Tegangan , =
P A
Regangan , =
Mulai titik B, terjadi perpanjangan spesimen u uji ji tanpa adanya peningkatan tegangan tarik yang diketahui, membentuk suatu dataran hingga titik C. Fenomena ini dikenal dengan leleh (yielding). Titik B disebut sebagai titik leleh. Tegangan yang terjadi disebut tegangan leleh (yielding stress) , y. elah mengalami regangan besar yang terjadi selama leleh pada daerah BC, material baja Setelah mulai mengalami pengerasan regangan (strain hardening), perpanjangan material uji pada daerah ini membutuhkan peningkatan beban tarik. Beban pada akhirnya mencapai nilai nil maksimum, dan tegangan yang terjadi (pada titik F) disebut Tegangan Batas (Ultimate Stress), U. Setelah melewati titik F, spesimen akan memperlihatkan secara jelas penyempitan lateral (lateral contract) dan pembentukan leher (necking) yang mengarah pada patah (fractur) pada akhirnya. Pada daerah OB, material pada keadaan elastis. Dapat diberi beban, dihilangkan beban-nya, nya, dan dibebani kembali sepanjang garis OB tanpa mengubah perilaku. Jika pembebanan ditingkatkan diatas B, maka material berada dala dalam m daerah plastis. Contoh, pada titik D, penghilangan beban akan mengikuti garis DE yang paralel dengan garis elastis linier awal OA. Hanya sebagian regangan yaitu regangan elastis (elastic strain), e dikembalikan. Sementara, bagian lain regangan akan tetap sebagai regangan permanen yaitu regangan plastis (plastic strain), p.
Ketika dibebani kembali dari titik E, respon yang terjadi akan mengikuti garis penghilangan beban ED ke atas menuju titik D, yaitu titik di mana penghilangan beban dimulai pada siklus pembebanan. Perilaku material kemudian mengikuti kurva tegangan-regangan asli menuju titik F. Batas proporsional sekarang adalah titik D, pada tegangan yang lebih tinggi dari batas elastis asli (titik B).
= E,
E adalah konstanta proporsional, dikenal sebagai modulus elastisitas material dan merupakan kemiringan garis OA dalam daerah elastis linier pada hubungan tegangan-regangan. Persamaan ini dikenal sebagai Hukum Hooke, dinamakan dengan nama ilmuwan Inggris Robert Hooke (1635-1703). Modulus Elastisitas biasa dinamakan Modulus Young. Perpanjangan aksial terjadi dibarengi dengan kontraksi lateral (kontraksi terjadi dalam arah tangensial terhadap arah beban yang diberikan) yang proporsional terhadap regangan aksial jika material dalam keadaan elastis linier. Perbandingan/rasio regangan ini adalah properti material yang dikenal dengan rasio Poisson (Poissons Ratio) yang diberi simbol dan diekspresikan dengan :
Tanda minus dimasukkan ke dalam persamaan karena secara normal dan memiliki tanda berlawanan. Regangan lateral disebabkan oleh tegangan aksial sehingga dapat diekspresikan dengan :
' = = / E
Tegangan normal x dan y memanjangkan atau memendekkan elemen dalam arah x, y, dan z tetapi tidak menyebabkan distorsi rsi elemen (gambar 2b).
Tegangan geser xy tidak ada kecenderungan memanjangkan atau memendekkan elemen dalam arah x, y, z, dengan kata lain, panjang sisi sisi-sisi sisi elemen tidak berubah seperti ditunjukkan dalam gambar 2c berikut.
Tegangan geser hanya menyebabkan distorsi elemen sedemikian hingga setiap permukaan z menjadi sebuah rhombus/diamond (parallelogram)
x =
x
E
y
E
y =
x
E
y
E
z =
x
E
y
E
Regangan geser yang berhubungan dengan tegangan geser oleh hukum Hooke dalam geser adalah :
xy =
xy
G
Persamaan tegangan yang dinyatakan dalam regangan di bawah ini dapat diselesaikan secara simultan untuk : E ( x + y ) x = 1 2
y =
E ( y + x ) 1 2
xy = G xy
Persamaan di atas secara kolektif disebut Hukum Hooke untuk bidang tegangan.
x =
x
E
y
E +
z
E
y = z =
x
E
y
E
z
E
x
E
y
E
z
E
Persamaan tadi dapat diselesaikan secara simultan untuk tegangan tegangan-tegangan tegangan yang dinyatakan dalam regangan-regangan, regangan, sebagai berikut :
E (1 ) x + ( y + z ) (1 + )(1 2 )
x =
] ] ]
y =
E (1 ) y + ( x + z ) (1 + )(1 2 )
z =
E (1 ) z + ( x + y ) (1 + )(1 2 )
Hubungan antara tegangan geser dan regangan geser secara sederhana ditunjukkan oleh hukum Hooke untuk geser sebagai berikut :
xy = G xy
xz = G xz
yz = G yz
Contoh Persoalan 1
Pelat ABCD yang homogen diberi beban biaksial seperti terlihat pada gambar di bawah.
Diketahui y= 0 dan bahwa perubahan panjang pelat pada arah x harus nol. Jika E adalah modulus elastisitas dan adalah rasio Poisson, tentukan : (a) besar x yang dibutuhkan, dan (b) rasio 0/y.
Solusi Contoh 1 Tegangan-tegangan tegangan pada setiap titik material komponennya adalah : x, y = 0, xy = 0 berada dalam bidang tegangan dan
Karena perubahan panjang pelat dalam arah x adalah nol, maka : x = 0 Menurut hukum Hooke tentang tegangan bidang :
x =
x
E
y
E
Kita mendapatkan :
x
E
y
E
=0
Sehingga :
x = 0
y =
Maka :
y
E
x
E
1 1 2 0 2 0 = 0 E E
0 E = y 1 2
Contoh Persoalan 2
Blok baja pada gambar di bawah ini dibebani dengan tekanan merata pada permukaannya. Diketahui bahwa perubahan panjang pada sisi AB adalah 0,03 mm.
Tentukan : (a) Perubahan panjang dari dua sisi lainnya (b) Tekanan p yang diberikan pada permukaan blok, dengan mengasumsikan E = 200 Gpa dan = 0,29
Karena :
Diperoleh :
Kemudian :
Tekanan :