ABSTRAK
Salah satu faktor untuk memperlancar dan membangun perekonomian suatu wilayah adalah baik buruknya sarana
transportasi, dalam hal ini transportasi udara. Transportasi udara sebagai fasilitas pendukung dalam mendukung potensi-
potensi suatu daerah khusus dari segi pariwisata dan industri, sehingga transportasi udara adalah moda yang penting dalam
menunjang mobilitas masyarakat. Upaya memaksimalkan pelayanan jasa penerbangan bagi masyarakat di Sulawesi
Tenggara khususnya pada daerah 100 Km dari lokasi Terminal, maka tercipta ide serta gagasan untuk merencanakan
fasilitas dalam kawasan bandar udara khususnya terminal penumpang. Perencanaan bandar udara di Kabupaten Konawe
Selatan sebagai jalan keluar pemecahan masalah dalam upaya peningkatan kualitas serta kuantitas pelayanan bandar udara.
Konsep Neovernakular merupakan strategi yang dilakukan agar budaya daerah dapat di kenal oleh pendatang , tidak
terlupakan, dan tetap di ingat oleh masyakat Indonesia.
Kata Kunci: Bandar Udara, Terminal penumpang, Konawe Selatan, Arsitektur Neovernakular Tolaki
ABSTRACT
One of the factors to facilitate and develop the economy of a region is the good or bad transportation facilities, in this
case air transportation. Air transportation as a supporting facility in supporting the potentials of a special area in terms of
tourism and industry, so that air transportation is an important mode in supporting community mobility. Efforts to
maximize flight services for people in Southeast Sulawesi, especially in the area 100 km from the Terminal location,
created ideas and ideas to plan facilities in the airport area, especially the passenger terminal. Airport planning in South
Konawe Regency as a way out of solving problems in an effort to improve the quality and quantity of airport services. The
Neovernacular concept is a strategy carried out so that local culture can be recognized by immigrants, not forgotten, and
still remembered by the Indonesian people.
Kebutuhan masyarakat terhadap Sarana dan menjadi Emberkasi haji, salah satunya adalah infrastruktr
prasarana transportasi udara di Sulawesi Tenggara dibidang transportasi udara yang memadai dalam hal ini
memiliki intensitas perkembangan yang sangat pesat Bandar Udara, dalam peraturan ini juga mengatur bahwa
setiap tahunnya, baik dari skala kedatangan penumpang jenis standar Bandar Udara yang mampu menunjang
maupun dari skala keberangkatan penumpang. Tercatat kegiatan tersebut adalah Bandar Udara yang mampu
pada badan pusat statisitik Provinsi Sulawesi Tenggara mawadahi jenis pesawat minimal Boing 737. Selain
Tahun 2020, bahwa jumlah penumpang pesawat persayaratan jenis pesawat, jenis persyaratan lain adalah
(Kedatangan) di Bandar Udara Haluoleo berturut-turut penggunaan bandara yang masuk dalam Kategori Bandar
sebagai berikut: Tahun 2011: 325. 771 orang, Tahun Udara Penggunaan Internasional.
2012: 426.837 orang, Tahun 2013: 435.527 orang, Tahun Robert Horonjeff dalam bukunya perencanaan dan
2014 : 404.721 orang, Tahun 2015: 465.843 orang, perancangan Bandara jilid 2, menjelaskan bahwa Bandar
Tahun 2016 :617.161 orang, Tahun 2017: 709.845 orang, Udara yang baik adalah bandar udara yang tidak
tahun 2018: 783.028 orang, Tahun 2019: 618.759 orang. menghilangkan ciri khas suatu daerah atau wilayah
Sedangkan pada keberangkatan berturut-turut jumlah dengan kata lain setiap bandara harus menononjolkan
penumpang tiap tahunya: Tahun 2011: 336.697 orang, kekayaan Budaya yang ada pada wilayah bandara yang
Tahun 2012: 429.707 orang, Tahun 2013: 453.527 orang, akan dirancang baik dari segi bentuk, material ataupun
Tahun 2014 : 429.737 orang, Tahun 2015: 478.692 segi pelayanan pada Bandara nantinya. Dalam peraturan
orang, Tahun 2016: 635.558 orang, Tahun 2017: 744.432 menteri menggambarkan bahwa Terminal bandar udara
orang, Tahun 2018: 786.981 orang, Tahun 2019: 622.759 merupakan pintu gerbang atau portal untuk memasuki
orang. suatu daerah. Dalam hal ini, Bandar Udara Halu Oleo
Berdasarkan data penumpang selama kurun waktu Sekarang ini adalah bandara yang tidak mencerminkan
10 tahun terakhir, kenaikan jumlah penumpang tiap budaya-budaya khas daerah yang dapat dilihat dari
tahunnya mencapai 10%-25% dan ini akan terus bentuk dan citra bandara. Idealnya suatu bandara yang
berkembang dalam beberapa kurun waktu kedepan. memiliki peran lain menjadi gerbang atau portal
Bandara ini masih kurang mampu untuk menampung memasuki daerah dalam hal ini Wilayah provinsi
orang/penumpang yang terus meningkat setiap tahunnya Sulawesi Tenggara khususnya daerah Kota kendari,
sehingga muncul permasalahan yaitu jumlah penumpang Kabupaten Konawe selatan, dan Kabupaten Konawe.
yang terus meningkat dari tahun ketahun akan tetapi Untuk itu, Pemilihan Tema Arsitektur Neovernakular
untuk pengembangan Bandar udara Haluoleo itu sendiri Tolaki pada perancangan dilakukan untuk tetap
dibatasi oleh kepemilikan lahan dan posisi Bandara yang mempertahankan citra budaya beberapa daerah Provinsi
berada pada pangkalan Tentara Nasional Indonesia Sulawesi Tenggara khusunya 2 wilayah yang berada
Angkatan Udara. Selain permasalahn proyeksi pada daerah Ibu Kota Provinsi yaitu Kota Kendari.
penumpang untuk beberapa tahun kedepan, Dalam buku Perencanaan baru Bandar Udara Halu Oleo
Cetak biru Transportasi Udara 2005-2024 menjelaskan disamping untuk meningkatkan pelayanan terhadap
bahwa, untuk memaksimalkan fungsi dan pelayan masyarakat dalam mempermudah aksesbilitas dari dan
Bandar udara terhadap konsemen atau pengguna bandar ke Provinsi Sulawesi Tenggara, Selain itu Perencanaan
udara, pemisahan antara Bandar Udara militer dan Sipil baru ini juga dapat menarik Investor dan Wisatawan
akan maksimal dilakukan pada tahun 2024. Hal ini domestik maupun Internasional yang di harapkan dapat
menuntut daerah Sulawesi Tenggara khususnya kota memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Kendari harus memiliki Terminal Bandar udara Umum Dengan kemajuan Provinsi Sulawesi Tenggara
terpisah dari pangkalan udara milik Tentara Nasional Kedepanya, menuntut transpotasi udara dalam hal ini
Indonesia yang memadai dan memliki potensi Bandar Udara yang berstandar international di daerah ini
pengembangan untuk dapat menampung penumpang sangat diperlukan diadakan, yaitu dengan penyediaan
yang terus meningkat setiap tahunnya. Selain Terminal Bandar Udara bertaraf international seusai
permasalahan pada pengembangan lokasi dan daya dengan peraturan dan standar yang berlaku dan
tampung, bandara udara Halu Oleo saat ini juga memiliki kemudian dapat melayani penerbangan internasional
potensi untuk menjadi Sub bagian Emberkasi haji selain dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang baik serta
Emberkasi Haji yang di Kota Makassar. Berdasarkan tidak melupakan budaya yang ada pada Provinsi
cetak biru transportasi udara tahun 2005-2024, Jumlah Sulawesi Tenggara Khususya Kota kendari dan wilayah
Kloter yang berangkat dari Makassar memiliki selisih sekitarnya.
hampir 10 kloter saja dengan ibu Kota Negara Indonesia
yaitu Jakarta. Secara geografis letak Provinsi Sulawesi Adapun yang menjadi tujuan dalam proses
Tenggara sangat startegis untuk menjadi Emberkasi Haji perancangan adalah sebagai berikut:
kedua setelah Emberkasi Haji yang ada pada Kota 1. Untuk menentukan lokasi Terminal bandar udara
Makkassar. Dalam Peraturan Menteri No.39 tahun 2019, Halu Oleo sesuai dengan standar Kawasan
menjelaskan bahwa persyaratan suatu wilayah untuk Keselamatan Operasional Penerbangan
Volume 6 No. 2 | Desember 2021 238
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)
2. Untuk merancang Terminal Penumpang bandar mencerminkan kondisi material dan spiritual
udara Halu Oleo dalam lingkup penggunaan skala bangunan serta penghuni didalamnya.
internasional Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang
3. Untuk menerapakn pendekatan Arsitektur terbentuk dari proses yang berangsur lama dan
neovernakular Tolaki pada rancangan Terminal berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan,
Penumpang Bandar udara Halu Oleom dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular,
berasal dari vernacullus yang berarti lokal atau
KAJIAN LITERATUR pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur dengan
A. Pengertian Terminal Penumpang sangat lama sehingga sikap bentuknya akan
Sesuai dengan Peraturan Menteri No.39 mengakar. Latar belakang indonesia yang amat luas
Tahun 2019 Terminal penumpang adalah semua dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan
bentuk bangunan yang menjadi penghubung sistem budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan
transportasi darat dan sistem transportasi udara yang salah satu parameter kebudayaan yang ada di
menampung kegiatan – kegiatan transisi antar akses Indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan
dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya. sistem sosial, keluarga, sampai ritual
Pemrosesan penumpang datang, berangkat maupun keagamaan.(Furuhitho dalam Asri Andrias H.B,
transit dan transfer serta pemidahan penumpang dan 2018: 80)
bagasi dari dan ke pesawat udara. 2. Etnis Tolaki
Terminal penumpang harus mampu Etnis Tolaki adalah salah satu dari tiga etnis
menampung kegiatan operasional, administrasi, dan besar di wilayah Sulawesi Tenggara yang
komersil serta memnuhi persyaratan keamanan dan mempunyai bentuk dan corak kehidupan budaya
keselamatan opearsi penerbangan, di samping yang spesifik. Makna kehidupan yang spesifik
persyaratan lainnya berkaitan dengan masalah tertuang dalam benda yang menjadi simbol budaya
bangunan. disebut Kalo Sara. Kalo Sara tersusun atas tiga
Selain itu, terminal penumpang difungsikan unsur benda atau bahan yaitu Anyaman Rotan,
untuk memenuhi berbagai keperluan penumpang dan Kain Putih dan Lingkaran (terbuat dari Rotan)
barang, mulai dari tempat penjualan tiket, pelaporan yang syarat akan makna baik dalam susunan dan
tiket, ruang tunggu serta berbagai fasilitas pada area bahannya. Kalo adalah bahasa simbolik yang
terminal.Terminal penumpang merupakan semua menyimbolkan segala aspek dari hakikat kehidupan
bentuk bangunan yang menjadi penghubung sistem sosial masyarakat tolaki.(Sachrul Ramadan, 2018:
transportasi darat dan sistem transportasi udara yang 145)
menampung kegiatan-kegiatan transisi antara akses 3. Definisi Arsitektur Neovernakular Tolaki
dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya, Arsitektur vernakular Tolaki merupakan
pemrosesan penumpang datang, berangkat, maupun transformasi dari situasi kultur homogen ke situasi
transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan yang lebih heterogen dan berusaha sebisa mungkin
bagasi dari dan ke pesawat udara. Terminal menghadirkan citra, bayang-bayang realitas
penumpang yang baik harus dapat menampung arsitektur tradisional, arsitektur rakyat yang secara
kegiatan operasional, administrasi dan komersial fungsional sudah beradaptasi jitu,teruji terhadap
serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan alam tempatnya berada dan biasanya lebih
keselamatan operasi penerbangan memiliki kepekaan baik secara teknis, sosial dan
kultur. (Asri Andrias H.B, 2018: 83)
B. Arsitektur Neovernakular Tolaki
1. Definisi Vernakular METODE PEMBAHASAN
Kata vernakular berasal dari bahasa Metode pembahasan yang digunakan dalam
latin”vernaculus”, yang berarti asli kemudian kata penyusunan acuan perancangan ini adalah metode
ini berkembang dan memiliki arti lebih ke ‘gaya’ atau deskriptif, yaitu dengan menguraikan semua masalah dan
‘cara expresi’ atau ‘bentuk arsitektur’. Vernakular keadaan, kemudian dianalisis secara sistematis sesuai
adalah dialek atau gaya bangunan yang secara lokal ilmu arsitektur untuk memperoleh pemecahan yang
ataupun regional.(Rapoport dalam Noor Cholis, sesuai dengan perencanaan dan perancangan
2016). Arsitektur vernakular umumnya mewujudkan “Perancangan Terminal Penumpang Bandar Udara
nilai-nilai masyarakat, dan juga mungkin juga Haluoleo bertaraf internasional di Kota Kendari”.
melambangkan konsep lokal, juga bertindak sebagai
simbol kepercayaan dan keyakinan. Jadi, sebuah PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN
tempat tinggal yang sederhana juga dapat A. Lokasi Proyek
Gambaran umum tapak
Peruntukan : Pusat Pelayanan Kawasan
Volume 6 No. 2 | Desember 2021 239
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)
3. Topografi
Gambar 12 Topografi
5. View
6. Penzoningan
Untuk pembagian zonasi pada tapak Terminal
penumpang didasarkan atas pertimbangan kondisi
lingkungan di sekitar tapak juga pencapaian menuju
tapak. Penzoningan tapak yang terjadi yaitu:
Tabel 3.1 Kebutuhan & Besaran Ruang parkir bus dan kendaraan online, dan juga parkir
VVIP. Setiap parkiran terdiri dari 2 lantai.
LUAS TOTAL BESARAN RUANG
AKTIVITAS ACUAN LAPORAN
Aktivtas Utama 14.089 m2 15.095 m2
2
Aktivtas Pengelola 2.625 m 2.812 m2
2
Aktivitas Konsesi 4.405 m 5.599 m2
Aktivitas Petugas Air Side - 634 m2
2
Aktivitas Pendukung 7.003 m 7.350 m2
2
Aktifitas utilitas Bangunan 652 m 689 m2
2
Parkir Pengunjung 32.225 m 40.608 m2
2
Air SIde 682.970 m 729.970 m2
TOTAL BESARAN
RUANG 743.969 m2 802. 757 m2
Gambar 21 Parkiran
C. Besaran Ruang
1. Analisa Besaran dan Perubahan Ruang
2. Deviasi Perancangan
Selisih (deviasi) besaran ruang :
= Sesudah Perancangan – Sebelum Perancangan x
100%
Sebelum Perancangan
= 802,757 – 743,969 x 100%
743,969
=7.9 %
3. Perbandingan Open Space (OS) dengan Building
Coverage (BC)
Lantai Dasar = 787.576 m²
Luas lahan = 8.870.000 m² (887 ha)
Gambar 20 Penzoningan Luas Os = Luas Site – Luas Lantai Dasar
= 8.870.000– 787.576
a. Zona publik terletak pada sisi Utara yang = 8.082.424 m²
berbatasan langsung dengan jalan utama yang KBC = Luas Lantai Dasar x 100%
dimana berfungsi sebagai fasilitas parkir di sekitar Luas Site
bangunan dan ruang transisi pada tapak berupa = 787,576 x 100%
ruang terbuka hijau. 8,870,000
b. Zona semi publik terletak di bagian tengah tapak = 8,87 %
yang merupakan area dengan fungsi kegatan KOS = Luas OS x 100
Pengantaran Luas Site
c. Zona Privat pada area tengah hingga area barat dan = 8,082,424 x 100%
selatan tapak yang berfungsi sebagai kegiatan 8,870,000
utama penerbangan. = 91,13 %
d. Zona servis terletak pada sisi timur tapak yang KBC : KOS = 8,87 : 91,13
memiliki fungsi sebagai area pengelola serta Deviasi pada ruang terjadi karena adanya beberapa
aktivitas bongkar muat barang. besaran ruang tambahan yang tidak di rencanakan
7. Parkir sebelumnya. Penambahan tingkatan pada bangunan di
8. Berdasarkan analisa sirkulasi dalam tapak, sesuaikan dengan fungsi pada ruang bangunan.
dapat ditentukan beberapa area yang akan dijadikan
sebagai fasilitas parkir. Terdapat 7 area yang akan
menjadi fasilitas parkir. Parkir sekitar bangunan D. Implementasi Arsitektur Neovernakular Tolaki
untuk pengguna dengan waktu kunjung tidak lama, Pada bangunan
1. Citra bangunan
Citra bangunan yang dimaksud adalah sifat
penampilan bangunan dan expresi bangunan yang
ditentukan oleh perancang. Uraian dari bentuk
Luar bangunan dinyatakan lebih rinci dan nyata,
misalnya bentuk bangunan, kesan, dan karakter
penampilan yang mencitrakan arsitektur Gambar 23 Bentuk Dasar Bangunan
Neovernakular tolaki. 2. Tampilan Bangunan
2. Nuansa Bangunan
Nuansa merupakan Keadaan Lingkungan di
sekitar bangunan, sebagai unsur penunjang dari
citra banguna, dan disesuaikan dengan prinsip-
prinsip neovernakular. Nuansa bangunan ikut
memperkuat dan menentukan keberhasilan
penampilan fungsi yang diharapkan, sehingga
tipologi bangunan tercermin, secara urut dari
kesan, karakter, penampilan dan expresi citra
bangunan.
3. Suasana bangunan
Susana merupakan keadaan yang terjadi
didalam ruang yang menunjukan sifat keadaan,
Gambar 24 Bentuk Tampilan
karakter, dan kesan Neovernakular didalamnya,
dimulai dari penggunaan motiv-motiv bangunan. Dengan penggabungan 2 bentuk yakni bentuk
kepala Kerbau dan Bentuk Khas Atap Melengkung
E. Bentuk dan Tampilan Bangunan rumah tolaki, citra dan nuansa Neovernakular dapat
1. Bentuk Dasar Bangunan dicapai pada fungsi Banguna Ternminal Penumpang
Bandar Udara Halu Oleo.
3
2
4
5 1
Gambar 22 Konsep Bentuk Dasar
area Bridge(Jembatan) merupakan nuansa rumah Sistem Upper Struktur yang digunakan yaitu
tolaki yang terlihat pada Gambar. sistem Rangka Batang adalah struktur Space frame
dan suspended struktur dengan bantuan tiang penarik
F. Struktur dan Konstruksi Bangunan untuk menarik space frame pada area depan dan
1. Sub Struktur menarik Bridge pada pada bagian belakang
bangunan.
4. Dilatasi
Sistem dilatasi yang digunakan yaitu sistem
dilatasi dengan pemisah antar kolom dan dilatasi
dengan balok untuk mendapatkan pembagian beban
yang merata pada setiap ujung yang diberi pemisah.
Gambar 26 Sub Struktur
c
c
Gambar 29 Dilatasi terminal Depan
Ket : c
: Kolom
: Balok
Gambar 27 Super Struktur
Sistem Super Struktur yang digunakan yaitu
sistem sistem double waffle slab dengan kombinasi c
Joist, Beam, dan Girder hal ini berdasarkan pada
bentangan kolom pada bangunan terminal ini terdiri
dari 15 m- 30 m.
3. Upper Struktur
Gambar 30 Dilatasi terminal Belakang
5. Modul
G. Ruang Luar
1. Area Depan Bangunan
Pada area depan bangun terdapat 4 jalur, yakni
2 jalur masuk dan 2 jalur keluar. 2 jalur masuk terdiri
dari masuk pada area keberangkatan yang terdapata
pada lantai 3 di akses melalui Ramp dan jalur masuk
Gambar 34 Bagian Kiri
pada area kedatangan yang langsung pada lantai
pertama. Pada 2 jalur keluar terdiri dari dari lantai 3 4. Area Belakang Bangunan
Pada area belakang bangunan difungsikan
diakses melalui ramp sedangkan jalur keluar dari
sebagai Pesawat untuk menurunkan dan
kedatangan langsung dari lantai pertama. Pada area
menjemput penumpang.
depan bangunan juga terdapat area taman pasif.
H. Ruang Dalam
1. Check in
akan langsung turun ke lantai 1 melalui tangga,lift, Document 4444 air traffic management
dan travelator. Selannjutnya penumpang akan ICAO(international civil aviation organization)
melakukan bagasi claim dan melakukan pelaporan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2020. Statistik
jika terjadi kehilangan barang. Sebelum penumpang bandara. Jakarta: Direktorat Perhubungan Udara
memasuki area konsesi, penumpang terlebih dahulu Laksito B, 2014. Metode Perencanaan dan Perancangan
melakukan securyti check poin. Setelah itu, Arsitektur. Jakarta: Griya Kreasi
penumpang memsuki ruang konsesi dan bisa Ramadan S, 2018. Interpretasi Kalosara Dalam Rumah
langsung menuju curb atau parkiran. Adat Tolaki. Kendari: Jurusan S1 Arsitektur
Universitas Haluoleo
Syaifulloh Anang, 2019. Perancangan Bandar Udara
internasional di Kabupaten Kediri. Universitas
Muhammadiya Malang: Malang
KESIMPULAN
Karya perancangan ini berpacu pada 3 aspek, yaitu
Penentuan lokasi Sesuai dengan standar Kawasan
Keselamatan Oprasi Penerbangan (KKOP), perancangan
Terminal penumpang Bandar Udara Halu Oleo dalam
lingkup penggunaan internasioanl, dan penerapan
pendekatan Neovernakular Tolaki pada terminal
penumpang. Dalam penentuan lokasi yang sesuai dengan
standar Kawasan Keselamatan Oprasi Penerbangan
(KKOP), merupakan suatu standar yang merujuk pada
keselamatan dan keamanan kawasan area terminal
penumpang bandar udara Halu Oleo. Perancangan
bangunan Terminal penumpang bandar udara Halu Oleo
dengan skala pengguna Bertaraf internasional Secara
umum memiliki kesamaan standar dengan bandar udara
yang hanya memfasilitasi rute - rute domestik, namun
terdapat beberapa perbedaan mendasar pada beberapa
bagian fasilitas penunjang di dalam bandar udara. Bandar
udara dengan operasi-operasi penerbangan internasional
membutuhkan ruangan untuk memeriksa penumpang,
awak pesawat, dan kargo (bagasi dan barang angkutan
lainnya). Penerapan Pirinsip arsitektur Neovernakular
pada perencangan bangunan ini akan lebih ditunjukkan
pada tampilan visual luar dan dalam banguan.
DAFTAR REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2004. SNI 03-7046-
2004 Terminal Penumpang Bandar Udara. Jakarta.
Bandara Juanda, 2014. Surabaya : Tersedia:
http://achmadyani-airport.com. Diakses: 28 Mei 2020
Balo A.A.H, 2018. Arsitektur Vernakular Tolaki.
Kendari: Jurusan Arsitektur, Jurusan S1 Arsitektur
Universitas Haluoleo
D.K. Chingg, francis, 2000. Arsitektur : bentuk ruang
dan tatanan edisi ke dua Jakarta : Erlangga.
Volume 6 No. 2 | Desember 2021 249