Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH RUBBER DEPOSIT PADA LANDAS PACU TERHADAP

KESELAMATAN PENERBANGAN DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL


JUWATA TARAKAN

Sukamto dan Taryana


Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

Abstrak : Permukaan landas pacu yang dalam keadaan kurang baik dalam keadaanya
licin dikarenakan material tergerus oleh lalu lintas pesawat (polished
aggregate), permukaan yang licin karena bekas karet ban pesawat yang
tertempal pada permukaan landas pacu ketika melakukan aktifitas landing
(contaminants), permukaan licin dikarenakan adanya rubber deposit pada
daerah toucdown dan jika tarafnya berat maka harus dihilangkan, karena
mengakibatkan kegagalan pengereman terutama pada saat landas pacu basah.
Dengan adanya akumulasi Rubber Deposit yang tinggi maka nilai koefisien
friksinya akan menurun.
Dalam proses perencanaaan, metodologi yang digunakan metode observasi,
metode studi kepustakaan, metode diskusi dan metode perhitungan. Data
kualitatif yang diperoleh dalam penelitian diolah sedemikian rupa menjadi
data kuantitatif dengan mengklasifikasikan data - data tersebut, pendekatan ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden. untuk
keperluan analisis.
Hasil penelitian dapat di pakai sebagai bahan acuan oleh manajemen
pengelolaan Bandar Udara International Juwata Tarakan guna menjamin
keselamatan penerbangan dengan menempuh langkah penanganan secara tepat
dan cepat sebagai solusi dalam mengatasi rubber deposit pada landas pacu
(runway), serta saran dan pendapat yang bermanfaat untuk pemecahan
masalah serta untuk bahan pemikiran dan pembelajaran lembaga yang terkait
yaitu Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia dan Bandar Udara Radin Inten II
Lampung.

Kata kunci : landas pacu, rubber deposit,bandar udara


PENDAHULUAN
Aspek keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama dalam
kegiatan operasi penerbangan. Untuk menjaga agar kinerja kegiatan operasional penerbangan
dapat berjalan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan, maka diperlukan teknologi
atau peralatan penerbangan yang memenuhi standar untuk mendukung kegiatan operasional
penerbangan.
Menurut Standart Nasional Indonesia ( SNI) 03-7095-2005 marka dan rambu pada
daerah pergerakan pesawat udara di bandar udara yang meliputi landas pacu (runway), landas
hubung (taxiway), dan apron harus di jaga permukaanya. Permukaan landasan pacu yang
beraspal harus di pelihara dalam kondisi sehingga memberikan karakteristik gesekan yang
baik dan rendah bergulir perlawanan. Salju, lumpur salju, es, genangan air, lumpur, debu,
pasir, minyak, rubber deposit dan kontamin lainnya akan di hapus secepat mungkin untuk
meminimalkan akumulasi
Frekuensi pergerakan pesawat salah satu yang menentukan ketebalan rubber deposit
pada landas pacu. Semakin banyak pergerakan pesawat dalam suatu bandar udara maka
semakin tebal rubber deposit yang akan dihasilkan. Degan hal tersebut untuk pembersihan
rubber dposit ditentukan oleh pergerakan pesawat setiap harinya. Adapun frekuensi pesawat
per hari di landas pacu maka pembersihanya sudah ditentukan SKEP 77 /VI / 2005 dan begitu
juga cara pembersihanya
PERMASALAHAN
Bagaimana pengaruh rubber deposit pada landas pacu terhadap keselamatan
penerbangan di Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan.
LANDASAN TEORI
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan, Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 54 tahun 2004
tanggal 21 Mei 2004, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk lepas
landas pesawat udara, naik turun penumpang dan / atau bongkar muat kargo dan / atau pos,
serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan
antar moda transportasi.
Sedangkan menurut Document 4444, ATM / 501, ICAO, Aerodrome is a defined area
on the land or water ( including any buildings, installations, eguipment ) intended to be used
either wholly or in a part for the arrival, departure and surface movement of the aircraft.
Maksudnya, bandar udara adalah suatu daerah yang terletak di darat ataupun air (
terdiri dari bangunan-bangunan, instalasi — instalasi, peralatan ) yang seluruhnya atau
sebagian digunakan untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat di darat yang
harus di jaga dan dipelihara sesuai dengan yang tertera dalam peraturan yang ada.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor SKEP/ 77 /VI / 2005 tentang
persyaratan teknis pengoperasian
fasilitas teknik bandar udara. Tabel 1 Frekuensi Pembersihan Rubber Deposit Frekuensi
pesawat Frekuensi per hari yang pembersihan mendarat di landas yang
pacu . diusulkan
£ 15 2 tahun
16- 30 1 tahun
31-90 6 bulan
91—150 4 bulan
151-210 3 bulan
2 210 2 bulan
Sumber: SK Dirjen Hubud No : SKEP 77 / VI
1 2005.
Menurut Keputusan Jenderal Perhubungan Udara SKEP 11 / 01 /Tahun 2001 tentang Marka
dan Rambu pada
daerah pergerakan pesawat udara di bandar
udara bab 1 ketentuan umum pasal 1.
• Marka adalah tanda yang dituliskan atau digambarkan pada daerah pergerakan pesawat
udara dengan maksud untuk memberikan suata petunjuk, menginformasikan suatu
kondisi ( ganguan/ larangan ) dan batas — batas keselamatan penerbangan.
• Rambu adalah simbol atau sekelompok simbol yang diletakkan atau dipasang di daerah
pergerakan pesawat udara yang bertujuan untuk memberikan informasi penerbangan.
Menurut Standart Nasional Indonesia ( SNI) 03-7095-2005 Marka dan rambu pada daerah
pergerakan pesawat udara di bandar udara yang meliputi landas pacu (runway), landas
hubung (taxiway), dan apron harus di jaga permukaanya.
Menurut International Civil Aviation Organization, Annex 14 chapter aerodrome maintenance
Chapter10.2.8 The surface of a paved runway shall be maintained in a condition so as to
provide good friction characteristics and low rolling resistance. Snow, slush, ice, standing
water, mud,dust, sand, oil, rubber deposits and other contaminants shall be removed as
rapidly and completely as possible to minimize accumulati
Permukaan landasan pacu yang beraspal harus di pelihara dalam kondisi sehingga
memberikan karakteristik gesekan yang baik dan rendah bergulir perlawanan. Salju, lumpur
salju, es, genangan air, lumpur, debu, pasir, minyak, rubber deposit dan kontamin lainnya
akan di hapus secepat mungkin untuk meminimalkan akumulasi
1. Pengertian Rubber Deposit
Rubber Deposite adalah suatu lapisan karet yang melekat pada permukaan landas pacu yang
timbul akibat gesekan roda pesawat udara ketika aktifitas landing yang akumulasinya tinggi
di permukaan landas pacu. Dengan adanya rubber deposit yang nilainya tinggi maka segera
harus dihilangkan.
Dalam menentukan jumlah rubber deposit maka untuk menyediakan suatu kondisi permukaan
landas pacu yang baik,
Jurnal Aviasi Langit Biru
58
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

maka direkomendasikan suatu test area yang dilakukan untuk menetapkan kestabilan
perjalanan suatu pesawat udara. Perkerasan landas pacu disaat melaksanakan aktifitas landing
maka rubber deposit berada dalam zone landas pacu, yang mangakibat tire pesawat tidak bisa
langsung menyentuh permukaan landas pacu dengan sempurna apalagi pada saat kondisi
basah.
Frekuensi pergerakan pesawat salah satu yang menentukan ketebalan rubber deposit pada
landas pacu. Semakin banyak pergerakan pesawat dalam suatu bandar udara maka semakin
tebal rubber deposit yang akan dihasilkan. Degan hal tersebut untuk pembersihan rubber
dposit ditentukan oleh pergerakan pesawat setiap harinya. Adapun frekuensi pesawat per hari
di landas pacu maka pembersihanya sudah ditentukan SKEP 77 /VI / 2005 dan begitu juga
cara pembersihanya.
Bahan kimia yang baik digunakan untuk removal of rubber deposit yang terdapat dalam
beton asphaltic sebagai landas pacu, sebagian dari bahan kimia ini mempunyai bahan dasar
cresylic acid (suatu derifative cairan pengawet kayu) dan suatu campuran benzene, dengan
synthetic detergent untuk memisahkan air dari removal rubber pada landas pacu beton. Dan
untuk removal of rubber pada landas pacu aspal digunakan bahan kimia yang bersifat alkaline
Teknik pengompresan angin panas dapat digunakan pada semua perkerasan semen dan landas
pacu beton asphaltic. Teknik menggunakan gas temperatur tinggi untuk membakar habis
rubber deposit yang ditinggalkan dari ban pesawat.
2. Rubber Deposit pada Landas Pacu Bandar Udara Landas pacu adalah suatu bidang
persegi panjang tertentu didalam lokasi Bandar Udara yang dipergunakan untuk
melaksanakan aktifitas pendaratan dan lepas landas pesawat udara. Landas pacu
sebagaimana yang di maksud di atas adalah harus memenuhi ketentuan teknis, yang
diantaranya adalah:
3. Panjang landas pacu.
4. Lebar landas pacu.
5. Kemiringan landas pacu.
6. Jarak tampak landas pacu. Kemiringan landas pacu meliputi :
Arah melintang.
Arah memanjang.
Arah memanjang untuk tiap bagian.
Unruk 4 bagian pertama dan terakhir dari panjang
e. Perubahan arah memanjang untuk sudut
berurutan. f. Jari —jari peralihan minimun.
£L »
Gambar 1: Kondisi Landas Pacu di Bandar Udara Radin Inten II Lampung
Gambar 2: Kondisi Landas Pacu yang di Inginkan
Perkerasan adalah struktur yang terjadi dari beberapa lapisan dengan perkerasan dan daya
dukung yang berlainan. Ada 2 jenis perkerasan yang digunakan pada landasan pesawat udara
yaitu :
1) Perkerasan Rigid yaitu perkerasan yang dibuat dari beton (cement). Perkerasan
berfungsi sebagai tumpukan rata — rata pesawat, permukaan yang rata membuat
perjalanan pesawat pada permukaan menjadi aman, lancar dan
Jurnal Aviasi Langit Biru
59
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

nyaman. Maka berdasarkan fungsi tersebut harus menjamin tiap — tiap lapisan dari atas ke
bawah cukup perkerasan dan ketebalannya sehingga tidak mengalami perubahan struktur.
2) Flexibel yaitu perkerasan yang di buat dari campuran aspal yang di atas suatau
permukaan dengan mutu tinggi.
Dalam struktur landas pacu ada yang dinamakan Grooving yang berfungsi untuk megurangi
resiko hydroplaning dan memberi koefisien yang baik pada saat pergerakan pesawat ketika
malaksanakan pengereman, maka perkerasan landas pacu diberi grooving. Grooving ini akan
menampung air permukaan pada tiap lekukan bagian bawah dan lekukan atas sebagai tempat
roda pendaratan pesawat.
Tidak ada standar ukuran grooving, tapi di
anjurkan kedalamannya 6 mm dan jarak tiap
lekukan adalah 2.54 cm batas yang di
butuhkan adalah khusus di daerah
touchdown yang dibuat dengan arah
Gambar 3: Bagian dari Sisi Luar Ban Pesawat Dari bagian ban tersebut maka yang termasuk
kepada bagian utama dari aircreaf tire adalah :
melintang - Tread and side wall - Casing /Chord body TIRE (ban) ialah bagian dari roda
NSodalan pengereman Haa
pendarat yang pertama bersentuhan
langsung dengan runway atau landas pacu,
diberi atau berisikan udara yang membantu
menyerap getaran dan guncangan sewaktu
melaksanakan Takeoff dan landing. Tire ini .
Mendarat dan Ketika” melaksanakan yang bergerik dengan keeepatan yang
smnsartana saia Kiko Terndioe a Telu tertentu sehingga pesawat bisa berhenti. aa Pe PE 2 n
Adapun Faktor - faktor terbesar untuk
menghentikan pesawat, maka kondisi tyre- runway surface adalah sangat penting ini
tergantung pada gaya gesek yang terjadi antara tire dan runway. a. Faktor gesekan
1) Texture permukaan.
a) Micro texture, berdasarkan skala halus dan kekerasan yang diberikan — dari —
ketajaman partikel — partikel yang terkumpul pada permukaan landas pacu. Tonjolan
ini tidak kelihatan dengan mata tapi
dijelaskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pesawat berhenti
Bagaiman energi yang dibutuhkan sehingga pesawat dapat berhenti adalah dengan berupa air
resistance pada pesawat
Aircreaf fire construction, merupakan sebuah tire yang dibuat untuk dapat menahan beban
dan harus dapat bertahan pada waktu berkecepatan tinggi dan terhadap beban statik serta
dinamik yang besar.
dapat dirasakan dengan sentuhan.
b) Macro texture, berdasarkan kekerasan yang pada
permukaanya landas pacu secara keseluruhan. 2) Kontaminasi.
Jurnal Aviasi Langit Biru 60 Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
Kontaminasi suatu permukaan landas pacu, seperti : pasir, oli, rubber deposit, air akan
menurunkan gesekan.
Permukaan landas pacu dapat terkontaminasi dengan rubber deposit, oil/ gress dan kotoran —
kotoran lain, yang akan mambahayakan operasianal pesawat jika kontaminasi tersebut” tidak
segera dibersihkan dibersihkan. Petugas yang bertanggung jawab dengan hal tersebut adalah
devisi teknik bandar udara.
Kotoran — kotoran tersebut akan mengurangi umur tire dan menimbulkan tire pesawat rusak
sebelum waktunya. Berikut ini akan dibahas mengenai kontaminasi landasan dengan rubber
deposit dalam kondisi basah.
Rubber deposit yang terdapat pada grooving membuat aliran air yang seharusnya mengalir
melalai groving tersebut jadi dikarenakan rubber deposit mengalir di luar grooving ( pada
permukaan landas pacu ). Hal ini menyebabkan tire tidak berada pada track yang seharusnya.
Begitu juga dengan kondisi landas pacu yang basah akan mengakibatkan tire kehilangan
kontak terhadap permukaan Rubber deposit terjadi pada touchdown landas pacu rubber
deposit menyebabkan texture landasan berkurang (grooving tertutup), sehingga menyebabkan
pengereman pesawat susah dicontrol. Terutama pada saat kondisi basah pada permukaan
landas pacu.
Terkait masalah rubber deposit untuk mengetahui persentase rubber deposit yang menutupi
pavement texture ada beberapa cara yang bisa di lakukan salah Satunya yaitu dengan cara
menekan permukaan landas pacu dengan tangan pada beberapa lokasi khususnya daerah
touch down zone. Hal ini dilakukan untuk memprediksi kerusakan dan umur treatmen.
Sedangkan yang kedua dilakukan dengan cara pengetesan alat Sand Patch Tes yang sesuai
dengan sistem Operasi prosedur (SOP) Bandar Udara Radin Inten II Lampung tentang
persyaratan teknik tentang ketebalan rubber deposit di rumus kan sebagai berikut :
, Hs - V 4x 3.14 x D
Keterangan :
Hs — kekesatan permukaan
V 5 volume tabung silinder — 243.71 11cm3 D - diameter lingkaran yang terbentuk dari
sebaran pasir.
3. Metode Pembersihan Rubber Deposit di
Landas Pacu Dengan adanya rubber deposit
pada permukaan landas pacu yang bertaraf berat maka harus segera dihilangkan, karena
mengakibatkan tergelincinya pesawat udara atau terjadi kegagalan pengeremen. Adapun
pembersihan rubber deposit ada 4 (empat) cara yang dilakukan untuk membersihkan rubber
deposit pada permukaan landas pacu yaitu:
1. Chemical Solvent Magnus 758 Yang ini terdiri dari bahan cairan kimia yang bisa
membahayakan kesehatan dan membuat pencemaran air pada drainase bandar udara.
2. Hot Compressed Air System
Pembersihan Yang ini terdiri dari campuran gas dengan memiliki temperatur dan kecepatan
tinggi dijalankan di atas permukaan landas pacu sehingga bereaksi untuk membakar rubber
deposit yang tertempel pada permukaan landas pacu.
3. Tekanan Air
Dengan semburan air dengan kecepatan tinggi melalui nosel yang disusun berderet dibawah
suatu mesin dengan sudut tertentu, remah karet akan tercungkil keluar satu persatu dari pori-
pori landas pacu, kemudian dibersihkan dan disapu dengan runway sweeper.
Jurnal Aviasi Langit Biru
61
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
4. Sikat Kawat pemeliharaan fasilitas landasan, tata
Selanjutnya dengan lingkungan bandar udara. menggunakan cara manual yaitu 10. Perawatan
bangunan baik kantor Dengan menyikat atau menguras bandar udara maupun bangunan
langsung rubber deposit dengan terminal. alat sikat kawat sehingga karet 11. Merencanakan
pembabatan rumput yang ada pada landas pacu sedikit dan semak belukar di sekitar demi
sedikit teruras bersih runway/ shoulder, sehingga kemudian lalu disapu dan memberikan
kenyamanan dan tidak dibersihkan.
ada halangan bagi pesawat
5. Pelayanan Teknik Bangunan dan
Langaran Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 dijelaskan pada Bab I Pasal 1-3, bahwa:
1) Keamanan dan keselamatan penerbangan adalah suatu kondisi untuk mewujudkan
penerbangan dilaksanakan secara aman dan selamat sesuai dengan rencana penerbangan.
2) Keamanan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
5 , enerbangan yang bebas dari gangguan operasional dan terminal secara — tindakan yaver
melawan Imkum. priodik / berkala agar bangunan dalam selily Kombi baik. 3) Keselamatan
penerbangan adalah keadaan
2. Memeriksa kondisi dan fungsi yang terwujud dari penyelengggaraan penerbangan yang
lancar sesuai dengan prosedur — operasi dan persyaratan kelayakan teknis terhadap
sarana dan
Dalam pelayanan unit teknik bangunan dan landasan dimana mempunyai tugas tugas pokok
yang sesuai dengan, yang telah ditetapkan oleh ICAO annex 14 tentang perawatan landas
pacu antara lain 1. Membuat jadwal / rencana
perbaikan atau pemeliharaan landas pacu serta gedung bangunan
fasilitas sisi udara meliputi landasan pacu, taxiway dan apron serta
fasilitas penunjannya. 3. Memeriksa kondisi, fungsi dan prasarana penerbangan beserta
mengawasi pengoperasian dan PenunjanEnyA. pemeliharaan peralatan fasilitas bandara
seperti traktor. 4. Menyiapkan dan mengoperasikan METODOLOGI fasilitas bandar udara.
Metode
5. Mengolah dan memutakhirkan data fasilitas dan peralatan bandar udara.
6. Mengawasi pelaksanaan pemotongan objek-objek yang diidentifikasi obstacle di sekitar
Pemilihan metode deskriptif didasari oleh maksud untuk menganalisis pengaruh rubber
deposit pada landas pacu terhadap keselamatan penerbangan di Bandar Udara Radin Inten II
bandar udara. Lampung. 7. Memelihara dan menilai fasilitas . infrastruktur bandar udara.
Lokasi dan Waktu 8. i lak: Menyiapkan, Dela Kana, Penelitian dilakukan di Bandar Udara
mengendalikan dan melaporkan . . kegiatan pembangunan dan Radin Inten II Lampung.
Proses dari pengolahan
data dilakukan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Proses penelitian dilaksanakan
sampai menyelesaikan laporan penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013 - April 2014.
pemeliharaan fasilitas bangunan untuk operasi penerbangan dan operasi bandar udara.
9. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pembangunan
dan
Jurnal Aviasi Langit Biru 62 Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

. TERMINAL PENUMPANG BSE PARK S. MEKARA PENGAWAS



1 FASEITAS PARKIR 8 FAS.EROUND HANDLING 10. BANGUKAH OPERASI
2 cp 1 PkpaK It. KAT KARYAWAN
4 TeRuma Yg 8 PoweRuOuse 12. TERUMAL K2RGO PEMBAHASAN :
Rubber deposit adalah adalah lapisan karet
yang melekat dipermukaan landas pacu yang timbul akibat gesekan roda pesawat udara
dengan permukaan perkerasan Runway disaat aktifitas landing terjadi karena panas yang
disebabkan oleh gesekan pesawat pada saat landing, sehingga rubber deposit berupa karet ban
yang terbakar. Dan pada saat roda pesawat dalam keadaan diam maka kondisi rubber deposit
yang terjadi memiliki ketebalan yang berbeda, serta begitu juga pada daerah ujung landas
pacu memiliki ketebalan rubber deposit yang lebih tebal dibandingkan dengan daerah yang
lebih jauh dari ujung landas pacu. Terjadinya rubber deposit yang di sebabkan oleh keausan
ban pesawat pada landas pacu dipengaruhi oleh panjang landasan itu sendiri. Semakin pendek
landas pacu yang tersedia pada bandar udara maka semakin banyak rubber deposit yang akan
tertempel dipermukaan landas pacu dikarenakan aktifitas pengereman suatu pesawat udara
yang secara tiba — tiba dan secara paksa.
Rubber deposit pada landas pacu Bandar Udara Radin Inten II Lampung untuk saat ini harus
di bersihkan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Rubber Deposite yang
sudah tebal dan menutupi permukaan landasan ( khususnya pada daerah touch down ) harus
segera dibersihkan karena mengakibatka licin diwaktu hujan. Hal tersebut sangatlah
membahayakan bagi keselamatan dunia penerbangan. Dengan itu untuk mengetahui .Suatu
kondisi permukaan landas pacu dalam bandar
udara tersebut maka harus dilakukan tes kekasaran (kekesatan) yang dilaksanakan secara
teratur yang akan menghasilkan kondisi suatu permukaan landas pacu apakah kekesatannya
kasar, sedang dan halus sesuai dengan sistem prosedur fasilitas teknik sipil Bandar Udara
Radin Inten II Lampung tentang persyaratan teknik tentang ketebalan rubber deposit seperti
keterangan di bawah ini dengan alat Sand Patch tes
1. Cara Menghitung Kekesatan Untuk Tes Rubber Deposit
Maksud dilakukannya pengetesan atau control ini adalah untuk mengetahui kondisi ketebalan
rubber deposite dipermukaan landas pacu agar tindak lanjut pembersihan yang akan
dilakukan lebih efektif dan efisien dengan tujuan factor keselamatan penerbangan di suatu
bandar udara lebih terjamin. Pengukuran nilai kekesatan permukaan dilakukan untuk
mengetahui kondisi gesekan permukaan, dimana seharusnya nilai tersebut masih dalam
kondisi maksimum apa sudah keluar dari standard prosedur. Beberapa alasan yang mendasari
perlunya pengukuran karekteristik kekesatan permukaan suatu Runway adalah :
a. Untuk mengetahui karakteristik kekesatan suatu permukaan runway.
b. Untuk mengetahui potensi selip pada suatu permukaan runway.
Jurnal Aviasi Langit Biru
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
c. Untuk mengetahui kekesatan Memberikan informasi tentang permukaan runway agar
terhindar kemampuan perkerasan dalam terjadinya selip dibawah kondisi melakukan
fungsinya serta untuk tidak menguntungkan. validasi dan peningkatan desain
d. Untuk menentukan tingkat perkerasan saat ini, evaluasi dan kelicinan permukaan
perkerasan prosedur pemeliharaan. eksisting dalam kaitannya dengan Tingkat kelicinan
— permukaan keselamatan penerbangan dan perkerasan menurut SKEP 77 / VY/
persyaratan operasional runway 2005 dijelaskan apabila nilai
e. Memenuhi persyaratan ICAO kekesatan yang terdapat pada dengan menentukan tingkat
permukaan landas pacu kuranga kelicinan permukaan perkerasan dari 0,60
Kemungkinan kecelakaan runway agar dapat memberikan sangat kecil, masukan untuk
pekerjaan perbaikan perkerasan.
Tabel : 6 Nilai Kekuatan Permukaan Landas Pacu
No Ka Resiko Yang Terjadi
1 «0,60 Kemungkinan kecelakaan sangat kecil, permukaan perkerasan dapat dikatakan kasar.
2 0,55 -0,60 Kemungkinan kecelakaan akan mulai terjadi, permukaan perkerasan masih
dalam kondisi kasar
3 0,40 — 0,55 Kecelakaan terjadi dan resiko fatal, terjadi dalam bentuk slip.
Sumber : SKEP 77 / VY/ 2005.
2. Rumus Menghitung Kekesatan Rubber Deposit
Sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada pada Standard Operasional Penerbanga Bandar
Udara Radin Inten II Lampung maka rumus yang digunakan untuk menghitung kekesatan
rubber deposit sebagai berikut:
Gambar 8 : Alat Tes Rubber Deposit
Hs—-V/ (14x3.14x D2) |
Keterangan: V -— volume tabung silinder - 243.7111 cm3 D -— diameter lingkaran yang
terbentuk dari sebaran pasir Hs — kekesatan permukaan
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
Jurnal Aviasi Langit Biru 64
Keterangan nilai : Hs « 0.2
Sangat Halus
0.2xHsc0.4 Halus 0.4 Hsc0.8 Sedang 0.8xHsc1.2 Kasar
Hs»51.2
3. Tata Cara Pelaksanaan Tes Rubber Deposit
Tahap Persiapan
Menyiapkan personil, perlengkapan & peralatan kerja dalam kondisi baik dan lengkap agar
pelaksanaanya berjalan lancar seperti dibawah ini:
a. Kendaraan yang digunakan.
b. Peralatan dan perlengkapan kerja dimaksud adalah Sand Patch Test, meteran, kuas, pasir
kuarsa, sarung tangan dan majun/ kain lap dengan jumlah masing-masing alat minimal 1
(satu) set atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Cc. Kendaraan dan perlengkapan kerja harus dalam kondisi baik untuk dioperasikan dan
digunakan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Bersihkan permukaan landas pacu dengan kuas atau sapu dari debu atau kotoran lainnya
sehingga permukaannya cukup bersih.
b. Isi tabung Sand Patch Test dengan pasir kwarsa sampai penuh (tanpa dipadatkan) dan
ratakan lalu tuangkan pasir tersebut diatas permukaan landasan.
c. Pasir tersebut disebar-ratakan dengan besi bundar (bagian dari alat Sand Patch Test)
sehingga pasir tersebut akan berbentuk bulat lingkaran (pastikan — pasir tersebar
merata, selapis & tidak jarang.
d. Diukur diameter pasir yang berbentuk lingkaran tersebut minimal 3 (tiga) ukuran lalu
dicatat pada formulir.
e. Setelah selesai dicatat, pasir tersebut dikumpulkan dan
Kasar Sekali
diambil kembali dan selanjutnya akan dipakai pada pengukuran ditempat lain berikutnya
(proses berjalan sama)
f. Apabila pekerjaan pengetesan selesai dilakukan, beritahu
Tower dan segera meninggalkan lokasi. g. Pastikan sebelum
meninggalkan lokasi bahwa tidak ada perkakas atau barang-barang yang tertinggal.
h. Lakukan pengetesan pada setiap jarak maksimal 50 m' untuk 3 (tiga) jalur secara paralel
yaitu sisi kiri, sisi tengah dan sisi kanan
3. Tahap Pembersihan
Setelah hasil kegiatan yang telah dilakukan tersebut selesai maka dilakukan pembersihan
Lokasi dan dihitung dituangkan dalam formulir dimana akan terlihat kondisi rubber deposite
dimasing - masing fouch down yang akan dituangkan dalam lampiran.
Rubber Deposit Pada Landas Pacu
Konfigurasi setiap landas pacu dengan kekesatan permukaan landas pacu memiliki grooving
hal ini bertujuan untuk memberikan gesekan suatu ban pesawat udara terhadap permukaan
landas pacu ketika melakukan ground roll ( gulungan pendaratan) terutama pada saat pesawat
melakukan aktivitas pendaratan ( landing) dan untuk memberikan aliran air yang baik pada
landas pacu terutama saat kondisi basah.
Berdasarkan pengaliran air pada kondisi basah maka Grooving dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu: Grooving dengan kemampuan mengalirkan air 10046. Grooving dengan kemampuan
mengalirka air 904- 95 70. Grooving dengan kemampuan men galirkan air 809-854.
Grooving landas pacu juga
Jurnal Aviasi Langit Biru
65
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
mengakibatkan tire pesawat terkikis dan berkurang, sehingga bekas ban terkumpul pada
grooving landas pacu tersebut yang dinamakan dengan rubber deposit.
Rubber deposit terjadi pada daerah touchdown dikarenakan pergerakan pesawat di awali dari
daerah touchdown. Maka di daerah touchdown memiliki jumlah terbesar akumulasi rubber
depositnya terhadap persentase keausan untuk landas pacu sedangkan untuk taxiway sendiri
memiliki nilai persentase keausan yang paling kecil dikarenakan jarang sekali di taxiway
terjadi aktifitas pengereman suatu pesawat udara. Rubber deposit yang terjadi pada
touchdown zone memiliki jumlah akumulasi terbesar dikarenaka dalam pelaksanaan landing
dan take off suatu pesawat harus didaerah touchdown pertama kali ban pesawat menyentuh
permukaan landas pacu.
Sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara SKEP 11 /1/2011 tentang standard
marka dan rambu pada daerah pergerakan pesawat di bandar udara dijelaskan:
Marka adalah tanda (simbol) yang dituliskan atau digambarkan pada daerah pergerakan
pesawat udara dengan maksud untuk memberikan suatu petunjuk, atau menginformasikan
kondisi gangguan/ (larangan) pada batas - batas keselamatan penerbangan.
Rambu adalah simbol atau sekelompok simbol yang diletakkan atau di. pasang di daerah
pergerakan pesawat udara yang bertujuan untuk memberikan informasi penerbangan.
Marka dan rambu memiliki persentase yang cukup signifikan karena pesawat yang
melakukan aktifitas landing tepat pada daerah touchdown. Untuk .itu setiap permukaan
landas pacu bandar udara harus bersih dari rubber deposit sehingga terlihat jelas akan marka
dan rambu agar terciptanya keselamatan penerbangan.
Disamping proses terjadinya rubber deposit dipengaruhi juga oleh slope landas pacu, karena
apabila pada touchdown zone memiliki perpindahan slope landas pacu maka pada daerah
tersebut akan memilik jumlah rubber deposit yang tertinggi. Hal ini terjadi dikarenakan
perpindahan slope tersebut memiliki sudut yang tajam mengakibatkan
jumlah rubber deposit yang terkikis lebih banyak.
Pada daerah touchdown runway 32 arah 14 Bandar Udara Radin Inten II Lampung terdapat
jumlah akumulasi rubber deposit yang lebih banyak dibandingkan dengan runway 14 arah 32
dikarenakan pada runway 14 terdapat suata bukit yang obstacle yaitu perbukitan Branti yang
memiliki ketinggian 474.284 m' dan jarak dari ujung runway 14 ke bukit branti tersebut 725
m? dan kemiringanya 374.724 m'. Sehingga yang membuat daerah runway 32 arah 14 lebih
banyak terdapat rubber deposit bila dibandingkan runway 14 arah 32 disebabkan
pelaksanakan aktivitas landing dan take off lebih sering dilakukan di runway 32. Dan yang
kedua adalah : Pengaruh dari slope landasa pacu pada daerah runway 32.
Sedangkan volume rubber deposit yang terjadi pada Bandar Udara Radin Inten II lampung
memilki ukuran rata- rata pada touch down zone adalah 300 meter x 12 meter dan dan
ketebalan rubber deposit 1 mm. Sehingga volume rata — rata adalah 3,6 m'.
Sedangkan volume rata- rata rubber deposit yang terjadi pada touch down zone runway 14
arah 32 sebagai berikut : Panjang rubber deposit 75 meter dan lebar 10 meter dengan
ketebalan rubber deposit 1 mm dengan demikian maka nilai volume rata — rata adalah 0.75
m'
Jadi uraian di atas serta berdasarkan perhitungan dengan ketebalan rubber deposit yang
didapati pada daerah touchdown maka diasumsikan mudah terjadinya kecelakaan pada landas
pacu artinya tergelincirnya pesawat udara ketika ban pesawat menyentuh permukaan landas.
Lalu mengelosor keluar landasan lantaran pilot sulit mengendalikan laju pesawat.
Pelayanan Teknik Bangunan dan Landasan di Bandar Udara Radin Inten II Lampung.
Pelayanan Teknik bangunan dan Landasan di Bandar Udara Radin Inten II Lampung di
lakukan oleh kelompok unit bangunan dan landasan Lampung. Dalam melaksanakan
pelayanan teknik bangunan landasan terkait dengan penggunaan fasilitas landas pacu
(runway) selalu dilakukan pemeriksaan (inspection) dan perawatan (maintenance) pada
landas pacu tersebut baik secara teknis maupun untuk tujuan operasional
Jurnal Aviasi Langit Biru
66
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
sebelum dan sesudah jam operasional yang ini dilaksanakan pada malam hari dan di pagi hari
oleh teknik bangunan dan landasan yang rutinitas.
Pemeriksaan landas pacu dilaksanakan oleh anggota teknik bangunan dan landasan 30 menit
sebelum dan sesudah jam operasi dan apabila ada dari pihak lain baik dari pemandu lalu
lintas udara — meminta untuk membersihkan atau mengontrol landas pacu maka pihak
bangunan dan landasan sendiri yang harus mengontrol dan mengerjakannya.
Pembersihan landas pacu yang dilakukan dibandar udara lampung adalah khususnya untuk
pembersihan rubber deposit menggunakan bahan utama dari bahan cairan Kimia Magnus 758
yang berwarna kuning yang cukup berbahaya. Bahan kimia ini bisa merusak marka dan
rambu yang ada pada landas pacu. Disamping tersebut bahan kimia ini sangat berbahaya
terhadap tubuh terutama alat indra dan menjadikan lingkungan bandar udara pencemaran air
pada daerah darainase system bandar udara. Sedangkan komposisi perbandingan untuk
campuran setiap 1 liter magnus 758 : maka di campung dengan 3 Iliter air yang mampu
membersihkan permukaan landas pacu sebanyak & 4 mz
Peralatan yang diperlukan dalam peroses ini adalah: Masker, kaus tangan, Sikat baja, Drum
air, Sikat plastic, Gelas ukur, Meteran, Air dan alat penampang limbah, Gayung, Sepatu karet
dan genset sebagai alat penerangan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Cara pelaksanaannya adalah permukaanya landas pacu yang terdapat rubber deposit disiram
dengan campuran 1 liter magnus 758 dengan campuran air 3 liter yang sudah diaduk secara
merata. Kemudian dituangkan di atas permukaan asphalt yang sudah di lapisi oleh rubber
deposit dengan bantuan gayung/ ceret lalu diratakan dengan sosotan karet sampai merata
keseluruhanya.
Mengingat bahwa semua struktur landas pacu harus mempunyai kemiringan tertentu maka
dengan bantuan sosotan karet akan lebih mudah untuk memindahkan larutan( cairan) magnus
758 yang mangalir ke arah kemiringan landas pacu. Dalam hal tersebut haruslah selalu di
dorong campuran magnus itu kembali ke atas.
Setelah penyebaran sempurna kemudian lanjutkan dengan proses peresapan (
penetrasi) & selama 20 menit dan selalu dituangkan cairan magnus 758 sampai kondisi
permukaan landas pacu tidak mengering. Selama berjalanya penetrasi selama kurang lebih 20
menit maka kondisi rubber deposit akan menjadi lunak, hitam, licin dan mengambang
dipermukaan landas pacu.
Dengan kondisi tersebut '” maka selanjutnya penggosokan rubber deposit dilakuakan dengan
menggunakan sikat hingga bersih kemudian disapu kedalam ember lalu di buang keluar
landasan. Untuk mendapatkan hasil lebih maksimal maka gunakan runway sweeper untuk
membersihkan.
Setelah - penggosokan permukaan landas pacu dianggap cukup, kemudian permukaan asphalt
disemprot dengan air bertekanan rendah sampai keadanya benar — benar bersih sehingga
permukaan landas pacu kembali menjadi kasar (tidak licin) dan aman bagi pesawat udara
yang ingin melaksanakan aktifitas (landing). Untuk lebih efficiency air limbah dikumpulkan
dan di angkat dulu baru kemudian permukaan landas pacu di semprot dengan air(rinsing).
Waktu pelaksanaan inspeksi rubber deposit dipengaruhi oleh cuaca (hujan), karena akumulasi
rubber deposit akan lebih berbahaya bila disertai dengan adanya air. Sehingga pelaksanaan
inspeksi tersebut akan lebih baik pelaksanaanya sebelum musim penghujan datang.
Landas pacu Bandar Udara Radin Inten UI Lampung berdasarkan penelitian pada saat ini
masih menggunakan sistem cairan kimia magnus 758 yaitu dengan Pencampuran,
penyebaran, penggosokan, pembersihan dan penyemporotan.
Hal ini tingkat teknik bangunan dan landasan di Bandar Udara Radin Inten II lampung terkait
dengan pelaksanakan jaminan keselamatan penerbangan di wilayah aerodrome prosedur
khususnya daerah touchdown landas pacu sangat potensial untuk diperhatiakn bagaimana
pengaruh rubber deposit pada landas pacu terhadap keselamatan penerbangana.
Pengaruh Rubber Deposit Pada Landas Pacu Terhadap teknik Bangunan dan Landasan
Penerbangan di Bandar Udara Radin Inten
Jurnal Aviasi Langit Biru
67
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014
ae Landas pacu yang memiliki rubber deposit mangakibatkan grooving tertutup oleh rubber
deposit sehingga tempat air tidak ada untuk mengalir dengan kondisi tersebut akan
diperburuk dengan adanya air atau landas pacu ketika kondisi basah. Karena pada kondisi
basah tersebut pesawat akan mengalami tergelincir — pesawat tergelincir — .Lalu
mengelosor keluar Jandasan lantaran pilot sulit mengendalikan laju pesawat. Yaitu diman
suatu kondisi dimana ban (tread) pesawat tidak akan dapat menyentuh permukaan landas
pacu dengan sempurna dikarenakan grooving tertutupi oleh rubber deposit serta air pada
landas pacu.
Pada saat pesawat landing dengan kondisi landas pacu yang memiliki rubber deposit dan
berair akan membutuhkan landas pacu yang lebih panjang, karena gesekan yang terjadi akan
semakin berkurang. Apabila kondisi itu tidak di dukung dengan ban yang baik(ketebalan)
maka akan lebih membahayakan keselamatan pesawat tersebut pada saat melaksanakan
aktifitas landing.
Apabila pesawat landing pada runway 14 searah 32 terdapat yang terdapat obstacle ditambah
dengan kondisi landas pacu yang memiliki rubber deposit dan berair maka kondisi tread ban
pesawat akan menentukan ketepatan pesawat berhenti setelah landing.
Efek akibat adanya rubber deposit pada genangan air dijelaskan dengan deskripsi bahwa
hydroplaning terjadi pada landas pacu berair. Pada hydroplanning dengan (rubber deposit )
pesawat akan melayang dan mengikuti arah pendaratan, walaupun posisi roda pendarat depan
belok, namun keadaan pesawat mengikuti arah sehingga pesawat mengakibatkan tergelincir
yang diakibatkan oleh tumpukan rubber deposit yang terdapat pada landas pacu.
Gesekan antara ban dan landas pacu pada kondisi normal (tidak berair) akan mengahasilkan
akumulasi rubber deposit pada landas pacu lebih besar dibandingkan dengan akumulasi
rubber deposit pada saat ban pesawat bergesekan dengan permuakaan landas pacu yang
berair, karena gesekan antara ban pesawat dengan landas pacu akan terhalang oleh lapisan air.
Gesekan yang terjadi dipenaruhi olah gaya normal ( N) dan koefisien gesek pada landasan
untuk pesawat B 737 -800 koefisien
gesek untuk boeing 737 — 800 adalah sebagai berikut:
Kondisi perbandingan :
Baik 120,4 Buruk 150.25 Medium : 0,36 — 0, 39
Maka jika landas pacu dalam keadaan normal, dimana landasan tidak memiliki rubber deposit
dan tidak keadaan berair koefisien gesek yang dipakai adalah 0,4. Gaya normal pesawat pada
saat landing adalah maksimum landing weight pesawat B 737 — 800 yaitu sebesar 54880 kg
maka:
F,es- gaya normal x koefisien
Fs - masa pesawat x gaya x koefisien gesek 554880 xgx04 — 54880 x 9,8 m/ det x 0,4 -
2151296 N
Sedangkan pada kondisi landasan memikili rubber deposit dan berair, maka koefiesien gesek
yang yang digunakan adalah 0,25.
Fses — gaya normal x koefisien gesek - masa pesawat x gaya grativitas x koefisien gesek -
54880kg xgx0.25 - 54880 kg x 9.8 m/det' x 0.25 5 134456 N
Dari hasil perhitungan didapat bahwa gaya gesek yang terjadi pada saat kondisi landas pacu
memilki rubber deposit dan berair lebih kecil bila dibandingan dengan gaya gesek pada
kondisi landasan normal, sehingga memerlukan landas pacu yang lebih panjang sampai
pesawat berhenti.
Dari uraian dan hasil perhitungan di atas maka dapat di ambil kesimpulan inisial bahwa
pengaruh rubber deposit pada landas pacu terhadap keselamatan penerbangan di Bandar
Udara Radin Inten II Lampung sangat berbahaya sekali dengan catatan semakin besar volume
rubber deposit pada landas pacu sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan pada operasi
penerbangan sehingga membuat tergelincirnya pesawat udara suliat akan
Jurnal Aviasi Langit Biru
68
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

dikendalikan yang berarti keselamatan penerbangan harus diperhatikan.


Dari uraian teknisi di atas dikaitkan dengan teknik bangunan dan landsan di bandar Udara
Radin Inten II Lampung potensi timbulnya kecelakaan pada landas pacu sehingga membuat
tergelincirnya pesawat udara di area touchdown dikarenakan pengaruh rubber deposit berarti
jaminan pendaratan pesawat terbang ( landing clearence) yang diberikan oleh aerodrome
menjadi salah satu pertimbangan keselamatan penerbangan. Artinya pula ketika teknisi
mengetahui kondisi dari landas pacu terdapat rubber deposit maka segera dibersihkan
Rasanya tidak ada alasan bila pelaksanaan hal ini terkendala dengan dana yang harus
dialokasikan . Karena tiap pendaratan tiap pesawat itu ada yang namanya landing fee yang
harus dibayarkan perusahaan penerbangan kepada pihak bandara . Dan tentu pembayaran itu
termasuk ” kebersihan ” landasan.
Pemecahan Masalah
Guna memberikan kondisi landas pacu penerbangan yang optimal terkait dengan upaya
memberikan jaminan keselamatan penerbangan (sebaiknya manajemen Bandar udara Radin
Inten II lampung menempuh alternatif usaha sebagai solusi alternatif manajemen rubber
deposit pada landas pacu ( runway) sebagai berikut :
1. Sebaiknya maintenance landas pacu dengan menggunakan Chemical solvent magnus
758 dipertimbangkan kembali untuk diganti dengan menggunakan Hot Compresseed Air
System (HCA). Upaya ini dipertimbangakan bahwa chemical solvent magnus 758
menggunakan bahan kimia cair yang dapat merugikan antara lain : |
a. Cairan kimia magnus akan merusak
Cat- cat yang ada pada landas pacu.
b. Cairan kimia magnus sangat membahayakan terhadap tubuh khususnya pada alat indra
tubuh.
C. Hasil dari cairan kimia magnus menimbulkan pencemaran air pada system drainase di
bandar udara dikarenakan komposis pencampuran antara magnus 758
dengan air terlebih dahulu baru kemudian bisa dipergunakan.
d. Membutuhkan waktu yang lama dan anggota teknisi yang banyak.
Sedangkan untuk cara Hot compressed Air System — (HCA) merupakan solusi terbaik untuk
menhilangkan (membersihkan) rubber deposit pada permukaan landas pacu dikarenakan
sebagai berikut :
1) Teknik pengompresan angin panas dapat digunakan pada semua perkerasan semen dan
landas pacu beton asphaltic dengan teknik menggunakan gas temperatur tinggi untuk
membakar habis rubber deposit yang ditinggalkan dari ban pesawat.
2) Pembersihan yang dilakuakn tidak ada sisa pengikisan pada struktur landas pacu.
3) Pembersihanya rubber deposit tidak menyebabkan genangan air apalagi pencemaran air
di bandar udara.
4) Untuk teknisi pelaksanaan pembersihan rubber deposit dengan Hot Compressed Air
System tidak membutuhkan anggota yang banyak.
5) Demikian juga dengan waktu tidak membutuhkan waktu yang lama sedangkan untuk
penerbangan lebih dianjurkan untuk selalu efisen terhadap waktu.
6) Dan tidak akan merusak kondisi kondisi landas pacu baik untuk marka, rambu dan
sebagainya.
2. Landas pacu Bandar Udara Radin Inten II Lampung berdasarkan penelitian pada saat ini
masih menggunakan System Chemical Solvent Magnus 758, yaitu dengan menggunakan
metode manual yaitu maintenance yang dilaksanakan secara berkala pada waktu tertentu
saja. Sedangkan traffic Bandar Udara Radin Inten II Lampung semakin hari semakin
padat. Hal tersebut sesuai frekuensi dengan peraturan SKEP 77 /VI/2005' Atas
pemikiran tersebut hendaknya dalam maintenance landas pacu khususnya pengaruh
rubber deposit pada landas pacu terhadap keselamatan
Jurnal Aviasi Langit Biru
69
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

penerbangan dapat diupayakan dengan benar melihat kondisi terkini dilandas pacu. Artinya
maitenance landas pacu dilakukan berdasarkan atas ketebalan Rubber deposit di lapangan.
Tindakan perawatan atau
maintenance dimaksud dengan melakukan serangkaian usaha sebagai berikut:
a. Perawatan berencana adalah pemeliharaan yang diatur dan dilaksanakan dengan
dipikirkan dahulu, dikendalikan dan dicatat pelaksanaanya.
b. Perawatan kerusakan adalah pekerjaan yang dilaksanakan setelah terjadinya kegagalan,
tetapi sebelumnya telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam bentuk penyediaan suku
cadang dan alat — alat yang dibutuhkan.
C. Perawatan sambil barjalan adalah pekerjaan yang dapat dilaksanakan sementara fasilitas
yang dimaksud sedang beroperasi.
d. Perawatan selama berhenti adalah perawatan yang dilaksanakan pada waktu fasilitas
yang dimaksud sedang atau memang sengaja
diberhentikan.
€. Preventive maintenance yaitu perawatan yang lebih mengutamakan pencegahan sebelum
terjadinya hal yang tidak diinginkan.
f. Corrective maintenance yaitu pekerjaan yang dilaksanakan untuk memulihkan kembali
suatu fasilitas pada standar yang dapat diterima.
g. Upaya ini dapat dilakukan dengan melakukan forecasting dari jumlah pergerakan
penerbangan yang menggunakan landas pacu sehingga dapat disusun estimasi ketebalan
/volume rubber deposit dan dapat disusun bagaimana maintenannya yang sebenarnya.
Sebaiknya dilakuakan kajian lebih lanjut yang lebih serius antara unit teknisi bangunan dan
landasan untuk melakukan maintenance di landas pacu tersebut dan unit lain dalam hal
melakukan inspeksi runway sehingga dapat dihasilkan suatu mekanisme
upaya antisipasi kecelakaan penerbangan terkait dengan pengaruh rubber deposit pada landas
pacu. Upaya ini dapat diharapkan menjalin system konrdinasi yang lebih terarah dalam hal
manajemen penanganan rubber deposit pada permukaan landas
pacu
KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan
maka ditarik suatu kesimpulan bahwa rubber deposit pada landas pacu sangat berpengaruh
terhadap keselamatan penerbangan di Bandar Udara Radin Inten II Lampung sebagaimana
yang dijelaskan pada pembahasan di antaranya:
Dengan adanya akumulasi rubber deposit yang tinggi pada daerah toucdown maka itu
mengakibatkan permukaan landas pacu licin sehingga menyebabkan pesawat tergelincir.
Pengaruh rubber deposit pada lIandas pacu terhadap kelompok teknik bangunan landasan di
Bandar Udara Radin Inten II Lampung berhubungan sangat erat yang di tandai dengan
semakin banyak aktifitas pesawat dalam suatu bandara maka semakin besar volume rubber
deposit pada landas pacu dan sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan pada operasi
penerbangan khususnya — tergelincirnya — pesawat terbang yang berarti keselamatan
penerbangan yang belum terjamin.
B. Saran
Sebaiknya teknik maintenance landas pacu terhadap “rubber deposit menggunakan metode
Chemical solvent magnus 7158 diganti dengan menggunakan metode Hot compressed system
karena metode ini lebih efisiensi dan ramah lingkungan.
Sebaiknya dalam penyusunan maintenance landas pacu terdahap rubber deposit sehingga
dapat diupayakan berdasarkan kondisi terkini, artinya maintenance dilakukan setiap saat di
landas pacu dimana rubber deposit
Jurnal Aviasi Langit Biru 70
Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

sangat ' berpengaruh pada faktor Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 54


keselamatan penerbangan. tahun 2004 tanggal 21 Mei 2004
3. Hendaknya dilakukan kajian lebih lanjut Bandar Udara adalah lapangan yang lebih
serius oleh para pihak, dan terbang
unit kerja sehingga dapat menghasilkan suatu mekanisme upaya antisipasi kecelakaan
penerbangan terkait dengan pengaruh rubber deposit pada landas pacu terhadap keselamatan
penerbangan. Upaya ini diharapkan dapat menjalin sistem kordinasi yang lebih terarah dalam
hal manajemen penanganan rubber deposit di Bandar Udara Radin Inten II Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Heru Merancang dan merencanakan lapangan terbang PT.Alumni
Bandung 1984.
International Civil Aviation Organization,Document,(2001)Doc.4 444 air traffic
managemant,ICAO,edisi 14.
Keputusan Jenderal Perhubungan Udara : SKEP 11 / 1 /Tahun 2001 tentang Marka dan
Rambu pada daerah pergerakan pesawat udara dibandar udara Bab 1 Ketentuan Umum Pasal
1
Menurut Standart Nasional Indonesia ( SNI) 03- 7095-2005 Marka dan rambu pada daerah
pergerakan pesawat udara
International Civil Aviation Organization, Annex 14 chapter 10 aerodrome maintenance.
10.2.8
International Civil Aviation Organization, Annex 14, Volume 1 tentang Penentuan
karekteristik gesekan landas pacu yang basah. 7.2
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor SKEP/ 77 /VI / 2005
tentang persyaratan teknis pengoperasian fasilitas teknik bandar udara.
International Civil Aviation
Organization,Document,(2001)D0cC.4 444 air traffic managemant, ICAO,edisi 14.
Jurnal Aviasi Langit Biru 71 Volume 9, Nomor 18 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai