Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PENAMBAHAN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDAR

UDARA MUTIARA SIS ALJUFRI PALU

Taryana, SSiT, MM(1) , Akbar Agung Ramadiansyah(2)

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang.

Abstrak : Bandar Udara Mutiara SIS Aljufri Palu saat ini memiliki
permasalahan pengurangan MTOW (Maksimum Take-off Weight),
nilai PCN taxiway lebih kecil dari nilai ACN pesawat yang beroprasi,
peningkatan jumlah pergerakan pesawat udara, sering terjadi
kerusakan pada runway karena saat ini runway mempunyai fungsi
ganda dan telah kelebihan beban traffic. Untuk itu diperlukan
tambahan taxiway yaitu parallel taxiway pada ujung runway 33 agar
traffic meningkat sehingga permasalahan yang ada dapat teratasi dan
memberi manfaat lain berupa peningkatan pendapatan bagi bandar
udara dan pemerintah daerah.
Dari permasalahan diatas dilakukan analisa perhitungan
dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dan ICAO,
yaitu menentukan pesawat kritis dan mendapatkan kapasitas taxiway
6 pergerakan per jam. Dilanjutkan analisa perhitungan peak hour
movement 10 tahun kedepan dengan 13 pergerakan per jam.
Menentukan tebal perkerasan berdasarkan pesawat udara kritis 10
tahun ke depan dan didapat subbase course 38,10 cm, base course
33,02 cm, surface 10,16 cm, tebal total 81,28 cm, dengan daya
dukung perkerasan (PCN) yang direncanakan 68.
Dari hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan,
didapat total tebal perkerasan sebesar 67 cm hasil tersebut
merupakan hasil stabilisasi bahan sesuai aturan yang ada, dengan
tebal lapisan subbase course 28 cm, base course 28 cm, dan surface
11 cm, serta kode PCN 77 F/B/X/T. Kondisi di atas akan menjadi lebih
baik apabila dilakukan tes CBR ulang, dan menggunakan bahan-bahan
yang sesuai dengan standart perkerasan taxiway.

Kata Kunci : MTOW, ACN & PCN, peningkatan pergerakan pesawat udara,
perkerasan taxiway, perkerasan fleksible.

19
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

1. PENDAHULUAN memudahkan pergerakan


1.1 Latar Belakang pesawat udara dan pesawat
Bandar Udara merupakan udara cepat meninggalkan
suatu area yang ditentukan di runway. Dengan kondisi tersebut
daratan atau di perairan, mengakibatkan runway memiliki
dimaksudkan untuk mendarat 2 fungsi, yakni take-off landing
dan lepas landas pesawat udara, dan taxiing pesawat udara. Oleh
naik turun penumpang, dan sebab itu sering ditemukan
bongkar muat kargo atau pos, adanya kerusakan pada runway,
serta dilengkapi dengan fasilitas karena beban dan jumlah
kesalamatan penerbangan dan pergerakan telah melebihi
sebagai tempat perpindahan kapasitas yang telah
antar moda. Mobilisasi di direncanakan sebelumnya.
Bandar Udara sangat diperlukan
untuk kelancaran dan 1.2 Indentifikasi Masalah
keselamatan penerbangan, 1. Bagaimana kapasitas
dimana salah satunya di taxiway sekarang dengan
butuhkan sarana prasarana yang jumlah pergerakan
baik salah satunya adalah pesawat yang ada?
taxiway. 2. Bagaimana rencana
Bandar Udara Mutiara Sis kapasitas taxiway 10
Aljufri Palu merupakan Bandar tahun kedepan?
Udara domestik kelas satu dan 3. Bagaimana kondisi tanah
merupakan Bandar Udara di Bandar Udara Mutiara
alternatif dari Bandar Udara Sis Aljufri Palu yang akan
Sultan Hassanudin Makassar, dilakukan penambahan
dan Sepinggan Balikpapan, yang konstruksi taxiway?
dikelola oleh UPT Ditjen 4. Bagaimanakah desain
Hubud, yang terletak di tebal konstruksi
Kecamatan Palu Selatan, Kota perkerasan taxiway yang
Palu, Sulawesi Tengah. akan dibangun di Bandar
Pada saat ini di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri
Udara Mutiara Sis Aljufri Palu agar dapat menahan
tercatat 32 pergerakan pesawat beban pesawat yang
setiap harinya, dan diprediksi beroprasi?
akan terus bertambah setiap
tahunnya. Kondisi saat ini 1.3 Pembatasan Masalah
Bandar Udara Mutiara Sis Berdasarkan perhitungan
Aljufri Palu memiliki 2 exit kapasitas taxiway saat ini dan
taxiway yang berada di tengah- 5 tahun kedepan masalah
tengah runway, dimana taxiway yang akan dibahas yaitu
seharusnya didesain untuk desain konstruksi taxiway

20
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

menggunakan perkeasan beberapa teknik


flexible dan syarat teknis dari pengumpulan data, yaitu
perkerasan taxiway dengan :
metode ICAO di Bandar a. Metode kepustakaan
Udara Mutiara Sis Aljufri Mengumpulkan data
Palu agar dapat menahan dan informasi yang
beban dari pesawat udara diperlukan dengan
rencana yang akan beroprasi. menelaah buku-buku
dan dokumen-
1.4 Maksud, Tujuan dan dokumen yang
Metodologi Penelitian berkaitan dengan
a. Maksud dan Tujuan masalah.
Penulisan ini bermaksud b. Metode observasi
untuk mengetahui taxiway Yaitu teknik
saat ini dan 10 tahun pengumpulan data
kedepan berdasarkan dengan cara
perhitungan statistik mengambil data dari
pergerakan pesawat udara sumber dimana
pada jam sibuk dan permasalahan terjadi.
merancang penambahan c. Metode diskusi
konstruksi taxiway baru di Dilakukan dengan
Bandar Udara Mutiara Sis cara berdiskusi atau
Aljufri Palu agar lalulintas proses pengarahan
pergerakan pesawat udara terkait dengan mata
menjadi lancar, serta kuliah atau hal-hal
mengurangi persentase yang berhubungan
kerusakan pada runway. dengan materi tugas
Dengan adanya penambahan akhir yang diangkat.
konstruksi taxiway baru Diskusi ini dilakukan
maka diharapkan tidak dengan dosen atau
terjadi lagi fungsi ganda para pembimbing.
untuk runway, mengurangi
kerusakan pada runway, 1.5 Kerangka Pikiran
serta menambah kapasitas Seiring dengan meningkatnya
runway, sehingga dapat pengguna jasa transportasi udara
meningkatan pendapatan di Bandar Udara Muiara SIS
Bandar Udara. Aljufri Palu, mengakibatkan
bertambahnya jumlah
pergerakan pesawat udara setiap
b. Metodologi Penelitian tahunnya di bandar udara
Penulisan Penelitian
tersebut.
ini menggunakan
Kondisi saat ini terjadi

21
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

peningkatan pergerakan pesawat 2012 967 445 533


udara di Bandar Udara Mutiara 2013 923 623 800
SIS Aljufri Palu, maka 2014 1.238 1.007 1.077
dikhawatirkan pada beberapa Total 4.132 2.833 3.858
tahun yang akan datang (Sumber : Bandar Udara
kapasitas runway meningkat, Mutiara Sis Aljufri Palu)
sehingga pesawat udara harus
secepat mungkin meniggalkan Tabel 1. Annual departure
runway. pesawat udara kritis tahun
Untuk itu perlu dilakukan 2010-2014
peningkatan atau pengembangan Berdasarkan Tabel 1, maka
fasilitas sisi udara, salah satuya dapet di tentukan pesawat udara
yaitu, penambahan jumlah kritis di Bandar Udara Mutiara
taxiway. Dengan mengacu pada Sis Aljufri Palu. Contoh
jumlah pergerakan pesawat perhitungan pesawat kritis
udara setiap tahunnya serta adalah sebagai berikut:
berlandaskan teori yang ada,
maka akan didapatkan jumlah
pergerakan pesawat udara pada
tahun-tahun yang akan datang
yang digunakan sebagai acuan
untuk perencanaan penambahan
jumlah taxiway, sehingga
nantinya akan tercapai
kenyamanan dan keamanan
pengguna jasa bandar udara, Dan didapatkan pesawat kritis di
serta akan meningkatkan Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri
kapasitas penerbangan di Bandar adalah boeing 737-900 ER.
Udara Mutiara SIS Aljufri Palu.
2. Perhitungan required
2. PEMBAHASAN MASALAH landing distance
a. Perhitngan Data Eksisting Setelah dokonversi
1. Perhitungan pesawat udara terhadap elevasi,
kritis temperatur, dan slope
Pergerakan Peasawat runway Bandar Udara
Udara Mutiara Sis Aljufri palu,
B B maka required landing
Tahun B
737- 737- distance menjadi :
737-
900 800
500
ER NG
2010 283 383 725
2011 721 375 723

22
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

a. Koreksi Terhadap Tabel 2. Required landing distance


Elevasi setelah dokonversi
Fe = 1 + 0,07 x h/300
Fe = 1 + 0,07 x 3. Perhitungan kapasitas taxiway
284/300 existing berdasarkan kecepatan
= 1,066 feet pesawat udara kritis saat
b. Koreksi Terhadap melakukan taxiing.
Temperatur v = 16 km/h = 4,444
Ft = 1 + 0,01 x (T - (15 m/s (Berdasarkan SKEP 77
– 0,0065 x h)) tahun 2005, Persyaratan
Ft = 1 + 0,01 x (35 – Teknis Pengoperasian
(15 – 0,0065 x 284)) Fasilitas Teknik Bandar
= 1,218 m Udara)
c. Koreksi Terhadap s = 1030 + 90 = 1120
Slope Runway m.
Fs = 1 + 0,1 x S Maka,
Fs = 1 + 0,1 x 0,5 =
1,05%
Contoh perhitungan
Dari perhitungan diatas
required landing distance
untuk taxiing 1 pesawat
boeing 737-900 ER setelah
udara (saat akan menuju ke
dikonversi terhadap elevasi,
apron) diperlukan waktu 4,2
temperatur, slope runway.
menit, jadi untuk 1
pergerakan pesawat udara
(take-off dan landing)
memerkukan waktu 10
menit. Saat ini kapasitas
taxiway bravo adalah 6
pergerakan dalam 1 jam. Jika
dibandingkan data traffic
pada pada jam sibuk, maka
perlu direncanakan
Required pembangunan taxiway
Jenis Pesawat parallel agar bisa
Landing
Udara mempersingkat waktu
Distance (m)
Boeing 737-500 1841 pesawat udara berada pada
Boeing 737-800 runway, sehingga traffic di
2228 Bandar Udara tersebut dapat
NG
Boeing 737-900 meningkat dan untuk
1954 keselamatan penerbangan.
ER
(Sumber: Hasil Analisis 2015)

23
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

4. Perhitungan parameter regresi


annual departure pesawat kritis
rencana
a. Pergerakan tahunan pesawat
udara
Berdasarkan tahunan
maka dapat ditulis dalam
pesawat yang didapat,
tabel sebagai berikut:
setelah dianalisis maka
didapatkan totaldari variabel
X dan Y sebagai berikut: Tahun Ratio
Bulan
2013 2014 2013 2014
Pergeraka Januari 653 638 0,075 0,081
X
X 2 n pswt (XY) Y2 Februari 507 596 0,058 0,076
(Y) Maret 735 542 0,085 0,069
3.512. April 735 516 0,085 0,066
1 5 117.48
37.716 224.24 Mei 765 558 0,088 0,071
5 5 4
8
Juni 735 666 0,085 0,085
Tabel 3. Hasil Total Variabel X
Juli 734 648 0,085 0,082
dan Y
Agustus 778 672 0,090 0,085
September 732 738 0,084 0,094
Oktober 772 844 0,089 0,107
November 728 662 0,084 0,084
Desember 802 796 0,092 0,101
Total 8676 7876
(Tabel 4. Peak month ratio)

c. peak day ratio


Sabtu, 04 Oktober
2014 Tot
Jam
Berangk Datan al
at g
06.00-
1 1
07.00
b. peak month ratio 07.00-
2 1 3
Contoh perhitungan 08.00
peak month ratio 08.00-
0
berdasarkan data bulanan 09.00
pergerakan pesawat udara 09.00-
0 0
pada bulan Januari tahun 10.00
2013. 10.00-
0
11.00

24
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

11.00- Perhitungan peak hour ratio,


4 4 8
12.00 berdasarkan data pergerakan
12.00- pesawat udara per jam tersibuk
1 1 2
13.00 (tabel 4).
13.00-
1 1
14.00
14.00-
3 3
15.00
15.00-
1 4 5 e. Annual departure pesawat
16.00
16.00- udara kritis
0 Pesawat udara kritis di
17.00
17.00- Bandar Udara Mutiara Sis
0 0 Aljufri Palu adalah boeing
18.00
737-500, 737-800 NG, dan
18.00-
0 737-900 ER. Berikut contoh
19.00
perhitungan parameter
19.00-
0 regresi dalam merencanakan
20.00
annual departure pesawat
20.00-
1 1 udara kritis untuk pesawat
21.00
udara boeing 737-900 ER
21.00-
1 1 2 tahun 2010-2014 (data
22.00
pergerakan tahunan pesawat
22.00-
2 2 udara kritis pada tabel 1).
23.00
Total 28
B.737
(tabel 5. Jumlah pergerakan pesawat
-900
udara) X X2 Thn XY Y2
ER
(Y)
Perhitungan peak day
1 1 2010 283 283 80.089
ratio, berdasarkan data
1.44 519.12
pergerakan pesawat udara 2 4 2011 721
1 0
bulan tersibuk (tabel 4) dan
2.90 935.08
pergerakan pesawat udara 3 9 2012 967
1 9
harian tersibuk (tabel 5).
3.69 851.92
4 16 2013 923
2 9
6.19 1.532.6
5 25 2014 1.238
0 44
14.5 3.918.8
TOTAL 4.132
07 71
(Tabel 6. Variabel X dan
d. peak hour ratio Ypesawat udara B.737-900 ER)

25
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

8 0,4 72 730,08
10 0,5 82 831,48
Penurunan
CBR
0,1 in 0,2 in

Nilai
CBR =
= 8,11%
9,69%
(Tabel 8. Data CBR tanah)
Berdasarkan hasil tes
daya dukung tanah dasar
(CBR subgrade), maka di
Perhitungan
dapat nilai CBR tanah
parameter regresi pesawat
asli/dasar yaitu sebesar
udara kritis tahun 2010-
8,11%.
2014 adalah sebagai
Nilai tersebut
berikut :
tentunya melebihi nilai
Parameter
Jenis Pesawat minimum CBR subgrade
Regresi
Udara yang disyaratkan dalam
a b
SKEP 3 tahun 2005,
Boeing 737-500 537,3 78,1 tentang teknis perencanaan
Boeing 737-800 rinci konstruksi taxiway,
117,8 149,6
NG runway, dan apron di
Boeing 737-900 192,5 Bandar Udara indonesia,
211,15
ER 5 yaitu sebesar 3%. 8%>3%,
(Tabel 7. Parameter regresi jadi nilai CBR tanah dasar
pesawat udara kritis rencana) di Bandar Udara Mutiara
Sis Aljufri Palu kuat untuk
5. Daya dukung (CBR) tanah dasar direncanakan konstruksi
taxiway.
Pembacaan
Penurunan

Beban
Arloji
(min)
Wkt

(lb)
(in)

b. Perhitungan Perencanaan
1. Peramalan pergerakan
¼ 0,0125 2 20,28 pesawat udara 10 tahun
½ 0,025 5 50,70 Dari hasil perhitungan
1 0,05 9 91,26 pergerakan tahunan
pesawat udara, didapat
1½ 0,075 15 152,10
nilai parameter regresi, a
2 0,1 24 243,36
= 6242,4 dan b = 433,6,
3 0,15 35 354,90
maka dapat peramalan
4 0,2 43 436,02
pergerakan pesawat udara
6 0,3 62 628,68
sebagai berikut :

26
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

peak hour movement


rencana (tahun 2024),
sebagai berikut :

Dari rumus diatas


Peak hour movement
didapatkan prediksi
= 45,075 x 0,286
peramalan pergerakan
= 12,891 = 13
pesawat udara 10 tahun
(pembulatan)
mendatang (tahun 2024)
Jadi, pada tahun 2024
dengan hasil 12.746,4
terdapat 13 pergerakan
pergerakan pesawat.
pesawat udara dalam 1
jam. Kondisi tersebut
a. Peak month movement
menyebabkan
rencana
diperlukannya
Berdasarkan
pembangunan taxiway
perhitungan peak
parallel di Bandar Udara
month ratio
Mutiara Sis Aljufri Palu
sebelumnya, maka
pada tahun rencana (tahun
akan didapat peak
2024).
month movement
2. Peramalan pergerakan
sebagai berikut :
pesawat udara udara kritis
Peak month movement
10 tahun
= 12.746,4 x 0,107
a. Rencana annual
= 1.365,917
departure pesawat
b. Peak day movement
udara boeing 737-900
rencana
ER
Berdasarkan
Berdasarkan
perhitungan peak day
perhitungan parameter
ratio sebelumnya,
regresi (tabel. 7),
maka peak day
dapat direncanakan
movement dapat
annual departure
dihitung sebagai
tahun 2015 dengan
berikut :
perhitungan berikut:
Peak day movement
= 1.365,917 x 0,033
= 45,075

Dari perhitunga
c. Peak hour movement
diatas, didapatkan
rencana
prediksi pergerakan
Berdasarkan
pesawat udara
nilai peak hour ratio,
ditahun rencana
maka didapat nilai
(tahun 2024) sebesar

27
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

3.361,3 pergerakan 3. Perhitungan equivalen


pesawat. annual departure tahun
b. Rencana annual rencana
departure pesawat Sebelumnya telah
udara B.737-800 NG diketahui bahwa pesawat
Berdasarkan rencana adalah boeing
perhitungan parameter 737-900 ER, maka semua
regresi, dapat roda pendaratan pesawat
direncanakan annual udara dikoversi ke roda
departure rencana pendaratan B.737-900 ER
tanun 2016 dengan
perhitungan:

Dari perhitungan
didiatas didapatkan
prediksi pergerakan
pesawat pada tahun
rencana sebesar 2.362
pergerakan pesawat.
c. Rencana annual
departure pesawat
udara B.737-500 10
tahun
Annual departure
rencana tahun 2015
pesawat udara boeing
737-500 dapat
dihitung dengan
persamaan:

Dari perhitungan
diatas, didapatkan
prediksi pergerakan
pesawat udara pada
tahun rencana (tahun
2024) sebesar 1.708,8
pergerakan pesawat.

28
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

tanah (tabel 8) didapat


nilai CBR subgrade =
8,11%, dan ditentukan
tentukan CBR subbase
course adalah 30% (min
CBR = 20%), tebal
perkerasan dapat dihitung
dengan grafik tebal
perkerasan dual wheel
load. Dari hasil
pembacaan grafik diatas
di dapat tebal total
perkerasan taxiway (garis
kuning) pada tahun 2024
adalah 32 inch = 81,28
cm. Dari hasil tersebut
dipakai untuk
menentukan tebal base
Total perhitungan annual course minimum, didapat
departure tahun rencana tebal base course
adalah sebagai berikut: minimum untuk
Equivalen perkerasan taxiway pada
Jenis pesawat
annual tahun 2024 adalah 13 inch
udara
departure = 33,02 cm. Dari hasil
Boeing 737- 3361,3 pembacaan 2 grafik diatas
900 ER maka didapat tebal
Boeing 737- 1778,265 perkerasan flexible tiap-
800 NG tiap bagian sebagai
Boeing 737- 534,265 berikut:
500 Bagian-bagian
CBR Tebal
CRJ 1000 24,459 perkerasan
(%) (cm)
ATR 72 14,564 flexible
D 328 16,562 Surface 10,16
DHC 6 5,142 85 Base 33,02
C 208 1,683 30 Subbase 38,10
Total 5.736,240 8 Subgrade -
(Tabel 9. Equivalen annual Total 81,28
departure tahun 2024) (Tabel 10. Tebal
4. Perencanaan tebal perkerasan taxiway tahun
perkerasan taxiway 2024)
Berdasarkan analisa dan
perhitungan kekuatan

29
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

Berdasarkan SKEP 3 Slope 1,5% Slope 1,5%


ASPAL BETON 11
tahun 2005 tentang
BATU PECAH
Pedoman Teknis 28

Perencanaan Rinci SIRTU


28
Konstruksi runway,
taxiway, dan apron, jika
( Gambar 1. Potongan Melintang
berat total pesawat udara
taxiway rencana)
lebih besar dari 45.350 kg
(100.000 lbs), lapisan Direncanakannya
subbase dan base harus taxiway di Bandar Udara
distabilisasi menggunakan Mutiara Sis Aljufri Palu
bahan yang telah menggunakan perkerasan
ditentukan. Berikut tebal flexible karena Bandar
perkerasan desain taxiway Udara Mutiara Sis Aljufri
setelah distabilisasi. Palu memiliki AMP
(Asphalt Mixing Plant)
sendiri, serta perkerasan
= flexible cepat bisa
digunakan kembali
28 cm
setelah dilakukan
Berdasarkan tebal
perbaikan atau pelapisan
minimal subbase yang
ulang, dibandingkan
disyaratkan oleh ICAO
dengan perkerasan rigid
maka tebal subbase yang
yang harus menunggu 3-7
digunakan adalah 28 cm.
hari untuk bisa digunakan
Jadi tebal taxiway yang
kembali setelah dilakukan
direncanakan setelah
perbaikan.
distabilisasi adalah
5. Perhitungan daya dukung
sebagai berikut :
perkerasan PCN
Bagian-
Berdasarkan rumus
CBR bagian Tebal
perhitungan PCN, nilai
(%) perkerasan (cm)
PCN dapat dihitung
flexible
sebagai berikut :
Surface 11
85 Base 28
30 Subbase 28
8 Subgrade - ( )
Total 67
(Tabel 11. Tebal
Perkerasan setelah Nilai
stabilisasi) PCN>ACN≤1,1PCN,
maka berdasarkan

30
Perencanaan penambahan konstruksi taxiway Di Bandar … (Taryana, S.SiT, MM)

perhitungan diatas dapat dibutuhkan pembangunan


dinyatakan taxiway penambahan taxiway.
rencana mampu menahan 3. Berdasarkan data daya
beban pesawat udara dukung tanah asli dan
kritis yang beroprasi di perhitungan annual
Bandar Udara Mutiara Sis departure rencana maka
Aljufri Palu. didapat tebal perkerasan
Jenis ACN PCN flexible taxiway sebesar
Pesawat 65,64 cm, dengan tebal
Udara subbase 28 cm (CBR 8%),
Boeing 37 base 30,48 cm (CBR 30%),
737-500 dan surface 10,16 cm.
Boeing 50 Dengan panjang taxiway
737-800 77 yang direncanakan sebesar
NG 2508,1 m, dan lebar 23 m.
Boeing 737 56 4. Nilai PCN (pavement
900 ER clasification indeks)
(Tabel 12. Perbandingan perkerasan yang
nilai ACN dan PCN) direncanakan adalah 77.

3. KESIMPULAN DAN SARAN 3.2 Saran


3.1 Kesimpulan Untuk mendapatkan daya
Berdasarkan dari hasil analisa dukung perkerasan yang
dan perhitungan maka dapat direncanakan, sebaiknya
disimpulkan bahwa: digunakan bahan yang sesuai
1. Dari hasil perhitungan dengan standart perkerasan
pergerakan pesawat udara untuk taxiway, serta bahan
didapat bahwa kapasitas stabilisasi yang telah
taxiway Bravo berdasarkan ditentukan. Agar daya
kecepatan pesawat udara dukung (CBR) yang
saat taxiing adalah 9 direncanakan sesuai dengan
pergerakan setiap 1 jam. perencanaan dan perkerasan
2. Dengan hasil perhitungan mencapai umur rencana yang
peramalan pergerakan telah ditentukan
pesawat udara maka pada
tahun rencana (2024)
didapatkan peak hour
movement sebesar 13
pergerakan, dimana dengan
waktu 7 menit pesawat
udara kritis (B.737-900 ER)
berada di runway maka

31
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

Daftar Pustaka Internasional Civil Aviation


Organization. 1983. Doc. 9157-
Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri AN/901 Pavement, Second
Palu. 2014. Data Tanah, Edition.
Lalulintas Pesawat Udara, Peak Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. 2015.
Hour, Master Plan. Bahan Ajar Modul STIS.
Basuki, Heru Ir. 1990. Merancang, Republik Indonesia. 2005. SKEP
Merencana Lapangan Terbang. 3/2005, Pedoman Teknis
Bandung: Alumni. Perencanaan Rinci Konstruksi
Federal Aviation Administration. Runway, Taxiway, Apron Bandar
1995. 150/5320/6D Airport Udara di Indonesia, Jakarta:
Pavement and Design Kementrian Perhubungan Udara.
Evaluation. Republik Indonesia. 2005. SKEP
Horonjeff, Robert. 2010. Planning 77/VI/2005, Persyaratan Teknis
and Design of Airport. Pengoperasian Fasilitas Teknik
Internasional Civil Aviation Bandara, Jakarta: Kementrian
Organization. 2009. Annex 14, Perhubungan Udara.
Aerodromes, Fifth Edition. Susetyo, Arif. 2012. Studi dan
Internasional Civil Aviation Perencanaan Penambahan
Organization. 2005. Doc. 9157- Runway di Bandar Udara
AN/901 Aerodrome Design Internasional Juanda Surabaya.
Manual Part 2 Taxiway, Apron www.a-born.co.id.
and Holding Bay, Fourth Edition. www.boeing.com.

32

Anda mungkin juga menyukai