PRATEGANG
ABSTRAK
Daerah end block atau Anchorage zone memiliki konsentrasi tegangan yang sangat tinggi dan sangat
berpotensi terjadinya bahaya retak. Diperluakan analisa khusus pada penulangan ujung balok untuk
memikul gaya pencar (bursting), belah dan pecah (spalling) yang timbul akibat pengangkuran tendon.
Tendon yang ditinjau merupakan tendon lurus dan tendon melengkung (drapped). Untuk mengukur
tegangan-tegangan yang cukup rumit, metode analisis linear yang diberikan oleh Guyon, Magnel, dan
Zeilensky dan Roe cukup dapat digunakan untuk memahami tingkat tegangan yang terjadi pada end
block. Namun, metode-metode seperti diberikan T.Y Lin dan SNI dapat memberikan desain yang lebih
aktual. Penulangan pada landasan ujung berdasarkan PCI girder turut memperkuat perencanaan
tulangan geser pada variasi ujung solid maupun dapped. Pada pengaplikasiannya T.Y Lin dapat
memberikan jumlah tulangan geser yang lebih efisien dibandingkan metode SNI (strut and tie),
Penulangan pada landasan berujung Dapped juga memerlukan tulangan yang lebih rumit dibandingkan
ujung solid. Penulangan geser pada landasan ini merupakan penjumlahan gaya lintang akibat
pembebanan total ditambah gaya proyeksi kabel prategang terhadap arah sumbu Y vertical.
Kata Kunci : endblock, Tulangan geser, Tendon melengkung, Tendon lurus, ujung solid, dapped end,
Magnel, Guyon, Zielinsky and Rowe, Strut and Tie, T.Y lin, PCI girder
ABSTRACT
The end-block area or the Anchorage zone has very high stress concentrations and is highly potential
for cracking hazards. Special analysis is required on the end of the beam to bear the bursting, split and
spalling arising from tendon burrows. The tendon being reviewed is a straight tendon and a curved
tendon (drapped). To measure complex voltages, linear analysis methods provided by Guyon, Magnel,
and Zeilensky and Roe can be used to understand the degree of stress that occurs in the end block.
However, such methods given T.Y Lin and SNI can provide more actual designs. Reinforcement on the
end foundation based on PCI girder also strengthens the shear reinforcement design on the variation of
both solid and dapped ends. In its application T.Y Lin can provide a more efficient amount of shear
reinforcement than the SNI (strut and tie) method, Repetition on a Dapped end finish also requires more
complicated reinforcement than a solid end. The shear reinforcement on this base is the sum of latitude
due to the total loading plus the projection force of the prestressed cable toward the vertical Y axis
direction..
Key Word: endblock, Shear reinforcement, Curved tendon, Straight tendon, Solid end, Dapped
end, Magnel, Guyon, Zielinsky and Rowe, Strut and Tie, T.Y lin, PCI girder
1. PENDAHULUAN 5. Bentuk geometri lintasan kabel
𝑓𝑣 +𝑓ℎ 1
3.2 Metode SNI 2012 =( ) ± √(𝑓𝑣 + 𝑓ℎ )2 + 4𝜏 2
2 2
a. `Metode Magnel
b. `Metode Guyon
Distribusi tegangan pada penampang dapat
1. Gaya terbagi rata
diperkirakan dengan persamaan-persamaan
𝐹𝑏𝑠𝑡 = 0.3 𝑃 [(1 − 𝑦𝑝𝑜/ 𝑦𝑜 )0.58 ]
berikut:
Dimana:
𝑓𝑉 = 𝐾1 (𝑀/𝑏ℎ 2 ) + 𝐾2 (𝐻/𝑏ℎ ) 𝑃 = gaya angkur
𝑦𝑝𝑜 / 𝑦𝑜 = perbandingan distribusi
𝜏 = 𝐾3 (𝑉/𝑏ℎ )
2𝑦𝑝𝑜 = tinggi pelat angkur
𝑓ℎ = 𝑃/𝑏ℎ(1 + 12𝑒 ′2 /ℎ ′2 )
2𝑦𝑜 = tunggi prisma ekivalen
2
2. Gaya tidak terbagi merata 𝑓𝑏 ≤ 0.7ϕ 𝑓′𝑐𝑖 √𝐴1 /𝐴2
3
A′ b luas maksimum pada bagian dari 𝑌𝑡 = 𝐻 − 𝑌𝑏
permukaan pendukung yang secara
geometris sama dengan luas yang 2. Cari Nilai modulus penampasng
dibebani dan konsentris dengannya serat atas dan bawah (𝑊𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑊𝑡 )
𝐼𝑥 𝐼𝑥
Ab luas bruto plat tumpu 𝑊𝑏 = 𝑑𝑎𝑛 𝑊𝑡 =
Dianggap A′b /Ab ˃ 1.0 𝑌𝑏 𝑌𝑡
di mana momen Inersia 𝐼𝑥 =
2
2. Tegangan tarik transversal pada balok 𝛴 (𝐴. 𝑦 ) + 𝛴𝐼0
ujung 3. Cari jarak pusat ke serat atas kern
𝐾𝑡 dan serat bawah kern 𝐾𝑏
Tegangan tekan langsung rata-rata (f) : 𝑊𝑡 𝑊𝑏
𝐾𝑏 = 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑡 =
𝐴𝑐 𝐴𝑐
f = F/A Di mana : A c = luas penampang
Dimana :
F = gaya prategang aksial total pada
ujung balok 3.4.2 Daerah limit kern
A = luas penampang balok
Daerah-batas ditentukan oleh empat
3. Daerah Pengangkuran persamaan yang diperoleh dengan
Desain sengkang untuk mengontrol mengkombinasikan pertidaksamaan
retak horizontal pada ujung gelagar I tegangan.
girder yang diberikan pada gaya pratarik
𝑇 ℎ
At = 0.021 .
fs lt
Dimana ∶
𝑀𝑚𝑎𝑥
𝑒0 − ≥ 𝐾′𝑡
3.4 Baja Prategang 𝑃
3.4.1 Tata Letak Tendon Prategang 𝑀𝑚𝑖𝑛
SNI 2847 2013 pasal 20.4.2.3 tegangan tarik 𝑒0 − ≤ 𝐾′𝑏
𝑃𝑖
serat terluar akibat beban layan ≤ 1/2√𝑓𝑐 ′ .
Maka nilai 𝑒0 berada pada
1. Cari nilai eksentrisitas (c.g.s)
𝑀𝑚𝑎𝑥 𝑀𝑚𝑖𝑛
𝐾′𝑡 + ≤ 𝐾′𝑏 +
𝑌𝑏 = 𝛴 (𝐴. 𝑦) + 𝛴𝐴 𝑃 𝑃𝑖
4
Daerah mana batas (𝑒0𝑎 ) dan bawah (𝑒0𝑏 ) 𝐴𝑣 . 𝑓𝑦 (sin 𝛼 + cos 𝛼). 𝑑
𝑉𝑠 =
didefenisikan sebagai berikut: 𝑠
(𝐴𝑣𝑓 + 𝐴𝑛 )𝑓𝑦
𝐴𝑠ℎ = 3.7 Perencanaan Tulangan geser Dapped
𝜇𝑒 𝑓𝑦𝑠 End
𝑁𝑢
Di mana : 𝐴𝑛 = Perencanaan Dapped end beam ini
𝜙𝑓𝑦 th
menggunakan PCI 6 edition sebagai
2. Tulangan Geser referensi.
Sumbangan tulangan geser tegak dan miring
1. Lentur dan aksial tarik pada ujung
terhadap kekuatan geser batas, 𝑉𝑠 , ditentukan
yang diperpanjang
dengan persamaan berikut:
a) Untuk tulangan geser tegak lurus
𝐴𝑠 = 𝐴𝑓 + 𝐴𝑛
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦 . 𝑑
𝑉𝑠 = 1 𝑎 ℎ
𝑠 = [𝑉𝑢 ( ) + 𝑁𝑢 ( )]
b) Untuk tulangan geser miring 𝜙𝑓𝑦 𝑑 𝑑
5
Dimana :
𝑎 Panjang geser,diukur dari pusat Pada Balok Girder I ataupun bentuk
perletakan ke tengah Ash lainnya, End Block atau ujung-ujung
d Jarak dari atas ke pusat As beam dibuat balok solid diujung yaitu
𝑓𝑦 0.2𝑥𝑉𝑢 jika tidak diberikan nilai daerah terganggu / daerah pengangkuran
yang pasti global sepanjang tinggi balok
𝑁𝑢 0.2𝑥𝑉𝑢 jika tidak diberikan nilai
yang pasti 4.1.1 Analisis End block berdasarkan
Metode SNI
2. Geser Langsung
Perbandingan Tulangan bursting metode
Retak vertical ditahan oleh 𝐴𝑠 dan 𝐴ℎ .
Magne,Guyon,Zielinsky and rowe
Perkuatan ini dapat dihitung dengan :
2𝑉𝑢
𝐴𝑠 = + 𝐴𝑛
3𝜙𝑓𝑦 𝜇𝑒
𝑁𝑢 a. Magnel’s
𝐴𝑛 =
𝜙𝑓𝑦 Gaya Tarik:299.95 Kn
𝐴ℎ = 0.5 (𝐴𝑠 + 𝐴𝑛 ) Tulangan 5D16
𝑉𝑢
𝐴𝑠ℎ =
𝜙𝑓𝑦 b. Guyon’s
Gaya Ta rik:514.110 Kn
4. Tarik Diagonal pada Ujung yang
Tulangan 9D16
Diperpajang
6
Tulangan spalling diambil menggambar Perencanaan SNI lebih detail karena dalam
model tekan-dan-tarik dengan perencanaan tulangannya juga menganalisis
menggunakan gambar berikut : distribusi tegangan berdasarkan metode
Magnel, Guyon dan Zielinski and Rowe.
Analisis ini bermanfaat untuk mendapatkan
distribusi tegangan tarik melintang atau
tulangan bursting pada balok angkur
(endblock).
Tendon Variasi
melengkun tendon Lurus
g
Gambar 1.3 Penulangan angker ujung (a) Tulangan 7D32 4D32
zona angker. (b) Penampang balok tarik dan
aksial 𝐴𝑠
4.1.2 Analisis End block berdasarkan Direct Shear 4D28 3D28
Metode T.Y Lin 𝐴ℎ
Tark 6D32 8D22
Gunakan sengkang tertutup D16 dengan
diagonal
jarak 320mm dari ujung balok 5D16-65
sudut 𝐴𝑠ℎ
Tarik 7D28 4D32
diagonal
Sudut 𝐴′𝑠ℎ
Tarik 5 D19 7 D12
diagonal 𝐴𝑣
Tabel 1.2. Perbandingan variasi End
Block
7
4.2.1 Pada Dapped End dengan tendon 4.2.3 Pada ujung balok konvensional
melengkung. dengan tendon melengkung
8
4.3 Penulangan Geser pada beberapa 4.3.2 Tendon Lengkung 20o
variasi Lengkung Tendon
Analisis Perbandingan :
Tulangan
tarik dan 4D32 13D32 10D32 22D32
aksial 𝐴𝑠 Gambar 1.10 Gambar peulangan Dapped-
Direct End lengkung 20o
Shear 𝐴ℎ 3D28 8D32 16D28 13D32
Tark
diagonal 8D22 14D28 13D32 16D28 4.3.3 Tendon Lengkung 30o
sudut 𝐴𝑠ℎ
Tarik
diagonal 4D32 11D32 13D32 13D22
Sudut 𝐴′𝑠ℎ
Tarik
diagonal 7D12 10D22 13D22 17D22
𝐴𝑣
9
5. KESIMPULAN 1. Dalam penggambaran strut and tie
untuk memperoleh model yang
Tujuan dari studi tugas akhir ini adalah proporsional pada rangka batang gaya
untuk menganalisis dan mendesain tulangan harus menggunakan skala, karena
endblock balok prategang dengan meneliti ketepatan gambar diperlukan untuk
tendon dan dimensi perhitungan selanjutnya.
1. Dari analisis yang telah dilakukan ,
metode SNI 2012 menghasilkan jumlah 2. Banyak metode yang dapat digunakan
tulangan yang digunakan 8D16 untu mnentukan penulangan ujung
sedangkan pada metode T.Y Lin balok, hendaknya perencana memilih
Jumlah tulangan yang digunakan 5D16. metode yang paling efektif dan efisien
dalam pengaplikasiannya,
Maka metode T.Y lin menghasilkan
desain yang lebh efisien dengan
3. Perlu penelitian khusus untuk mengkaji
mereduksi tulangan yang digunakan
sampai 37.50%. pengaruh gaya-gaya terhadap pola retak
pada balok dengan menganalisis
defleksi yang terjadi.
2. Pada variasi sudut tendon,semakin
besar elevasi sudut tendon maka jarak
tulangan geser semakin rapat dengan
selisih sebesar 36.27% . 7. DAFTAR PUSTAKA
Karena gaya prategang aksial yan
Abeles, P.W. & Bardhan-Roy, B. K., 1981.
diberikan cukup besar maka tendon
Prestressed Concrete Designer’s Handbook
dengan sudut 30° dan 45° tidak
Third Edition. H.Charlesworth & Co. Ltd.
memenuhi batas kuat geser yang
diperlukan. Budiadi, Andri.2008. Desain Praktis Beton
Prategang. Yogyakarta : CV Andi Offset
3. Pada perbandingan penampang
berbentuk solid dan dapped end dengan Departemen Pekerjaan Umum. 2012. SNI
gaya prategang dan tinggi penampang 7833:2012 Tata Cara Perancangan beton
yang sama, penulangan berujung solid pracetak dan beton prategang untuk
lebih efektif dan efisien digunakan bangunan Gedung. Dept. PU, Bandung.
dengan presentasi selisih 28.76%
Departemen Pekerjaan Umum. 2013. SNI
4. Tulangan bursting Magnel merupakan 2847:2012 Tata Cara Perhitungan Struktur
Bangunan Gedung. Dept. PU, Bandung.
yang paling efisien dibanding metode
Guyon dan Zeilinski and Rowe dengan
Fauzia, Irfani. Analisis dan Desain End
presentasi selisih 33.33%
Block balok beton prategang dengan model
penunjang dan pengikat (Strut and Tie
Model) (Tugas Akhir). Bandung:
6. SARAN Universitas Kristen Maranatha
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan
Febrian K, Erik and Herawan. 2006.
studi analisis dan desain tulangan geser
Evaluasi distribusi tegangan pada endblock
dengan beberapa variasi end block pada
beton prategang beton prategang pascatarik (Undergraduate
Thesis). Semarang: Universitas Dipenegoro
10
Nawy, Edward G. 2001. Prestressed Fundamental. USA :McGraw-Hill Book
Concrete: a Fundamental Approach, 3th company.
Edition. Jakarta: Erlangga.
Raju, N Krishna. 2009. Beton Prategang
Lin,T. Y. & Ned H. Burns. 1981. Design of Second Edition. Jakarta: Erlangga.
Prestresssed Concrete Structure Third
Edition. USA: John Wiley & Sons Siregar, Adriansyah Pami Rahman. 2014.
Redesain Prestress (Post-Tension) Beton
Naaman, Antoine E. 1982. Prestressed Pracetak I Girde Antara Pier 4 dan Pier 5,
Concrete Analysis and Design Ramp 3 Junction Kualanamu (Tugas Akhir).
Medan: Universitas Sumatra Utara
11