MEKANIKA TANAH
DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
SUARDI PALMABAS
(4520041028)
Tegangan geser berbeda dengan tegangan tarik dan tekan karena tegangan
geser ditimbulkan oleh gaya yang bekerja sejajar atau searah dengan bidang penahan
gaya, sedangkan tegangan tarik dan tekan ditimbulkan oleh gaya yang tegak lurus
terhadap luas bidang penahan gaya. Oleh karena itu, tegangan geser dapat juga
disebut tegangan tangensial, sedangkan tegangan tarik dan tekan disebut tegangan
normal. Tegangan geser terjadi apabila beban terpasang menyebabkan salah satu
penampang benda cenderung menggelincir pada penampang yang bersinggungan.
Jika kita dihadapkan pada persoalan menentukan gaya maupun ukuran yang
terjadi akibat geseran, maka tegangan geser harus diketahuai terlebih dahulu. Dalam
hal semacam ini, tegangan geser () yang terjadi, biasanya tidak boleh melampaui
nilai yang tertentu, yang disebut tegangan geser yang diizinkan ( )maka rumusnya:
untuk saat ini aksi bisa dilihat sebagai gaya yang terjadi
akibat lapisan tipis dimana satu sama lain bergeser secara
tidak terbatas segingga menghasilkan deformasi geser total
δs
δs dengan L mendifinisakan tan ϒ = . Tetapi, karena
L
sudut ϒ biasanya sangat kecil, maka tan ϒ = ϒ, sehingga kita peroleh
δs
ϒ=
L
Lebih tepat, rengangan geser didegenisikan sebagai perubahan sudut antara dua
permukaan tegag lurus dari elemen di diferensial.
Hubungan antara tegangan geser dan rengangan geser, mengandaikan hukum Hooke
ԏ
berlaku terhadap geser yaitu: ԏ = G ϒ atau ϒ =
G
VL
δs =
A sG
As = luas geser
Dapat di catat dengan hasil ini sama dengan persamaan pada Tegangan Tarik, yaitu:
FL
δ=
AE
A = luas penampang
Tipe deformasi elastis lain adalah perubahan dimensi melintang yang mengikuti
tegangan aksial atau tekan. Pengujian memperlihatkan bahwa apabila batang
diperpanjang dengan tegangan aksial, maka akan terdapat pengurangan besaran
melintang. Simeon D. Poisson memperlihatkan bahwa ratio satuan deformasi atau
regangan dalam arah ini tetap untuk tegangan dalam daerah batas proporsional.
Dengan demikian, ratio ini diberi namanya sendiri dengan tanda v dan didefinisikan
sebagai
εy εz
V= =-
εx εx
Dimana εx adalah rengaangan hanya karena tegangan dalam arah x, dan ε y dan
εz adalah rengangan disebabkan dalam arah tegak lurus. Arah tegag lurus. Tanda
negative menunjukan dimensi melintang berkurang apabila εx positif, seperti pada
kasus perpanjangan Tarik.
σx σy
εx = –v
E E
σy σx
εx = –v
E E
apabila diinginkan, kedua persamaan dapat diselesaikan untuk menyatakan tegangan
dalam terminology rengangan sebagai berikut:
¿ ¿
σx = εx +V εy ¿ E 1−V ² , σy = εy + V εx ¿ E 1−V ²
sekarang kita lihat hubungan antara modulus geser dengan modulus elastisitas.
Keadaan tegangan seperti pada gambar di bawah, terdiri dari tegangan Tarik σx dan
tegangan σy dengan besar sama.
Sedangkan perhatikan perubahan bentuk segitiga kanan a.b yang kakinya sama
Panjang karena:
σx σy σx−V σy
εx = −¿ V =
E E E
ԏ(1+V )
εx =
E
σy σx σy−V σx
εx = -V =
E E E
τ (1+ V ) τ ( 1+V )
oa ' = oa ⌊ 1+ ⌋ ; ob ' = ob 1−
E E
τ (1+V )
1−
V ob ' E
Tan oa’b’ = tan (45º - ) = =
2 oa ' τ (1+V )
1+
E
ϒ ϒ
tan 45⁰−tan 1−
ϒ 2 2
tan (45º - ) = =
2 ϒ ϒ
1+ tan 45 0 x tan 1+
2 2
ϒ
karena sudut ϒ kecil seperti yang terjadi dengan rengangan geser, tan ( ¿ praktis
2
ϒ
sama dengan yang dinyatakan dalam radian. Menyamakan harga ekspansi tan (45º -
2
ϒ
) ke sisi kanan persamaan di atas memberikan;
2
ϒ τ (1+V )
1− 1−
2 E
=
ϒ τ (1+V )
1+ 1+
2 E
ԏ E
2ԏ (1+ v )
ϒ= atau = 2 ( 1+ v )
E ϒ ¿
¿
ԏ
Dengan mengganti dengan G, seperti di tunjukan pada hukum Hooke untuk geser,
ϒ
kita akhirnya memperoleh
E
G = , yang menyakan hubungan yang diinginkan antar konstanta
2(1+V )
elastis G, E, dan V.
Sebuah batang dengan luas penampang A ditarik oleh gaya F, maka penampang
batang akan cenderung putus. Kecenderungan putusnya akan membentuk sudut α
terhadap bidang penampang asli batang. Hal ini disebabkan kekuatan tarik molekul-
molekul bahan di sembarang titik pada penampang tidak sama besar, dimana kekuatan
geser molekul lebih kecil daripada kekuatan tariknya. Akibatnya kecenderungan
putusnya batang membentuk sudut kemiringan α. Keadaan tegangan yang diuraikan di
atas disebut tegangan uniaksial,
karena batangnya hanya dikenakan tarik atau tekan yang sederhana. Ada dua orientasi
penting dari elemen-elemen tegangan untuk tegangan uniaksial, yaitu θ = 0 dan θ =
45°. Yang pertama memiliki tegangan normal maksimum, dan yang terakhir memiliki
tegangan geser maksimum.
An
Am =
cos α
F cos α
σm =
Am
F sin 2 α
τm =
2 An
jika sudut α = 0º, maka tegangan normal maksimum akan menjadi sebesar:
F cos α F cos 0 F
σm = =
An An = An
Tegangan gesernya menjadi minimum:
F sin 2 0
τm = =0
2 An