Anda di halaman 1dari 18

BUKU AJAR

ELEMEN MESIN I

DISUSUN OLEH :
IM
MAADE ADI SAYOGA
SAYOGA,, ST
ST,, M
MTT.
Contents
BAB I ..................................................................................................................................................3
1.1 Gaya aksial ................................................................................................................................3
1.2 Tegangan. ..................................................................................................................................4
1.3 Diagram tegangan-regangan......................................................................................................5
1.4 Geseran murni ...........................................................................................................................6
1.5 Working Stress (tegangan kerja)................................................................................................8
1.6 Faktor Keamanan (N)................................................................................................................8
1.7 Tegangan Geser Torsi ...............................................................................................................9
1.8 Tegangan Bending dalam Balok Lurus ...................................................................................13
SAMBUNGAN KELING .................................................................................................................19
Pengertian Sambungan Keling ......................................................................................................19
2 metode Pengelingan ...................................................................................................................20
Bahan Paku Keling........................................................................................................................21
4 Kualitas Paku Keling..................................................................................................................21
Pembuatan Paku Keling ................................................................................................................21
Type Kepala dari paku keling .......................................................................................................22
Type dari sambungan Keling ........................................................................................................23
Lap Joint...................................................................................................................................................24
Butt Joint .................................................................................................................................................24
Kegagalan pada smbungan Keling ................................................................................................26
1. Sobekan pada sisi pelat .......................................................................................................................26
2. Sobekan pada pelat melintasi baris kelingan. .....................................................................................27
3. Geseran pada paku keling. ..............................................................................................................27
Kekuatan sambungan Keling.........................................................................................................30
Efisiensi dari sambungan keling....................................................................................................30
Soal Soal........................................................................................................................................31
Pekerjaan Rumah...........................................................................................................................35
BAB I
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Tegangan dan menganalisa tegangan yang
terjadi pada elemen mesin.

Indikator :
o Menjelaskan tentang Gaya axial
o Menjelaskan tentang tegangan.
o Menjelaskan diagram tegangan Regangan.
o Menjelaskan tentang Geseran Murni
o Menjelaskan tentang Tegangan Kerja
o Menjelaskan Faktor keamanan.
o Menjelaskan Tegangan Geser Torsi
o Menjelaskan Tegangan Bending pada balok
o

GESERAN TEGANGAN
MURNI KERJA FAKTOR
KEAMANAN

DIAGRAM TEGANGAN
TEGANGAN GESER
Kompetensi Dasar : TORSI
REGANGAN Mahasiswa dapat
memahami jenis jenis
Gaya danTegangan TEGANGAN
serta menganalisa BENDING PADA
TEGANGAN
tegangan yang terjadi BALOK LURUS
pada elemen mesin.
GAYA
AXIAL

1.1 Gaya aksial


Balok pada Gambar 1.1 pada tiap ujungnya dibebani tarik sepanjang axis oleh gaya P. Balok
ini mempunyai penampang yang seragam (uniform), dan luas penampang A yang konstan.

Gambar 1.1 : Gaya aksial pada balok


1.2 Tegangan.
Dua gaya P menghasilkan beban tarik sepanjang axis balok, menghasilkan tegangan normal
tarik σ sebesar:

Contoh 1.
Tentukan tegangan normal pada sebuah balok persegi dengan sisi a = 5cm ditarik dengan gaya P = 55
kN.
Penyelesaian :
P = 55 kN = 55.000 N
a = 5cm = 0,05m
2 2 2
Menghitung luas penampang balok A = a = (0,05m) = 0,00025 m .
Menghitung tegangan Normal pada balok.
55000
= =
0,00025
=22.000.000 N/m2
=22 MPa

Contoh 2
Hitung luas penampang minimum (A ) pada balok yang dibebani tarik secara aksial oleh gaya P = 45
min

kN agar tidak melebihi tegangan normal maksimum σ = 250 MPa.


max

Penyelesaian :
Mulai dengan Persamaan (2-1) dengan tegangan normal adalah maksimum σ dan area A adalah
max

minimum untuk memberikan:

45000
=
250. 10 /
=0,00018 m2

Contoh 3.
Sambungan rantai besi cor seperti Gambar 1.2 di bawah ini dipakai untuk mentransmisikan beban tarik
yang tetap sebesar 45 kN. Tentukan tegangan tarik yang terjadi dalam material rantai pada potongan A-
A dan B-B.
Gambar 1.2 Seluruh dimensi dalam mm.
Penyelesaian :
3
Diketahui : P = 45 kN = 45.10 N
Tegangan tarik σ yang terjadi penampang A-A adalah:
t1
2
A = 20.45 = 900 mm .
1
3 2 2
σ = P/A = 45.10 N/900 mm = 50 N/mm = 50 MPa
t1 1

Tegangan tarik σ yang terjadi penampang B-B adalah:


t2
2
A = 20.(75-40) = 700 mm .
2
2 2 2
σ = P/A = 45.10 N/700 mm = 64,3 N/mm = 64,3 MPa
t2 2

Gaya aksial pada Gambar 1.2 juga menghasilkan regangan aksial ε:

=
dengan δ adalah pertambahan panjang (deformasi) dan L adalah panjang balok.
Contoh 4.
Hitung regangan ε untuk pertambahan panjang δ = 0,038cm dan panjang balok L = 1,9m.
Penyelesaian :
Menghitung regangan :
0,038
= =
1,9.100
=0,0002

1.3 Diagram tegangan-regangan.


Jika tegangan σ diplotkan berlawanan dengan regangan ε untuk balok yang dibebani secara aksial,
diagram tegangan-regangan untuk material ulet dapat dilihat pada Gambar 1.3, dengan A adalah batas
proporsional, B batas elastis, D kekuatan ultimate (maksimum), dan F titik patah.
Gambar 1.3 : Diagram tegangan-regangan untuk material ulet
Diagram tegangan-regangan adalah linier sampai batas proporsional, dan mempunyai slope
(kemiringan) E dinamakan modulus elstisitas. Dalam daerah ini persamaan garis lurus sampai batas
proporsional dinamakan hukum Hooke’s, dan diberikan oleh Persamaan (2-3):
σ=Eε

1.4 Geseran murni


Sambungan balok dengan paku keling tunggal seperti pada Gambar 1.4 di bawah ini:

Gambar 1.4 : Gaya geser murni


Tegangan geser
Jika keling dipotong pada bagian tengah sambungan untuk mendapatkan luas penampang A dari keling,
kemudian menghasilkan diagram benda bebas pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Tegangan geser


Gaya geser V memberikan aksi pada bagian penampang keling dan oleh keseimbangan statis sama
dengan besarnya gaya P. Tegangan geser τ dalam keling adalah:

= =

2
Satuan tegangan geser sama dengan tegangan normal, yaitu pound per square inch (psi) dan N/m atau
Pascal (Pa).
Andaikata dua sambungan keling ditarik secara bersamaan seperti di bawah ini:
Gambar 1.6: Dua sambungan keling (tampak atas)
Jika kedua keling dipotong bagian tengah sambungan untuk mendapatkan luas penampang A dari
keling, kemudian menghasilkan diagram benda bebas pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7: Diagram benda bebas


Tegangan geser τ dalam keling adalah

= = =
2

Jumlah paku keling bertambah, maka tegangan geser setiap keling menjadi berkurang
Contoh 5.
Tentukan tegangan geser τ dalam salah satu dari empat sambungan keling jika diketahui P = 45 kN dan
diameter D = 0,6 cm.
Penyelesaian :
Diketahui: P = 45kN = 45.000N
D = 0,6 cm = 0,006 m
Menghitung penampang setiap keling A:
2
A = πD /4
2
= 3,14.(0,006m) /4
2
= 0,00003 m .
Di sini 4 keling harus menahan gaya P, gaya geser V untuk tiap keling adalah:
A=4Akeling
A=0,00012m2
Menghitung tegangan geser tiap keling adalah:
45.000
= =
0,00012
=375.000.000 N/m2 =375 MPa
1.5 Working Stress (tegangan kerja)
Pada perancangan elemen mesin, tegangan yang terjadi harus lebih rendah dari pada tegangan ultimate
atau maksimum. Tegangan yang terjadi ini dinamakan working stress atau design stress. Atau
dinamakan juga tegangan yang dijinkan.
Catatan: Kegagalan desain tidak berarti bahwa material mengalami patah. Beberapa elemen mesin
dikatakan gagal ketika mereka mengalami deformasi plastis, dan mereka tidak bisa melakukan fungsi
mereka dengan memuaskan.

1.6 Faktor Keamanan (N)


Definisi umum faktor keamanan adalah rasio antara tegangan maksimum (maximum stress) dengan
tegangan kerja (working stress), secara matematis ditulis:

Faktor Keamanan=

Untuk material yang ulet seperti baja karbon rendah, faktor keamanan didasarkan pada yield point
stress (tegangan titik luluh);

Faktor Keamanan=

Untuk material yang getas seperti besi cor, faktor keamanan didasarkan pada ultimate stress (kekuatan
tarik);
stressdesign atau Workinstress Ultimate

Faktor Keamanan=

Latihan:
1. Dua batang bundar berdiameter 50mm dihubungkan oleh pin, seperti pada Gambar 1.8, diameter
pin 40 mm. Jika sebuah tarikan 120 kN diberikan pada setiap ujung batang, tentukan tegangan
tarik dalam batang dan tegangan geser dalam pin.

Gambar 1.8
2
2. Diameter piston mesin uap adalah 300mm dan tekanan uap maksimum adalah 0,7 N/mm . Jika
2
tegangan tekan yang diijinkan untuk material batang piston adalah 40 N/mm , tentukan ukuran
batang piston.
3. Batang balok persegi 20mm x 20mm membawa sebuah beban. Batang tersebut dihubungkan ke
sebuat bracket dengan 6 baut. Hitung diameter baut jika tegangan maksimum dalam batang
2 2
balok adalah 150 N/mm dan dalam baut 75 N/mm .

1.7 Tegangan Geser Torsi


Kadang-kadang elemen mesin menerima torsi murni atau bending murni, atau kombinasi tegangan
bending dan torsi. Kita akan membahas secara detail mengenai tegangan ini pada halaman berikut ini.
Ketika bagian mesin menerima aksi dua kopel yang sama dan berlawanan dalam bidang yang sejajar
(atau momen torsi), kemudian bagian mesin ini dikatakan menerima torsi. Tegangan yang diakibatkan
oleh torsi dinamakan tegangan geser torsi. Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat poros dan
maksimum pada permukaan luar.
Perhatikan sebuah poros yang dijepit pada salah satu ujungnya dan menerima torsi pada ujung yang lain
seperti pada Gambar 1.9. Akibat torsi, setiap bagian yang terpotong menerima tegangan geser torsi.
Tegangan geser torsi bernilai nol pada pusat poros dan maksimum pada permukaan luar. Tegangan
geser torsi maksimum pada permukaan luar poros dengan rumus sebagai berikut:
.
= =

Gambar 1.9 Tegangan geser torsi


Dengan τ = Tegangan geser torsi pada permukaan luar poros atau Tegangan geser maksimum.
r = Radius poros,
T = Momen puntir atau torsi,
J = Momen inersia polar,
C = Modulus kekakuan untuk material poros,
10
l = Panjang poros,
θ = Sudut puntir dalam radian sepanjang l.
Catatan:
1. Tegangan geser torsi pada jarak x dari pusat poros adalah:

2. Dari persamaan (3-1) diperoleh:

= atau =

Untuk poros pejal berdiameter d, momen inersia polar J adalah:


= + = + =
2
= = t..
32 16
Untuk poros berlubang dengan diameter luar d dan diameter dalam d , momen inersia polar J adalah:
o i

= [( ) −( ) ] =
32 2
2 ( ) −( )
=t. [( ) − ( ) ]. =
32 16

t. ( ) (1 − ). dimana =

3. Istilah (C.J) dinamakan kekakuan torsi (torsional rigidity) dari poros.


4. Kekuatan poros berarti torsi maksimum yang ditransmisikan oleh poros. Jadi desain sebuah poros
untuk kekuatan, persamaan diatas bisa digunakan. Daya yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt)
adalah:
. . 2.
== .
60
Dengan T = Torsi yang ditransmisikan dalam N-m, dan
ω = kecepatan sudut dalam rad/s.
Contoh 1:
Sebuah poros mentransmisikan daya 100kW pada putaran 160rpm. Tentukan diameter poros jika torsi
maksimum yang ditransmisikan melebihi rata-rata 25%. Ambil tegangan geser maksimum yang
diijinkan adalah 70 MPa.
Solusi:
3
P = 100 kW = 100.10 W;
N = 160 rpm;
T = 1,25.T ;
max rata
2
τ = 70 MPa = 70 N/mm ,
Daya yang ditransmisikan P adalah:
2. . .
100. 10 = = 16,76 .
60
.
= = 59,66 −
,

Torsi maksimum yang ditransmisikan T adalah:


max

T = 1,25.T = 1,25.5966,6 N-m


max rata
3
= 7458 N-m = 7458.10 N-mm
Diameter poros d ketika torsi maksimum adalah:
. .
=
16
3,14 .70.
7458. 10 =
16
d3=542,4 . 103
d=81,5 mm
Contoh 2.
Poros baja berdiamter 35 mm dan panjang 1,2 m dijepit pada satu ujungnya oleh hand wheel
berdiameter 500mm dikunci pada ujung yang lain. Modulus kekakuan dari baja adalah 80 GPa.
1. Berapa beban yang dipakai untuk menahan piringan roda yang menghasilkan tegangan geser torsi
60 MPa?
2. Berapa derajat roda memuntir ketika beban dipakai?

Penyelesaian:
d = 35 mm atau r = 17,5 mm; untuk poros
l = 1,2 m = 1200 mm;
D = 500 mm atau R = 250 mm; untuk roda.
2 3 2
C = 80 GPa = 80 kN/mm = 80.10 N/mm ;
2
τ = 60 MPa = 60 N/mm .
12
1. Beban yang dipakai untuk menahan piringan roda (W).
Torsi yang dipakai untuk hand wheel (T),
T = W.R = W.250 = 250 W N-mm
Momen inersia polar poros J adalah:
. , .
= = = 147,34 . 10 mm2

Di ketahui =

250. 60
=
146,34 . 10 17,5
W=2020 Newton

2. Berapa derajat θ roda memuntir ketika beban W = 2020N dipakai.

.
= =

. 250.2020.1200
= = = 0,05
. 147,34 . 10 .80 . 10
Contoh 3:
Sebuah poros mentransmisikan daya 97,5 kW pada 180 rpm. Jika tegangan geser yang diijinkan pada
material adalah 60 MPa, tentukan diameter yang sesuai untuk poros. Poros tidak boleh memuntir lebih
o
dari 1 pada panjang 3 meter. Ambil C = 80 GPa.
Penyelesaian:
2
Diketahui: P = 97,5 kW; N = 180 rpm; τ = 60 MPa = 60 N/mm ;
o 9 2 3 2
θ = 1 = π/180 = 0,0174 rad; l = 3 m = 3000 mm; C = 80 GPa = 80.10 N/m = 80.10 N/mm .
Misalkan T = Torsi yang ditransmisikan oleh poros dalam Nm, dan
d = diameter dalam mm.
Kita mengetahui bahwa daya yang ditransmisikan oleh poros (P),
2. . . 2. . 180.
= = = 18,852.
60 60
3 3
T = 97,5.10 /18,852 = 5172 Nm = 5172.10 Nmm.
Sekarang mari kita menentukan diameter poros berdasarkan pada kekuatan dan kekakuan.
1. Pertimbangan kekuatan poros
Kita mengetahui bahwa torsi yang ditransmisikan (T),
13
3 3 3 3
5172.10 Nmm = π/16 . τ.d = π/16 . 60.d = 11,78.d
3 3 3
d = 5172.10 /11,78 = 439.10
d = 76 mm.
2. Pertimbangan kekakuan poros
Momen inersia polar dari poros,
4 4
J = π/32 .d = 0,0982.d
Kita mengetahui bahwa:
.
= =

5172 . 80. 10
10 =
0,0982 . 3000

52,7 . 10
= 0,464

d4=0,464
d=103 mm

1.8 Tegangan Bending dalam Balok Lurus


Dalam praktik keteknikan, bagian-bagian mesin dari batang struktur yang mengalami beban statis atau
dinamis yang selain menyebabkan tegangan bending pada bagian penampang juga ada tipe tegangan
lain seperti tegangan tarik, tekan dan geser.
Balok lurus yang mengalami momen bending M seperti pada Gambar 1.10 di bawah ini.

Gambar 1.10 : Tegangan bending pada balok lurus.


Ketika balok menerima momen bending, bagian atas balok akan memendek akibat kompresi dan bagian
bawah akan memanjang akibat tarikan. Ada permukaan yang antara bagian atas dan bagian bawah yang
tidak memendek dan tidak memanjang, permukaan itu dinamakan permukaan netral (neutral surface).
Titik potong permukaan netral dengan
sembarang penampang balok dinamakan sumbu netral (neutral axis). Distribusi tegangan dari balok
ditunjukkan dalam Gambar 1.10. Persamaan bending adalah :

= =

Yang mana, M = aksi momen bending pada bagian yang diberikan,


σ = tengan bending,
I = Momen inersia dari penampang terhadap sumbu netral,
y = Jarak dari sumbu netral ke arsiran,
E = Modulus elastisitas material balok,
R = Radius kelengkungan balok.
Dari persamaan di atas, rumus tegangan bending adalah:

= .

Karena E dan R adalah konstan, oleh karena itu dalam batas elastis, tegangan pada sembarang
titik adalah berbanding lurus terhadap y, yaitu jarak titik ke sumbu netral.
Juga dari persamaan di atas, tegangan bending adalah:

= . = =
. /
Rasio I/y diketahui sebagai modulus penampang (section modulus) dan dinotasikan Z.
Contoh 4:
Sebuah poros pompa ditunjukkan pada Gambar 1.11. Gaya-gaya diberikan sebesar 25 kN dan 35 kN
pusatkan pada 150mm dan 200mm berturut-turut dari kiri dan kanan bantalan. Tentukan diameter
poros, jika tegangan tidak boleh melebihi 100 Mpa.

Gambar 1.11
Penyelesaian:
3
Diketahui: σ = 100 MPa = 100 N/mm
b

R dan R = Reaksi pada A dan B.


A B

15
Momen pada A adalah:
R .950 = (35.750) + (25.150) = 30.000
B
3
R = 30.000/950 = 31,58 kN = 31,58.10 N
B
3
Dan R = (25 + 35) – 31,58 = 28,42 kN = 28,42.10 N
A

Momen bending pada C adalah:


3 6
= R . 150 = 28,42.10 = 4,263.10 Nmm.
A
3 6
Dan bending pada D = R .200 = 31,58.10 .200 = 6,316.10 Nmm
B

Kita melihat bahwa momen bending maksimum adalah pada D, oleh karena itu momen bending
6
maksimum, M = 6,316.10 Nmm.
Sedangkan d = diameter poros,
Section modulus, Z adalah:

=
32
3
= 0,0982.d
Kita mengetahui bahwa tegangan bending (σ ),
b

100 = M/Z
6 3 6 3
100 = 6,316.10 /(0,0982.d ) = 64,32.10 /d
3 6 3
d = 64,32.10 /100 = 643,2.10
d = 86,3 mm ≈ 90 mm.
Contoh 5.
Sebuah poros roda panjangnya 1 meter mendukung bantalan pada ujungnya dan pada bagian tengahnya
menahan beban fly wheel sebesar 30 kN. Jika tegangan (bending) tidak boleh melebihi 60 MPa,
tentukan diameter poros tersebut. Poros roda ditunjukkan Gambar 1.12.

Gambar 1.12
Penyelesaian:
3 2
Diketahui: L = 1 m = 10000mm; W = 30 kN = 30.10 N; σ = 60 MPa = 60 N/mm .
b

16
Misalkan d = Diameter poros dalam mm.
Section modulus,

=
32
Momen Bending di pusat poros
. . .
= = = 7,5. 10 Nmm

Tegangan Bending (b)


7,5. 10 76,4. 10
60 = = =
0,0982
3 6 6
d = 76,4.10 /60 = 1,27.10
d = 108,3 ≈ 110 mm
Contoh 6.
Sebuah balok berpenampang persegi pada salah satu ujungnya dijepit dan menahan sebuah motor listrik
dengan berat 400 N pada jarak 300 mm dari ujung jepit. Tegangan bending maksimum pada balok
adalah 40 MPa. Tentukan lebar dan tebal balok jika tebalnya adalah dua kali lebar. Balok ditunjukkan
Gambar 1.13.

Gambar 1.13
Penyelesaian:
2
Diketahui: W = 400 N; L = 300 mm; σ = 40 MPa = 40 N/mm ; h = 2.b
b

Misalkan b = Lebar balok dalam mm, dan


h = Tebal balok dalam mm.
Section modulus,
ℎ . (2 ) 2.
= = =
6 6 3
Momen bending maksimum (pada ujung jepit),
3
M = W.L = 400.300 = 120.10 Nmm
Kita mengetahui tegangan bending (σ ),
b

120. 10 . 3 180. 10
40 = = =
2.
3 3 3
b = 180.10 /40 = 4,5.10
b = 16,5 mm
h = 2.b = 2.16,5 = 33 mm.
Contoh 7.
Sebuah pulley besi cor mentransmisikan daya 10 kW pada 400 rpm. Diameter pulley adalah 1,2 meter
dan mempunyai 4 lengan lurus berbentuk elip, dimana poros mayor adalah dua kali poros minor.
Tentukan dimensi dari lengan jika tegangan bending adalah 15 MPa.
Penyelesaian:
3
Diketahui: P = 10 kW = 10.10 W; N = 400 rpm; D = 1,2 m = 1200 mm atau
2
R = 600 mm; σ = 15 MPa = 15 N/mm .
b

Misalkan T = Torsi yang ditransmisikan pulley.

Gambar 1.14
Kita mengetahui bahwa daya yang ditransmisikan oleh pulley (P),
2. . . 2. . 400.
10. 10 = = = 42.
60 60
3 3
T = 10.10 /42 = 238 Nm = 238.10 Nmm.
Karena torsi adalah produk dari beban tangensial dan radius pulley, oleh karena itu beban tangensial
pada pulley adalah:
238. 10
= = 396,7
600
Karena pulley mempunyai empat lengan, oleh karena itu beban tangensial setiap lengan,
W = 396,7/4 = 99,2 N
Dan momen bending maksimum pada lengan,
M = W.R = 99,2.600 = 59520 Nmm
Misalkan 2b = poros minor dalam mm, dan
2a = poros mayor dalam mm = 2. 2b = 4b
Section modulus untuk penampang elip,
= (2 ) . =
4
Tegangan bending (b)
59520 18943
15 = = =
.
3
b = 18943/15 = 1263
b = 10,8 mm
Poros minor, 2b = 2.10,8 = 21,6 mm
Poros mayor, 2a = 4.b = 4.10,8 = 43,2 mm.
Latihan I:
1. Sebuah poros baja diameter 50 mm dan panjang 500 mm dikenai momen punter 1100 N-m, total
o
sudut punter 0,6 . Tentukan tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros dan modulus
kekakuan.
2. Sebuah poros mentransmisikan daya 100 kW pada 180 rpm. Jika tegangan yang diijinkan dalam
material adalah 60 MPa, tentukan diameter dalam poros. Poros tidak boleh memuntir lebih dari
o
1 pada panjang 3 meter. Ambil C = 80 GPa.
3. Desain diameter yang sesuai untuk sebuah poros bundar yang diperlukan untuk mentransmisikan
90 kW pada 180 rpm. Tegangan geser dalam poros tidak boleh melebihi 70 MPa dan torsi
maksimum melebihi rata-rata 40%. Juga tentukan sudut puntir pada panjang poros 2 meter.
Ambil C = 90 GPa.

Latihan II
1. Sebuah spindle seperti pada Gambar 3.6, adalah elemen dari rem industri dan dibebani sperti
pada pada gambar. Setiap beban P adalah sama dengan 4 kN dan diterapkan pada tengah titik
bantalannya. Tentukan diameter spindle, jika tegangan bending maksimum adalah 120 MPa.

2. Sebuah pulley besi cor mentransmisikan daya 20 kW pada 300 rpm. Diameter pulley 550 mm
dan mempunyai empat lengan lurus berpenampang elip yang mana poros mayor adalah 2 kali
poros minor. Tentukan dimensi lengan, jika tegangan bending yang diijinkan adalah 15 MPa.

Anda mungkin juga menyukai