Anda di halaman 1dari 12

Pernahkah dirimu bertanya, mengapa kita harus mencuci pakaian dengan sabun ?

Persoalannya,
agar pakaian yang kita cuci benar-benar bersih maka air harus melewati celah yang sangat sempit
pada serat pakaian. Untuk itu diperlukan penambahan luas permukaan air. Nah, hal ini sangat
sukar dilakukan karena adanya tegangan permukaan. Mau tidak mau nilai tegangan permukaan
air harus diturunkan dahulu. Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara
menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, maka baik karena semakin tinggi suhu air,
semakin kecil tegangan permukaan (lihat tabel). Ini alternatif pertama dan merupakan cara yang
jarang digunakan. Kecuali mereka yang suka bermain dengan air panas. Alternatif lainnya adalah
menggunakan sabun. Pada suhu 20 oC, nilai Tegangan Permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m.
Coba bandingkan antara air sabun dan air panas, manakah nilai tegangan permukaan paling kecil
? Pada 100 oC, nilai tegangan permukaan air panas = 58,90. Pada suhu 20 oC, nilai tegangan
permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Lebih menguntungkan pakai sabun… airnya juga tidak

panas. Jangan heran kalau sabun sangat laris di pasar. Semuanya karena fisika ohfisika
engkau yang kubenci, tapi telah membantuku membersihkan pakaian yang kotor. Bukan cuma
pakaian, tapi tubuh kita juga. Ini cuma beberapa contoh… (catatan : masih ada faktor lain yang
mempengaruhi pakaian atau tubuh kita bisa dibersihkan dengan sabun. Jadi yang dijelaskan di
atas hanya salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin akan anda pelajari pada mata
pelajaran kimia)

2.1 Konsep Tekanan


Sebuah gaya yang bekerja pada sebuah permukaan fluida akan selalu tegak lurus pada permukaan
tersebut. Karena fluida yang diam tidak dapat menahan komponen gaya yang sejajar dengan
permukaannya. Komponen gaya yang sejajar dengan permukaan fluida akan menyebabkan fluida
tadi bergerak mengalir. Karena itu kita dapat mendefinisikan suatu besaran yang terkait dengan
gaya normal permukaan dan elemen luasan permukaan suatu fluida.

Kita tinjau suatu fluida, dan kita ambil suatu bagian volume dari fluida itu dengan bentuk
sembarang, dan kita beri nama S. Secara umum akan terdapat gaya dari luar S pada permukaannya
oleh materi di luar S. Sesuai prinsip hukum Newton ketiga, mestinya akan ada gaya dari S yang,
sesuai pembahasan di atas, mengarah tegak lurus pada permukaan S. Gaya tadi diasumsikan
sebanding dengan elemen luas permukaan d~S , dan konstanta kesebandingannya didefinisikan
sebagai tekanan.

Tegangan Permukaan
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air
sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh
interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul
dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain
dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian
bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga
gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalahkecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis.

Dalam kajian fisika, terdapat salah satu topik yang mendapatkan perhatian khusus, yakni
mengenai Tegangan permukaan. Pernahkan anda mengamati titik-titik embun yang terdapat
pada permukaan daun atau rumput? Mengapa titik-titik itu berbentuk bola? Atau pernahkan
anda melihat pisau silet suatu waktu dapat mengapung di atas air? Mengapa terjadi
demikian? Secara Fisika, fenomena ini dapat terjadi karena adanya tegangan permukaan.

Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan
juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke
keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat
tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat
silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada.
Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya
berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada
dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan
panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair
yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan
karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan
dan udara (Hamid.2010).

Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang
tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan
air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat
sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).

Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan

Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain
Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar permukaan zat
cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh
kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.
Metode kenaikan kapiler

Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat digunakan
untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler
dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek
ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.

 Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;


 Keliling penampang pipa = 2 pr
 Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total = 2
prg cosq.

Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada
gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang
sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu
besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk
oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-
menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang
berbeda (adesi).

Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi
oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total
yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan
yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya
total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil
luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan
pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair. Walaupun istilah
ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu
bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya,
maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang
terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah
gaya persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu
bidang datar bergerak diletakkan.

Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar. Bila
suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka molekul-molekul
surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan monomolekuler. Bagian
gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air.
Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk
agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut
konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair
tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat
ditentukan dengan metode tegangan permukaan.

Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah dengan
menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang
l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

Adapu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegangan permukaan yaitu :

1. Suhu. Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya


energy kinetik molekul.

2. Zat terlarut (solute) Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga
tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan
membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut
biasa disebut dengan surfaktan.

3. Surfaktan Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan


permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah
satu contoh dari surfaktan.

4. Jenis Cairan Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar,
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin
karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.

5. Konsentrasi Zat Terlarut Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner
mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan
menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
Manfaat Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair
untuk membentuk sediaan suspense

Tegangan Permukaan

 Fenomena :
 Jarum atau silet dapat terapung di atas permukaan air
 Serangga dapat berjalan di atas permukaan air
 Kecenderungan tetes – tetes air berbentuk bola

Tegangan permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut :


F = Gaya yang bekerja.
l = Panjangnya batas antara benda dengan permukaan zat cair.
= Koefisien Tegangan permukaan.

Untuk benda berbentuk lempeng : panjang batasnya =kelilingnya.


Untuk benda berbentuk bidang kawat : panjang batasnya = 2 x kelilingnya.
Untuk benda berbentuk kawat lurus, juga pada lapisan tipis (Selaput mempunyai 2 permukaan
zat cair) panjang batasnya = 2 x Panjang (L).

Tegangan (stress)
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya persatuan luas
penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
F : besar gaya tekan/tarik (N)
A : luas penampang (m2)
σ : tegangan (N/m )
2

Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi gaya, maka
kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda. Kawat dengan penampang kecil
mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar.
Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau
penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat.

Latar Belakang Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi
fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering
terlihat peristiwaperistiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair
pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air,
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat
cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan
lain. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada pada k eadaan diam (statis). Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara
sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama
ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan. Permukaan zat cair
mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu
lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam
zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang
sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa
(resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini
disebut dengan tegangan permukaan. 1

2 Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-
molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada
permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam
rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa
cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung mengerut untuk mencapai luas yang sekecil
mungkin. Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan
permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk
droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu
lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa serangga dapat berjalan diatasnya. Tegangan yang
terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-
senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara
lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat
cair tersebut akan mudah bercampur. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair
cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku
sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler
adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan
dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarikmenarik antara zat yang sama (gaya kohesi)
dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). Molekul biasanya saling tarik-
menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan
di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan
tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada
molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya 2

3 gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan : (Atfins, 1994). - Metode
kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik
melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan
antar muka. 5

6 - Metode tersiometer Du-Nouy 6

7 Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan
antar muka dari cairan tersebut (Atfins, 1994). Air mempunyai tegangan permukaan dan biasa
digunakan untuk pembersihan. Molekul air yang terdapat di dalam badan air akan dikelilingi dan
ditarik oleh molekul air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air akan ditarik oleh molekul air
yang terdapat di samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan molekul air pada
permukaan yang ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air menjadi tetesan pada
permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan menghambat proses pembersihan
(Kartiningsih, 2006).
Balok tanpa tulangan

Kita tau sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik.Oleh karena
itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang
melebihi kuat tariknya.

Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol), dan di
atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta beban merata q, maka akan timbul momen luar
sehingga balok akan melengkung ke bawah.Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban
luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik.
Jadi pada serat-serat balok bagian tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah
tegangan tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan
menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan semakin kecil pula.

Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami tegangan sama sekali
(tegangan tekan dan tarik = 0).

Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan mengalami tegangan
tarik cukup besar yang dapat mengakibatkan retak pada beton pada bagian bawah.Keadaan ini
terjadi terutama pada daerah beton yang momennya besar, yaitu pada lapangan/tengah bentang.
ESWL adalah nilai yang menunjukkan beban roda tunggal yang akan menghasilkan respon dari
struktur perkerasan pada satu titik tertentu di dalam struktur perkerasan, dimana besarnya sama
dengan beban yang dipikul pada titik roda pendaratan. Dalam penentuan nilai ESWL biasanya
prosedur perhitungannya berdasarkan tegangan vertikal, lendutan, dan regangan. Pesawat
rencana dapat ditentukan dengan melihat jenis pesawat yang beroperasi dan besar MSTOW
singkatan dari Maksimum Structural Take Off Weight dan data jumlah keberangkatan tiap jenis
pesawat yang berangkat tersebut. Lalu dipilih jenis pesawat yang menghasilkan tebal perkerasan
yang paling besar. Pemilihan pesawat rencana ini pada dasarnya bukanlah berasumsi harus
berbobot paling besar, tetapi jumlah keberangkatan yang paling banyak melalui runway yang
direncanakan. Pesawat rencana kemudian ditetapkan sebagai pesawat yang membutuhkan tebal
perkerasan yang paling besar dan tidak perlu pesawat yang paling besar yang beroperasi di dalam
bandara.
Setelah kecelakaan terjadi, pilot dimintai pertanggungjawaban. Sebuah panel ahli duduk untuk
meminta penjelasan atas pilihan pilot mendaratkan pesawat di atas sungai karena sangat berisiko.
Tegangan permukaan air yang kuat bisa memecahkan pesawat apabila sudut masuknya salah.
Apalagi hasil simulasi dari industri pembuat pesawat sempat menunjukkan bahwa pilot
seharusnya bisa mendaratkan pesawat di dua bandara terdekat yang ada di sekitar New York.
hubungn yang sangat pokok antara tegangan (stress) dan regangan (strain) pada saat beban
bekerja pada suatu material bangunan. Kegagalan /kelelahan suatu konstruksi dapat didefinisikan
sebagai saat dimana suatu benda mulai retak ketika benda tersebut diberikan beban atau
diberikan tekanan secara fluktuatif karena beban yang bekerja lebih besar dari kemampuannya
untuk menahan beban dengan berat tertentu.

Menentukan kekuatan lentur beton Dalam perencanaan perkerasan kaku, kekuatan beton tidak
hanya dinyatakan dalam kuat tekan (compressive strength) tapi dalam kuat tarik (flexural
strength), yaitu kuat tarik lentur yang diperlukan untuk mengatasi tegangan yang diakibatkan
oleh beban roda dari lalu lintas rencana (Sunu, 2008).

Foam Kelas A dikembangkan pada pertengahan tahun 1980 untuk memadamkan kebakaran
hutan. Foam Kelas A dapat menurunkan tegangan permukaan air yang membantu dalam
pembasahan dan saturasi bahan bakar kelas A dengan air. Ini membantu pemadaman terhadap
kebakaran dan dapat mencegah api hidup kembali. Foam kelas A ini dapat digunakan untuk
memerangi jenis lain dari kebakaran kelas A, termasuk kebakaran struktur
Foam konsentrat yang dipergunakan sebagai bahan pemadam api utama PKP-PK
1. Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi
gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda. Kawat dengan
penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan
penampang lebih besar. Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan
ukuran dan jenis bahan penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga
jembatan gantung dan bangunan bertingkat.
2. beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik.Oleh karena itu,
beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik
yang melebihi kuat tariknya.
3. menunjukkan beban roda tunggal yang akan menghasilkan respon dari struktur
perkerasan pada satu titik tertentu di dalam struktur perkerasan, dimana besarnya sama
dengan beban yang dipikul pada titik roda pendaratan. Dalam penentuan nilai ESWL
biasanya prosedur perhitungannya berdasarkan tegangan vertikal, lendutan, dan
regangan.
4. Pesawat rencana kemudian ditetapkan sebagai pesawat yang membutuhkan tebal
perkerasan yang paling besar dan tidak perlu pesawat yang paling besar yang beroperasi
di dalam bandara.
5. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
6. Penetrasi molekul melalui membrane biologis
7. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair
untuk membentuk sediaan suspense
8. Jarum atau silet dapat terapung di atas permukaan air
9. Serangga dapat berjalan di atas permukaan air
10. Kecenderungan tetes – tetes air berbentuk bola
11. Tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran
12. Laba-laba air yang berada di atas permukaan air
13. Gelembung-gelembung sabun
14. Pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung
15. Naiknya air pada pipa kapiler

Anda mungkin juga menyukai