Oleh :
RAYHAN PRATAMA K
(4520041091)
KELAS :1/C
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
pendidikan agama islam dengan judul "Pendidikan Islam Pada Sekolah Umum" tepat
pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. .......... ii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................. .................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... ....... 2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................... ...... 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 1 2
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian, berdasakan problematika di atas, maka dalam makalah ini akan
mengupas tentang pendidikan islam di Indonesia yang ada pada sekolah umum dan
agama serta menindak lanjuti solusinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum ?
2. Bagaimana Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah ?
BAB II
Maka untuk merealisasikan sikap hidup yang agamis dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, maka pada tanggal 3 Januari 1946 pemerintah RI membentuk
Departemen Agama. Tugas utama departemen ini adalah mengurus soal-soal yang
berkenaan dengan kehidupan beragama bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu di
antaranya adalah berkenaan dengan pendidikan agama. Ruang lingkup pendidikan
agama yang dikelola oleh Departemen Agama tidak hanya terbatas pada sekolah-
sekolah agama saja, pesantren dan madrasah, tetapi juga menyangkut pendidikan
agama di sekolah-sekolah umum.
Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) tersebut di atas ditegaskan bahwa :
Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa serta berakhlak manusia.
Bab V tentang peserta didik, Pasal 12 ayat (1)
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.
Lebih lanjut dapat diungkapkan bahwa dalam rangka membangun manusia seutuhnya
dan masyarakat Indonesia seluruhnya, maka pendidikan agama berfungsi sebagai
berikut:
1. Dalam aspek individual adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman,
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, dan berakhlak mulia.
2. Dalam aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah untuk hal-hal
sebagai berikut :
a. Melestarikan asa pembangunan nasional, khususnya asa perikehidupaan
dalam keseimbangan.
b. Melestarikan modal dasar pembangunan nasional yakni modal rohaniah dan
mental berupa keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, dan
akhlak mulia.
c. Membimbing warga negara Indonesia menjadi warga negara yang baik
sekaligus umat yang taat menjalankan agamanya.
Hal ini sesuai dengan rumusan UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang
fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu : Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari kutipan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, dinyatakan bahwa
dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pendidikan agama menempati
tempat yang strategis secara operasional, yaitu pendidikan agama mempunyai relevansi
dengan pendidikan kehidupan bangsa dan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
sesuai amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Upaya pendidikan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
memberikan makna perlunya pengembangan seluruh dimensi aspek kepribadian seluruh
makna perlunya pengembangan seluruh dimensi aspek kepribadian seluruhnya secara
seimbang dan selaras. Konsep manusia seutuhnya harus dipandang memiliki unsur
jasad, akal, dan kalbu serta aspek kehidupannya sebagai makhluk individu, sosial, susila,
dan agama. Kesemuanya harus berada dalam kesatuan integrlistik yang bulat.
Pendidikan agama perlu diarahkan untuk mengembangkan iman, akhlak, hati nurani,
budi pekerti serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga terwujud keseimbangan.
Dengan demikian, pendidikan agama secara langsung akan mampu memberikan
kontribusi terhadap seluruh dimensi perkembangan manusia Indonesia seutuhnya seperti
tercermin dari semua unsur yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan nasional
seperti yang dimaksudkan.
Adapun kualifikasi minimum pendidik pendidikan agama tingkat SD, SMP, dan
SMA/SMK, atau bentuk lain yang sederajat adalah sarjana agama, ditambah sertifikat
profesi pendidik pendidikan agama dari perguruan tinggi yang terakreditasi. Pendidik
pendidikan agama adalah guru mata pelajaran pendidikan agama harus memiliki latar
belakang agama sesuai dengan agama yang dianut peserta didik dan mata pelajaran
pendidikan agama yang diajarkan bagi pendidik yang tidak memenuhi kualifikasi
minimum sebagaimana tersebut, tetapi memiliki di bidang agama setelah melalui uji
kelayakan dan kesetaraan.
Dalam Undang- undang No. 4 tahun 1950 Jo No. 12 tahun 1954 tentang
dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah dalam pasal2 ditegaskan
bahwa Undang-undang ini tidak berlaku untuk pendidikan dan pengajaran di
sekolah-sekolah agama. Dan dalam pasal 20 ayat 1 disebutkan bahwa
pendidikan agama di sekolah bukan masa pelajaran wajib dan bergantung pada
persetujuan orang tua siswa. Dengan rekomendasi ini, madrasah tetap berada
di luar sistem pendidikan nasional, tetapi sudah merupakan langkah pengakuan
akan eksistensi madrasah dalam kerangka pendidikan nasional.
Salah satu perkembangan madrasah yang cukup menonjol pada masa orde
lama ialah: Didirikan dan dikembangkannya pendidikan guru agama dan
pendidikan hakim islam negri. madrasah ini menandai perkembangan yang
sangat penting di mana madrasah dimaksudkan untuk mencetak tenaga-tenaga
professional keagamaan, disamping mempersiapkan tenaga-tenaga yang siap
mengembangkan madrasah.
A. Kesimpulan
Pendidikan agama islam di sekolah umum merupakan suatu gebrakan dalam
pembaharuan dalam pendidikan. Pada masa penjajahan agama tidak mendapat tempat
di sekolah umum. Pendidikan agama dianggap hanya diberikan oleh keluarga, bukan di
sekolah. Tapi pada masa sekarang ini sudah ada ada pendidikan agama Islam Islam di
sekolah-sekolah umum.
Jenjang (jenjang) pendidikan madrasah yang secara berturut-turut antara lain sebagai
berikut :
1. Raudatul Atfal (Bustanul Atfal).
Tingkat A untuk anak umur 3-4 tahun
Tingkat B untuk anak umur 4-5 tahun
Tingkat C untuk anak umur 5-6 tahun
2. Madrasah Ibtidaiyah.
3. Madrasah Tsanawiyah
4. Madrasah Aliyah.
5. Madrasah Diniyah
B. Saran
Demikianlah isi pembahasan makalah ini, tentunya masih banyak terdapat
kesalahan atau kejanggalan dalam bentuk penulisan maupun ucapan, oleh karena itu
kritikan dan saran yang bersifat membangun jiwa penulis sangat kami harapkan demi
tercapainya kesempurnaan kami dalam menampilkan makalah dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami sebagai
pemakalah sendiri. Aminn..
DAFTAR PUSTAKA