Anda di halaman 1dari 6

LONGSORAN BIDANG ( PLANE FAILURE)

Longsoran jenis ini, bila dibandingkan dengan longsoran baji (dibahas pada pertemuan berikutnya) jarang terjadi. Namun bila kondisi yang menunjang terjadinya longsoran bidang ada, maka longsoran yang terjadi mungkin akan lebih besar (secara volume) daripada longsoran baji. Oleh karena itu pengetahuan akan analisis longsoran bidang sangat diperlukan. Dalam pembahasan berikut ini akan dibatasi pada persoalan-persoalann dua dimensi saja. 1. Kondisi Umum Untuk kasus longsoran bidang dengan bidang gelincir tunggal, persyaratan berikut ini harus terpenuhi : Bidang gelincir mempunyai strike sejajar atau hampir sejajar (maksimal 20o) dengan strike lereng. Jejak bagian bawah bidang lemah yang menjadi bidang gelincir harus muncul dimuka lereng, dengan kata lain kemiringan bidang gelincir lebih kecil daripada kemiringan lereng. Kemiringan bidang gelincir lebih besar dari sudut geser dalamnya. Harus ada bidang release yang menjadi pembatas di kanan-kiri blok yang menggelincir.

Seperti biasanya, analisis dua dimensi selalu mempertimbangkan unit ketebalan yang arahnya tegak lurus dengan garis muka lereng. Oleh karena itu, bidang gelincir yang dapat direpresentasikan sebagai garis depan kemiringan tertentu dan blok yang menggelincir dapat direpresentasikan dengan sutau luasan pada penampang vertical yang tegak lurus dengan strike lereng.(Gambar 1). 2. Analisis Longsoran Bidang Posisi rekahan tarik perlu diperhatikan dalam analisis ini, yaitu dibelakang crest lereng atau dimuka lereng (Gambar 2). Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Bidang gelincir dan rekahan tarik mempunyai strike sejajar dengan strike lereng. b. Rekahan tarik adalah bidang vertical dan terisi air sedalam Z w.

Longsoran Bidang-

c. Air membasahi bidang gelincir lewat bagian bawah bidang rekahan tarik dan merembes sampai di jejaknya pada muka lereng. d. Gaya W (berat blok yang menggelincir), U ( gaya angkat oleh air) dan V (gaya tekan air direkahan tarik) bekerja di titik pusat blok. Sehingga diasumsikan tidak ada momen penyebab rotasi. e. Kuat geser () dari bidang gelicir adalah = c + .tan, dimana c = kohesi dan = sudut geser dalam. f. Terdaoat bidang release dikanan-kiri blok sehingga tak ada hambatan dikanan-kiri blok yang menggelincir.

Gambar 1 Kondisi Umum longsoran bidang

Longsoran Bidang-

Gambag 2 Posisi rekahan tarik pada lereng batuan Persamaa yang digunakan untuk menentukan factor keamanan adalah sebagai berikut :
cA + (W cosp U V sinp ) tan W sinp +V cos p

dimana : A = (H-z) cosec p U = w.zw (H-z) cosec p V = w.zw2 W = H2 {(1 (z/H)2)cot p - cot f} (rekahan tarik dibelakang crest lereng) = H2 {(1 (z/H)2)cot p (cot p.tan f 1)} (rekahan tarik dibelakang crest lereng)

Longsoran Bidang-

Bila diinginkan adanya perbandingan antara geometri lereng, kedalaman air dalam rekahan tarik dan pengaruh dari kuat geser yang berbeda, maka persamaan di atas dapat dimodifikasi menjadi seperti berikut :
( 2c / H ) P + {Q cot p R ( P + S )} tan Q + RS cot p

dimana : P = (1-z/H) cosec p Q = {(1 (z/H)2)cot p - cot f} sin p (rekahan tarik dibelakang crest lereng) = {(1 (z/H)2)cot p (cot p.tan f 1)} (rekahan tarik dibelakang crest lereng)
R=

w zw z . . z H

S =

zw z . sin p z H

Untuk keperluan praktis, nilai P dan S dapat dicari dengan menggunakan grafik pada gambar 3, sedangkan nilai Q dicari dengan menggunakan grafik pada gambar 4. Bila lereng batuan tersebut berada di daerah rawan gempa dan percepatan yang ditimbulkan gempa dapat dimodelkan menjadi gaya statis W, maka perhitungan factor keamanan dapat dilakukan dengan memasukkan pengaruh gempa dengan cara memodifikasi persamaan menjadi sebagai berikut :
cA + {W (cos p sin p ) U V sin p } tan W ( sin p + cos p ) +V cosp

Longsoran Bidang-

Gambar 3 Nilai perbandingan P dan S untuk bermacam-macam geometri

Longsoran Bidang-

Gambar 4 Nilai perbandingan Q untuk bermacam-macam geometri lereng

Longsoran Bidang-

Anda mungkin juga menyukai