2.1.1. PENDAHULUAN
Salah satu syarat kesetimbangan statis adalah Mz = 0. Hal ini bisa dipenuhi dengan
membentuk kopel atau momen perlawanan dalam pada luas penampang dari irisan untuk
menghadapi momen yang disebabkan oleh gaya gaya luar. Momen perlawanan dalam
tersebut haruslah bekerja dalam arah yang berlawanan dengan momen luar, sehingga
diperoleh bahwa besar momen perlawanan dalam adalah sama dengan momen luar. Momen-
momen ini cenderung melenturkan balok dalam bidang beban dan biasanya diartikan
sebagaimomen lentur (bending moments). Suatu keadaan dimana suatu segmen balok
mungkin berada dalam keseimbangan hanya dibawah pengaruh; momen saja, keadaan ini
disebut lenturan murni (pure bending atau flexure).
Gambar 2.1
Suatu segmen balok dikenai momen lentur positif seperti terlihat pada gambar
2.2a.,maka pada
luasan kecil tak terhingga dA (gambar 2.2b.) dan pada jarak y dari sumbu netral,
tegangan tersebut
adalah :
Sedangkan tegangan yang berada di bawah sumbu netral ditentukan menurut hubungan
yang sama;
tanda dari tegangan tersebut otomatis berlawanan.
Gambar 2.2
Karena segmen balok yang terlihat dalam gambar 2.2a haruslah berada dalam
kesetimbangan, maka:
Sumbu netral harus melalui titik berat daerah irisan penampang balok:
dimana :
Gambar 2.3
Daerah yang diarsir digunakan untuk mencari momen inersia
Daerah ellip mempunyai momen inersia Io terhadap sumbu horizontal yang melalui titik
beratnya yaitu :
Momen inersia Izz dari daerah yang sama terhadap sumbu horizontal zz didefinisikan sebagai:
Akan tetapi karena sumbu dari mana y diukur adalah melalui titik
berat dari daerah luas, maka
Jadi :
Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu adalah sama dengan momen
inersia
melalui titik beratnya ditambah dengan luas kali kuadrat jarak antara dua
sumbu.
Contoh :
Hitunglah momen inersia terhadap sumbu horizontal yang melalui titik berat luas siku empat
yang
terlihat dalam gambar di bawah :
Penyelesaian :
Titik berat irisan ini terletak pada perpotongan kedua sumbu simetri dari luas siku empat.
Karena itu
lebih baik menulis dA dengan b dy. Jadi:
Soal 2.1
Untuk daerah-daerah luas penampang dengan ukuran-ukuran yang diperlihatkan dalam
masing-masing
gambar, tentukanlah momen inersia untuk masing-masing irisan terhadap sumbu titik berat
horisontal.
Jawab:
Soal 2.2
Untuk daerah-daerah luas penampang dengan ukuran-ukuran yang diperlihatkan dalam
masing-masing
gambar, tentukanlah momen inersia untuk masing-masing irisan terhadap sumbu titik berat
horisontal.
Jawab:
Soal 2.3
Untuk daerah-daerah luas penampang dengan ukuran-ukuran yang diperlihatkan dalam
masing-masing
gambar, tentukanlah momen inersia untuk masing-masing irisan terhadap sumbu titik berat
horisontal.
Sifat-sifat balok flens lebar, kanal dan siku yang terbuat dari baja yang terdapat pada
table profil.
Jawab:
Soal 2.4
Untuk daerah-daerah luas penampang dengan ukuran-ukuran yang diperlihatkan dalam
masing-masing
gambar, tentukanlah momen inersia untuk masing-masing irisan terhadap sumbu titik berat
horisontal.
Sifat-sifat balok flens lebar, kanal dan siku yang terbuat dari baja yang terdapat pada
table profil.
Jawab:
Soal 2.5
Untuk daerah-daerah luas penampang dengan ukuran-ukuran yang diperlihatkan dalam
masing-masing
gambar, tentukanlah momen inersia untuk masing-masing irisan terhadap sumbu titik berat
horisontal.
Sifat-sifat balok flens lebar, kanal dan siku yang terbuat dari baja yang terdapat pada
table profil.
Gambar Soal 2.5
Jawab:
Soal 2.6
Dua buah papan kayu berukuran lengkap dengan penampang 50 mm x 150 mm, direkat
menjadi satu
membentuk irisan T seperti yang terlihat dalam gambar. Bila kepada balok tersebut bekerja
momen
lentur positif sebesar 3100 N.m sekitar sumbu horizontal, (a) tentukanlah tegangan pada
serat-serat
terjauh (I = 53.1 x 10-6 mm4), (b) hitunglah gaya tekan total yang dibentuk oleh
tegangan normal
di atas sumbu netral yang disebabkan oleh lenturan balok, (c) tentukanlah gaya total yang
disebabkan
oleh tegangan lentur tarik pada suatu irisan dan bandingkanlah dengan hasil yang diperoleh
pada (b).
Gambar Soal 2.6
Jawab:
2.2.1. PERUMUSAN
Penampang ditransformasikan ke salah satu bahan :
Transformasi hanya ke arah LEBAR
PENAMPANG.
Contoh:
Diketahui penampang balok yang terdiri
dari
dua bahan spt gambar di samping ini.
Ekayu (Ew) = 100.000 kg/cm2
Ebaja (Es) = 2 x106 kg/cm2
Tentukan tegangan maksimum pada
kayu dan baja bila balok dibebani
momen lentur +3 tm.
JAWAB :
n=Es/Ew = 20
Soal 2.7
Tentukanlah momen lentur ijin sekitar sumbu-sumbu netral horizontal untuk balok-balok
gabungan terbuat
dari kayu dan baja yang ukuran-ukuran penampangnya terlihat dalam gambar-gambar
soal yang ber-
sangkutan. Bahan-bahan dipasang bersama hingga mereka bekerja sebagai satu kesatuan.
ESt = 200 Gpa;
Ew = 8,3 Gpa. Tegangan-tegangan lentur ijin adalah St = 140 MPa dan w = 8,3 MPa.
Gambar Soal 2.7
Jawab:
Soal 2.8
Tentukanlah momen lentur ijin sekitar sumbu-sumbu netral horizontal untuk balok-balok
gabungan terbuat
dari kayu dan baja yang ukuran-ukuran penampangnya terlihat dalam gambar-gambar
soal yang ber-
sangkutan. Bahan-bahan dipasang bersama hingga mereka bekerja sebagai satu kesatuan.
ESt = 200 Gpa;
Ew = 8,3 Gpa. Tegangan-tegangan lentur ijin adalah St = 140 MPa dan w = 8,3 MPa.
Jawab:
Balok tersebut dibagi rata ke dalam daerah tarik dan daerah tekan, secara numerik:
Momen lentur perlawanan dari balok yang berpenampang sikuempat, bila serat-serat luar
baru mencapai tegangan plastis seperti diberikan oleh rumus lenturan elastis, adalah :
Perbandingan momen tersebut hanya tergantung kepada sifat irisan penampang, yang
disebut factor bentuk (shape factor). Faktor bentuk di atas untuk balok berpenampang
sikuempat menunjukkan bahwa Myp dapat melebihi 50% sebelum kapasitas ultimat
dari balok sikuempat tersebut tercapai.