bila disyaratkan demikian
K-350, untuk lantai jembatan baja
K- 400 atau lebih, untuk struktur beton pratekan
BETON (Spesifikasi)
Beton tak bertulang
K-125 - untuk lantai kerja
Beton siklop
Untuk isian sumuran
SEGREGASI
BLEEDING
RETAK
KEROPOS
SEGREGASI
Adalah pemisahan agregat kasar dari adukannya
Penyebab segregasi adalah:
Pembatasan slump yang terlalu rendah
Gradasi yang kurang memadai
Berat jenis agregat kasar terlalu tinggi dibandingkan
dengan agregat halus
Jumlah agregat halus terlalu sedikit
Tinggi jatuh pengecoran terlalu tinggi
Penggunaan alat penggetar yang terlampau lama
Penggunaan bahan admixture yang salah
BLEEDING
ADALAH BENTUK LAIN DARI SEGREGASI, DIMANA PARTIKEL
AGREGAT KASAR TURUN KE BAWAH KARENA KETIDAK
MAMPUAN MENGIKAT CAMPURAN AIR DARI ADUKAN MORTAR,
SEHINGGA AIR KELUAR KEATAS
PERMUKAAN BETON
SEBAB-SEBAB BLEEDING :
- Campuran beton terlalu basah
- Temperatur terlalu tinggi pada saat pengecoran
- Rancangan campuran beton kurang baik
- Adanya penambahan air pada saat pengecoran
berlangsung
PERAWATAN (CURING) BETON
TUJUAN :
Mencegah penguapan / pelepasan air yang
ber -lebihan, karena penguapan / pelepasan
air yang berlebihan akan meriyebabkan
hambatan dalam proses hidrasi
Beton harus dipelihara agar berada dalam
suhu tertentu sedemikian rupa sehingga
terhindar dari perbedaan suhu yang
berlebihan yang dapat menimbukan retakan
METODA PERAWATAN
WATER CURING
Dengan ponding, spraying, sprinkling dan satu-
rated covering
SEALED CURING
Dengan kertas waterproof, lembaran plastik dan
curing membrane
STEAM CURING
Dengan pemanasan terutama banyak digunakan
untuk beton-beton pracetak
JANGKA WAKTU CURING
TERGANTUNG PADA BEBERAPA FAKTOR
Jenis semen
Kekuatan beton yang dibutuhkan / direncanakan
Perbandingan antara luas permukaan terhadap
volume beton
Kondisi dan keadaan cuaca sekeliling
Biasanya minimum 7 hari dan tidak kurang dan 14
hari untuk beton masif
Perbedaan temperatur diusahakan antara luar dan
dalam beton tidak lebih dari 20 derajat
Perbedaan temperatur beton dengan udara diseke-
lilingnya tidak lebih dari 11 derajat
KESALAHAN UMUM PADA
PENYELESAIAN AKHIR
GAP EXPANSION JOINT terlalu besar
Salah setting out
Tidak dilakukan penyesuaian pada bagian ujung
lantai
Dapat mengakibatkan retak pada panel ujung
Iantai beton jembatan
Bila digunakan jenis expansion joint tertentu
menjadi mahal
Penggunaann expansion joint yang tidak sesuai
dapat mengakibatkan mudah rusaknya expansion
tersebut
PERBAIKAN KESALAHAN
PONDASI TIANG PANCANG - mengalami eksentrisitas
akibat kesalahan pemancangan
- Hitung kembali momen yang terjadi
- Kalau perlu diberi tambahan tiang
PONDASI SUMURAN MIRING - karena salah pelaksa-naan
penurunan silinder
- Usahakan agar silinder sumuran tegak, dan apabila
tidak dapat, angkat kembali cincin sumuran dan
dilakukan penggalian terbuka
- Kemudian lakukan pengecekan kestabilan pondasi
sesuai dengan pondasi langsung
Pada bagian yang dikhawatirkan mengalami scouring
vertikal atau horizontal langsung diberi pengamanan
PERBAIKAN KESALAHAN
SETTING YANG SALAH
Apabila jarak tidak terlampau besar, bagian ke -
pala abutment atau pilar dapat diberi tambahan
dengan konsol pendek, dan penyesuaian-penye-
suaian lainnya.
Apabila sudah tidak mungkin, maka bentangan
dan mungkin tipe bangunan atas perlu penye-
suaian
Cek kembali terhadap kestabilan pondasi, apa-
kah masih cukup aman akibat terjadinya peruba-
han letak bangunan atasnya
PERBAIKAN BETON
RETAK
Perbaikan retak dapat dilakukan dengan cara grou-
ting, penyuntikan bahan epoxy
Apabila tulangan kurang, adanya retak struktur perlu
perkuatan dengan menambahkan plat penguat
Untuk gelagar beton bertulang atau beton pratekan
dapat menggunakan perkuatan dengan cara external
stressing
Untuk kolom beton perkuatan dilakukan dengan cara
jacketing dengan pelat baja, fibrewrap dll.
Prestressed Girder
Span = 40 m’
Pilar Pilar
Temporary
Steel Frame
Prestressed Girder
Span = 40 m’
Pilar Pilar
PELAKSANAAN PEMASANGAN
JEMBATAN RANGKA
Metoda yang sesuai tergantung dari :
Lokasi jembatan
Kondisi sungai
Kondisi jalan penghubung (oprit)
Kondisi jembatan lama
Kemajuan pekerjaan bangunan bawah
Peralatan yang tersedia
Tenaga buruh yang digunakan
METODA PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA
Ada 3 macam
Kantilever
Kombinasi Perancah + Kantilever
(semi kantilever)
Perancah
KANTILEVER
Dilakukan pada kondisi
Keadaan aliran sungai buruk dan berbahaya bila dipasang
perancah ditengah sungai (sering banjir)
Profil sungai dalam.
Mempunyai bentang jembatan lebih besar atau sama
dengan jembatan yang dipasang.
Jalan penghubung (oprit) yang tersedia cukup untuk
menempatkan jembatan pemberat
Dan timbunan / galian tanah dibelakang kepala
jembatan memungkinkan untuk konstruksi jembatan
pemberat.
Tersedia tenaga-tenaga yang terlatih.
SEMI KANTILEVER
YOKE
BALLAST BALLAST
ERECTION JEMBATAN RANGKA
METODA SEMI KANTILEVER
REMOVE YOKE
ERECTION JEMBATAN RANGKA
METODA PERANCAH
PEMASANGAN PERANCAH
ERECTION JEMBATAN RANGKA
METODA PERANCAH
MEMULAI PEKERJAAN ERECTION
ERECTION JEMBATAN RANGKA
METODA PERANCAH
REMOVE
FILES
TRANSPANEL BRIDGES
Transfield - MBK
TRANSPANEL BRIDGES
Transfield - MBK
COMPACT BAILEY
COMPACT BAILEY
BRIDGE DIMENSIONS
COMPACT BAILEY
Tampak Samping