Anda di halaman 1dari 12

JURNAL M-PROGRESS

ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA


DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
TRANSPORTASI UDARA

Bambang B Sulistiyono1 , Sherly Olivia2

Abstract

Since commercialization Halim Airport, very interesting passengers who use air transport
services because of its position in the city center.
The Number of passengers continues to increase from year to year. So the airport
management is required to furnish the service that needs of passengers. An advanced security
aspects task AVSEC. This study aims to examine the effect of AVSEC (Air Transport Service)
personnel capabilities and sensitivity to customer satisfaction in Halim Perdanakusuma Airport,
empirically, either partially or simultaneously.
This research is a quantitative descriptive study. The total population are 132 people,
divided into two population, namely 66 of AVSEC officers and 66 passengers. The sample surveyed
by sex, education and age. Data were analyzed by using descriptive statistics such as the Average
of scores and cross tabulations Test results show that the AVSEC officer had run of function and
duty well but the level of user satisfaction aviation transport services have not run yet.

Keywords: Ability, Sensitivity and Customer Satisfaction Air Transport

PENDAHULUAN pembangunan suatu wilayah. Hal ini


Seiring dengan semakin menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan
meningkatnya kemajuan teknologi signifikan dari peran suatu Bandara.
kedirgantaraan, menyebabkan Bandar Udara Jika dalam paradigma lama
(Bandara) bukan lagi hanya dipandang dikatakan bahwa kemajuan suatu negara
sebagai tempat untuk mobilitas orang melalui hanya bisa terjadi bila negara tersebut
perjalanan udara saja, tetapi sudah mengarah mempunyai akses ke laut, sebagaimana yang
pada tujuan mempromosikan kepentingan pernah dilakukan ketika Uni Soviet yang
daerah melalui keberadaan Bandara itu berusaha merebut wilayah Siberia untuk bisa
sendiri. Bila semula fungsi Bandara hanya membuka pelabuhan Vladivostok
bersifat kovensional, namun dalam di Samudera Pasifik walaupun letaknya
perkembangannya sudah berubah menjadi sangat jauh dari di pusat pemerintahan.
kawasan penting untuk mendorong Akan tetapi sejalan dengan kemajuan
pertumbuhan perekonomian dan tehnologi kedirgantaraan saat ini, tidak ada
1. bangsul76@gmail.com lagi kata yang mengatakan bahwa suatu
2.
oliviasherly17@yahoo.co.id

1 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
negara harus memiliki pelabuhan laut jika Semakin padatnya jadwal
ingin maju. Dalam arti bahwa kemajuan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta
suatu wilayah saat ini tidak lagi tergantung yang menyebabkan banyak keluhan
pada letak geografi wilayahnya yang pengguna jasa penerbangan nasional
berpantai, tetapi sebaliknya suatu negara maupun internasional seperti dellay
atau wilayah akan mengalami kemajuan penerbangan yang melebihi toleransi waktu
perekonomian bila di wilayahnya terdapat sampai keterlambatan jadwal ketibaan
Bandara. Sebagai ilustrasi bahwa kota-kota pesawat karena harus antri pendaratan,
besar seperti Medan, Makasar, Bandung, menyebabkan Kementerian Perhubungan
Malang, Yogyakarta terus berupaya melalui Perum Angkasa Pura (PAP) II,
mengembangkan Bandara sampai pada berupaya menghidupkan kembali Bandara
tingkat internasional. Demikian gambaran Halim Perdanakusuma menjadi Bandara
yang lain, daerah pedalaman Kabupaten komersial sejak 10 Februari 2014, yang
Wamena yang letaknya ditengah tengah sebelumnya hanya digunakan sebagai
pegunungan Jaya Wijaya Papua, mampu Bandara yang melayani penerbangan VVIP
bergerak perekonomiannya hanya karena dan Charter filght. Selain letak posisinya
memiliki Bandara. yang strategis di tengah kota, perjalanan
Perubahan paradigma tersebut semakin yang dilakukan oleh calon penumpang lebih
menyadarkan orang akan pentingnya peran efektif dan efisien dibandingkan jika
Bandara, sehingga pembenahan manajemen menggunakan penerbangan di Bandara
Bandara secara modern sudah harus Soetta. Peluang inilah kemudian ditangkap
diterapkan dengan kepuasan pelanggan oleh operator penerbangan Lion Grup dan
merupakan target utama dalam pelayanan Garuda Grup untuk menambah route
yang harus dilakukan. Menghadapi penerbangan baru tanpa kajian lingkungan
tuntutan pasar yang demikian tidak ada yang mendalam sehingga munculnya
pilihan lain bagi perusahaan jasa berbagai persoalan seperti; terjadinya
penerbangan untuk berupaya memberikan penundaan penerbangan (dellay) sampai
berbagai jasa layanan berkualitas agar dengan pembatalan (cancel) karena selain
pelanggan tetap setia menggunakan moda padat penerbangan, juga digunakannya
transportasi dirgantara, sebagaimana untuk pelayanan penerbangan VVIP
dikatakan oleh Kotler dalam Suprayanto dan Presiden/Wakil Presiden atau pejabat tinggi/
Rosad (2015:134) bahwa kepuasan negara asing yang harus didahulukan.
pelanggan dinilai dari kualitas jasa yang Kondisi Bandara Halim PK yang
didapatkan pelanggan. memang tidak dipersiapkan untuk menjadi
Bandara Komersil, menambah persoalan

2 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
baru bagi penumpang karena terbatasnya GRAFIK
Data Jumlah Pesawat dan Penumpang 2015
ruang tunggu penumpang, kamar mandi dan
ruang ibadah, demikian pula sempitnya DATA JUMLAH PESAWAT 2015
ruang gerak penumpang. Selain dari pada DES OKT JUL APR JAN

itu dengan statusnya sebagai Bandara


Internasional maka sensitivitas Bandara juga
semakin meningkat seperti menjadi sasaran
terorisme, pembajakan maupun peredaran
narkoba. Di luar hal tersebut masih terdapat PESAWAT

persoalan ikutan lainnya yang tidak kalah 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

pentingnya seperti macetnya jalan keluar di


depan pintu gerbang Bandara pada saat jam-
jam sibuk antara pukul 14.00 s.d 19.00,
DATA JUMLAH PENUMPANG 2015
meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas,
polusi udara dari pesawat maupun kendaraan
bermotor, tumbuhnya usaha kaki lima yang PENUMPANG
semakin mengurangi kenyamanan 0 100000 200000 300000 400000 500000
lingkungan, munculnya transportasi liar
DES OKT JUL APR JAN
seperti ojek, grab yang parkir sembarangan
dan lain sebagainya. Menghadapi kondisi
Sumber : data diambil dari Disops Bandara Halim PK pada
tersebut menyebabkan banyak penumpang April 2016

yang merasa kecewa, bahkan marah Perlu dipahami bahwa manajemen


terhadap layanan yang diberikan oleh pihak Bandara mempunyai tugas pokok dan
Bandara selama ini. Yang tidak kalah tanggungjawab dalam memberikan layanan
pentingnya, masyarakat sekitar lingkungan yang terbaik bagi penumpang dan
di luar Bandara yang mengalami frustasi lingkungannya yang dalam hal ini
karena kemacetan dan dampak lingkungan dipercayakan kepada Aviation Security
lainnya, seperti kebisingan, polusi dan (AVSEC). Akan tetapi dari hasil studi
sebagainya. pendahuluan yang sudah dilakukan, ternyata
Berikut disajikan data peningkatan masih banyak tugas pokok dan tanggung
frequensi penerbangan dan peningkatan jawab yang belum dilakukan secara baik.
jumlah penumpang yang menggunakan Hal ini tercermin dari banyaknya keluhan
Bandara Halim pada 2015. sebagai berikut : ketidakpuasan dari penumpang baik yang
akan naik maupun yang turun dari pesawat.

3 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
Berdasarkan temuan tersebut diatas maka Tarhadap pokok pelayanan
telah dilakukan pengidentifikasian masalah kebandarudaraan A. Fathoni (2014:151)
untuk diteliti yang berkaitan dengan menyebutkan terdapat empat sasaran, yaitu;
kepuasan pengguna jasa transportasi udara Pertama; terbuka akses seluas-luasnya pada
terhadap jasa layanan yang diberikan oleh calon pengguna jasa penerbangan dan
petugas keamanan AVSEC di Bandara kelancaran prosedur marketing, Kedua ;
Halim Perdanakusuma. tercipta kondisi aman pada setiap
penumpang dengan terjaminnya dari setiap
TINJAUAN PUSTAKA kondisi yang menimbulkan rasa keraguan
Bandar udara adalah lapangan terhadap keselamatan, Ketiga ; faktor
terbang yang digunakan untuk mendarat dan keamanan, artinya setiap penumpang dan
lepas landas pesawat udara, naik turun pengguna jasa penerbangan merasa aman dan
penumpang dan atau bongkar muatan kargo terlayani dengan baik, Keempat ; tepat
atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas waktu, artinya setiap schedule penerbangan
keselamatan penerbangan dan sebagai take off dan landing diupayakan untuk tepat
tempat perpindahan antar moda transportasi waktu, sehingga tidak terjadi penundaan atau
(Hadi Suharno, 2015:2). Dalam keterlambatan jadwal penerbangan,
penyelengaraan manajemen bandar udara pemberangkatan dan kedatangan.
terdapat tiga komponen utama sub sistem Karena pengelolaan dunia
transportasi udara yang saling berinteraksi penerbangan mengandung resiko paling
antara lain: Bandar Udara, Maskapai tinggi di antara moda transportasi lainnya
Penerbangan (Airlines) dan Pengguna Jasa maka masalah keamanan penerbangan
Angkutan Udara (Penumpang). Dimana menjadi prioritas tertinggi yang harus
ketiga sub sistem tersebut di atas harus dikelola secara profesinal oleh pihak
saling berinteraksi dan seimbang, gambaran manajemen. Dalam hal ini pemerintah
Airport System menurut Hadi melalui Kementerian Perhubungan telah
Suharno,(2015:5,) sebagai berikut : mengeluarkan peraturan keamanan bandara
yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
AIR SUB SYSTEM petugas khusus pelayanan dan keamanan
AVSEC (Aviation Security) dimana setiap
AIR
TRANSPORTATION
personil keamanan penerbangan diwajibkan
REGULATION SAFETY
memiliki kompetensi yang dinyatakan
dengan lisensi atau surat tanda kecakapan

AIRPORT AIRSPACE petugas (SKTP) di bidang keamanan


penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal

4 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
Perhubungan Udara Nomor : Dari temuan masalah dan kajian
SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9). pustaka, dapat divisualisasikan kerangka
Demikian pula dalam hal kepekaan berpikir sebagai berikut :
yang harus dimiliki oleh setiap petugas yang Kerangka Berpikir
mempunyai tangung jawab besar terhadap
KEMAMPUAN
keamanan dan keselamatan penerbangan, (X1)
KEPUASAN
Sarlito Wiraman (2014:50-51) menyebutkan PELANGGAN
KEPEKAAN (Y)
bahwa kepekaan sosial merupakan
(X2)
kemampuan untuk menyesuaikan perilaku
dengan harapan dan pandangan orang lain. Keterangan : Pengaruh parsial

Yang secara sederhana dapat diartikan


Pengaruh simultan
bahwa kepekaan sosial (social sensitivity)
sebagai kemampuan seseorang untuk METODE KEGIATAN
bereaksi secara cepat dan tepat terhadap Penelitian dilakukan di PT. Angkasa
objek atau situasi sosial tertentu yang ada di Pura II (Persero) Bandara Halim
sekitarnya. Perdanaksuma yang berlokasi di Jl. Halim
Menyangkut masalah kepuasan Perdanakusuma, Jakarta Timur, Daerah
pelanggan Kuswadi (2006:17) mengatakan; Khusus Ibukota Jakarta. Dengan waktu yang
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh : 1) dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih
Mutu produk atau jasa, 2) Mutu pelayanan, selama 5 bulan dimulai sejak bulan April
3) Pebarawan Harga, 4) Waktu penyerahan sampai dengan bulan Agustus 2016,.
dan 5) Keamanan Pelanggan. Selanjutnya Adapun subjek maupun objek populasi yang
Kotler dalam Suprayanto dan Rosad akan diteliti secara generalisasi adalah
(2015:134-135) menyebutkan ada lima petugas AVSEC sebanyak 66 orang dan
indikator kepuasan antara lain ; 1) pelanggan (penumpang) transportasi udara
Keandalan (reliability), 2) Daya Tanggap bandara Halim Perdanakusuma sebanyak 66
(responsiveness), 3) Empati (emphaty), 4) orang penumpang. Karena jumlah terbatas
Jaminan (assurance), 5) Berwujud dan mampu di teliti semua maka metode
(tangible). Untuk mengukur kepuasan yang digunakan untuk meneliti petugas
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra AVSEC menggunakan metode Sampling
(2006:130) menyebutkan ada empat metode Jenuh, sedangkan pelanggan transportasi
yang dapat digunakan, yaitu : 1) Sistem udara berdasarkan data 2015 jumlahnya
Keluhan dan Saran Industri, 2) Survei cukup banyak lebih dari 4 juta orang maka
Kepuasan, 3) Ghost Shopping (Pelanggan penentuan sampel menggunakan rumus Isaac
Bayangan), 4) Analisa Pelanggan.

5 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% data empirik atau data penelitian guna
diperoleh hasil sebanyak 66 orang. Sampel mengetahui apakah jenis data yang
tersebut dianggap sudah dapat mewakili dikumpulkan di lapangan sesuai dengan
seluruh penunpang yang ada atau hasil distribusi teoritik. Uji Asumsi Klasik juga
analisa yang diperoleh dapat di generalisir. dilakukan melalui uji multikolonieritas
Untuk petugas AVSEC disusun berdasarkan untuk mengetahui adanya hubungan yang
jenis kelamin, usia, jenis pendidikan kuat antara variable bebas yang digunakan
sedangkan untuk pelanggan hanya jenis dalam satu model persamaan regresi linear
kelamin, usia saja jenis pendidikan tidak berganda. Dalam penelitian ini juga
diambil. dilakukan uji heteroskedastisitas untuk
Data yang diteliti adalah data primer mengetahui ada atau tidaknya
yang diperoleh langsung dari sumber asli penyimpangan asumsi klasik
(tidak melalui media perantara), sehingga heteroskedastisitas .
peneliti harus melakukan observasi dan
pengumpulan data melalui penyebaran HASIL PENELITIAN DAN
kuesioner bagi responden petugas AVSEC PEMBAHASAN
maupun penumpang pengguna jasa Analisa data dilakukan berdasarkan
transportasi Udara di Bandara Halim statistik deskriptif dengan menggunakan
Perdanakusuma. Dengan tehnik distribusi frekuensi dan presentase untuk
pengumpulan data melalui penyebaran karakteristik responden dan skor rata rata
kuesioner langsung pada sumbernya, yang untuk efektifitas infografis, serta tabulasi
memuat pertanyaan dari ketiga variabel yang silang untuk menganalisis efektivitas
akan diteliti. Jenis penelitian yang infografis berdasarkan karakteristik. Hasil
dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data disajikan dalam bentuk diagram
deskriptif yaitu metode penelitian kuantitatif pie dan clustered column. Angka yang
yang bertujuan membuat kalimat (deskripsi) diperoleh sebagai hasil perhitungan statistik
secara sistematis dan akurat mengenai fakta- di interpretasikan secara diskriptif dalam
fakta yang terukur dalam angka, selanjutnya pembahasan.
di input dan diolah menggunakan program
aplikasi komputer SPSS 21.
Karakteristik Responden
Analisis dilakukan dengan uji
Karakteristik responden yang
linearitas bertujuan untuk mengetahui
dianalisis meliputi jenis kelamin, usia dan
apakah dua variabel mempunyai hubungan
jenis pendidikan yang diakses dan dianalisis
yang linear atau tidak secara signifikan.
menggunakan distribusi frekuensi dan
Sedangkan Uji normalitas untuk pengujian

6 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
presentase yang secara lengkap dapat udara yang menggunakan Bandara Halim
disajikan dalam diagram pie sebagai berikut Perdanakusuma.
:. Gambar
Gambar Jenis Kelamin Penumpang dan Petugas AVSEC
Jumlah Responden

Petugas
Penumpang
AVSEC,
66 org
66 org

Hal ini untuk menggambarkan jumlah


responden yang diteliti atau sebagai obyek
penelitian yang seimbang antara petugas
AVSEC dengan penumpang pengguna jasa
transportasi udara yaitu masing masing 66
orang, yang dapat dijelaskan sebagai berikut
: jumlah petugas AVSEC saat ini yang
dimiliki oleh Bandara Halim sebanyak 66
orang karena jumlahnya sedikit maka
semuannya ditetapkan sebagai responden
sehingga yang digunakan adalah metode
sampling jenuh. Sedangkan untuk
Data jumlah responden penumpang
penumpang jasa transportasi berdasarkan
diambil dari yang angket yang dikembalikan
data 2015 berjumlah lebih dari 4 juta orang
oleh penumpang setelah kuesioner dibagikan
yang diasumsikan sampai Desember 2016
ternyata jumlah responden pria dan wanita
tidak mengalami kenaikan yang signifikan
adalah sama, yang dapat diasumsikan
atau dianggap tetap maka penentuan sampel
mereka pada umumnya mempunyai
menggunakan dengan tabel sampel yang
selera yang sama ketika membutuhkan
diketemukan jumlahnya sebanyak 66 orang
selanjutnya hasil analisa yang diperoleh layanan penerbangan. Sedangkan untuk

nantinya dapat digeneralisir kepada semua responden petugas AVSEC semuanya

pelanggan (penumpang) jasa transportasi mengembalikan angket dan diperoleh data


pria jumlahnya lebih banyak yaitu 58 orang

7 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
dari pada wanita hanya 8 orang. Hal ini dari hasil penyebaran kuesioner yang
menunjukan bahwa sampai saat ini dikembalikan selanjutnya dibagi dalam tiga
manajemen bandara masih menganggap jenis kelompok usia dengan asumsi masing masing
karakteristik pekerjaan lebih cocok bila kelompok usia mempunyai selera yang
dikerjakan oleh tenaga kerja pria. Namun berbeda yang akan berpengaruh pada
dengan adanya variasi petugas wanita interpretasinya terhadap layanan yang sama.
walaupun jumlahnya lebih kecil Sedangkan petugas AVSEC semua angket
menunjukkan bahwa tidak semua yang dikembalikan tampak bahwa kelompok
karakteristik pekerjaan keamanan tepat yang berusia 20-35 sangat dominan yaitu
apabila dikerjakan oleh pria misalnya 95%. Hal ini menunjukkan bahwa pihak
pekerjaan pelayanan informasi, memeriksa manajemen Bandara menginginkan
penumpang wanita maupun petugas produktivitas kerjanya tinggi, cekatan dan
administrasi yang memerlukan ketekunan terampil dalam menjalankan tugas pada
dan ketelitian yang prima. kelompok usia tersebut.
GAMBAR
Tingkat pendidikan petugas AVSEC
GAMBAR
Usia Penumpang dan Petugas AVSEC
Data pendidikan penumpang tidak

Data Usia Penumpang Data Pendidikan Petugas AVSEC


S1
D3 3%
9%
52-60 20-35
29% 41%
36-51
30% SLTA
88%

diambil dengan pertimbangan karena tidak


diperlukan dalam penelitian. Sedangkan
Data Usia Petugas AVSEC
36-55 untuk petugas AVSEC datanya diakses
5% karena menjadi salah satu karakteristk yang
akan dianalisis secara tabel silang mengenai
tingkat pemahaman dan ketrampilannya
20-35 dalam menjalankan tugasnya sekaligus
95%
untuk membuktikan gambaran faktual dari
hasil survey. Pada data petugas tampak
Responden usia penumpang diambil bahwa lulusan SLTA mencapai 88%,. Hal

8 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
ini menggambarkan petugas lebih diarahkan terbalik dengan kemampuan tehnis. Dari
untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat data yang terhimpun aspek penguasaan tugas
tehnis di lapangan dan berhadapan langsung lebih dominan dikuasai oleh petugas yang
dengan penumpang. Data dari mereka yang berasal dari lulusan D3 dibanding yang
berasal dari S1 hanya 3% karena jabatan mayoritas petugas dari SLTA. Petugas dari
pimpinan petugas AVSEC terbatas. S3 mencapai 64% sedangkan SLTA hanya
45%. Untuk petugas yang berasal dari S1
ANALISIS DAN PEMBAHASAN lebih rendah 5% dari pada lulusan D3, hal ini
1. Aspek kemampuan. menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai
Berdasarkan Teori Robbin (2007:57) petugas keamanan Bandara lebih tepat jika di
bahwa kemampuan terdiri dari dua kelompok pimpin oleh petugas dari D3 .
yaitu kemampuan intelektual dan fisik.
Dilihat dari aspek kemampuan, sebagian GRAFIK
besar responden menyatakan mampu Kemampuan Petugas dalam
menjalankan TUPOKSI
menjalankan Tupoksinya baik pria maupun
wanita namun untuk kelompok pria lebih
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
menonjol sedikit sebesar 2 % ini berarti
jenis kelamin usia strata pendidikan
bahwa kelompok pria lebih mampu
50% 41% 70%
menjalankan untuk tugas tugas yang
49% 40% 60%
bebannya lebih berat atau yang berhubungan
49%
dengan fisik. Dalam kaitannya aspek 39% 50%
48%
kemampuan dengan usia terlihat bahwa 38% 40%
48%
petugas yang berusia 20-35 tahun lebih 37% 30%
47%
produktif dalam arti mempunyai stamina
36% 20%
kuat, kecekatan, dan ketangkasan dalam 47%

46% 35% 10%


menyelesaikan setiap pekerjaan dibandingkan
petugas yang berusia 36 – 55 tahun. 34% 0%
20-35 36-55 SLTA D3 S1
Perbedaan tersebut tampak dari data usia 20-
35 mencapai 40% sedangkan 36-55 hanya
36%. Namun dalam hal ini bukan berarti
2. Aspek Kepekaan. Menurut
kelompok 36-55 kurang cekatan, dengan
Tondok (2012,6) Kepekaan sosial
bekal pengalaman yang memadai selama
bukanlah suatu kemampuan yang dibawa
mereka bertugas maka tetap bisa
anak sejak lahir, kepekaan sosial muncul dan
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
berkembang dari dan melalui pengalaman
Aspek pendidikan ternyata berbanding

9 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
yang hakekatnya merupakan hasil dari GRAFIK
interaksi antara individu dengan Kepekaan Petugas dalam melihat situasi di
lapangan
lingkungannya. Dilihat dari aspek
kepekaan maka petugas AVSEC yang Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
jeni s usia pendidikan
memiliki jenis kelamin wanita lebih peka kel amin 60% 80%
dibandingkan pria. Wanita memperoleh 62%
59% 70%
skor 60% sedangkan pria 52%. Hal ini
60%
58% 60%
menunjukkan bahwa sesuai dengan naluri
58% 50%
kewanitaan yang sensitif dan terbawa sejak 57%
56% 40%
lahir, lebih cocok untuk jenis pekerjaan 56%
yang memerlukan kepekaan tinggi misalnya 54% 30%
55%
penumpang yang dinilai dapat 52% 20%
54%
membahayakan keselamatan penerbangan. 50% 10%
Apabila dilihat dari aspek pendidikan 53%
0%

20-35
36-55
48%

SLTA
D3
S1
terlihat petugas yang berasal dari S1 lebih Pria
peka dibanding yang dari D3 ataupun SLTA,
yaitu S1 memperoleh skor 73% jauh 3. Aspek Kepuasan. Menurut
dibanding yang dari D3 dan SLTA masing Kuswadi (2006:17) kepuasan adalah
masing sebesar 59%. Data ini perasaan senang atau kecewa seseorang
menunjukkan bahwa petugas berasal dari S1 yang muncul setelah membandingkan
pada umumnya lebih peka dalam menilai kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
situasi keamanan Bandara sesuai dengan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.
tanggung jawabnya dalam menduduki Dari hasil penelitian yang telah
jabatan penting sebagai petugas keamanan. dilaksanakan, terlihat bahwa kepuasaan
penumpang wanita terhadap kinerja petugas
AVSEC masih jauh dari yang harapan,
capaiannya sangat rendah dibawah 50%.
Faktor kewanitaan pada umumnya menuntut
adanya pelayanan yang prima dan teliti hal
ini kurang didapatkan dari layanan petugas
AVSEC. Demikian pula jika ditinjau dari
aspek usia ternyata kelompok usia 36-51
dan 52-60 hampir sama kurang puas dengan
layanan dari petugas AVSEC. Ketidak
puasan ini terjadi karena pada kelompok

10 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
usia tersebut pada umumnya tingkat sosial
DAFTAR PUSTAKA
mereka sudah tinggi, sehingga wajar apabila
Abdullah Fathoni. 2014, “Manajemen
kelompok ini menuntut pelayanan yang Kebandarudaraan Strategis”,
lebih baik namun tidak diperoleh di bandara Koperasi BPA, Jakarta.
Halim Perdanakusuma. Adji, Adisasmita. 2014, “Tatanan Bandar
GRAFIK Udara Nasional”, Graha Ilmu,
Tingkat kepuasan pengguna Yogyakarta
jasa transportasi udara
Anwar, Prabu Mangkunegara. 2011,
“Manajemen Sumber Daya
Berdasarkan Berdasarkan Usia
Manusia” PT. Remaja Rosdakarya,
jenis kelamin 70% Jakarta.
60% 60%
50% Dwi Indah Mustiko Ningrum 2015 “Dampak
50%
Penggunaan facebook terhadap
40% 40%
kepekaan sosial peserta didik di
30% SMP Negri 1 Demak” Jurnal,
30%
20% Universitas Negri Semarang,
20%
10% Semarang.
10%
0%
0% Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra.
Pria Wanita 2006, Manajemen Kualitas Jasa,
Yogyakarta.
KESIMPULAN
Hadi Suharno. 2009, “Manajemen
Petugas AVSEC pada umumnya sudah
Perencanaan Bandar Udara”, PT.
memiliki kemampuan untuk menjalankan Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Tupoksinya dengan baik terutama pada
Kasmir. 2016, “Manajemen Sumber Daya
petugas prianya pada kelompok usia antara Manusia (Teori dan Praktik), PT.
Rajarafindo Persada, Jakarta.
20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan tugas
pokoknya yang menuntut kepekaan terhadap Kotler Philip. 2007, Manajemen Pemasaran ,
jilid 2, PT Indeks, New Jersey.
situasi di lapangan yang menjadi tanggung
jawabnya, namun sayangnya petugas paling Kuswadi. 2006, Cara Mengukur Kepuasan
Karyawan. Jakarta : PT Elex Media
peka justru hanya dimiliki oleh kelompok
Komputindo.
wanita yang jumlahnya sangat terbatas hanya
Lickona Thomas. 2008, “Pendidikan
8 orang atau 12% dari 66 orang petugas
Karakter”, Nusa Media, Bandung.
keamanan Bandara. Kepekaan ini tentu Milwan Yudi. 2010, “Psikologi
Pendidikan dan Aplikasinya”,
berdampak pada kepuasan pengguna jasa
Gramedia, Jakarta. Priyatno Dwi.
transportasi penerbangan di Bandara Halim 2008, “Mandiri Belajar SPSS”
Mediakom, Yogyakarta.
Perdanakusuma terutama pada kelompok
wanita dan kelompok pria yang usia di atas Raharjo, Sahid. 13 Mei 2015 ,Uji Validitas,
Uji Asumsi Klasik, Uji Reliabilitas
36 tahun.

11 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL M-PROGRESS
dan Uji Hipotesis diambil dari
www.spssindonesia.com , 20 Mei
2016

Sarlito Wirawan. 2014, “Pengantar Psikologi


Umum”, PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta.

Stephen Robin P. 2007, “Perilaku


Organisasi”, PT. Indeks, Jakarta.
Jurnal

12 Fakultas Ekonomi – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Anda mungkin juga menyukai