Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS TEGANGAN

Tujuan Pembelajaran Umum :

1. Mahasiswa memahami pengertian tegangan (stress) pada suatu


penampang/balok akibat pembebanan.
2. Mahasiswa mampu menganalisis tegangan-tegangan yang terjadi pada
penampang balok (struktur pemikul)

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. Mahasiswa dapat menghitung besarnya tegangan akibat momen lentur


(bending stress) pada penampang.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan diagram distribusi tegangan akibat
momen lentur pada penampang.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya tegangan akibat gaya lintang/geser
(shearing stress) pada penampang.
4. Mahasiswa dapat menggambarkan diagram distribusi tegangan akibat gaya
lintang pada penampang.

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 37


Lentur Murni

Suatu balok lurus sepanjang l dibebani momen lentur simetris M pada ujung-
ujungnya seperti pada Gambar 5.1. Balok tersebut berada pada pada
pembebanan konstan momen M pada tiap penampangnya, tanpa gaya
lintang/geser. Dalam kasus balok ini, dinyatakan dalam lentur murni atau
lentur sederhana (pure bending / simple bending).

Gambar 5.1. Lentur Murni

Pada potongan xx Gambar (b),


diatas garis netral (neutral axis/neutral line) terjadi tekan
(C : compression = c ),
dan dibawah garis netral terjadi tarik (T : tension= t ).

Teori lentur murni dikembangkan oleh Galelio, Bernoulli, dan St. Venant.
Biasanya teori ini disebut Teori lentur murni Bernoulli.

Asumsi Teori Lentur Murni

Asumsi yang digunakan dalam teori lentur murni adalah :


a) Material balok adalah homogen dan isotropik, dan mengikuti Hukum
Hooke.
b) Penampang lintang balok tetap rata/datar setelah mengalami lentur.
c) Modulus Young material adalah sama untuk tarik maupun tekan.
d) Tiap lapis serat dapat bebas untuk mengembang atau menyusut tanpa
memberi akibat pada lapis atas atau bawahnya.
e) Balok pada awalnya lurus dan memiliki potongan melintang yang tetap.
f) Jari-jari lengkungan setelah terjadi lentur, adalah panjang/besar
dibandingkan dengan dimensi penampang/potongan melintang.
g) Pada bidang pembebanan terdapat sumbu utama penampang balok, dan
beban bekerja tegak lurus terhadap sumbu balok.

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 38


Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 39
Suatu bagian balok lurus PQ dibebani momen M pada ujung-ujungnya seperti
pada Gambar 5.2(a). Untuk menurunkan persamaan / rumus lentur murni,
dimulai dengan meninjau bagian kecil ABCD.

Gambar 5.2.
(a) Sebelum Lentur
(b) Setelah Lentur
(c) Penampang
(d) Distribusi Tegangan

Dari asumsi dan Gambar 5.2, dapat diturunkan rumus tegangan lentur murni
sebagai berikut :

M  E  =
My
= = atau
I y R I

 = tegangan normal akibat momen lentur M yang terjadi pada serat


sejauh y dari sumbu netral (neutral axis / N.A) penampang.
 = momen lentur, resultan momen internal.
 = momen inersia penampang terhadap sumbu netral.
y = jarak tegak lurus dari sumbu netral ke serat yang ditinjau pada
penampang
Lihat Gambar (d) distribusi tegangan, sumbu netral terletak pada  =0
• pada serat atas penampang : y = yc

M yC
tegangan yang terjadi : C =
I

• pada serat bawah penampang : y = yt

M yt
tegangan yang terjadi : t =
I

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 40


Jumlah aljabar momen terhadap sumbu netral akibat momen lentur disebut
momen tahanan (moment of resistance).
I
M = = z
y
I
z= disebut modulus penampang (section modulus)
y

Contoh 4.1 :

Balok kayu dengan lebar penampang 100


mm dan tinggi 200 mm, digunakan
sebagai balok kantilever sepanjang 3 m.
Balok tersebut memikul beban terpusat
W dan berat sendiri w = 5 kN/m3.
Tentukan beban maksimum W sehingga
tegangan lentur yang terjadi tidak
melebihi 7 N/mm2.

Penyelesaian :
Berat sendiri balok per meter panjang :
w = 0.1 m x 0.2 m x 1 m x 5 kN/m3 = 0,1 kN/m
Momen inersia penampang terhadap sumbu netral :
Ix = (1/12) x 100 x 2003 = (2/3) 108 mm4
Momen lentur maksimum yang terjadi (pada jepit/tumpuan) :
M = W L + (1/2) w L2 = ( 3W + 450) x 103 Nmm
Tegangan lentur yang terjadi tidak melebihi 7 N/mm2 :

M  ( 3W + 450 ) 7
= =
I y 2 10 8 100
3
3W + 450 = 4 666,666
W = 1 405,555 N
Jadi beban maksimum (W) = 1 405,555 N

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 41


Contoh 4.2 :

Diketahui balok sederhana bentang 2,5 meter dengan penampang bentuk T


terbalik seperti gambar, memikul beban terpusat W ditengah bentang.
Tegangan tarik yang diijinkan pada sayap (flange) = 20 N/mm2,
dan tegangan tekan yang diijinkan pada badan (web) = 75 N/mm2.
Tentukan beban maksimum W yang mampu dipikul balok.

Penyelesaian :
Menentukan sumbu netral, dengan menghitung lokasi titik pusat penampang.
Penampang dibagi menjadi 2 luasan, sumbu referensi X diletakkan dibawah
penampang.
a1 = 150 x 40 = 6 000 mm2 ; y1 = (40/2) = 20 mm
a2 = 120 x 50 = 6 000 mm2 ; y2 = 40 + (120/2) = 100 mm

a1 + y1 + a 2 y 2 ( 6000 x20 ) + ( 6000 + 100 )


y= = = 60 mm
a1 + a 2 6000 + 6000

Momen inersia penampang terhadap sumbu netral :


Ix = (1/12) x 150 x 403 + {150 x40x (60-20)2 }
+ (1/12) x 50 x 1203 + {50 x120x (100-60)2 }
= 272 x 105 mm4

 tarik = tegangan normal tarik akibat momen lentur M yang terjadi pada
serat bawah sayap, sejauh y = 60 mm dari sumbu netral
 tekan = tegangan normal tekan akibat momen lentur M yang terjadi pada
serat atas badan, sejauh y = 100 mm dari sumbu netral

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 42


Momen maksimum ditengah bentang :
M = (1/4) W L = (1/4) W x 2.5 Nm
Tegangan tarik yang diijinkan pada sayap = 20 N/mm2, lebih kecil dari pada
dan tegangan tekan yang diijinkan pada badan (web) = 75 N/mm2.
Jadi, untuk menentukan W digunakan dasar tegangan tarik yang diijinkan pada
sayap.

M  tarik 20
= = = 0,333
I ytarik 60
1 x 2,5 x 1000
4 = 0,333 W =14 505 ,216 N
272 x 10 5

Jadi, beban maksimum yang mampu dipikul balok : W = 14 505,216 N

Contoh 4.3 :

Diketahui balok sederhana bentang 4 meter dengan penampang bentuk


segiempat, lebar b = 10 cm dan tinggi h = 20 cm.
Tentukan tegangan lentur maksimum yang terjadi pada balok.

x h

Penyelesaian :
RA = 9,25 kN ; RB = 8,75 kN
Ix = 6 666,666 cm4
Momen maksimum terletak sejauh x dari tumpuan A, sebesar :
Mx = 9,25 x - 2 (x-1,5) – 4 x (1/2) x
= 7,25 x + 3 – 4 x 2

d
(7,25 x + 3 – 4 x 2 ) = 0
dx
7,25 – 4 x = 0 jadi x = 1.81 m
Tegangan lentur maksimum :
M y 9,5703 . 10 . 10 8
 = = = 14 355 ,45 kN / m 2
I 6666 ,666 . 100

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 43


Contoh 4.4 :

Suatu lantai memikul beban 5000 N/m2, ditopang oleh balok penampang segi
empat 15 cm x 30 cm, bentang 5 m. Tentukan jarak antar balok (x) sehingga
tegangan lentur yang terjadi tidak melebihi 8 N/mm2.

Penyelesaian :
Luas lantai antara 2 balok = 5 m . x m = 5x m2
Beban yang dipikul satu balok interior = 5x . 5 000 = 25 000 N
Momen lentur maksimum ;
WL 25000 x . 5
M = = Nm
8 8
Momen inersia penampang balok terhadap sumbu netral :
Ix = (1/12) x 0,15 x 0,303 = 3,375. 10-4 m4
Diketahui :
I 3,375 .10 −4
M = = 8 .10 6
y 0,15
= 18 000 Nm
Substitusi ke momen lentur maksimum :

WL 25000 x . 5
M = = Nm = 18 000 Nm
8 8
x = 1.152 m
Jadi, jarak antar balok (x) = 1.152 m

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 44


Contoh 4.5 :

Diketahui balok kantilever dengan pembebanan seperti gambar. Berat sendiri


balok = 77 kN/m3. Tentukan beban terpusat maksimum W sehingga tegangan
lentur yang terjadi tidak melebihi 100 N/mm2. Serta tentukan gaya lintang di
tengah bentang.

3m

Penyelesaian :
Berat sendiri balok = (0,2 x 0,14 – 0,16 x 0,1) x 3 x 77 = 2,772 kN
Momen inersia penampang balok terhadap sumbu netral :
Ix = (1/12) x ( 140 x 2003 – 100 x 1603 )
= 59,2 x 106 mm4

I 59 ,2 .10 6 . 100 . 2
M = =
y 200
= 59,2 x 106 N mm
Momen lentur maksimum (di A) :
M = 3000 W + 2772 x (3000/2) = 59,2 x 106
W = 18,347 x 103 = 18,347 kN
Jadi, beban terpusat maksimum W = 18,347 kN

Gaya lintang di tengah bentang


= 18,347 + (2,772/2)
= 19,773 kN

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 45


Balok Komposit

Diketahui balok komposit / flitched beam terdiri dari balok kayu dan dua buah
pelat baja sebagai perkuatan, seperti gambar.

w = tegangan kayu (wood)


Ew = modulus elastisitas kayu
s = tegangan pelat baja (steel)
Es = modulus elastisitas baja
m = rasio modular

w s s E
= = s = m s = m w
Ew Es w Ew

Jika Mw adalah momen resistansi balok kayu, dan Ms adalah momen


resistansi pelat baja, maka :
Mw = w . zw = w x (1/6) b d2 dan
Ms = s . zs = s x (1/6) t d2 x 2
Ms = m w x (1/3) t d2
Momen resistansi total :
M = Mw + Ms
= w x (1/6) b d2 + m w x (1/3) t d2
= w x (1/6) (b + 2 m t) d2

Oleh karena, besarnya momen resistansi balok komposit sama seperti balok
kayu dengan lebar (b + 2 m t) dan tinggi sama dengan d.
Balok tersebut disebut sebagai balok ekuivalen dengan lebar dan tingginya
ditambah m kali ketebalan plat perkuatan baja.

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 46


Contoh 4.6

Sebuah balok kayu segi empat ukuran 200 mm x 300 mm diperkuat


denganpelat baja pada tepi atas dan tepi bawahnya., seperti gambar (a).
Modulus elastisitas baja = 220 kN/m2
Modulus elastisitas kayu = 11 kN/m2
Tegangan kerja baja yang diijinkan = 115 MN/m2
Tegangan kerja kayu yang diijinkan = 9,2 MN/m2
Ditanyakan :
a) Berapa lebar atau tebal balok yang ekuivalen dengan dengan penampang
baja ?
b) Tentukan legangan lentur maksimum yang terjadi pada penampang.
c) Jika diketahui balok sederhana dengan bentang 2 meter, berapa beban
kerja yang aman (W), bekerja ditengan-tengah bentang ?

Solusi :

a)
w 11 1
= =
Es 220 20

Jika digunakan penampang pelat baja sebagai dasar, maka bentuk


penampangnya menjadi penampang I.
Ketebalan badan ekuivalen pelat baja adalah sebesar b = 200/20 = 10 mm

Tegangan ijin ekuivalen pada badan penampang (web)


= 20 x w = 20 x 9,2 = 184 MN/m2
Tegangan ijin ekuivalen pada sayap penampang (flange)
= 115 MN/m2

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 47


Oleh karena s = 115 MN/m2 digunakan sebagai dasar, momen inersia
penampang ekuivalen / transformasi :

I = (1/12) x 0,2 x (0,324)3 - 2 x (1/12) x 0,095 x (0,3)3


= 1,3937 x 10- 4 m4

M 
catatan : =
I y
b)
−4
I
M maksimum = x  = 1,3937 x 10 x 115 x 10 6
y 0,324 / 2
= 98 935, 775 Nm
c)

M maksimum = 98 935, 775 Nm


= (1/4) W L

P = 197 871, 56 N

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 48


Contoh 4.7
Sebuah balok kayu (timber) segi empat ukuran 20 cm x 30 cm diperkuat
dengan pelat baja pada kedua tepi sampingnya., seperti gambar (a).
Tentukan posisi garis netral penampang komposit, dan tentukan momen
resistansinya.
Batas tegangan lentur baja = 90 N/mm2
Batas tegangan lentur kayu = 6 N/mm2
Rasio modular = 20.

Solusi :

Jika pelat baja setebal 1,2 cm pada gambar (a) diganti dengan material kayu,
maka lebar ekuivalen penampang kayu
= 1,2 cm x rasio modular
= 1,2 cm x 20 = 24 cm
Penampang ekuivalen digambarkan seperti gambar (b).
Garis netral (Neutral Axis) melalui titik pusat penampang.
Jarak titik pusat penampang ekuivalen terhadap bidang dasar penampang :

2 x 25 x 24 x 12 ,5 + 30 x 20 x 15
y = = 13,33 cm
2 x 25 24 + 30 x 20
Momen Inersia penampang terhadap garis netral :

I = (1/12) x 20 x (30)3 + 20 x 30 x (15 - 13,333)2


+ 2 { (1/12) x 24 x (25)3 + 25 x 0,832 }
= 11 x 10 4 cm4
Tegangan maksimum pada kayu terjadi pada sisi atas, dan tegangan
maksimum pada baja terjadi pada sisi bawah.

13,33
Tegangan pada sisi bawah = x  t = timber = kayu
16 ,67
Tegangan maks baja s = 20 x
13,33
x  t = 15,99  t
16 ,67
s = 90 N/mm2 t = 5,63 N/mm2

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 49


Contoh 4.8
Diketahui balok sederhana bentang 4 m memikul beban merata W=3 kN/m.
Balok tersebut merupakan penampang komposit terdiri dari kayu segi empat
ukuran 10 cm x 15 cm diperkuat dengan pelat baja setebal 1,2 cm pada sisi
bawahnya, seperti gambar (a).
Tentukan tegangan lentur maksimum balok.
Asumsikan E s=baja = 20 x E w=kayu.

Solusi :

Es
rasio mod ular = = 20
Ew
10 10
Jika kayu diganti baja, lebar ekuivalen badan (web) : bs = = = 0,5 cm
m 20
Penampang ekuivalen digambarkan seperti gambar (b).
Jarak titik pusat penampang ekuivalen terhadap bidang dasar penampang :

10 x1,2 x 0,6 + 15 x 0,5 x 8,7


y = = 3,27 cm
10 x1,2 + 15 x 0,5
Momen Inersia penampang terhadap garis netral (sumbu x-x) :
I = (1/12) x 10 x (1,2)3 + 10 x 1,2 x (3,72 - 0,6)2
+ (1/12) x 0,5 x (15)3 + 0,5 x 15 x (7,5 – 3,72)2 = 444,9 cm4

M maks = (1/8) w L2 = 6 000 Nm = 6 x 105 N cm

M y 6 x 105
 di serat bawah = = x 3,72 = 5020 N / m 2 = 50 ,2 N / mm2
I 444 ,9
M y 6 x 105
 di serat atas ( baja ) = = x12 ,48 = 16 830 N / m 2 = 168 ,3 N / mm2
I 444 ,9
163,8
Jadi,  maks ( kayu ) = = 8,415 N / mm2
20

Mekanika Rekayasa 1 (Kekuatan Bahan 1) 50

Anda mungkin juga menyukai