PENDAHULUAN
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri
Tirta Kab. Gresik ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat di
Kabupaten Gresik. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat, adanya pemenuhan
kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di sektor industri, pelabuhan,
dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta meningkatkan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Gresik. Kegiatan tersebut tentunya juga dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke Kabupaten Gresik karena
meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di
Kabupaten Gresik. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000
Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini berlokasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik,
Kab. Gresik.
Rencana luasan lahan yang akan digunakan untuk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik ini adalah 53.000 m 2 dan dilengkapi dengan jaringan perpipaan
air bersih sepanjang ±42,6 km. Pelaksanaan kegiatan ini telah mendapatkan Surat dari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor HK.02.03-Mn/924 Tanggal 15 September 2017
tentang Penjelasan ALokasi Air Baku untuk SPAM di Bendung Gerak Sembayat.
Pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang harus dikelola secara beriringan dan tidak
dapat dipertentangkan. Pembangunan berada di dalam suatu lingkungan hidup sehingga
keberlanjutannya memerlukan dukungan dari lingkungannya. Tanpa dukungan dari lingkungannya
maka pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan, sehingga setiap dampak yang timbul dari
pembangunan harus dapat dikelola dengan baik demi tercapainya manfaat yang optimum. Dalam
rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat mendukung kehidupan masa
kini dan masa mendatang serta melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maka Pemerintah membuat instrumen pengelolaan lingkungan berupa UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
I-
1.1.1. Rencana Usaha/Kegiatan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik direncanakan
akan dibangun di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik dengan luas area yang
digunakan seluas ± 53.000 m2 sesuai. Pada kondisi saat ini masih lahan kosong pada rencana lokasi
kegiatan.
Secara administratif, lokasi rencana kegiatan pembangunan instalasi pengolahan air bersih berada
di Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, sedangkan untuk bangunan reservoir berada di
Kecamatan Manyar. Batas-batas fisik lokasi rencana kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
• Sebelah utara : Desa Padangbandung
• Sebelah selatan : Desa Sidorejo
• Sebelah barat : Sungai Bengawan Solo
• Sebelah timur : Desa Gawerejo
Pemanfaatan lahan di dalam Area Sistem Penyediaan Air Minum dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Area Sistem Penyediaan Air Minum
No. Jenis Bangunan Luas (m2) Prosentase (%)
A. INTAKE
1 Bangunan Intake 388,44 0,733%
2 Channel Baru 69,00 0,130%
3 Chamber 21,16 0,040%
4 Box Valve 23,12 0,044%
5 Pos Jaga 30,00 0,057%
6 Operator Building 100,00 0,189%
7 Panel Room 15,00 0,028%
8 Ruang Terbuka 2.353,28 4,440%
I-
10 Office & Control Building 167,43 0,316%
C. RESERVOIR MANYAR
Mojopuro Gede kapasitas 1000 liter/detik. Sumber air baku direncanakan akan memanfaatkan
Sungai Bengawan Solo, dengan intake berada pada bagian hulu dari lokasi rencana Bendung Gerak
Sembayat (BGS) di Desa Sidomukti. PDAM Giri Tirta Kabupaten Gresik sudah mendapatkan Surat
Rekomendasi dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR nomor HK.02.03-Mn/924 tanggal 13
September 2017 perihal Penjelasan Alokasi Air Baku untuk SPAM di Bendung Gerak Sembayat,
Sedangkan Surat Ijin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Baku
(SIPPA) sebesar 1.100 liter/detik akan diproses pengurusannya oleh PDAM.
Tabel 1.2. Jumlah dan Jenis Bahan Baku & Bahan Penolong yang Dibutuhkan per Bulan
No Jenis Bahan Jumlah Bentuk Fisik Sifat Bahan Asal Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (Padat/Cair/ (DN/Impor)
I-
Gas/Lainnya)
1 PAC 90.576 kg Cair - Larut di DN - Menggunakan
dalam air tangki baja, FRP, atau
- pH : 2-4 plastik.
- Bewarna - Simpan dalam
putih keruh - ruanagn jauh dari panas
Secara perlahan langsung atau sinar
dapat merusak matahari (pada suhu di
logam - Bereaksi bawah 40 °C - Lantai
dengan kalsium tempat
hypochlorite, penyimpananharus tidak
asam, dan alkali mudah terbakar
dan tahan korosi
Bentuk Fisik
Jumlah Asal Bahan
No Jenis Bahan (Padat/Cair/ Sifat Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (DN/Impor)
Gas/Lainnya)
2 Koagulant aid 908 kg Cair - Tidak DN - Simpan pada
(polymer) berwarna - suhu di dibawah 35 C
Merupakan - Simpan dalan
senyawa yang wadah tertutup
stabil - Jauhkan dari
sumber
api
I-
2. mixing) dengan dimensi lebar channel 3 m, tinggi jatuhan 1,3 m dan
kedalaman total 2 m, sejumlah 1 (satu) unit. Desain Kecepatan dalam
channel 0,6 m/s.
Flocculation Basin Flocculation Basin didesain dengan tipe baffle tank dengan dimensi
3. tiap unit yaitu panjang 10 m, lebar 6 m, dan ketinggian 5 m, sejumlah
4 (empat) unit. Desain hydraulic retention time yaitu 15,5 menit
Sedimentation Tank Sedimentation Tank didesain dengan dimensi tiap unit yaitu panjang
4. 14,5 m, lebar 10 m, dan ketinggian 5 m, sejumlah 4 (empat) unit.
Basic Loading Rate didesain sebesar 173,1 m3/m2.hari. Jarak antar
plate settler yaitu 50 mm dengan inclined angle 55O.
Rapid Sand Filter Rapid Sand Filter tipe Gravity Sand Filter didesain dengan jumlah filter
5. ada 8 (delapan) unit dan tiap unit terdiri dari 2 sel filter. Dimensi
setiap sel filter adalah panjang 7,65 m, lebar 3,75 m dan ketinggian
4,5 m. Nilai filtration rate di desain sebesar 9,0 m3/m2.jam
Chlorination Chlorination didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %, dengan
6. dosis pre-chlor 3 ppm dan dosis post-chlor 2 ppm.
Tabel 1.4. Wilayah Administrasi yang Dilewati Jalur Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi serta
Lokasi Intake, IPA, Reservoir serta Kegiatan Lainnya
No. Jenis Bangunan/Kegiatan Nama Desa Nama Kecamatan
1 Lokasi Intake Sidomukti Bungah
2 Lokasi IPA Mojopuro Gede Bungah
3 Jalur Transmisi IPA-Reservoir Manyar Sidomukti Bungah
Mojopuro Gede Bungah
Mojopuro Wetan Bungah
Mlirang Bungah
Masangan Bungah
Bungah Bungah
Sukowati Bungah
Sidorejo Bungah
Sembayat Manyar
Banyuwangi Manyar
Betoyoguci Manyar
Betoyo Kauman Manyar
Gumeno Manyar
Manyar Rejo Manyar
4 Jalur Distribusi Reservoir Manyar – Penerima Manyar Sidomukti Manyar
Sukomulyo Manyar
I-
Pekelingan Gresik
Kemuteran Gresik
kebungson Gresik
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019
Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik meliputi 3
tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi.
- Kegiatan di Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan yang dilaksanakan di dalam tahap pra-konstruksi Proyek Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik diprakirakan sebagai berikut:
1. Perijinan
Sebelum proyek berjalan dilakukan pengurusan perijinan untuk lahan yang akan digunakan
sebagai daerah proyek. Perijinan bertujuan untuk mendapatkan dasar hukum yang
diperlukan terkait dengan kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik.
Perizinan lain yang diperlukan antara lain adalah:
I-
Izin Lokasi/ Izin Pemanfaatan Ruang
Izin Lingkungan
IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
2. Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini akan dilaksanakan sosialisasi proyek yang bertujuan untuk memberikan
penjelasan mengenai detail rencana kegiatan proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi
proyek sebelum kegiatan konstruksi dimulai.
I-
selama pelaksanaan konstruksi berlangsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya
gangguan kenyamanan baik lalu lintas maupun lingkungan sekitar. Beberapa alat yang
rencananya akan digunakan pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut:
Kegiatan ini juga meliputi pengadaan material seperti, baja, semen, pasir, batu pecah, dan
lain sebagainya untuk keperluan konstruksi dari tempat supplier (Kab. Gresik, dan sekitarnya)
atau dari stockyard menuju ke lokasi proyek. Material diangkut dengan truck dan dump
truck sesuai jenisnya dari tempat asal material ke lokasi proyek yang dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan material. Pada tahap kegiatan ini juga dilakukan
pengangkutan material sisa yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan menuju lokasi
pembuangan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini akan dilaksanakan di luar jam
sibuk pagi (06.00 – 09.00 WIB) dan sore (15.00 – 18.00 WIB) dimana kondisi jalan tidak terlalu
padat untuk menghindari terjadinya penurunan kinerja jalan. Jenis kendaraan pengangkut
juga wajib disesuaikan dengan kelas jalan.
Kegiatan ini berupa pembangunan bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan reservoir
beserta fasilitasnya.
Kegiatan pembangunan struktur dimulai dari kegiatan penyiapan lahan yang terdiri dari
kegiatan pemotongan tanaman yang terdapat di dalam lokasi, pengurugan tanah untuk
peninggian elevasi lokasi dengan menggunakan alat berat berupa buldozer dan vibro
roller.
Kegiatan pembuatan pondasi bangunan dengan kedalaman dan jenis pondasi yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan berdasarkan hasil tes lapangan. Kemudian dilakukan
I-
kegiatan pengecoran pondasi dan bangunan dari intake, IPA, dan reservoir dengan
menggunakan concrete pump dan dibantu mobile crane serta pekerjaan lain yang
termasuk pekerjaan struktur seperti pemasangan rangka atap yang terdiri dari pasangan
baja sesuai perencanaan.
Terdapat beberapa fasilitas penunjang (utilitas) yang akan dibangun. Jenis fasilitas
penunjang yang akan dibangun tersebut antara lain adalah jalan akses, sistem pengelolaan
air limbah, sistem penanganan kebakaran, sistem penyediaan listrik, sistem pengelolaan
sampah, dan fasilitas lainnya.
Pada proyek pengembangan SPAM Gresik ini terdapat jaringan pipa transmisi air baku,
jaringan pipa transmisi air curah dan jaringan pipa distribusi utama. Pipa Transmisi Air
Baku berfungsi mengalirkan air dari intake menuju ke IPA Mojopuro Gede untuk diolah.
Air hasil olahan dari IPA kemudian ditransfer melalui Pipa Transmisi Air Curah menuju ke
Reservoir Manyar dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui Pipa Distribusi.
I-
Gambar 1.4. Jalur Rencana Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik
Jenis Pipa Yang digunakan pada rencana jaringan transmisi adalah sebagai berikut:
- Steel pipe Ø 1000 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1000 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air baku dari Intake ke IPA
- Steel pipe Ø 1100 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1100 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air curah dari IPA ke Reservoir Manyar
- HDPE SDR 17 PN 10 Ø 630 mm - Ø 225 mm. Pipa HDPE digunakan pada unit jaringan
pipa distribusi utama (JDU).
I-
Gambar 1.5. Pembagian Zoning Pekerjaan Jalur Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik
Keterangan:
Untuk pengerjaan pipa steel dibagi menjadi 2 Zona yaitu Zona 1 dan Zona 2. Zona 1
merupakan pipa transmisi mulai dari Jalan Raya Mojopurogede sampai dengan Jalan
Raya Bungah Dukun menuju persimpangan jalan nasional.
Sedangkan Zona 2 merupakan jalur transmisi yang melewati jalan nasional. Pengerjaan
pemasangan pipa transmisi di Zona 2 ini memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
Selain berada pada Jalan Nasional yang sangat ramai, jalur ini juga berseberangan
dengan jalur pipa gas milik PGN. Di jalur ini diperlukan manajemen lalu lintas dan
manajemen K3 yang tinggi.
Untuk pipa HDPE untuk jalur distribusi dibagi menjadi 2 Zona, yaitu Zona 3 & Zona
4. Pada Zona 3 ini sebagian besar pemasangan dilakukan di Kawasan Industri.
Sedangkan Zona 4 merupakan jalur pipa distribusi yang menuju ke ke kota Gresik
Sebelum melakukan pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi utama, dilakukan
survey terlebih dahulu terhadap jalan eksisting yang akan digunakan sebagai jalur pipa
serta mulai memitigasi hal –hal yang dapat menghambat pekerjaan untuk mengurangi
risiko dan dampak yang diakibatkan oleh pemasangan pipa trasnmisi dan distribusi.
I-
Selain melakukan survey lapangan juga dilakukan pengumpulan data sekunder untuk
memastikan bahwa pemasangan pipa transmisi tidak menimbulkan risiko terhadap pipa
gas eksisting. Berdasarkan pengumpulan data tersebut menunjukan bahwa jalur pipa gas
PGN berdampingan dengan jalur pipa transmisi mulai dari persimpangan Jl Tol Surabaya –
Gresik sampai dengan persimpangan Jalan Nasional Tuban – Gresik dengan Jalan Raya
Bungah.
Sehingga dalam pembangunan pipa transmisi ini direncanakan letak posisi galian pipa
berada berseberangan dengan jalur pipa gas. Jalur pipa gas berada pada sisi sebelah kanan
(Arah dari Bungah menuju Manyar), sedangkan pipa transmisi berada di sebelah kiri.
Selanjutnya juga dilakukan survey terhadap jalur pipa distribusi untuk mengidentifikasi
metode pemasangan pipa yang cocok untuk tiap lokasi.
Pemasangan pipa dengan metode galian terbuka akan terlebih dahulu melakukan
penggalian tanah di atas struktur pipa untuk mengerjakan jaringan pipa di bawah
tanah.
Pekerjaan persiapan
I-
- Melakukan investigasi tanah pada jalur pipa untuk mengetahui karakter tanah
dan kadar air.
Pekerjaan galian
Pekerjaan galian terdiri dari penggalian dan pengambilan semua bahan sisa dan
diangkut yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu dan yang dapat digali dan
diambil dengan menggunakan peralatan konvensional bergerak tanpa perlu
dilakukan pengeboran dan peledakan atau dapat menggunakan excavator
dengan vibro hammer apabila diperlukan.
- Penggalian lahan
Lahan digali sehingga pipa bisa diletakkan pada jajaran dan kedalaman yang
diperlukan, dan lahan itu bisa digali sepanjang pipa yang akan diletakkan
sesuai kebutuhan.
I-
- Lebar dan dalam galian
Lebar dan dalam galian disesuaikan dengan kebutuhan untuk meletakkan dan
menggabungkan pipa sesuai ketentuan, serta pengurugan dan pemadatan
sesuai ketentuan.
I-
Peralatan dan perlengkapan disediakan dan dirawat dengan baik untuk proses
penanganan dan peletakan pipa, valve dan fitting.
- Peletakan pipa
Semua tindakan pencegahan dilakukan untuk mencegah material asing masuk
ke dalam pipa ketika sedang ditempatkan pada jalur.
- Penyambungan pipa
Penyambungan pipa dilakukan dengan pengelasan. Terdapat 2 metode pada
pengelasan pipa, yaitu 5G & 6G. Dimana kedua metode ini dibedakan
berdasarkan posisi benda kerja / material pipa yang akan disambung yaitu
mendatar (5G) dan miring (6G).
- Pemotongan pipa
Pemotongan pipa dilakukan untuk memasang Tee atau valve serta
menghasilkan ujung yang rapi dan sudut yang tepat pada proses pipa.
I-
- Pembilasan pipa
Semua pipa dibersihkan dengan membilas cabang saluran air, dimulai dari
bagian hulu kemudian secara bertahap menuju ke bagian hilir. Perbaikan pipa
dilakukan terhadap semua kebocoran yang ditemukanpada saat membilas.
- Material pengurugan
- Peralatan pengurugan
- Pengurugan parit
Horizontal Directional Drilled adalah metode konstruksi tanpa galian terbuka yaitu
menggunakan mesin bor dan dikombinasikan dengan teknik pembesaran lubang.
Pemasangan pipa dengan sistem Horizontal Directional Drilled adalah suatu teknik
dalam pemasangan pipa di dalam tanah dengan melubangi dengan mesin bor melalui
sebuah lubang masuk (Entry Point) sampai pada lubang keluar (Exit Point). Pada
Proyek SPAM Gresik pemasangan pipa HDPE menggunakan metode HDD
dilaksanakan pada jalur crossing dengan sungai.
Gambar 1.7. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE dengan Metode HDD
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran dan pemasangan patok, investigasi
tanah, dan mobilisasi alat.
I-
Pembangunan direksi keet dan gudang peralatan sementara
Direksi keet dan gudang dibangun sebagai tempat sarana kebutuhan kantor
proyek dan tempat penyimpanan berbagai peralatan pendukung, spareparts,
tools, obat-obatan, dan lain-lain.
- Pemeriksaan awal
- Sambungan percobaan
- Proses penyambungan
Pelaksanaan HDD
- Pilot boring (membuat lubang/ jalur pembuka), meliputi lotting/ mrking jalur
HDD dan setting mesin HDD.
- Pengeboran
I-
Petugas pengatur lalu lintas (flagmen)
Kendaraan pengangkut rambu
4. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan ini meliputi pengembalian kendaraan dan alat-alat berat setelah dipergunakan
selama kegiatan konstruksi berlangsung. Kegiatan demobilisasi peralatan ini akan
dilaksanakan pada jam-jam tertentu dimana kondisi jalan tidak terlalu padat untuk
menghindari terjadinya penurunan kinerja jalan.
Kegiatan pengoperasian IPA Mojopuro Gede akan memerlukan tenaga kerja sehingga perlu
dilakukan proses rekruitmen tenaga kerja. Jumlah total personil untuk Operasi dan
Perawatan adalah 35 orang. Jumlah personil dalam level manajemen berjumlah 7 orang
atau sebesar 20% yang terdiri dari Direktur, Manajer, dan Supervisor yang akan fokus di
bagian Operasi dan Perawatan serta seorang Manajer Proyek yang akan bertanggung jawab
terhadap progres pekerjaan konstruksi. Jumlah staf terbesar (15 orang, atau sebesar 49%
dari total personil BUP) berada pada bagian Operasi dikarenakan beban kerja yang paling
berat dibandungkan dengan unit lainnya. Jumlah staf di bagian Engineering dan Perawatan
berjumlah 3 orang atau sebesar 9% dari total seluruh personil, diikuti oleh bagian General
Affairs/SCM/Keuangan dengan jumlah staf 3 orang atau sebesar 9% yang membawahi OB,
driver dan security (7 orang, atau sebesar 20%).
Ditinjau dari latar belakang pendidikan, staf dengan lulusan universitas (minimal S1) adalah
10 orang atau sekitar 29%, lulusan sekolah sarjana muda/diploma (minimal D3) adalah 18
I-
orang (51%), dan lulusan sekolah menengah atas (SMA/SMK/STM) adalah mayoritas dengan
jumlah 7 orang atau 20%. Disamping pegawai tetap (staf) yang bersifat organik, BUP juga
akan merekrut sejumlah tenaga outsourcing sesuai dengan kebutuhan di lapangan,
misalnya sejumlah pekerja kasar (buruh) dibutuhkan untuk pembuangan/pengerukan
lumpur kering dari sludge dewatering. Para buruh ini akan dipekerjakan secara sementara
(temporary) sesuai dengan kebutuhan, sehingga jumlah buruh tidak dihitung dalam staf
organisasi BUP. Selain itu pula, outsourcing dapat juga digunakan oleh BUP untuk posisi
driver dan security.
1 Manajemen (direktur, √ √ 7 √ - 7
manajer, supervisor,
dan manajer proyek)
2 Staf operasi √ √ 15 √ - 14 1
Jenis Kelamin Daerah Asal Pendidikan
No. Klasifikai Pekerja Min S1
L P Jml WNI WNA SMA/SMK D3
3 Engineering dan √ 3 √ - 2 1
perawatan
4 General √ √ 3 √ - 2 1
affairs/SCM/Keuangan
Total 35 7 18 10
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019
Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum secara umum meliputi kegiatan :
• Pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan Instalasi Pengolahan
Air
• Distribusi Air Bersih yang dihasilkan dari pengolahan dengan menggunakan IPA
I-
1. Tahap penghilangan unsur padatan dalam air dengan metode pengendapan dan
penyaringan.
2. Tahap penghilangan unsur kimia dan perbaikan kualitas air dengan proses
presedimentasi, koagulasi flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
3. Tahap penghilangan bakteri patogen atau desinfektan dengan pemberian bahan kimia
untuk membunuh mikroorganisme.
Secara umum proses pengolahan air baku pada instalasi pengolahan air (IPA) Mojopuro
Gede dapat dilihat pada gambar berikut.
I-
I-
Gambar 1. 9. Lay Out IPA Mojopuro Gede
I-
Proses pengolahan air baku di IPA Mojopuro Gede secara terperinci adalah sebagai berikut :
Intake
Bangunan penyadap atau intake berfungsi untuk menyadap atau mengambil air baku
dari badan air sesuai dengan debit yang atau diperlukan untuk pengolahan. Jenis intake
digunakan adalah River Intake. Air baku dari sungai masuk ke dalam sump well melalui
penstock yang dilengkapi dengan penyaring kasar (screen). Aliran air baku kemudian
masuk ke dalam sump well. Sump well berfungsi untuk mengatur ketersediaan air baku
dan penyeimbang level air yang akan di pompa sehingga udara tidak ikut terpompa
karena dapat menyebabkan kavitasi sehingga umur pompa tidak akan bertahan lama.
Kemudian air baku ditransmisikan menggunakan pipa transmisi air baku dengan
diameter 1.000 mm dengan jarak + 1000 m dari intake sampai dengan bak
presedimentasi.
Pada saat di pompakan, air baku di injeksi menggunakan chlorine (prechlorine) untuk
membunuh bakteri, mengurangi warna pada air baku, serta mencegah lumur dan kerak
dalam pipa transmisi. Pada pipa transmisi terdapat air vent (venting) yang berfungsi
membuang gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam pipa untuk menghindari
terjadinya kavitasi pada saat pompa dihidupkan dan dimatikan.
Prasedimentasi
Prasedimentasi adalah proses pengendapan yang dilakukan sebelum pengolahan unit
IPA untuk menghilangkan partikel diskrit. Fungsi utama dari unit prasedimentasi adalah
untuk menghilangkan/mencegah gravel, pasir, lumpur maupun material kasar lainnya
agar tidak masuk kedalam Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Dengan
dibangunnya prasedimentasi, material kasar yang terbawa oleh air baku dapat
direduksi sampai ke tingkat minimal sesuai dengan rancang bangun yang akan
diterapkan.
Koagulasi
Setelah tahapan prasedimentasi mulai dilakukan pemberian bahan kimia koagulan
untuk melakukan proses koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan
partikel koloid dan tersuspensi dalam air dengan pengadukan cepat, sehingga
terbentuk penggabungan partikel. Pada proses koagulasi dilakukan pengadukan cepat
(rapid mixing) dan pembubuhan bahan kimia yang disebut koagulan. Untuk
mengetahui kondisi operasi pengolahan setiap tahapan proses akan dilakukan
pengecekan kualitas pH, warna, dan kekeruhan.
I-
Flokuasi
Flokulasi merupakan proses pengadukan lambat untuk mempercepat laju
penggabungan (aglomerasi) partikel koloid yang telah terdestabilisasi sehingga
membentuk flok dengan ukuran yang dapat terendapkan dan tersaring. Pada flokulasi
dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus tenang.
Tujuan dari flokulasi adalah agar partikel-partikel dapat melakukan kontak sehingga
mereka akan bertumbukkan, saling menempel, dan membesar ke ukuran yang siap
diendapkan atau disaring. Pengadukan yang cukup harus dilakukan agar flok dapat
melakukan kontak dan mencegah flok mengendap di bak flokulasi. Pengadukan
berlebihan akan mengikis partikel flok sehingga ukuran flok menjadi kecil dan mudah
terdispersi. Oleh karena itu, kecepatan gradien harus dikontrol dalam rentang yang
relative sempit.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel tersuspensi dari cairan dengan
menggunakan pengendapan secara gravitasi. Proses pengendapan yang dilakukan di
unit sedimentasi pada prinsipnya membuat partikel yang ada di air dapat mengendap
dan dipisahkan. Oleh karena itu proses pemisahan ini sangat tergantung dari jenis
partikel dalam air yang akan dipisahkan sehingga akan diperoleh cairan yang jernih.
Jenis partikel dalam air dipengaruhi oleh gravitasi. Partikel yang halus akan
mengapung, sedangkan partikel yang besar seperti lumpur akan mengendap atau
bergerak ke bawah. Partikel yang melayang disebut partiket koloid.
Bak sedimentasi terdiri atas zona inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona
Lumpur. Aliran air dalam bak secara keseluruhan menuju ke permukaan, namun
sebelum itu, air harus melewati plat-plat. Sewaktu air mengalir ke atas melewati plat,
lapisan lumpur yang terjadi pada permukaan plat secara perlahan turun ke ruangan di
bawah plat. Bak pengendap akan memisahkan bagian-bagian yang terapung,
mengendapkan lumpur, dan cairan yang jernih. Lumpur yang diendapkan dikumpulkan
pada dasar bak yang dapat dilakukan dengan pengaturan kemiringan dasar bak.
Lumpur dikeluarkan dari bak secara periodik melalui pipa lumpur khusus yang dapat
pula dioperasikan dengan pompa.
Filtrasi
I-
Filtrasi merupakan proses pemisahan padatan dari larutan dengan melewatkan larutan
tersebut melalui media berpori untuk menyisihkan sisa-sisa partikel/flok yang masih
terbawa dalam proses pengendapan.
Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau bakteri
yang ada dalam air.Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih didistribusikan,
sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi.
Chlorination didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %, dengan dosis prechlor 3
ppm dan dosis post-chlor 2 ppm.
Direncanakan pipa transmisi air curah akan diletakkan mengikuti jalan desa Sidomukti
menuju jalan raya Mojopurogede, jalan raya Bungah, kemudian di persimpangan dengan
jalan raya Daendels/Propinsi belok ke kanan menuju arah kota Gresik, terus mengikuti jalan
raya propinsi sampai ke rencana lokasi Reservoir Manyar di pintu masuk Kawasan Industri
AKR/JIIPE.
Reservoir Manyar ini direncanakan mempunyai volume penampungan 9000 m3 dan akan
dilengkapi dengan 3 unit pompa distribusi dengan debit masing-masing 375 l/det, head 80
m untuk melayani kota dan 2 unit pompa khusus untuk melayani kawasan industri JIIPE,
dengan debit masing-masing 375 l/det, head 50 m.
Dari Reservoir Manyar, selanjutnya air minum akan didistribusikan ke daerah pelayanan
yang terbagi atas 2 zona yaitu pipa JDU khusus melayani kawasan industri JIIPE dan pipa
JDU untuk zona pelayanan kota yang mencakup wilayah Manyar, Kebomas dan Gresik. Pipa
JDU yang akan melayani daerah Manyar, Gresik dan Kebomas, akan diletakkan mengikuti
I-
jalan raya Sukomulya, jalan raya Gubernur Suryo hingga pertemuan dengan jalan Usman
Sadar di Gresik. Pipa JDU direncanakan akan menggunakan bahan jenis HDPE dengan
diameter bervariasi mulai dari ND-600mm hingga 355mm. sebagai pipa JDP dan JDB
menggunakan pipa dengan diameter 200mm – 315mm.
Kegiatan ini mencakup pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukungnya, antara lain IPA,
reservoir air bersih, jaringan pipa transmisi, laboratorium dan bangunan kantor.
Kegiatan pemeliharaan tersebut ditujukan untuk memaksimalkan produksi air bersih.
Terdapat beberapa fasilitas penunjang (utilitas) yang akan dibangun. Jenis fasilitas
penunjang yang akan dibangun tersebut dijelaskan pada uraian berikut:
TAHAP KONSTRUKSI
Pada tahap konstruksi, kebutuhan tenaga kerja adalah sebanyak 65 orang. Berdasarkan
(sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta), kebutuhan air bersih/orang/hari adalah 200 liter. Maka kebutuhan air
bersih pada tahap konstruksi diperkirakan sesuai perhitungan berikut:
Kebutuhan air untuk kegiatan domestik
Kebutuhan air/orang/hari = 200 liter/orang/hari
Total jumlah tenaga kerja = 65 orang
Total kebutuhan air bersih = ∑ tenaga kerja x ∑ kebutuhan air bersih
= 65 orang x 200 liter/orang/hari
= 13.000 liter/hari = 20 m³/hari
Kebutuhan air untuk proses konstruksi
Kebutuhan air untuk proses mixing material bangunan ini diperkirakan mencapai 5 m 3/hari.
Kebutuhan air untuk penyiraman dan pemadatan lahan
Kebutuhan air untuk ini diperkirakan mencapai 2 m 3/hari. Air ini digunakan terutama jika
kegiatan konstruksi dilakukan pada musim kemarau agar lokasi kegiatan tidak berdebu dan
juga agar tanah stabil dan padat.
I-
Total kebutuhan air pada tahap konstruksi adalah 20 m 3/hari.
TAHAP OPERASI
Untuk kebutuhan air pada tahap operasi adalah sebagai berikut. (Sumber :
Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta). Sumber air bersih adalah dari air sumur dan air tangki. Untuk kebutuhan air tenaga
kerja pada tahap operasi diperkirakan 100 liter/orang/hari.
Kebutuhan Air Tenaga Kerja:
Kebutuhan air/tenaga kerja/hari = 100 liter/orang/hari
Total jumlah tenaga kerja = 35 orang
Total kebutuhan air bersih = ∑ orang x ∑ kebutuhan air bersih
Pada tabel berikut disajikan penggunaan air bersih secara keseluruhan pada tahap operasi.
I-
(m3/hari)
TAHAP KONSTRUKSI
Pada gambar berikut disajikan neraca air bersih yang dibutuhkan dan air limbah yang
dihasilkan.
I-
direncanakan menggunakan Reinforced Concrete dengan jumlah 1 (satu) unit dan
terdapat 2 (dua) pompa submersible yang akan memompakan slurry menuju Sludge
Drying Bed.
Hal utama yang harus disediakan adalah ruang panel. Panel ini berfungsi mengatur pasokan
listrik ke dan di dalam bangunan. Genset akan ditempatkan di ruang khusus sehingga bila
beroperasi tidak menyebabkan gangguan seperti getaran dan kebisingan.
I-
Sistem Penanganan Kebakaran
Antisipasi dan pencegahan terjadinya kebakaran dilakukan dengan penyediaan fire
protection berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada setiap bangunan. APAR tersebut
berfungsi untuk penanggulangan awal kebakaran. Sistem pencegahan kebakaran di dalam
lokasi kegiatan terutama di bangunan kantor dilakukan baik secara pasif maupun aktif.
Sistem pencegahan secara pasif dilakukan dengan membuat peraturan yang ditujukan
kepada para pengguna bangunan agar :
Mengindari penumpukan barang-barang yang mudah terbakar
Mengatur perencanaan ruang di dalam bangunan sehingga ruangan mendapat
sirkulasi udara yang cukup, mengatur kelembapan udara dan pencahayaan di dalam
ruangan.
Adanya pedoman Standard Operation Prcedure (SOP) dalam penanggulangan
keadaan darurat kebakaran.
Disediakan denah jalur evakuasi di dalam lokasi untuk mempermudah evakuasi
Buffer Zone
Untuk melengkapi area Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di dalam lokasi proyek, akan
ditanam tanaman dengan jenis antara lain adalah Flamboyan (Delonix regia),
Peltophorum pterocarpum (flamboyan kuning), trembesi (Samanea saman), angsana
(Pterocarpum indicum), mangga (Mangifera indica), Akasia (Acacia spp), Cassia (Cassia
spp), Cemara udang (Cassuarina equisetifolia). RTH sebaiknya terletak di sekeliling area
proyek. Tanaman yang berada di dalam area RTH yang mengelilingi area proyek juga dapat
berfungsi sebagai buffer zone dan green belt untuk menyerap polusi udara dan
kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum di dalamnya.
I-
Sistem pengelolaan sampah dilakukan dengan menyediakan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) di lokasi kegiatan. Untuk pengangkutan sampah yang terkumpul menuju
TPA akan dikoordinasikan oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dengan instansi terkait.
Sedangkan untuk sampah anorganik/sampah kering yang bisa didaur ulang akan disalurkan
kepada pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut.
Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap konstruksi:
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB, 2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 65 orang x 2,0 l/orang/hari
= 130 liter/hari
= 0,13 m3/hari
Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap operasi:
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB, 2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari
I-
Tabel 1 . 11. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proy ek
I-
1.1.4. Alternatif-Alternatif yang Akan Dikaji dalam ANDAL
Kajian alternatif pada kegiatan proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik ini tidak ada karena lokasi dan teknologi yang digunakan telah dianalisa
dalam studi kelayakan (Feasibility Study). Dari hasil studi kelayakan tersebut telah dipilih
keputusan dari alternatif-alternatif yang ada. Sehingga dalam dokumen AMDAL tidak dipaparkan
kembali alternatif kajiannya.
I-
Keterangan : P = Dampak Primer
I-
Dampak penting hipotetik dihasilkan dari evaluasi terhadap dampak potensial, pelingkupan pada
tahap ini bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan dampak potensial yang di anggap tidak
relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak besar dan penting hipotetik yang
dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Berikut disajikan
dampak-dampak penting hipotetik Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas
1.000 Liter/detik pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi.
a. Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahap pra-konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi terhadap
dampak potensial:
1) Perijinan
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting hipotetik
2) Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting hipotetik
b. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi terhadap
dampak potensial:
1) Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting hipotetik
2) Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
• Terciptanya Kesempatan Kerja 3) Mobilisasi Peralatan dan Material
• Debu dan Penurunan Kualitas Udara
• Pengurangan Umur Jalan
• Penurunan Kinerja Jalan
• Keresahan Masyarakat 4) Penyiapan Lahan
• Debu dan Penurunan Kualitas Udara
5) Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
• Debu dan Penurunan Kualitas Udara
• Peningkatan Kebisingan
• Penurunan Kinerja Jalan
• Keresahan Masyarakat
6) Demobilisasi Peralatan
I-
• Penurunan Kinerja Jalan
7) Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting hipotetik.
c. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi terhadap dampak
potensial:
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
Terciptanya Kesempatan Kerja
Bagan alir dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik disajikan pada gambar berikut.
I-
1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Penentuan batas wilayah studi untuk menyusun ANDAL, disesuaikan dengan karakteristik aktivitas
kegiatan dan besaran dampak kegiatan yang diperkirakan timbul serta jangkauan atau
penyebarannya. Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan pertimbangan luasnya daerah dampak
yang terpengaruh oleh kegiatan proyek dan jenis dampak penting yang mungkin timbul. Adapun
batas-batas tersebut adalah:
Batas Proyek
Batas wilayah proyek merupakan ruang tempat suatu rencana kegiatan dimana akan dilakukan
kegiatan, baik pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi. Batas wilayah proyek yang
direncanakan untuk membangun Area Sistem Penyediaan Air Minum yang berada di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik (Gambar 1.13).
Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari kegiatan yang direncanakan, baik
pemukiman, jalan, maupun kegiatan lain di sekitarnya (Gambar 1.14.). Proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar
akibat adanya disperse udara dari kegiatan proyek yang mengikuti arah angin dominan dari timur
menuju ke barat serta mengikuti arah aliran Saluran Penerima dari barat menuju ke timur. Batas ini
ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak terhadap komponen fisikkimia dan biologi.
Batas Sosial
Yang termasuk dalam batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang mapan (termasuk sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika sosial
suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan dasar akibat terjadinya
suatu usaha. Batas sosial untuk kegiatan proyek ini adalah pemukiman penduduk yang berada di
sekitar lokasi proyek. (Gambar 1.15.).
Batas Administratif
Batas administratif merupakan batas ruang tempat masyarakat sekitar rencana Pembangunan Area
Sistem Penyediaan Air Minum dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, batas
administrasi yang digunakan dalam studi ini adalah Kec. Bungah, Kec.
I-
Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik yang ditampilkan pada Gambar 1.16.
I-
Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian rencana kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik ditetapkan berdasarkan jadwal proyek yang lamanya sesuai dengan
rencana usaha dan/atau kegiatan pada 3 tahap yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi.
Selengkapnya mengenai batas waktu kajian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tahap Konstruksi
1 Pemagaran Area dan Pengoperasian Basecamp 1 Bulan Sesuai dengan Jadwal Proyek
4 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa 10 Bulan Sesuai dengan Jadwal Proyek
Tahap Operasi
Pada tabel berikut disajikan ringkasan proses pelingkupan dampak yang telah dilakukan.
I-
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
1 Perijinan - Bekerjasama dengan instansi Komponen Keresahan Hanya melibatkan Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 6 bulan,
terkait sosial masyarakat institusi terkait, tidak DPH. Manyar, dan Kec. mengingat lama
- Koordinasi dengan pihak Desa budaya berpotensi besar Gresik pengurusan
menimbulkan keresahan b. Secara rinci dapat periijinan rata-
masyarakat dilihat pada peta rata 6 bulan.
batas sosial
2 Sosialisasi Menjelaskan rencana kegiatan Sosial, Keresahan Dikarenakan kegiatan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. I bulan
Proyek secara jelas dan transparan Ekonomi, masyarakat sosialisasi proyek hanya Manyar, dan Kec.
Budaya berlangsung sesaat sehingga Gresik
tidak menimbulkan dampak b. Secara rinci dapat
keresahan masyarakat yang dilihat pada peta
signifikan. batas sosial
Tahap Konstruksi
I - 40
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
1a Pemagaran Pembuatan septic tank Fisik Kimia Penurunan Dikarenakan telah Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan sementara di basecamp Kualitas Air disediakan fasilitas MCK Manyar, dan Kec. mengingat
pengoperasian Permukaan dan penyediaan septic Gresik kegiatan yang
basecamp tank untuk pengolahan b. Secara rinci dapat dilakukan
limbah tersebut dilihat pada peta dalam
batas ekologi basecamp
secara umum
hampir sama
sehingga
pengeloaan dan
pemantauan
cukup dilakukan
harian saja.
1b Pemagaran Penyediaan TPS di area Kondisi Peningkatan Akan dibuatkan TPS di Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan basecamp selama konstruksi Sanitasi Limbah Padat dalam area basecamp Manyar, dan Kec. mengingat
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
I - 41
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
1c Pemagaran Penerapan standart K3 dalam Kesehatan Penurunan sanitasi Penerapan K3 oleh Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan pengelolaan sampah dan limbah Masyarakat lingkungan kontraktor untuk menjaga Manyar, dan Kec. mengingat
pengoperasian cair yang dihasilkan kondisi sanitasi tetap baik Gresik kegiatan yang
basecamp b. Secara rinci dapat dilakukan dalam
dilihat pada peta basecamp
batas sosial secara umum
hampir sama
setiap harinya
sehingga
pengeloaan dan
pemantauan
cukup dilakukan
harian saja.
2a Mobilisasi Menghimbau kepada Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 minggu,
Tenaga Kerja kontraktor pelaksana proyek Ekonomi, Kesempatan meningkat Manyar, dan Kec. mengingat
agar menggunakan tenaga Budaya Kerja Gresik proses
kerja lokal b. Secara rinci dapat penerimaan
dilihat pada peta batas tenaga kerja
sosial membutuhkan
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
waktu relatif
cepat dan dapat
dipenuhi dalam
waktu
7 hari.
2b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan Tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Tenaga Kerja Ekonomi, pendapatan signifikan meningkatkan DPH. Namun dampak ini tetap Manyar, dan Kec. peningkatan
dikelola dengan cara: Gresik pendapatan ini
I - 42
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Budaya pendapatan masyarakat - Membayar tenaga kerja b. Secara rinci dapat dapat dilihat
minimal sesuai UMR dilihat pada peta batas dari penghasilan
Kabupaten Gresik sosial rata-rata
bulanan
sebelum dan
sesudah
bekerja.
3a Mobilisasi - Fisik kimia Debu dan Lalu lalang Kendaraan Disimpulkan menjadi DPH a. Batas ekologis untuk 1 hari, dengan
Peralatan dan Penurunan pembawa material dapat debu dari mobilisasi asumsi bahwa
Material Kualitas Udara menurunkan kualitas udara adalah sepanjang dalam masa
untuk parameter debu jalang angkut yang mobilisasi,
berdekatan dengan ritase
pemukiman mobilisasi
Secara rinci dapat dianggap sama
dilihat pada peta sehingga
b. batas Ekologi.
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3b Mobilisasi - Fisik kimia Peningkatan Akan dilakukan Disimpulkan Tidak menjadi a. Batas ekologis untuk 1 hari, dengan
Peralatan dan kebisingan pembatasan kecepatan DPH. kebisingan dari asumsi bahwa
Material kendaraan agar tidak mobilisasi
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
I - 43
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 44
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan
Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Dampak dari Rencana Kegiatan Dampak
Lingkungan
I - 45
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
adalah secara
harian saja
4a Penyiapan Lahan - Fisik kimia, Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari, dengan
berupa Penurunan menyebabkan debu yang Manyar, dan Kec. asumsi bahwa
kualitas udara Kualitas Udara dapat terbawa angin hingga Gresik dalam
ambient untuk pemukiman warga b. Secara rinci dapat penyiapan
parameter dilihat pada peta batas lahan
debu Ekologi. dianggap sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
4b Penyiapan Lahan Penyediaan long storage dan Fisik kimia Peningkatan Aliran Adanya long storage dan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Tapak proyek 6 bulan,
kolam tampung Run Off kolam tampung untuk b. Secara rinci dapat perencanaan
menggantikan hilangnya dilihat pada peta batas dan
lahan resapan Ekologi. pembuatan long
storage dan
sumur resapan
membutuhkan
waktu yang
relatif lama
4c Penyiapan Lahan Menyediakan posko pengaduan Sosial, Keresahan Adanya pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
masyarakat ekonomi, Masyarakat terhadap dampak yang Manyar, dan Kec. mengingat
budaya timbul dari kegiatan ini Gresik keresahan
b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta terkadang
I - 46
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
berjalan.
4d Penyiapan Lahan - Biologi Penurunan Kondisi lokasi proyek berupa Disimpulkan idak menjadi DPH a. Lokasi di tapak proyek 3 bulan, sesuai
Keanekaragaman bangunan yang dilengkapi b. Secara rinci dapat jadwal proyek.
Hayati dengan penghjiauan dilihat pada peta batas
ekologi
5a Pembangunan Tidak ada Fisik kimia Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar tapak 1 hari, dengan
Struktur Penurunan menyebabkan debu yang proyek pada radius asumsi bahwa
Bangunan dan Kualitas Udara dapat terbawa angin hingga 100 meter dari tapak dalam
Jaringan Pipa pemukiman warga proyek pembangunan
b. Secara rinci dapat bangunan dan
dilihat pada peta batas fasilitasnya
ekologi dianggap sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
I - 47
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
5b Pembangunan - Fisik kimia Peningkatan Terdapat alat-alat berat yang Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar tapak 1 hari, dengan
Struktur kebisingan berpotensi menyebabkan proyek pada radius asumsi bahwa
Bangunan dan terjadinya peningkatan 100 meter dari tapak dalam
Jaringan Pipa kebisingan proyek pembangunan
b. Secara rinci dapat bangunan dan
dilihat pada peta fasilitasnya
batas ekologi dianggap sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
harian saja
5c Pembangunan - Fisik Kimia Penurunan Adanya kegiatan Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan Kec. sesuai dengan
Struktur Kinerja Jalan pemasangan pipa akan Bungah, Kec. jadwal proyek.
Bangunan dan menyebabkan terjadinya Manyar, dan Kec.
Jaringan Pipa Penurunan Kinerja Jalan Gresik
akibat dari adanya kegiatan b. Secara rinci dapat
di bahu jalan dilihat pada peta batas
ekologis
I - 48
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
5d Pembangunan Menyediakan posko pengaduan Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat dapat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Struktur masyarakat Ekonomi, Masyarakat terjadi akibat dari adanya Manyar, dan Kec. mengingat
Bangunan dan Budaya getaran yang dihasilkan dan Gresik keresahan
Jaringan Pipa keretakan b. Secara rinci dapat masyarakat
bangunan yang dilihat pada peta batas terkadang
diperkirakan dapat sosial timbul setelah
terjadi kegiatan cukup
lama berjalan.
5e Pembangunan - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak signifikan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. sesuai dengan
Struktur Masyarakat Kesehatan menimbulkan gangguan Manyar, dan Kec. jadwal proyek.
Bangunan dan Masyarakat kesehatan pada masyarakat Gresik
Jaringan Pipa b. Secara rinci dapat
dilihat pada peta batas
sosial
5f Pembangunan Disediakan TPS di dalam area Kondisi Timbulnya Timbulnya buangan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak proyek 1 hari, dengan
Struktur basecamp Sanitasi Buangan material dikelola dengan DPH. b. Secara rinci dapat asumsi bahwa
Bangunan dan Lingkungan Material penyediaan TPS di lokasi dilihat pada peta batas dalam
Jaringan Pipa Proyek pembangunan
bangunan dan
fasilitasnya
dianggap sama
sehingga
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
I - 49
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6a Demobilisasi - Fisik Kimia Peningkatan Jumlah ritasi kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari, dengan
Peralatan Kebisingan tidak signifikan untuk DPH. untuk kebisingan asumsi bahwa
meningkatkan kebisingan dari mobilisasi dalam masa
adalah sepanjang demobilisasi
jalang angkut yang selama 1 bulan,
berdekatan dengan
ritase
pemukiman
mobilisasi
b. Secara rinci dapat
dianggap sama
dilihat pada peta
sehingga
batas Ekologi.
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6b Demobilisasi - Fisik Kimia Pengurangan Umur Penyesuaian kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis untuk 1 bulan,
Peralatan Jalan yang digunakan dengan DPH. kebisingan dari mengingat
kelas jalan mobilisasi adalah waktu yang
sepanjang jalang diperlukan
angkut yang untuk kegiatan
berdekatan dengan
demobilisasi
pemukiman
peralatan
b. Secara rinci dapat
memerlukan
dilihat pada peta
waktu 1 bulan
batas Ekologi.
6c Demobilisasi Pengaturan waktu demobilisasi Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang kendaraan Disimpulkan menjadi DPH. a. Batas ekologis untuk 1 hari, dengan
Peralatan kendaraan Kinerja Jalan berat akan menyebabkan peningkatan asumsi bahwa
Penurunan Kinerja Jalan. kepadatan lalu lintas dalam masa
dari
I - 50
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan
Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Dampak dari Rencana Kegiatan Dampak
Lingkungan
I - 51
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
konstruksi
hanya
berlangsung
selama satu
hari.
Tahap Operasi
1a Mobilisasi Memprioritaskan tenaga kerja Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja lokal Ekonomi, Kesempatan meningkat cukup Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya Kerja signifikan Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta batas untuk
sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
1b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja Ekonomi, Pendapatan signifikan meningkatkan Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pendapatan masyarakat Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta batas untuk
sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
I - 52
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
1c Mobilisasi Menyediakan posko pengaduan Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat dapat Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja masyarakat Ekonomi, Masyarakat dicegah melalui Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pemrioritasan tenaga kerja Gresik keresahan
lokal b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta batas terkadang
sosial timbul setelah
kegiatan cukup
lama berjalan.
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
2a Pengoperasian - Fisik Kimia Debu dan Emisi gas buang kendaraan Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan Kec. 3 tahun,
Sistem Penurunan pengangkut yang keluar Bungah, Kec. kegiatan
Penyediaan Kualitas Udara masuk area proyek dapat Manyar, dan Kec. diprediksi akan
Air Minum menurunkan kualitas udara Gresik stabil dalam
b. Secara rinci dapat kurun waktu 3
dilihat pada peta batas tahun
Ekologi
2b Pengoperasian - Fisik Kimia Peningkatan Tingkat kebisingan yang Disimpulkan tidak menjadi a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Kebisingan terjadi cukup signifikan DPH. Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan dalam meningkatkan Manyar, dan Kec. diprediksi akan
Air Minum kebisingan di sekitar lokasi Gresik stabil dalam
proyek b. Secara rinci dapat kurun waktu 3
dilihat pada peta tahun
batas Ekologi
2c Pengoperasian - Sosial Peningkatan Peningkatan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Ekonomi Ketersediaan Air Ketersediaan Air Bersih Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan Bersih Manyar, dan Kec. diprediksi akan
Air Minum Gresik stabil dalam
b. Secara rinci dapat kurun waktu 3
I - 53
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
2f Pengoperasian Penyesuaian kendaraan yang Fisik Kimia Pengurangan Umur Kendaraan disesuaikan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Jalan menuju tapak 3 tahun,
Sistem digunakan dengan kelas jalan Jalan dengan kelas jalan proyek Secara rinci kegiatan ini
Penyediaan b. dapat dilihat pada diprediksi akan
Air Minum peta batas wilayah stabil dalam
studi kurun waktu 3
tahun
I - 54
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
2g Pengoperasian Penyusunan ANDAL Lalin dan Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang kendaraan Disimpulkan menjadi DPH a. Jalan menuju tapak 3 tahun,
Sistem pelaksanaan rekomendasi yang Kinerja Jalan pengangkut barang dan proyek Secara rinci kegiatan ini
Penyediaan tercantum di dalamnya kendaraan pribadi akan b. dapat dilihat pada diprediksi akan
Air Minum menyebabkan Penurunan peta batas wilayah stabil dalam
Kinerja Jalan studi kurun waktu 3
tahun
2h Pengoperasian - Sosial, Terciptanya Adanya pembatasan bagi Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, Kesempatan Buduranng makan/PKL yang Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Berusaha bisa masuk ke dalam Area Gresik diprediksi akan
Air Minum Sistem Penyediaan Air b. Secara rinci dapat stabil dalam
Minum kurun waktu 3
dilihat pada peta batas
tahun
Sosial
2i Pengoperasian - Sosial, Peningkatan PAD Peningkatan PAD tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, signifikan DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Gresik diprediksi akan
Air Minum b. Secara rinci dapat stabil dalam
dilihat pada peta batas kurun waktu 3
Sosial tahun
2j Pengoperasian Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Menimbulkan Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
dari Rencana Kegiatan potensial potensial (DPH)
Dampak Dampak
Lingkungan
Sistem pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat akibat dari potensi Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Peningkatan Aliran Run Gresik diprediksi akan
Air Minum Off dan Penurunan b. Secara rinci dapat stabil dalam
Kinerja Jalan dilihat pada peta batas kurun waktu 3
Sosial tahun
I - 55
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
2k Pengoperasian Disediakan petugas keamanan Sosial, Gangguan Adanya petugas keamanan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Ekonomi, Kamtibmas untuk menjaga keamanan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Budaya lokasi proyek dilihat pada peta batas diprediksi akan
Air Minum proyek stabil dalam
kurun waktu 3
tahun
2l Pengoperasian - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak signifikan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Masyarakat Kesehatan menimbulkan gangguan Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Masyarakat kesehatan pada masyarakat Gresik diprediksi akan
Air Minum b. Secara rinci dapat stabil dalam
dilihat pada peta batas kurun waktu 3
wilayah studi tahun
2m Pengoperasian Pengelolaan sampah di dalam Kesehatan Penurunan Dilakukan pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem area TPS dan pengelolaan Masyarakat Sanitasi sampah secara terjadwal b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan limbah cair dengan septic tank Lingkungan dan pengelolaan limbah dilihat pada peta batas diprediksi akan
Air Minum cair proyek stabil dalam
kurun waktu 3
tahun
2n Pengoperasian Pengelolaan di TPS Kondisi Peningkatan Jumlah limbah padat Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah Padat domestik yang dihasilkan dari b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan Domestik kegiatan ini diperkirakan dilihat pada peta batas diprediksi akan
Air Minum cukup besar sehingga proyek stabil dalam
diperlukan adanya kurun waktu 3
pengelolaan secara khusus tahun
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan yang Pengelolaan Lingkungan Komponen
Berpotensi yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Menimbulkan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Kajian
Dampak dari Rencana Kegiatan Dampak potensial potensial (DPH)
Lingkungan
I - 56
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
2o Pengoperasian - Kondisi Timbulnya Berpotensi menimbulkan Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah B3 pencemaran lingkungan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan akibat limbah B3 dilihat pada peta batas diprediksi akan
Air Minum proyek stabil dalam
kurun waktu 3
tahun
3a Pemeliharaan Pembuatan septic tank Kesehatan Penurunan Jumlah limbah cair yang Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
dan Perawatan Masyarakat Kualitas Air dihasilkan dari kegiatan ini b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Permukaan tidak signifikan dilihat pada peta batas diprediksi akan
proyek stabil dalam
kurun waktu 3
tahun
I - 57
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB II
L
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWA
Rona lingkungan hidup awal menguraikan data yang terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin
terjadi dari rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik terhadap lingkungan hidup. Adapun komponen lingkungan yang dikaji dalam
studi AMDAL Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik yang
berada di lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :
2.1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penting Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.1.1. Komponen Fisik Kimia
A. Geografis, Iklim, Kualitas Udara, dan Kebisingan
• Tipe Iklim
Tipe iklim berdasarkan schmids ferguson terdapat enam tipe, yaitu:
A = tipe sangat basah, B = tipe basah, C = tipe cukup basah, D = tipe sedang, E = tipe kering, dan F
= tipe sangat kering.
Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim sedang (D) dengan nisbah rata-rata jumlah bulan kering dan
rata-rata jumlah bulan basah (q) adalah 60-100 %. Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan
60 mm, sedangkan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan ±100 mm.
• Curah Hujan
Data curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II - 1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
• Kondisi geografis
• Topografi
• Klimatologi
• Meteorologi
• Sumber pencemar yang ada di daerah tersebut atau disekitarnya.
Pada Tanggal 13 Juli 2019 dilaksanakan pengambilan sampel udara dan pengukuran kebisingan.
Sampel yang didapat dianalisa di laboratorium PT. Global Quality Anallitical. Sampling kualitas
udara dan kebisingan dilaksanakan pada area lokasi proyek. Pada tabel berikut ini disajikan hasil
analisa kualitas udara dan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya.
II - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
1 Kelembaban 41 47 45 - %
2 Suhu Udara 34 32 34 - °C
3 Kecepatan Angin 2,1 1,1 0,5 - m/s
4 Arah Angin Timur Timur Utara - -
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019
Dari hasil analisa kualitas udara dan kebisingan di titik-titik pengamatan tersebut, tidak terdapat
parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur
No.10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi udara masih berada dalam kondisi yang baik. Lokasi titik sampling
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, definisi bising adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat atau waktu tertentu yang
dapat mengganggu kenyamanan lingkungan dan dapat berimplikasi terhadap kesehatan
manusia. Tabel berikut menunjukkan Baku Tingkat Kebisingan selengkapnya berdasarkan SK
Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP.
48/MENLH/11/1996.
II - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
- Bandar Udara
- Stasiun Kereta Api
- Pelabuhan Laut 60
- Cagar Budaya 70
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
55
Sumber: SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.48/MENLH/11/1996
Berdasarkan data kebisingan yang didapat saat pelaksanaan sampling di lapangan, terlihat bahwa
kebisingan di lokasi proyek masih memenuhi baku mutu untuk zona pemukiman (Lokasi IPA)
dengan baku tingkat kebisingan 55 dBA dan untuk zona industri (lokasi reservoir di Kec. Manyar
dan jaringan Perpipaan di Kec. Gresik) dengan baku tingkat kebisingan 70 dBA.
II - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
• Ketinggian Tanah
Kabupaten Gresik memiliki ketinggian rata-rata minimum adalah 2,0 meter di atas permukaan air
laut (dpl) dan ketinggian rata-rata maksimum adalah 20,0 meter dpl. Berdasarkan data
Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018, ketinggian tanah dari
permukaan laut adalah ±3,0 m di atas permukaan laut.
Kec. Bungah memiliki luas sebesar 7.946,44 Ha. Luas tanah sawah di Kec. Bungah adalah 1.226
Ha, pekarangan/halaman 257,82 Ha, tegal/kebun 1.043,69 Ha, tambak 3.393,08 Ha, dan lainnya
seluas 2.025,85 Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bungah adalah:
Batas Utara : Kecamatan Sidayu
Batas Timur : Selat Madura
Batas Selatan : Kecamatan Manyar
Batas Barat : Kecamatan Dukun
Kec. Gresik memiliki luas sebesar 554,29 Ha. Luas tanah pekarangan/halaman 438,36 Ha,
tegal/kebun 10,59 Ha, dan lainnya seluas 105,43 Ha. Adapun batas-batas Kec.
Gresik adalah:
Batas Utara : Kecamatan Manyar
Batas Timur : Selat Madura
Batas Selatan : Kecamatan Kebomas
Batas Barat : Kecamatan Kebomas
Kec. Manyar memiliki luas sebesar 9.542,49 Ha. Luas tanah sawah 356,21 Ha,
pekarangan/halaman 1.257,05 Ha, tegal/kebun 962,30 Ha, dan lainnya seluas 1.133,82 Ha.
Adapun batas-batas Kecamatan Bungah adalah:
II - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
C. Hidrologi
• Air Badan Air
Untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Bengawan Solo sebagai air baku untuk kegiatan
PDAM ini, maka dilakukan analisa kualitas sampel air yang diambil di sungai tersebut.
Pengambilan sampel dilaksanakan pada Tanggal 13 Juli 2019. Berikut ini adalah hasil analisa
kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut.
Physical Properties:
II - 8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dari hasil analisa kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut diketahui bahwa tidak terdapat
parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Lokasi titik sampling air
saluran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Air Sumur
Untuk mengetahui kondisi kualitas air sumur di sekitar lokasi proyek maka dilakukan sampling
dan analisa sampel air sumur yang diambil di pemukiman penduduk (rumah Ibu Sunaiyah, Dsn.
Tegalsari RT 11 RW 06, Ds. Sidomukti). Pengambilan sampel dilakukan pada Tanggal 13 Juli 2019.
II - 9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dari hasil analisa tersebut tidak terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan di dalam PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/90. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas air tanah dalam keadaan baik. Lokasi titik sampling air tanah dapat dilihat pada Gambar
2.2.
Untuk data flora telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis flora yang terdapat di lokasi
proyek. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan tentang jenis flora.
II - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Keterangan; * = dalam rumpun, tidak bisa dihitung; TD= Tidak dilindungi PP no 7 tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya jenis flora darat yang dilindungi.
B. Fauna
Untuk data fauna telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis fauna yang terdapat di lokasi
proyek dan sekitarnya. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan tentang jenis
fauna.
Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya fauna darat yang dilindungi.
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kelamin Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Laki-laki 34.181 41.298 57.862
2 Perempuan 33.638 41.666 56.194
3 Jumlah 67.819 82.964 114.056
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Kepadatan penduduk di Kec. Bungah adalah 854 jiwa/km 2, Kec. Gresik adalah 14.975 jiwa/km2, dan
Kec. Manyar adalah 1.195 jiwa/km 2.
Struktur penduduk menurut kelompok agama dapat dilihat pada tabel berikut ini. Agama yang
dianut sebagian besar penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar adalah Agama Islam.
II - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 2.11. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Agama Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Islam 67.801 81.110 112.645
2 Katholik 4 1.080 278
3 Protestan 14 36 988
4 Hindu - 36 95
5 Budha - 245 50
6 Konghuchu - 36 -
7 Kepercayaan - 2 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Struktur penduduk menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Jumlah
terbanyak jenis pekerjaan penduduk di Kec. Bungah adalah sektor pertanian, Kec.
Gresik dan Kec. Manyar adalah sektor industri.
Tabel 2.12. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan di Kec. Bungah, Kec. Gresik,
dan Kec. Manyar
No. Jenis Pekerjaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Pertanian 7.431 336 3.226
2 Industri 2.808 8.303 17.135
3 Konstruksi 2 31 234
4 Perdagangan 3.294 6.775 11.030
5 Angkutan 1.387 69 278
6 Jasa 1.764 2.416 4.212
7 Lainnya 2.472 16.050 11.624
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
B. Sosial
Penduduk di wilayah studi ditinjau dari latar belakang asal daerah bersifat heterogen (berasal dari
berbagai macam daerah). Bentuk sosialisasi penduduk sudah bercampur dan cenderung meniru
pola kehidupan perkotaan, meskipun masih ada yang memegang teguh pola sosial dan budaya
daerah asalnya, tetapi pertentangan tersebut tidak menjadi masalah. Jenis lembaga pendidikan
yang ada di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.13. Lembaga Pendidikan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Lembaga Pendidikan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 TK Swasta 33 24 37
2 SD Negeri 19 15 16
3 SD Swasta 1 8 4
4 SLP Negeri 1 4 2
5 SLP Swasta 7 5 8
6 SLA Negeri - 1 1
II - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
7 SLA Swasta 5 5 6
8 PT Swasta 1 2 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Sedangkan pada tabel berikut disajikan data tentang jumlah dan jenis tempat peribadatan yang
tersedia di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar. Tempat peribadatan tersebut didominasi
oleh Masjid dan Surau/Langgar karena mayoritas penduduk Kec. Bungah, Kec.
Gresik, dan Kec. Manyar beragama Islam.
Tabel 2.14. Tempat Peribadatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Tempat Peribadatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Masjid 57 34 67
2 Surau/Langgar 174 170 163
3 Gereja - 6 -
4 Pura - - -
5 Vihara - 1 -
6 Klenteng - 1 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 2.15. Daftar Penyakit Terbanyak di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Penyakit Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Muntaber/Diare 2.287 1.326 981
2 DB 8 27 69
3 Campak 998 - -
4 Malaria - - -
5 Infeksi Saluran Pernapasan 262 2.849 2.897
6 AID - 1 -
7 Flu Burung - - -
8 Antrak - - -
9 Lainnya - - -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
II - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 2.16. Tenaga Kesehatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Tenaga Kesehatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Dokter 7 17 30
2 Paramedis 22 18 61
3 Bidan 29 33 46
4 Dukun Bayi 13 - 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Untuk mengetahui kondisi komponen transportasi yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya yang
termasuk di dalam wilayah administrasi Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar, maka dilakukan
pengumpulan data sekunder tentang kondisi jalan dan jumlah kendaraan dari data Kecamatan Bungah,
Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018. Pada tabel berikut disajikan jumlah kendaraan di Kec.
Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar berdasarkan jenisnya.
Tabel 2.17. Jumlah Kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kendaraan Bermotor Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Bus 13 - 28
2 Truk 20 - 285
3 Pick Up 90 - 214
4 Sedan 146 - 659
5 Colt 94 - 467
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 2.18. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan (Km) di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Jenis Permukaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Jalan Aspal 16,45 - 36,00
2 Jalan Cor/Paving 92,80 - 14,80
3 Jalan Diperkeras 10,45 - 12,40
4 Jalan Tanah 0,50 - 6,50
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Jenis kegiatan yang ada di sekitar lokasi kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik adalah sebagai berikut:
1. Jalan Akses
II - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Di sebelah Utara lokasi IPA terdapat jalan akses yang merupakan Jalan Kecamatan Bungah.
Sedangkan di kiri atau kanan lokasi pemasangan pipa adalah jalan nasional, jalan kabupaten yang
ada di sepanjang jalur pipa.
2. Pemukiman Penduduk
Terdapat pemukiman penduduk di sekitar lokasi proyek yang dapat menimbulkan dampak
peningkatan kepadatan lalu-lintas yang dapat terakumulasi dengan dampak dari kegiatan proyek.
3. Kegiatan Industri dan Pergudangan
Di sekitar lokasi pembangunan IPA, reservoir, dan jaringan pipa distribusi air bersih banyak terdapat
kegiatan industri dan pergudangan yang dapat berakumulasi dampak peningkatan kepadatan lalu-
lintas yang dihasilkan.
Pada gambar berikut disajikan jenis kegiatan yang terdapat di sekitar lokasi proyek.
II - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 16
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi akibat mobilisasi
peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari penggunaan
kendaraan berat selama kegiatan ini berlangsung di jalur mobilisasi dari lokasi pengambilan material
menuju lokasi proyek. Kendaraan berat yang diperkirakan besaran dampaknya adalah dump truck.
Karena kendaraan berat ini penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa
perhitungannya.
Volume Gas Buang (lb/jam)
No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Dump Truck 10 4,14 22,7 1,43 1,39
Total(lb/jam) 4,14 22,7 1,43 1,39
Penyiapan Lahan
Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Penyiapan lahan berlangsung akibat dari
penggunaan peralatan berat seperti bulldozer menyebabkan terjadinya debu dan penurunan kualitas
udara di lokasi proyek dan sekitarnya.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
Penyiapan lahan ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari penggunaan alat-
alat berat selama kegiatan ini berlangsung di lokasi proyek. Alat berat yang diperkirakan besaran
dampaknya adalah bulldozer dan excavator. Karena kedua alat berat ini penghasil polutan paling
besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh adanya
kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari penggunaan alat-
alat berat selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Alat berat yang diperkirakan
besaran dampaknya adalah concrete pump dan mobile crane. Karena kedua alat berat ini
penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.
TAHAP OPERASI
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari lalulalang
kendaraan selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Pada tabel berikut analisa
perhitungannya.
Volume Gas Buang (lb/jam)
No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Truk 2 0,828 4,54 0,286 0,278
Total(lb/jam) 35,604 195,22 0,828 4,54
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh lalu-lalang
kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang melintas. Adanya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material semakin menambah jumlah kendaraan berat yang melintasi Jalan
di sekitar lokasi. Jumlah bangkitan lalu-lintas yang terjadi pada saat mobilisasi tanah urug dalam
tahap konstruksi merupakan kondisi puncak saat mobilisasi peralatan dan material.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan ini luas yaitu di
sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting.
(P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini
cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu sekitar 1 bulan selama kegiatan mobilisasi
peralatan dan material berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori
dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap komponen
lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak bersifat Tidak
Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila dilakukan
penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak Negatif Penting. (-P)
Demobilisasi Peralatan
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan demobilisasi
peralatan ini merupakan dampak yang bersifat negatif.(-)
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh lalu-
lalang kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang melintas. Adanya
kegiatan demobilisasi peralatan semakin menambah jumlah kendaraan berat yang melintasi Jalan di
sekitar lokasi. Diperkirakan 5 trailer per bulan akan berlalulalang di Jalan di sekitar lokasi selama 1
bulan kegiatan ini berlangsung sesuai dengan rencana proyek.
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak Negatif Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh lalu-lalang
kendaraan pribadi dan kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan untuk pengoperasian IPA
serta truk pengangkut sludge IPA. Adanya kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
akan menambah jumlah kendaraan yang melintasi Jalan di sekitar lokasi. Kendaraan yang akan
berlalu-lalang adalah kendaraan pekerja dan kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan
untuk pengoperasian IPA serta truk pengangkut sludge IPA.
n n
LHR x C x E LHR (1+i)U R x C x E (LEP+LEA2
)/ LET*UR/
10
j 1 j j j
j 1 j j j
0,35 0,38
0,21 0,23
4416,52 4876,20
374,17 5084,51 6197,99 5494,62 5494,622461
4791,25
Dengan mengansumsikan pertumbuhan traffict 5% pertahun, maka umur jalan pada kondisi normal
adalah sebagai berikut:
Bus 1.2 6 34 66 5
T 1.22 25 25 75 180
T 1.2+22 40 18 41 41 20
E
LEP
depan belakang1 belakang2
n n
0.086x E (Total)
P 4 P 4
P
LHR x C x E LHR
j j j j
4
8.16 8.16 (1+i)UR
8.16 j1 j1
Perbandingan nilai LER pada kondisi normal dan pada saat kegiatan konstruksi disajikan pada Tabel
berikut:
Perbandingan Nilai LER Pada Kondisi Normal Dan Pada Saat Kegiatan Konstruksi
Pertumbuhan traffik 5% Kumulatif Kumulatif
(Overload) (Normal)
Dari tabel diatas, terlihat bahwa untuk umur jalan direncanakan 5 tahun, namun dengan adanya truk
yang overload 1,5 kali beban normal sebanyak 11 truk maka umur jalan hanya bertahan selama 3 tahun.
Terjadi pengurangan umur jalan sebanyak 49,80% dari kondisi normal.
B. Besaran Dampak
Kondisi kebisingan di lokasi proyek pada saat ini telah terpengaruh kondisi lalu-lintas di Jalan di
sekitar lokasi yang menghasilkan kebisingan. Pada saat dilaksanakan kegiatan Pembangunan
Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa akan dihasilkan kebisingan dari alat berat yang digunakan.
Tingkat kebisingan alat berat yang dihasilkan diprakirakan dari data prakiraan tingkat kebisingan
berbagai jenis alat berat (Sumber: Canter, 1977). Tingkat kebisingan untuk jenis alat berat berupa
concrete pump ataupun crane adalah 75,54 dBA dengan jarak 50 meter dari alat tersebut.
Prakiraan besaran dampak kebisingan di lokasi sekitar diperkirakan dengan menggunakan rumus :
L2 = L1 – 20 log R2/R1 – Ae, dBA keterangan
L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, sumber bising, dBA
L1 = Tingkat bising pada jarak R1 dari tapak proyek, dBA
Sehingga kebisingan di sekitar lokasi kegiatan pada jarak 75, 100, 150, dan 200 meter dari sumber bising
adalah sebagai berikut :
L1 (dBA) R1 (m) R2 (m) L2 (dBA)
75,54 50 75 72,0
75,54 50 100 69,5
75,54 50 150 66,0
75,54 50 200 63,5
Dampak berupa peningkatan kebisingan dapat berbalik ke kondisi semula bila dilakukan
pemagaran area proyek dan pembuatan buffer zone untuk mengurangi tingkat kebisingan,
sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak peningkatan kebisingan menjadi Dampak Negatif Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
Dampak berupa peningkatan kebisingan dapat berbalik ke kondisi semula bila dilakukan
pemagaran area proyek dan pembuatan buffer zone untuk mengurangi tingkat kebisingan,
sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak peningkatan kebisingan menjadi Dampak Negatif Penting. (-P)
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan Pembangunan
Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah 10% warga yang mengajukan keluhan akibat dari
kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa tersebut pada saat kegiatan
berlangsung selama 10 bulan sesuai dengan jadwal proyek.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik). Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan Struktur
Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah luas yaitu di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan
Jaringan Pipa ini tinggi dan dampak berlangsung cukup lama yaitu selama kegiatan ini
berlangsung (10 bulan). Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting.
(P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial lainnya.
Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak serupa
dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara sehingga termasuk
dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum ini adalah terdapat 10% warga yang mengajukan keluhan akibat dari
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum tersebut pada saat kegiatan tersebut
berlangsung.
(P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial lainnya.
Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak serupa
dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara serta pengaturan lalu-
lintas sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa terciptanya kesempatan kerja pada tahap operasi oleh adanya kegiatan mobilisasi
tenaga kerja ini merupakan dampak yang bersifat positif. (+)
B. Besaran Dampak
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan tenaga kerja untuk
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum selama pelaksanaan tahap operasi. Prakiraan besar
dampak terciptanya kesempatan kerja didasarkan pada jumlah penerimaan pekerja untuk tahap
operasi diperkirakan sebanyak 35 orang.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak terciptanya kesempatan kerja ini adalah penduduk di sekitar
lokasi yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan mobilisasi tenaga
kerja ini relatif luas yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan mobilisasi tenaga
kerja ini cukup tinggi dan berlangsung selama tahap operasi berlangsung. Maka dari itu dampak
ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja ini mempengaruhi komponen lain yaitu sosial,
ekonomi, dan budaya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif karena kecil
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada kegiatan yang lain, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja dapat berkurang setelah adanya pemutusan
hubungan kerja dengan pekerja telah selesai sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terciptanya kesempatan kerja menjadi Dampak Positif
Penting. (+P)
B. Besaran Dampak
Kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat menghasilkan dampak penurunan
kualitas air permukaan selama tahap operasi berlangsung. Penurunan kualitas air permukaan
diakibatkan oleh adanya buangan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan domestik tenaga kerja di
dalam lokasi proyek. Jumlah limbah cair yang dihasilkan dan dialirkan ke Sungai Bengawan Solo
setelah melalui IPAL komunal adalah sebagai berikut: Jumlah limbah cair domestik = 70% x
kebutuhan penggunaan air domestik karyawan
= 70% x 3,5 m3/hari
= 2,45 m3/hari
Total limbah cair yang dihasilkan= 2,45 m3/hari
Diprakirakan akan terjadi penurunan kuallitas air permukaan setelah adanya pembuangan hasil
pengolahan limbah cair menggunakan IPAL komunal menuju Sungai Bengawan Solo.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah pekerja yang ada di lokasi proyek dan populasi di sekitar
Sungai Bengawan Solo yang menerima buangan air limbah domestik. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Tidak Penting. (TP)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan ini adalah
di lokasi proyek dan Sungai Bengawan Solo sebagai penerima hasil olahan air limbah domestik
tersebut. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama tahap operasi.
Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
Dampak berupa penurunan kualitas air permukaan dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dengan menggunakan septic tank dan IPAL
komunal, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kualitas air permukaan menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB, 2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari
B. Besaran Dampak
Sistem long storage berfungsi untuk menampung sisa run off di ujung saluran drainase yang
belum dapat diresapkan melalui sumur resapan. Pada saat terjadi hujan dengan curah hujan tinggi
maka dilakukan penutupan pintu air dari sistem long storage yang terhubung dengan Sungai
Bengawan Solo sehingga air hujan akan ditampung menggunakan long storage agar tidak
membebani Sungai Bengawan Solo. Setelah tinggi muka air Sungai Bengawan Solo turun maka pintu
air dibuka dan air dalam sistem long storage disalurkan ke sungai tersebut. Untuk menghindari
terjadinya genangan di area sekitar lokasi proyek maka saluran-saluran yang ada di sekitar lokasi
proyek akan tetap dipertahankan. Besarnya peningkatan aliran run off dihasilkan dari adanya
pembangunan luasan lahan untuk bangunan intake, IPA dan reservoir total seluas 5,3 Ha.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo yang
menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan ini adalah di sekitar
Sungai Bengawan Solo yang menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek.
Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama tahap operasi.
Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off ini dapat berdampak lanjutan terhadap komponen
lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off tidak bersifat kumulatif, maka dampak bersifat Tidak
Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off dapat berbalik ke kondisi semula bila dilakukan
pengolahan limpasan air hujan dengan pembuatan kolam tampung dan long storage serta
dilengkapi dengan pintu air, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak Peningkatan Aliran Run Off menjadi Dampak Negatif Penting.
(-P)
Dampak berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih dapat berbalik ke kondisi semula bila kegiatan
berhenti, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak Peningkatan Ketersediaan Air Bersih menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)