Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dilihat dari waktu tempuh perjalanan, transportasi udara
relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan transportasi darat
dan laut. Jadi apabila waktu tempuh dari suatu tempat ke tempat
lain merupakan faktor yang terpenting maka transportasi udara
merupakan pilihan yang paling tepat. Selain itu, kelebihan
transportasi udara adalah dapat menjangkau daerah terpencil yang
tidak dapat dijangkau oleh transportasi darat dan laut.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, ekonomi
nasional, industri dan pariwisata di Indonesia, khususnya di
wilayah Indonesia Timur dewasa ini, terjadi pula peningkatan
permintaan terhadap transportasi angkutan udara. Tuntutan ini
juga berpengaruh terhadap Propinsi Bali, khususnya terhadap
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali.
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan
bandar udara yang terletak di Propinsi Bali. Berada pada sekitar
13 km dari kota Denpasar pada 08 44'51" Lintang Selatan dan
115 10'09" Bujur Timur. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
yang dibuka pada tahun 1931 telah dikelola dan dioperasikan
untuk penerbangan sipil dan diresmikan sebagai Bandar Udara
Internasional pada tahun 1963. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
pertumbuhan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional
Ngurah Rai sangat pesat karena Propinsi Bali merupakan daerah
tujuan pariwisata utama bagi Indonesia baik domestik maupun
internasional.
Dengan adanya peningkatan permintaan terhadap
transportasi udara tentu saja mengakibatkan adanya peningkatan
penumpang yang berpengaruh terhadap jumlah pergerakan
pesawat yang berhubungan dengan jumlah penerbangan yang
dilakukan. Tercatat bahwa Bandar Udara Internasional Ngurah
Rai dalam lima tahun terakhir ini rata-rata per hari melayani
pergerakan 120 pesawat per hari, 10.000 orang penumpang dan
1.200 kg kargo (sumber: www.gatra.com). Sesuai dengan data
yang didapat dari PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional
2

Ngurah Rai Bali, 2009, dalam kurun waktu tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008, terjadi peningkatan demand/permintaan akan
jasa pesawat terbang. Untuk jumlah pergerakan pesawat pada
tahun 2006 berjumlah 58249 gerakan, tahun 2007 berjumlah
61412 gerakan, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 68782
gerakan. Dengan terjadinya peningkatan ini akan berdampak pada
aktifitas yang ada di bandar udara seperti penggunaan landas
pacu, landas hubung, apron atau fasilitas bandara lainnya.
Tingginya pergerakan pesawat dan penumpang juga
berhubungan erat dengan penggunaan apron pada Bandar Udara
Internasional Ngurah Rai Bali. Yang dimaksud dengan apron di
sini adalah suatu bagian dari bandar udara yang berfungsi untuk
parkir pesawat pada waktu menurunkan atau menaikkan
penumpang dan barang, mengisi bahan bakar dan perbaikan kecil.
Pergerakan pesawat yang terjadi di apron bisa menyebabkan
terjadinya waktu tunggu. Waktu tunggu adalah bilamana dua atau
lebih pesawat udara berusaha untuk menggunakan apron pada
waktu yang bersamaan.
Lamanya pesawat berada di apron terjadi akibat adanya
beberapa aktifitas seperti sistem parkir yang digunakan apakah
keluar masuk dengan menggunakan tenaga sendiri (self moving)
atau didorong ke belakang dengan menggunakan towing tractor
(push back system), waktu turn around pesawat, waktu servis
pesawat dari tiap maskapai penerbangan, waktu pemakaian gate,
dll. Secara umum penyebab terjadinya waktu tunggu yaitu
kurangnya kapasitas yang berarti bahwa bandar udara tidak
mempunyai fasilitas yang cukup guna menampung keinginan
pengguna jasa bandar udara pada periode permintaan puncak.
Adanya berbagai macam aktifitas yang harus dilakukan
selama pesawat berada di dalam apron menuntut pihak pengelola
Bandar Udara untuk dapat mengatur/menjadwal operasional dari
pesawat-pesawat tersebut. Untuk itu perlu adanya efisiensi dalam
penggunaan apron. Karena dengan adanya efisiensi penggunaan
apron bagi pesawat, akan dapat memaksimalkan pesawat yang
akan menggunakan apron sehingga operasional bandar udara akan
berjalan lebih baik.
Salah satu alternatif pemecahan masalah ini adalah
dengan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pesawat
3

dalam pemakaian apron atau sehingga penggunaan apron dapat
teroptimalisasi dengan baik.
Dengan adanya studi ini, diharapkan hasil yang diperoleh
dapat memberikan masukan kepada pihak Angkasa Pura I sebagai
pengelola Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, bagaimana
memprediksi, kapan apron tersebut akan penuh dan cara
mengoptimalisasikan pemakaian apron.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Berapa jumlah pergerakan pesawat yang menggunakan
apron pada saat jam puncak di Bandar Udara Ngurah Rai
Bali?
2. Apakah parking stand dengan komposisi 38 buah yang
ada sudah cukup efisien?
3. Berapa kebutuhan parking stand untuk 5 dan 10 tahun
mendatang?
4. Bagaimana mengoptimalisasi pemakaian apron untuk 5
dan 10 tahun mendatang?

1.3 Tujuan
Tujuan dari studi karakteristik pemakaian apron dan
optimalisasi pada Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali
adalah :
1. Menghitung jumlah pergerakan pesawat yang
menggunakan apron pada saat jam puncak di Bandar
Udara Ngurah Rai Bali.
2. Menganalisis komposisi parking stand kondisi eksisting.
3. Menghitung kebutuhan parking stand untuk 5-10 tahun
mendatang.
4. Mengoptimalisasi pemakaian apron untuk 5 dan 10 tahun
mendatang.




4

1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan dalam penentuan karakteristik
penggunaan apron adalah sebagai berikut :
1. Studi dilakukan di main apron Bandar Udara
Internasional Ngurah Rai Bali.
2. Pengumpulan data sekunder yang diambil di Bandar
Udara Internasional Ngurah Rai Bali.
3. Tidak memperhitungkan tarif parkir pesawat terbang dan
kebutuhan penumpang.
4. Tidak memperhitungkan penggunaan parking stand
untuk suatu maskapai tertentu.
5. Jumlah parking stand yang dievaluasi di Bandar Udara
Internasional Ngurah Rai Bali untuk saat ini adalah
sebanyak 38 buah sesuai dengan jumlah parking stand
yang tersedia.
6. Tidak memperhitungkan jumlah pergerakan penumpang
yang datang maupun yang akan berangkat.
7. Pembagian kategori pesawat berdasarkan ukuran
bentang pesawat, bukan berdasarkan kecepatan pesawat
saat landing.
8. Tipe pesawat yang digunakan sesuai dengan tipe
pesawat yang tercantum dalam jadwal penerbangan yang
ada.
9. Studi ini tidak mencakup penerbangan transfer.


1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu:
1. Menambah wawasan tentang optimalisasi apron bagi
mahasiswa lain maupun bagi penulis.
2. Mahasiswa mampu menganalisis kapasitas Bandar
Juanda Surabaya saat ini serta 5 dan 10 tahun mendatang.
3. Sebagai referensi pihak pengelola bandara untuk
melakukan optimalisasi dalam penggunaan apron di
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali dan
bandara-bandara yang lain.


5

1.6 Lokasi Studi
Adapun lokasi studi dalam optimalisasi penggunaan
apron ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 s.d 1.3.


















Gambar 1.1 Lokasi Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali
(Sumber : Google Map, 2009)














6


Gambar 1.2 Layout Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali
(Sumber :Google Earth, 2009)
7




Gambar 1.3 Layout Apron Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali
(Sumber :Google Earth, 2009)



8



















Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai