Anda di halaman 1dari 16

MODUL 7

PERBAIKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGUAT


GEOTEKSTIL

Geotekstil

Lembaran sintesis yang tipis fleksibel, permeabel yang digunakan untuk stabilitasi dan
perbaikan tanah secara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Fungsi geotekstil:
1. Untuk perkuatan tanah lunak
2. Untuk konstruksi yang mempunyai umur rencana cukup lama
3. Untuk mendukung beban besar
4. Sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan pelindung
5. Sebagai perkuatan pada timbunan
Fungsi geotekstil woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan kuat tarik,
sehingga mereduksi terjadinya penurunan setempat akibat tanah dasar yang lunak atau kurang
baik.
Fungsi geotekstil non woven adalah sebagai filter pada proyek-proyek subdrain, dan separator
pada pembangunan jalan diatas tanah lunak

Prinsip Dasar Geosintetik

Fungsi geotekstil disini adalah sebagai tulangan, pemisah atau drainase. Bila timbunan terletak
pada tanah lunak, deformasi yang berlebihan menyebabkan timbunan menjadi melengkung ke
bawah. Melengkungnya tubuh timbunan ini merusakkan bangunan di atasnya.

Pada prinsipnya, timbunan berperilaku sama seperti balok yang dibebani, yaitu bila timbunan
melengkung terlalu tajam, maka akan timbul retak-retak di bagian bawahnya. Analisis
mekanika tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi tanah dan geometri
timbunannya. Dari analisis ini akan dihasilkan kekuatan tulangan geotekstil yang dibutuhkan
agar timbunan tidak berdeformasi secara berlebihan.

Geotekstil, bila diletakkan di bawah timbunan jalan atau tanggul juga dapat mengurangi
tegangan-tegangan pada lapisan tanah di bagian bawah, yaitu ketika lapisan ini mengalami
tarikan akibat beban yang bekerja. Dengan adanya geotekstil, integritas struktur timbunan lebih
terjaga, sehingga beban timbunan disebarkan ke area yang lebih luas dan dengan demikian
geotekstil dapat mengurangi intensitas tekanan ke tanah di bawahnya.

Jika tanah lunak yang berada di bawah timbunan terpenetrasi ke dalam bahan timbunan di
atasnya, maka sifat-sifat mekanis tanah timbunan akan terpengaruh, yaitu kekuatan tanah di
sekitar dasar timbunan akan berkurang. Kadar air dalam tanah lunak secara berangsur-angsur
berkurang oleh adanya geotekstil yang berfungsi sebagai drainase.

Pemasangan Geotekstil
Timbunan yang diperkuat dengan tulangan geotekstil dapat memberikan penghematan yang
signifikan dibandingkan dengan metoda konvensional, seperti metoda stabilisasi dengan
pembangunan berm maupun metoda perpindahan. Dalam tanah pondasi di bawah timbunan
yang terlalu lunak, untuk dapat mendukung beban timbunan di atasnya, maka diperlukan
geotekstil untuk perkuatannya. Kecuali dipasang di dasar timbunan geotekstil juga dapat
dipasang untuk perkuatan lereng timbunan. Untuk ini, perancangan biasanya didasarkan pada
analisis stabilitas lereng.

Gambar 1 : Cara pemasangan geotekstil (Sumber : http://www.galeripustaka.com)

Dalam aplikasi stabilisasi timbunan, geosintetik dapat diletakkan dalam berbagai cara seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas (Gourc, 1993), penjelasannya yaitu :

Gambar a :
Geotekstil diletakkan pada pertemuan tanah lunak dan timbunan yang berfungsi sebagai
pemisah / separasi, mencegah kontaminasi tanah timbunan oleh butiran halus tanah lunak di
bawahnya. Selain itu, geotekstil juga berfungsi sebagai tulangan.

Gambar b :
Geotekstil pada bagian ujungnya ditekuk ke belakang untuk mencegah kelongsoran lereng.

Gambar c :
Geotekstil membentuk bantalan berisi tanah untuk mendistribusikan beban dan atau berfungsi
sebagai lapisan drainase.

Gambar d :
Lapisan drainase dihubungkan dengan jaringan drainase vertikal.

Gambar e :
Geotekstil dipasang agar lereng timbunan dapat dibuat lebih tegak.

Gambar f :
Geotekstil digabungkan dengan sistem kolom tiang-tiang yang mendukung sebagian dari beban
timbunan.

Gambar g :
Geotekstil di ujung-ujungnya dikunci agar tidak terjadi penggelinciran (sistem wager).

Gambar h :
Geotekstil diletakkan di bawah berm untuk meyakinkan stabilitas timbunan.

Rakit tulangan geotekstil yang diletakkan pada kolom tiang-tiang (gambar f) bertujuan untuk
meringankan beban tanah pondasi dari beban timbunan. Rakit yang didukung oleh tiang-tiang
berguna dalam meneruskan beban ke tanah yang lebih dalam dan sekaligus mengurangi
tekanan tanah pada kedalaman yang dangkal. Jadi, pengurangan tegangan adalah akibat beban
di permukaan yang ditransfer oleh tiang ke tanah pondasi pada kedalaman yang lebih dalam
melalui rakit geotekstil dan tiang-tiang.

Geotekstil sebagai tulangan hanya dapat mentransfer beban ke tiang bila telah terjadi
penurunan tanah. Karena itu, tegangan tarik yang terjadi pada rakit geotekstil harus lebih kecil
daripada kuat tarik ijinnya. Bila tidak digunakan geotekstil, penutup tiang (pile cap) yang lebih
besar harus digunakan pada kolom-kolom tiangnya, atau kolom-kolom tiang harus dibuat
berjarak dekat.

A. PERENCANAAN TIMBUNAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL

Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah merencanakan geotekstil sebagai perkuatan
timbunan diatas tanah lunak, menghitung internal, foundation, dan overall stability, dan
Menghitung jumlah geotekstil yang digunakan sesuai kebutuhan.

Metode perencanaan

Beban Lalu Lintas


Berdasarkan standar perencanaan geometrik jalan tol Dirjen Bina Marga
No.007/BM/2009, maka didapat nilai muatan sumbu terberat = 100 kN, dirubah menjadi beban
100
merata Q1 = 2,44 × 1 = 40,98 kN/m².

Beban Timbunan
Kemiringan Lereng 2H : 1V

600 3300

300

4500
Gambar 2. Dimensi Timbunan
Dari data tanah timbunan diketahui nilai :
γ timbunan = 18,64 kN/m3
Tinggi timbunan = 3 meter
Maka dapat diketahui nilai beban timbunan
Q2 = γ timbunan x tinggi
Q2 = 18,64 x 3
Q2 = 55,92 kN/m2

Beban Perkerasan Kaku


Perkerasan kaku diasumsikan tebuat dari beton tanpa lapisan pondasi dengan data
sebagai berikut :
γ Beton = 24 kN/m3
Tebal lapis perkerasan = 0,2 m
Q3 = γ Beton x Tebal
Q3 = 4,8 kN/m2
Q total = 40,98 + 55,92 + 4,8
= 101,70 kN/m2

Perhitungan Stabilitas Timbunan


Berdasarkan dari hasil data boring lapangan yang didapat, bahwa tanah pada proyek
pembangunan jalan Tol Samarinda – Balikpapan STA 2+000 s/d 2+500 dikategorikan dalam
tanah lanau lempung yang merupakan tanah lunak

Kontrol Internal Stability

q
A
ɣtimb
H ϕ
hw
c
B C
Su = L
γ
tϕ Tanah

Gambar 2. Internal Stability

H=3m

L = 6m Pa
Gambar 3. Anggapan Internal Stability

20
Ka =tg² (45 − )
2
= 0,49
1
- Berat tanah total W = 2 . L . H . γtimb
= ½ . 6 . 3 . 18,64
= 167,76 kN/m
1
- Pa = Ka . W . H + 2. ɤtimb . Ka . H²
= 0,49 . 45,78 . 3 + ½ . 18,64 . 0,49 . 3²
= 67,3 + 41,10
= 108,4 kN/m

𝑊 .𝑡𝑔 𝛿
- SF = 𝑃𝑎
167,76.𝑡𝑔 ⅔ . 20
= 287,7
= 0,13 < 2 (tidak OK)

Jadi tinggi timbunan tidak dapat menahan beban merata sehingga menggunakan
safety factor (SF) dengan ambang batas minimum 2
- Kekuatan bahan, S1 = SFmin × Pa
= 2 x 108,4
= 216,8 kN/m

Kontrol Foundation Stability

Wo
A
ɣ timb
H

S2 B C
Su=Cu
Su.L
Pa 2 Pp
h ɣt
ɸ

Gambar 5. Foundation Stability


H

Su.L
Pq
Pp1
Pa1 m.a.t
Pp2 Pa 2

Su.L

Gambar 6. Anggapan Foundation Stability

3,45
- Ka₁ = tg² (45 − )
2
= 0,88
3,45
- Ka₂ = tg² (45 − )
2
= 0,88
3,45
- Kp₁ = tg² (45 + )
2
= 1,12
3,45
- Kp₂ = tg² (45 + )
2
= 1,12

- Pa = akibat beban merata + akibat tekanan tanah aktif lapis 1 + akibat tekanan aktif
lapis 2 – akibat kohesi tanah lapis 1 – akibat kohesi lapis 2
= Pq + Pa lapis I + Pa lapis 2 - Pc₁ - Pc₂
= q . Ka₁ . h₁ + q . Ka₂ . h₂ + ½ . γ₁ . Ka₁ . h₁² + ½ . γ₂ . Ka₂ . h₂² - 2. Su . h₁ .
√𝐾𝑎₁ - 2. Su . h₂ . √𝐾𝑎₂
= 101,7 . 0,88 . 1,5 + 101,7 . 0,88 . 5,5 + ½ . 14,75 . 0,88 . 1,5² + ½ . 15,3 .
0.88 . 5,5² − 2 . 0,5 . 1,5 . √0,88 − 2 . 0,5 . 5,5 . √0,88
= 134,24 + 492,23 + 14,6 + 203,64 – 1,41 – 5,16
= 838,14 kN/m
- Pp = akibat tekanan tanah pasif lapis 1 + akibat tekanan tanah pasif lapis 2 +
akibat kohesi lapis 1 + akibat kohesi lapis 2
= Pp lapis I + Pp lapis II + Pc₁ + Pc₂
= ½ . γ’₁ . Kp₁ . h₁² + ½ . γ’₂ . Kp₂ . h₂² + 2 . Su₁ . h₁ . √𝐾𝑝₁ + 2 . Su₂ . h₂ .
√𝐾𝑝₂
= ½ . ( 14,75 – 10 ) . 1,12 . 1,5² + ½ . (15,3 – 10 ) . 1,12 . 5,5² + 2 . 0,5 . 1,5
. √1,12 + 2 . 0,5 . 5,5 . √1,12
= 1,86 + 25,92 + 1,59 + 5,82
= 35,19 kN/m
𝑃𝑝+ 𝑆𝑢₁.𝐿 +𝑆𝑢₂.𝐿
SF = 𝑃𝑎
35,19+0,5 .6 +0,5 .6
= 838,14
= 0,05 < 2 ( tidak OK)
- Kekuatan bahan, S2 :
S2 = Su₁ . L . SF
= 0,5 . 6 . 2
= 6 kN/m
- Kebutuhan kekuatan tarik bahan geotekstil adalah :
= S₁ + S₂
= 216,8 + 6 = 222,80 kN/m
Jadi geotekstil yang digunakan adalah geotekstil woven tipe UW - 250 dengan kuat
tarik ( tensile strength ) sebesar = 52 kN/m. Karena kebutuhan kekuatan tarik yang
didapatkan sebesar 222,80 kN/m, maka penggunaan geotekstil woven tipe UW –
250 pada timbunan ini diberi sebanyak 5 lapisan.

Overall Stability
Untuk perhitungan overall stability menggunakan metode Irisan Fellinius dengan
cara coba-coba.
R = 35 m

12
11
1
2
10
3 9
4 8
5 7
6

Gambar 7. Irisan Fellinius dengan R 35 meter tanpa geotekstil


R= 30 m
10
1
2
9
3 8
4 7
5 6

Gambar 8. Irisan Fellinius dengan R 30 meter tanpa geotekstil

Contoh perhitungan dengan metode Fellinius untuk irisan 1 dengan R 25 m.

R= 25 m
8
1
2 7
3 6
4 5

Gambar 9. Irisan Fellinius dengan R 25 meter tanpa geotekstil


B. GEOTEKSTIL SEBAGAI PENGUATAN DINDING PENAHAN TANAH

Metode perencanaan

Metode ini mengikuti metode yang diajukan oleh Lee (1973) dengan proses perencanaan
sebagai berikut:
1. Stabilitas internal
Merupakan proses perencanaan dinding dengan geotekstil dimana pada proses ini akan
ditentukan jarak, overlap, dan panjang geotekstil.
2. Stabilitas eksternal
Merupakan tinjauan stabilitas dinding yang sudah direncanakan terhadap guling
(overturning), geser (sliding), dan keruntuhan pondasi (daya dukung tanah dasar).

a) Perencanaan Stabilitas Internal

Hitungan Jarak Vertikal (Sv)

𝑇𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑆𝑣 =
𝜎ℎ . 𝐹𝑆
dimana: Sv = Jarak vertikal geotekstil
Tijin = Tegangan tarik izin geotekstil
σh = tegangan total
FS = Angka keamanan global (antara 1,3 dan 1,5)

1
𝑇𝑖𝑗𝑖𝑛 = [ ]
𝐹𝑆𝐼𝐷 𝑥 𝐹𝑆𝐶𝑅 𝑥 𝐹𝑆𝐶𝐷 𝑥 𝐹𝑆𝐵𝐷

Penetapan harga Angka Keamanan akibat kerusakan saat instalasi (FS ID), akibat rayapan
(FSCR), akibat degradasi kimia ((FSCD), dan akibat degradasi biologi (FSBD) dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Harga keamanan parsial yang direkomendasikan


Area penerapan Beberapa Angka Keamanan Parsial
Rusak saat Rayapan Degradasi Degradasi
instalasi (FSCR) kimia (FSCD) biologi (FSBD)
(FSID)
Pemisah 1,1 – 2,5 1,5 – 2,5 1,0 – 1,5 1,0 – 1,2
Cushioning 1,1 – 2,0 1,2 – 1,5 1,1 – 2,0 1,0 – 1,2
Jalan tanpa perkerasan 1,1 – 2,0 1,5 – 2,5 1,0 – 1,5 1,0 – 1,2
Dinding 1,1 – 2,0 2,5 – 4,0 1,0 – 1,5 1,0 – 1,3
Timbunan 1,1 – 2,0 2,0 – 3,5 1,0 – 1,5 1,0 – 1,3
Daya Dukung 1,1 – 2,0 2,0 – 4,0 1,0 – 1,5 1,0 – 1,3
Stabilitas lereng 1,1 – 1,5 2,0 – 3,0 1,0 – 1,5 1,0 – 1,3
Overlay 1,1 – 1,5 1,0 – 2,0 1,0 – 1,5 1,0 – 1,1
Jalan rel 1,1 – 3,0 1,0 – 1,5 1,5 – 2,0 1,0 – 1,2
Form fleksibel 1,1 – 1,5 1,5 – 3,0 1,0 – 1,5 1,0 – 1,1
Dinding lanau 1,1 – 1,5 1,5 – 2,5 1,0 – 1,5 1,0 – 1,1
Sumber: Koerner (1994)
Hitungan Panjang Geotekstil (L)

Pendekatan yang sama dapat digunakan juga untuk menghitung panjang geotekstil L,
dimana: LR = (H – z) tan (45º - φ/2), sehingga:

Sv. σh . FS = 2 (c + σv tan δ) LE = 2 (c + γz tan δ) LE; maka:

𝑆𝑣 . σℎ . 𝐹𝑆
𝐿𝐸 =
2 (c + γz tan δ)

Panjang minimum LE = 1 m. Dengan demikian panjang geotekstil L = LE + LR

Hitungan Panjang Overlap (LO)

Panjang overlap (LO) diperoleh dengan jalan yang hampir sama dengan cara sebelumnya
dengan beberapa pengecualian, sebagai contoh jarak z diukur dari sekitar pertengahan
lapisan, dan σh tidak sebesar seperti sebelumnya. Persamaan untuk menghitung panjang LO
adalah sebagai berikut:
𝑆𝑣 . σℎ . 𝐹𝑆
𝐿𝑜 =
2 (c + γz tan φ)

Panjang overlap LO minimum adalah 1 meter.

b) Perencanaan Stabilitas Eksternal

Stabilitas Terhadap Guling (FSG)

𝐾𝑒𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 (𝑀𝑟 )


𝐹𝑆𝐺 = ∑
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 (𝑀𝐺 )

FSG = angka keamanan terhadap momen guling. Agar penahan tanah aman terhadap guling,
maka FSG > FS yang diharapkan (biasanya diambil = 3).

Stabilitas Terhadap Gaya Dorong (FSD)

𝐾𝑒𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑔𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 (𝐹𝑟 )


𝐹𝑆𝐷 = ∑
𝐺𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 (𝐻)

FSD = angka keamanan terhadap gaya dorong. Agar penahan tanah aman terhadap gaya
dorong, maka FSD > FS yang diharapkan (biasanya diambil = 3).

Stabilitas Terhadap daya Dukung Tanah Dasar

Tegangan yang terjadi akibat beban yang bekerja σv harus lebih kecil dari tegangan izin
tanah dasar σ* = σult / FS. Daya dukung ultimit dapat dihitung dengan persamaan Terzaghi
sebagai berikut:
σult = c Nc + q Nq + 0,5 B Nγ; dimana angka aman FS diambil = 3,0.
Gambar 2. Stabilitas eksternal penahan tanah geotekstil: (a) terhadap gaya guling
(b) terhadap gaya dorong, (c) terhadap daya dukung tanah.

Contoh perencanaan.

Suatu dinding penahan tanah setinggi 3,6 m direncanakan dengan penguatan menggunakan
bahan geotekstil. Dinding penahan tersebut mendukung beban merata sebesar 10 kN/m2.
Dinding penahan diurug dengan tanah berbutir (SP) yang memiliki γ = 17,6 kN/m3, φ =
36°, dan c = 0. Geotekstil yang digunakan adalah teranyam silt film dengan kuat tarik 45
kN/m. Angka keamanan global FS = 1,3. Angka keamanan parsial gunakan Tabel 1 dengan
mengambil harga reratanya. Rencanakan dinding penahan tanah tersebut lengkap dengan
kestabilannya (ambil angka keamanan = 3,0).

Penyelesaian.

A. Stabilitas Internal

Menentukan tekanan horisontal sebagai fungsi kedalaman (z):


Ka = tan2 (45° – 36°/2) = 0,26
σh = σhs + σhq = Ka .γ.z + Ka.q = 0,26 x 17,6 x z + 0,26 x 10 = 4,58 z + 2,6
Tegangan tarik izin geotekstil dengan memperhatikan angka keamanan parsial:
1
𝑇𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝑇𝑢𝑙𝑡 [ ]
𝐹𝑆𝐼𝐷 𝑥 𝐹𝑆𝐶𝑅 𝑥 𝐹𝑆𝐶𝐷 𝑥 𝐹𝑆𝐵𝐷
1 45
𝑇𝑖𝑗𝑖𝑛 = 45 [ ]= = 7,22 𝑘𝑁/𝑚
1,5 𝑥 3 𝑥 1,25 𝑥 1,1 6,19

Menghitung jarak vertikal geotekstil (Sv) dengan z = 3,6 m


𝑇𝑖𝑗𝑖𝑛 7,22
𝑆𝑣 = = (4,58𝑥3,6+2,6)1,3
= 0,29 𝑚 dicoba menggunakan 30 cm
𝜎ℎ .𝐹𝑆

z (m) Sv (cm) Sv dipakai


3,345 30,48
3,05 33,274
2,74 36,322
2,44 40,132 30 cm
2,13 44,704
1,83 50,292
1,52 57,658
1,22 67,691
0,91
45 cm
0,61
0,305

Hasil perencanaan Sv 4 lapis pertama digunakan Sv = 45 cm, 6 lapis kedua digunakan Sv =


30 cm seperti terlihat pada gambar berikut ini:

Menentukan Panjang Geotekstil (L)

Panjang geotekstil dapat ditentukan berdasarkan gesekan antara geotekstil dengan tanah
timbunan sesuai dengan tabel 2.
Tabel 2. Gesekan antara tanah dengan geotekstil

Tanah bahan timbunan


Tipe geotekstil Pasir beton (SP) Pasir bulat Pasir kelempungan
φ = 30° φ = 28° φ = 26°
Teranyam, non
26° (84%) - -
filamen
Teranyam, silt
24° (77%) 24° (84%) 23° (87%)
filamen
Tak teranyam, heat
26° (84%) - -
bounded
Tak teranyam,
30° (100%) 26° (92%) 25° (96%)
needle punched

Tanah timbunan adalah SP dengan φ = 36°, menurut tabel 2 geotekstil teranyam silt-film
maka δ = 24°, maka:

𝑆𝑣 . σℎ . 𝐹𝑆 𝑆𝑣 (4,58𝑧 + 2,6)1,3 𝑆𝑣 (4,58 𝑧 + 2,6)


𝐿𝐸 = = =
2 (c + γz tan δ) 2(0 + 17,6 𝑧 tan 24) 15,67 𝑧

LR = (H – z) tan(45°- 36°/2) = 0,509 (3,6 – z)

Tabel 3. Hasil hitungan

Jarak geotekstil (cm)


Kedalaman
Lapisan Sv LE LE LR L L
z (cm)
(min) (hitungan) (terpakai)
10 (pck) 45 45 38,1 160,2 260,2 300
9 90 45 27,6 137,4 237,4 300
8 135 45 24,3 114,6 214,6 300
7 180 45 22,5 91,5 191,5 300
6 210 30 14,4 76,2 176,2 300
100
5 240 30 14,1 61,2 161,2 300
4 270 30 13,8 45,6 145,6 150
3 300 30 13,5 30,6 130,6 150
2 330 30 13,5 15,3 115,3 150
1 (dsr) 360 30 13,2 0 100 150

Hasil hitungan panjang geotekstil yang pada Tabel 3 dapat digambarkan pada gambar di
bawah ini.
B. Stabilitas Eksternal

Gaya Horisontal dan Momen Guling

(Pa)1 = tekanan aktif oleh tanah (diagram segitiga)


= 0,5 (4,58 x 3,6) x 3,6 = 29,68 kN/m (bekerja di 1,2 m dari dasar)
(Pa)2 = tekanan tanah akibat beban merata
= 2,6 kN/m (bekerja di 1,8 m dari dasar dinding)

Tabel 4. Gaya Vertikal (Wi) dan Momen Tahanan (Mr)

No. Wi (kN/m) Lengan ke A Momen ke A


1. Pa1 sin 24° = 12,07 3 36,21
2. Pa2 sin 24° = 1,06 3 3,18
3. W1 = 3 x 2,4 x 17,6 = 126,72 1,5 190,08
4. W2 = 1,5 x 1,2 x 17,6 = 31,68 0,75 23,76
ƩWi = 171,53 Mr = 253,23

Tabel 5.Gaya Horisontal (Hi) dan Momen Guling (Mo)

No. Hi (kN/m) Lengan ke A Momen ke A


1. Pa1 cos 24° = 12,07 1,2 32,53
2. Pa2 cos 24° = 1,06 1,8 4,28
ƩHi = 29,49 Mo = 36,81
Stabilitas terhadap guling: SF = Mr/Mo = 253,23/36,81 = 6,88 (aman)

Tahanan terhadap geser (FR) = (171,53) tan 14,2° + 1,5x16 = 67,4 kN


𝐹𝑅 67,4
Stabilitas terhadap geser: 𝑆𝐹 = = = 2,29 < 3 (belum aman)
Ʃ𝐻𝑖 29,49
Maka bagian bawah diperpanjang dari 1,5 m menjadi 3,0 m sehingga:
𝐹𝑅 91,4
FR = (171,53) tan 14,2° + (3 x 16) = 91 kN, 𝑆𝐹 = Ʃ𝐻𝑖 = 29,49 = 3,31 > 3 (aman)

Kontrol Daya Dukung Tanah Dasar

Tegangan ultimit (qult) = c Nc + q Nq + 0,5 B Nγ


= 20 x 10,98 x 0,95 + 0 + 0,5 x 18,4 x 3 x 2,65
= 281,76 kN/m2
Tegangan izin (qizin) = 281,76/3 = 93,92 kN/m2
Tegangan yang bekerja (qact) = (17,6 x 3,6) + 10 = 73,36 kN/m2 < qizin (aman)

Maka hasil perencanaan akhir adalah seperti gambar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai