Anda di halaman 1dari 33

MODUL 3

PERCOBAAN BEJANA TEKAN SILINDER BERDINDING TIPIS

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 345 – Praktikum Mekanika Teknik

Nama : Yosaphat Shaiandre Bonauli


NIM : 2014-041-099
Kelompok : MF-3
Tgl. Praktikum : 21 September 2016
Tgl. Pengumpulan : 19 Oktober 2016
Asisten : Michael Joevian

LABORATORIUM MEKANIKA EKSPERIMENTAL


TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA
2016
MODUL 3
PERCOBAAN BEJANA TEKAN SILINDER BERDINDING
TIPIS

I. TUJUAN PERCOBAAN
● Membuktikan rumus tegangan dan regangan pada suatu dinding bejana
silinder secara eksperimen dan teoritis.
● Mengukur regangan pada bejana menggunakan strain gauge.
● Menentukan tegangan dan regangan pada silinder terbuka dan silinder
tertutup.
● Menentukan hubungan antara perubahan diameter bejana silinder dengan
besar tegangan dan regangan yang terjadi.
● Menentukan tegangan dan regangan utama pada dinding bejana tekan.

II. TEORI DASAR


Bejana tekan merupakan suatu tabung tertutup yang berguna untuk
menampung fluida dengan tekanan dan temperatur tertentu. Syarat utama pada
bejana tekan adalah tidak terdapat kebocoran pada seluruh bagian bejana
tersebut.
Bejana tekan dapat terdiri dari beberapa bagian utama, dengan bermacam-
macam bentuk sebagai berikut:
● Silinder,
● Bola, atau
● Elipsoida.
Bagian-bagian tersebut disambungkan satu sama lain dengan
menggunakan cincin flens dan alat penyambung lain atau dapat juga dengan
cara pengelasan.

a. Tegangan dan regangan pada dinding bejana tekan silinder tipis :


Sebuah bejana tekan berdinding tipis ditempatkan dibawah tekanan
internal (pi), sebuah tegangan planar dibuat dalam dinding bejana yang
meliputi tegangan arah melingkar σt dan tegangan arah sejajar dengan sumbu
bejana σa seperti yang dicantumkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Skema arah tegangan pada bejana

Sebuah bejana dinyatakan sebagai jika diameter dalam (d) lebih besar dari
tebal dinding (s). Dalam percobaan ini, merupakan persoalan yang sebagainya
dari sebuah rasio diseluruh da/di ≤ 1,2 menentukan diameter rata-rata digunakan
Persamaan 2.1.
d a +d i
d= (2.1)
2
d = Diamter rata-rata pada bejana (mm)
da = Diameter luar (mm)
di = Diameter dalam (mm)
Pada komponen dinding tipis, tegangan dan regangan yang melewati
ketebalan dinding diasumsi konstan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
Tegangan pada arah radial σr diabaikan pada dua tegangan lainnya. Adanya
perbedaan dua beban untuk hal bejana dibawah tekanan.

Gambar 2.2 Arah tegangan pada dinding tipis

b. Bejana terbuka pada ujung


Tegangan sirkumferensial σt terjadi pada arah yang melingkar. Beban pada
arah aksial dalah 0, keadaan tegangan tidak sejajar. Dalam hal ini, beban
tekanan (F) berada pada atas permukaan terpengaruh oleh arah pergerakan
pada piston dan dasar dari dinding. Tegangan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan gaya pada silinder setengah ruas. Beban diberikan
oleh tekanan dalam (pi) yang terpikat oleh tegangan sirkumferensial (σt) pada
dinding sperti yang dicantumkan pada persamaan 2.2.
pi .d .L = 2.σt .s.L (2.2)
Dari persamaan diatas dapat disederhanakan dengan menghilangkan
panjang bejana (L), sehingga rumus tegangan sirkumferensial (σt) tercantum
pada persamaan 2.3.
d
σt = pi . (2.3)
2s

c. Bejana tertutup pada ujung


Beban tekanan pada depan permukaan bejana dapat disalurkan untuk
menambahkan tegangan sirkumferensial (σt) yang juga merupakan hasil pada
sebuah tegangan aksial (σa). Tegangan aksial dapat dihitungan dengan
menggunakan persamaan 2.4.
d 2 .π
pi . =σa .d .π.s (2.4)
4
Dari persamaan diatas dapat disederhanakan dengan menyederhanakan
d 2 .π
yang merupakan luas penampang pada berjana dan d.π.s merupakan
4
cincin area pada permukaan depan dinding, sehingga tegangan aksial (σa)
dihitung dengan persamaan 2.5. Sedangkan untuk menghitung tegangan
sirkumferensial (σt), persamaan yang digunakan sama seperti berjana terbuka
yang tercantum pada persamaan 2.3.

d
σa = pi (2.5)
4.s
Tegangan sirkumferensial dengan tepat dua kali dari tegangan aksial. Hal
ini menjelaskan tentang fenomena bejana selalu mengalami kebocoran pada
arah longitudinal. Dari rumus dasar juga diterapkan pada bejana yang dibawah
tekanan luar tinggi. Dalam hal ini, hanya tekanan dalam perlu digantikan
dengan tekanan luar yang berlawanan arah seperti pada persamaan 2.6.
pi = - pa (2.6)

Dalam hal ini, bejana tekan berdinding tipis dibawah tekanan luar
memiliki kegagalan yang disebabkan oleh indentasi dan pada prosesnya,
dinding pada bejana bergantung pada sebuah tegangan tekan yang tiba-tiba
dapat mengalami kegagalan.

d. Tegangan utama & regangan utama


Tegangan dan regangan pada sebuah bejana pada umumnya tidak dapat
diukur secara langsung (kecuali fotoelastisitas). Regangan pada permukaan
yang akan diukur sebagai gantinya dengan menggunakan strain gauge yang
dalam bentuk half-bridge yang terpasang dalam arah yang berbeda pada
permukaan bejana. Untuk bidang dalam 2 dimensi, tegangan tetap
berhunbungan antara dengan tegangan utama (σ1,2) dan regangan utama.
Menghitung tegangan utama (σ1,2) dapat menggunakan persamaan 2.7. dan
persamaan 2.8.
E
σ1 = (ε1 + ν.ε 2 ) (2.7)
1 ν
E
σ2 = (ε 2 +v.ε1 ) (2.8)
1- ν
Dengan modulus elastistas aluminium (E) sebesar 72.000 N/mm2 dan
poisson’s ratio (ʋ) sebesar 0,33.

e. Hubungan transformasional
Arah pada regangan utama tidak dapat diketahui secara langsung,
tegangan utama harus ditentukan terlebih dahulu dari regangan yang terukur
dalam beberapa arah. Arah transformasi pada tegangan dan regangan
merupakan hal yang rumit. Dengan menggunakan rumus yang terselesaikan
serta diikuti dengan perhitungan singkat dari Lingkaran Mohr.
Untuk transformasi regangan yang berasal dari sebuah sistem sumbu
utama pada beberapa sistem koordinat x,y yang dirotasikan oleh sudut α yang
dirumuskan dengan persamaan 2.9 dan persamaan 2.10.
1
ε x = [(ε1 +ε 2 ) +(ε1 _ ε 2 ). cos 2α)] (2.9)
2
1
ε y = [(ε1 +ε 2 ) _(ε1 _ ε 2 ). cos 2α)] (2.10)
2

Untuk transformasi tegangan dapat digunakan rumus yang berlaku pada


persamaan 2.11 dan persamaan 2.12.
1
σ x = [(σ1 +σ2 ) +(σ1 _ σ2 ). cos 2α)] (2.11)
2
1
σ y = [(σ1 +σ 2 ) _(σ1 _ σ 2 ). cos 2α)] (2.12)
2

f. Lingkaran Mohr
Pada transformasi regangan lingkaran Mohr dapat digambarkan dalam
bentuk grafik seperti pada Gambar 2.3. Sudut selipan (γ) terletak diatas
regangan ε. Ini terlihat selipan dan regangan berpindah pada sebuah lingkaran
yang berada pada arah transformasi. Diameter lingkaran berhubungan tepatnya
pada perbedaan antara 2 regangan utama ε1,2.

Gambar 2.3. Skema lingkaran Mohr pada regangan

Dari lingkaran pada regangan, regangan untuk beberapa arah sudut (α)
dapat dengan cepat diketahui. Tercantum pada sudut rotasi lingkaran Mohr
yang digunakan pada arah yang belawanan dan merangkap. Lingkaran Mohr
dapat juga untuk meletakkan tegangan normal (σ) dan tegangan geser (τ)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Skema lingkaran Mohr pada tegangan

g. Menentukan tegangan utama dan regangan utama


Dalam menentukan tegangan utama dan regangan utama yang belum
diketahui, dilakukan pada 3 regangan yang diukur, masing-masing dengan
meletakkan sudut yang diimbangi dengan sebesar 450. Regangan yang akan
diukur (εa, εb, εc) dapat dirumuskan sebagai fungsi dari regangan utama yang
belum diketahui yang dengan persamaan 2.13, persamaan 2.14, dan persamaan
2.15.
1
ε a = [(ε1 +ε 2 ) +(ε1 _ ε 2 ). cos 2α)] (2.13)
2
1
ε b = [(ε1 +ε 2 ) _(ε1 _ ε 2 ). sin 2α)] (2.14)
2
1
ε c = [(ε1 +ε 2 ) _(ε1 _ ε 2 ). cos 2α)] (2.15)
2

Kemudian tiga persamaan diatas diselesaikan dengan 3 penjumlahan yang


belum diketahui ε1, ε2, dan α dengan persamaan 2.16 dan persamaan 2.17.
setelah itu tegangan utama yang belum diketahui dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.7 dan persamaan 2.8.
ε a +ε b 2
ε1, 2 = ± (ε a _ ε b ) 2 + (ε b _ ε c ) 2 (2.16)
2 2
1 ε _ 2.ε b +ε c
α = arctan a (2.17)
2 ε a _ εc
III. PERALATAN PERCOBAAN
1. Bejana tekan
2. Amplifier
3. Strain gauge
4. Pompa hidrolik

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Silinder terbuka:
1. Pertama, longgarkan knop pada tabung minyak hidrolik untuk
menurunkan tekanan minyak sebasar 0 bar.
2. Kencangkan knop pada tabung minyak hidrolik.
3. Kencangkan knop pada bejana sampai jarum manometer naik keatas
sedikit sebesar 1 bar, kemudian dikembalikan posisi jarum sebesar 0 bar.
4. Kemudian, gunakan pompa hidrolik untuk menaikkan tekanan pada
minyak.
b. Silinder tertutup:
1. Pertama, longgarkan knop pada tabung minyak hidrolik untuk
menurunkan tekanan minyak sebasar 0 bar.
2. Longgarkan knop pada bejana sampai mentok, kemudian putar kembali
knop bejana dengan posisi setengah.
3. Lalu, kencangkan knop pada tabung minyak hidrolik.
4. Kemudian, gunakan pompa hidrolik untuk menaikkan tekanan pada
minyak.
V. LEMBAR DATA, PERHITUNGAN, DAN TABEL
V.I. LEMBAR DATA
V.II. PERHITUNGAN
5.2.1. Contoh perhitungan tegangan utama, regangan utama, tegangan
sirkumferensial dan tegangan aksial silinder terbuka.

Diketahui:

Tekanan (P) = 15 Bar = 1,5 MPa

d = 73 mm

s = 3,0 mm

ε ε
θ (O)
(Terbuka) (Tertutup)
0 -89 13
30 -3 -1
45 75 -5
60 174 -6
90 269 -6

Jawab:

● Regangan a (εa)
𝜀𝑎 = 𝜀 0𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 = −89
● Regangan b (εb)
𝜀𝑏 = 𝜀 45𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 = 75
● Regangan c (εc)
𝜀𝑐 = 𝜀 90𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 = 269
● Regangan utama
𝜀𝑎 + 𝜀𝑐 2 2 2
𝜀1 = + 𝜀𝑎 − 𝜀𝑏 + 𝜀𝑏 − 𝜀𝑐
2 2
−89 + 269 2 2 2
𝜀1 = + −85 − 75 + 75 − 269
2 2
𝜀1 = 269,627
𝜀𝑎 + 𝜀𝑐 2 2 2
𝜀2 = − 𝜀𝑎 − 𝜀𝑏 + 𝜀𝑏 − 𝜀𝑐
2 2
−89 + 269 2 2 2
𝜀1 = − −89 − 75 + 75 − 269
2 2
𝜀1 = −89,627
● Sudut (α)
1 𝜀𝑎 − 2𝜀𝑏 + 𝜀𝑐
𝛼 = tan−1
2 𝜀𝑎 − 𝜀𝑐
1 −89 − 2 75 + 269
𝛼 = tan−1 = −2,395𝑂
2 −89 − 269
● Tegangan utama
𝐸
𝜎1 = 𝜀 + 𝑣𝜀2
1 − 𝑣2 1
72000 𝑀𝑃𝑎
𝜎1 = 269,627 + 0,33 ∙ −89,267
1 − 0,332
𝜎1 = 19395831,440 𝑀𝑃𝑎
𝐸
𝜎2 = 𝜀 + 𝑣𝜀1
1 − 𝑣2 2
72000 𝑀𝑃𝑎
𝜎1 = −89,627 + 0,33 ∙ 269,627
1 − 0,332
𝜎1 = −52457,858 𝑀𝑃𝑎

● Tegangan sirkumferensial dan tegangan aksial


𝑃𝑑 1,5 𝑀𝑃𝑎 ∙ 73 𝑚𝑚
𝜎𝑡 = = = 18,250 𝑀𝑃𝑎
2𝑠 2 ∙ 3,0 𝑚𝑚
𝑃𝑑 1,5 𝑀𝑃𝑎 ∙ 73 𝑚𝑚
𝜎𝑎 = = = 9,125 𝑀𝑃𝑎
4𝑠 4 ∙ 3,0 𝑚𝑚

5.2.2. Contoh perhitungan tegangan utama, regangan utama, tegangan


sirkumferensial dan tegangan aksial silinder tertutup.

Diketahui:

Tekanan (P) = 15 Bar = 1,5 MPa

d = 73 mm

s = 3,0 mm
ε ε
θ (O)
(Tertutup) (Terbuka)
0 49 4
30 92 1
45 134 -3
60 181 8
90 230 -11

Jawab:

● Regangan a (εa)
𝜀𝑎 = 𝜀 0𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝 = 49
● Regangan b (εb)
𝜀𝑏 = 𝜀 45𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝 = 134
● Regangan c (εc)
𝜀𝑐 = 𝜀 90𝑂 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝 = 230
● Regangan utama
𝜀𝑎 + 𝜀𝑐 2 2 2
𝜀1 = + 𝜀𝑎 − 𝜀𝑏 + 𝜀𝑏 − 𝜀𝑐
2 2
49 + 230 2 2 2
𝜀1 = + 49 − 134 + 134 − 230
2 2
𝜀1 = 230,167
𝜀𝑎 + 𝜀𝑐 2 2 2
𝜀2 = − 𝜀𝑎 − 𝜀𝑏 + 𝜀𝑏 − 𝜀𝑐
2 2
49 + 230 2 2 2
𝜀1 = − 49 − 134 + 134 − 230
2 2
𝜀1 = 48,833
● Sudut (α)
1 𝜀𝑎 − 2𝜀𝑏 + 𝜀𝑐
𝛼 = tan−1
2 𝜀𝑎 − 𝜀𝑐
1 49 − 2 134 + 230
𝛼 = tan−1 = −1,739𝑂
2 49 − 230
● Tegangan utama
𝐸
𝜎1 = 𝜀 + 𝑣𝜀2
1 − 𝑣2 1
72000 𝑀𝑃𝑎
𝜎1 = 230,167 + 0,33 ∙ 48,833
1 − 0,332
𝜎1 = 19899332,038 𝑀𝑃𝑎

𝐸
𝜎2 = 𝜀 + 𝑣𝜀1
1 − 𝑣2 2
72000 𝑀𝑃𝑎
𝜎1 = 48,833 + 0,33 ∙ 230,167
1 − 0,332
𝜎1 = 10082757,514 𝑀𝑃𝑎

● Tegangan sirkumferensial dan tegangan aksial


𝑃𝑑 1,5 𝑀𝑃𝑎 ∙ 73 𝑚𝑚
𝜎𝑡 = = = 18,250 𝑀𝑃𝑎
2𝑠 2 ∙ 3,0 𝑚𝑚
𝑃𝑑 1,5 𝑀𝑃𝑎 ∙ 73 𝑚𝑚
𝜎𝑎 = = = 9,125 𝑀𝑃𝑎
4𝑠 4 ∙ 3,0 𝑚𝑚

V.III. TABEL

Tabel 5.3.1. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder terbuka tekanan 5 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
5 0 -26 13 86,36 15,31
5 30 0 -1 86,36 15,31
5 45 25 -5 86,36 15,31
5 60 55 -6 86,36 15,31
5 90 86 -6 86,36 15,31

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
-25,80 -8,88 -2,90 19,90 6,40 1,00
-25,80 -8,88 -2,90 19,90 6,40 1,00
-25,80 -8,88 -2,90 19,90 6,40 1,00
-25,80 -8,88 -2,90 19,90 6,40 1,00
-25,80 -8,88 -2,90 19,90 6,40 1,00
σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)
εa εb εc
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
0,09 -0,31 3,10 0,65 -26 25 86
0,09 -0,31 3,10 0,65 -26 25 86
0,09 -0,31 3,10 0,65 -26 25 86
0,09 -0,31 3,10 0,65 -26 25 86
0,09 -0,31 3,10 0,65 -26 25 86

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
86,223 -26,223 -2,551 6267519,338 180241,856 6,083 3,042
86,223 -26,223 -2,551 6267519,338 180241,856 6,083 3,042
86,223 -26,223 -2,551 6267519,338 180241,856 6,083 3,042
86,223 -26,223 -2,551 6267519,338 180241,856 6,083 3,042
86,223 -26,223 -2,551 6267519,338 180241,856 6,083 3,042

Tabel 5.3.2. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder terbuka tekanan 10 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
10 0 -55 13 175,00 15,31
10 30 -1 -1 175,00 15,31
10 45 50 -5 175,00 15,31
10 60 113 -6 175,00 15,31
10 90 175 -6 175,00 15,31

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
-55,78 -8,88 -2,73 19,90 12,62 1,00
-55,78 -8,88 -2,73 19,90 12,62 1,00
-55,78 -8,88 -2,73 19,90 12,62 1,00
-55,78 -8,88 -2,73 19,90 12,62 1,00
-55,78 -8,88 -2,73 19,90 12,62 1,00

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
0,17 -0,31 6,20 0,65 -55 50 175
0,17 -0,31 6,20 0,65 -55 50 175
0,17 -0,31 6,20 0,65 -55 50 175
0,17 -0,31 6,20 0,65 -55 50 175
0,17 -0,31 6,20 0,65 -55 50 175

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
175,434 -55,434 -2,485 12696817,881 198704,507 12,167 6,083
175,434 -55,434 -2,485 12696817,881 198704,507 12,167 6,083
175,434 -55,434 -2,485 12696817,881 198704,507 12,167 6,083
175,434 -55,434 -2,485 12696817,881 198704,507 12,167 6,083
175,434 -55,434 -2,485 12696817,881 198704,507 12,167 6,083

Tabel 5.3.3. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder terbuka tekanan 15 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
15 0 -89 13 268,55 15,31
15 30 -3 -1 268,55 15,31
15 45 75 -5 268,55 15,31
15 60 174 -6 268,55 15,31
15 90 269 -6 268,55 15,31

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
-87,00 -8,88 -2,48 19,90 19,27 1,00
-87,00 -8,88 -2,48 19,90 19,27 1,00
-87,00 -8,88 -2,48 19,90 19,27 1,00
-87,00 -8,88 -2,48 19,90 19,27 1,00
-87,00 -8,88 -2,48 19,90 19,27 1,00

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
0,10 -0,31 9,60 0,65 -89 75 269
0,10 -0,31 9,60 0,65 -89 75 269
0,10 -0,31 9,60 0,65 -89 75 269
0,10 -0,31 9,60 0,65 -89 75 269
0,10 -0,31 9,60 0,65 -89 75 269

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
269,627 -89,627 -2,395 19395831,440 -52547,858 18,250 9,125
269,627 -89,627 -2,395 19395831,440 -52547,858 18,250 9,125
269,627 -89,627 -2,395 19395831,440 -52547,858 18,250 9,125
269,627 -89,627 -2,395 19395831,440 -52547,858 18,250 9,125
269,627 -89,627 -2,395 19395831,440 -52547,858 18,250 9,125

Tabel 5.3.4. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder terbuka tekanan 20 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
20 0 -117 13 353,50 15,31
20 30 -5 -1 353,50 15,31
20 45 97 -5 353,50 15,31
20 60 229 -6 353,50 15,31
20 90 355 -6 353,50 15,31

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
-118,65 -8,88 -2,45 19,90 25,30 1,00
-118,65 -8,88 -2,45 19,90 25,30 1,00
-118,65 -8,88 -2,45 19,90 25,30 1,00
-118,65 -8,88 -2,45 19,90 25,30 1,00
-118,65 -8,88 -2,45 19,90 25,30 1,00

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup)
0,02 -0,31 12,64 0,65 -117 97 355
0,02 -0,31 12,64 0,65 -117 97 355
0,02 -0,31 12,64 0,65 -117 97 355
0,02 -0,31 12,64 0,65 -117 97 355
0,02 -0,31 12,64 0,65 -117 97 355
α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
356,023 -118,023 -2,663 25619391,133 -43271,730 24,333 12,167
356,023 -118,023 -2,663 25619391,133 -43271,730 24,333 12,167
356,023 -118,023 -2,663 25619391,133 -43271,730 24,333 12,167
356,023 -118,023 -2,663 25619391,133 -43271,730 24,333 12,167
356,023 -118,023 -2,663 25619391,133 -43271,730 24,333 12,167

Tabel 5.3.5. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder tertutup tekanan 5 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
5 0 18 4 81,00 4,41
5 30 32 1 81,00 4,41
5 45 48 -3 81,00 4,41
5 60 65 8 81,00 4,41
5 90 81 -11 81,00 4,41

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
17,10 -10,60 -2,00 -0,45 7,05 0,07
17,10 -10,60 -2,00 -0,45 7,05 0,07
17,10 -10,60 -2,00 -0,45 7,05 0,07
17,10 -10,60 -2,00 -0,45 7,05 0,07
17,10 -10,60 -2,00 -0,45 7,05 0,07

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
3,61 -0,74 1,72 0,41 18 48 81
3,61 -0,74 1,72 0,41 18 48 81
3,61 -0,74 1,72 0,41 18 48 81
3,61 -0,74 1,72 0,41 18 48 81
3,61 -0,74 1,72 0,41 18 48 81

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
81,036 17,964 -1,363 7026598,453 3612207,517 6,083 3,042
81,036 17,964 -1,363 7026598,453 3612207,517 6,083 3,042
81,036 17,964 -1,363 7026598,453 3612207,517 6,083 3,042
81,036 17,964 -1,363 7026598,453 3612207,517 6,083 3,042
81,036 17,964 -1,363 7026598,453 3612207,517 6,083 3,042

Tabel 5.3.6. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder tertutup tekanan 10 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
10 0 35 4 155,29 4,41
10 30 63 1 155,29 4,41
10 45 90 -3 155,29 4,41
10 60 122 8 155,29 4,41
10 90 155 -11 155,29 4,41

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
33,00 -10,60 -3,06 -0,45 13,37 0,07
33,00 -10,60 -3,06 -0,45 13,37 0,07
33,00 -10,60 -3,06 -0,45 13,37 0,07
33,00 -10,60 -3,06 -0,45 13,37 0,07
33,00 -10,60 -3,06 -0,45 13,37 0,07

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
6,80 -0,74 3,21 0,41 35 90 155
6,80 -0,74 3,21 0,41 35 90 155
6,80 -0,74 3,21 0,41 35 90 155
6,80 -0,74 3,21 0,41 35 90 155
6,80 -0,74 3,21 0,41 35 90 155

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
155,208 34,792 -2,382 13468334,208 6949576,240 12,167 6,083
155,208 34,792 -2,382 13468334,208 6949576,240 12,167 6,083
155,208 34,792 -2,382 13468334,208 6949576,240 12,167 6,083
155,208 34,792 -2,382 13468334,208 6949576,240 12,167 6,083
155,208 34,792 -2,382 13468334,208 6949576,240 12,167 6,083

Tabel 5.3.7. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder tertutup tekanan 15 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
15 0 49 4 227,95 4,41
15 30 92 1 227,95 4,41
15 45 134 -3 227,95 4,41
15 60 181 8 227,95 4,41
15 90 230 -11 227,95 4,41

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
47,93 -10,60 -2,30 -0,45 19,70 0,07
47,93 -10,60 -2,30 -0,45 19,70 0,07
47,93 -10,60 -2,30 -0,45 19,70 0,07
47,93 -10,60 -2,30 -0,45 19,70 0,07
47,93 -10,60 -2,30 -0,45 19,70 0,07

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
9,90 -0,74 4,80 0,41 49 134 230
9,90 -0,74 4,80 0,41 49 134 230
9,90 -0,74 4,80 0,41 49 134 230
9,90 -0,74 4,80 0,41 49 134 230
9,90 -0,74 4,80 0,41 49 134 230

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
230,167 48,833 -1,739 19899332,038 10082757,514 18,250 9,125
230,167 48,833 -1,739 19899332,038 10082757,514 18,250 9,125
230,167 48,833 -1,739 19899332,038 10082757,514 18,250 9,125
230,167 48,833 -1,739 19899332,038 10082757,514 18,250 9,125
230,167 48,833 -1,739 19899332,038 10082757,514 18,250 9,125
Tabel 5.3.8. Nilai tegangan utama, regangan utama dan tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial pada silinder tertutup tekanan 20 bar.

ε ε ε1 ε1
P (Bar) θ (O)
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
20 0 67 4 307,99 4,41
20 30 124 1 307,99 4,41
20 45 177 -3 307,99 4,41
20 60 244 8 307,99 4,41
20 90 308 -11 307,99 4,41

ε2 ε2 α (O) α (O) σ1 (MPa) σ1 (MPa)


(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
65,55 -10,60 -2,24 -0,45 26,50 0,07
65,55 -10,60 -2,24 -0,45 26,50 0,07
65,55 -10,60 -2,24 -0,45 26,50 0,07
65,55 -10,60 -2,24 -0,45 26,50 0,07
65,55 -10,60 -2,24 -0,45 26,50 0,07

σ2 (MPa) σ2 (MPa) τ (MPa) τ (MPa)


εa εb εc
(Tertutup) (Terbuka) (Tertutup) (Terbuka)
13,33 -0,74 6,50 0,41 67 177 308
13,33 -0,74 6,50 0,41 67 177 308
13,33 -0,74 6,50 0,41 67 177 308
13,33 -0,74 6,50 0,41 67 177 308
13,33 -0,74 6,50 0,41 67 177 308

α (O) σt σa
ε1 ε2 σ1 (MPa) σ2 (MPa)
(Teoritis) (MPa) (MPa)
308,457 66,543 -2,490 26697280,403 13601227,060 24,333 12,167
308,457 66,543 -2,490 26697280,403 13601227,060 24,333 12,167
308,457 66,543 -2,490 26697280,403 13601227,060 24,333 12,167
308,457 66,543 -2,490 26697280,403 13601227,060 24,333 12,167
308,457 66,543 -2,490 26697280,403 13601227,060 24,333 12,167
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Sebutkan jenis-jenis bejana tekan!
Jawab:

● Berdasarkan ukuran tebal dindingnya, terbagi menjadi dua yaitu bejana


tekan berdinding tipis dan bejana tekan berdinding tebal.
● Berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga yaitu bejana tekan silinder,
bejana tekan bola dan bejana tekan elipsoida.
● Berdasarkan bentuk penampangnya, umunya terbagi menjadi tiga yaitu
bejana tekan horizontal, bejana tekan vertikal dan bejana tekan
spherikal.
● Berdasarkan fungsinya, terdiri dari : bejana tekan storage (Drum),
bejana tekan heat exchanger, bejana tekan cooker, bejana tekan reactor,
bejana tekan saparator, bejana tekan absorber, bejana tekan stripper,
bejana tekan converter dan bejana tekan destilator.

2. Jelaskan salah satu contoh penggunaan bejana tekan!


Jawab:
Contoh penggunaan bejana tekan adalah tangki besin pada truk
tangki BBM. Pada tangki besin, fluida yang ada di dalamnya berupa bensin
akan mengalami regangan dan tegangan pada berbagai arah yaitu tegangan
radial, tegangan sirkumferensial dan tegangan aksial, yang timbul akibat
interaksi molekul fluida dengan permukaan bejana. Interaksi tersebut dapat
muncul dari pengaruh tekanan fluida saat truk berjalan yang menahan
kondisi untuk tetap seimbang (aman) pada kondisi lingkungannya seperti
goncangan. Hal ini memberi pengaruh fluida bensin yang akan memberikan
tekanan kepada permukaan bejana yang dikenainya.

3. Jelaskan perbedaan tegangan aksial, tegangan sirkumferensial dan tegangan


utama!
Jawab:
Tegangan aksial adalah tegangan yang timbul pada arah yang sejajar
dengan aliran fluida bejana itu tersebut. Sedangkan, tegangan
sirkumferensial atau yang disebut juga tegangan hoop adalah tegangan yang
timbul pada arah tangensial atau tegak lurus dengan arah aliran fluida
bejana. Dan tegangan utama merupakan tegangan menyeluruh yang timbul
pada aliran fluida bejana yang merupakan gabungan dari komponen dari
tegangan radial, tegangan aksial dan tegangan sirkumferensial.

VII. ANALISIS
Pada percobaan ini menjelaskan tentang bejana tekan ini adalah
mengamati fenomena regangan dan tegangan yang terjadi akibat tekanan yang
terjadi pada fluida pada bejana tekan. Akibat dari fluida yang bertekanan
tesebut muncul tegangan dan regangan. Regangan dalam bejana tekan dihitung
berdasarkan nilai dari strain gauge yang diletakan pada sudut-sudut 0o, 45o dan
90o yang kemudian diskemakan pada lingkaran mohr. Yang kemudian
mendapat nilai regangan utama, dengan variabel pembanding dalam hal ini
adalah tekanan yang diberikan mulai dari 5 bar hingga 20 bar. Dalam keadaan
silinder terbuka dan tertutup pada nilai regangan utama cendrung akan
meningkat apabila tekanan yang diberikan pula semakin besar, lihat pada
bagian subab 5.3. tabel pada bejana tekan dengan silinder tertutup dan silinder
terbuka. Nilai regangan utama berupa ε1 dan ε2 hasil percobaan dengan
perhitungan secara teoritis nilai regangan ε1 memiliki perbedaan nilai yang
tidak terlalu jauh sedangkan nilai ε2 memiliki perbedaan yang signifikan. Hal
ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu untuk mendapat kondisi silinder yang
benar-benar akurat tertutup dan terbuka kemampuan alat terbatas. Faktor
lainnya, nilai regangan yang dihasilkan pada alat berubah-ubah pada kondisi
tertentu yang diakibatkan oleh tekanan fluida tidak stabil pada kondisi tekan
yang diinginkan yang dipengaruhi oleh faktor kebocoran silinder.

Tegangan dapat pula dihitung pada bejana tekann berupa tegangan utama,
tegangan sirkumferensial dan tegangan aksial, yang dalam pencobaaan
dihitung pada kondisi silinder tertutup dan terbuka pula. Hasil tegangan yang
dihasilkan cendrung akan meningkat dengan penambahan tekanan yang
diberikan, lihat pada bagian subab 5.3. tabel pada bejana tekan dengan silinder
tertutup dan silinder terbuka. Perbandingan nilai tegangan utama σ1 dan σ2,
tegangan sirkumferensial (σt) dan tegangan aksial (σa) hasil percobaan dan
perhitungan teoritis memiliki perbedaan nilai. Namun perbedaan yang
signifikan terjadi pada tegangan utama yang dihasilkan hal ini disebabkan
tegangan yang dihasilkan pada perhitungan (teoritis) memperhitungkan
pengaruh tingkat kekakuan material yang dinyatakan dengan modulus
elastisitas (E), sedangkan hasil percobaan hanya pengaruh dari nilai regangan
yang ditimbulkan dari pengaturan peletakan tiga strain gauge yang berbeda.
Pada alat nilai tegangan tegangan sirkumferensial (σt) dan tegangan aksial (σa)
dikehendaki sama dengan nilai σ1 dan σ2, namun dari hasil perbandingan
secara perhitungan (teoritis) dan hasil percobaan nilai dihasilkan cukup
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh secara teoritis tegangan sirkumferensial (σt)
dan tegangan aksial (σa) dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan dan diameter
silinder, sedangkan tegangan sirkumferensial (σt) dan tegangan aksial (σa) hasil
percobaan berdasarkan nilai tegangan yang terjadi secara menyeluruh pada
permukaan silinder.

VIII. SIMPULAN
● Nilai regangan utama, tegangan utama, tegangan sirkumferensial dan
tegangan aksial pada bejana tekan akan semakin meningkat pada pemberian
tekanan yang semakin besar.
● Perbedaan nilai regangan utama, tegangan utama, tegangan sirkumferensial
dan tegangan aksial hasil percobaaan dengan perhitungan secara teroritis
dipengaruhi oleh faktor alat dan lingkungan pendukung alat yang
mempengaruhi.

IX. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN


IX.I. DAFTAR PUSTAKA

[1] Hibbeler, R. C., (2010). Mechanics of Materials. 8th ed, Pearson


Prentice Hall. Upper Saddle River, NJ.

[2] Satrijo, D. & Syarief Afif Habsya, (2012). Perancangan dan


Analisa Tegangan pada Bejana Tekan Horizontal dengan
Metode Elemen Hingga. Vol. 14, No.3, ROTASI Jurnal Teknik
Mesin Universitas Diponegoro.

IX.II. LAMPIRAN

Gambar 9.2.1. Bejana tekan dan pompa hidrolik.

Gambar 9.2.2. Amplifier.


Gambar 9.2.3. Contoh benjana tekan, tangki besin pada truk tangki BBM
(www.bumn.go.id).

Anda mungkin juga menyukai