Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadia Aprilia Azis

NIM : 201111055
Kelas : 1B-KGE

Resume Kajian
Tanggal : 18 Desember 2020
Pemateri : Ines Sastre Ummaya A.Md T.
Judul Materi : Menaati Hati Menjadi Pribadi Qur’ani
Materi :
Hati adalah organ tubuh kita yang sangat lelah, ketika kita bekerja yang pertama
merasakan lelahnya adalah hati. Hati memiliki porsi tersendiri dalam beribadah. Hati
kita memiliki ruang ibadahnya tersendiri. Perasaan seperti ikhlas dalam ketentuan
Allah SWT itu berpangkal pada hati dan tidak dikerjakan oleh organ lain. Dari cerita
yang telah dipaparkan, kita dapat pelajaran yang sangat berharga, bukan berarti ibadah
dhohir itu tidak penting tetapi ibadah bathin juga memiliki kedudukan yang tinggi disisi
Allah SWT karena amal kita yang paling pertama dinilai keutamaannya terletak pada
niat hati kita, bukan berarti solat itu tidak penting, berhijab itu tidak penting karena
harus hijab hati dulu, nah itu salah kaprah, yang jelas amalan hati ini adalah amalan
yang diperhitungkan, oleh karena itu kita diharuskan untuk menata hati kita.
Menurut Huzaifah Ibnul Yaman ada 4 jenis hati. Yang pertama ada qolbun
munir atau hati yang bercahaya, hati yang bercahaya itu adalah hati yang selalu
menerangi orang-orang disekeliling, hatinya adalah hati seorang mu’min yang
menerima islam. Yang kedua adalah man khusun artinya hati yang terbalik jadi seperti
gelas yang terbalik, jadi ketika mau menaruh sesuatu tidak akan bisa. Yang ketiga
adalah hati yang berbolak balik jadi hatinya cenderung kepada mudah berada dalam
keimanan kemudian dalam selang waktu yang berbeda hatinya berada dalam kekafiran.
Yang keempat yaitu hati yang terisi oleh 2 materi yaitu cabang kemunafikan dan
keimanan, kebanyakan dari kita kebanyakan memiliki jenis hati yang keempat ini. Dari
keempat jenis hati ini kita harus berkomitmen untuk memiliki hati yang terang atau hati
yang bercahaya.
Menjadi pribadi qur’ani sebenarnya sampai saat ini masih menjadi PR untuk
kita semua, karena pribadi ini bukanlah hanya untuk saat ini saja, tetapi pribadi yang
kita idamkan sampai akhir hayat kelak. Apapun yang bersama AL-Qur’an itu mulia.
Malaikat jibril adalah malaikat yang paling mulia karena menurunkan Al-Qur’an
kepada Rasulullah SAW. Kenapa Nabi Muhammad diberi mukjizat Al-Qur’an ? itu
karena keagungan Al-Qur’an ini melampaui batas dan melebihi mukjizat yang turun
kepada Nabi-Nabi sebelumnya. Jika nabi-nabi sebelumnya mendapatkan mukjizat
maka mukjizat itu akan hilang seiring dengan wafatnya mereka sedangkan Al-Qur’an
ini tidak akan hilang bahkan sampai hari kiamat kelak. Pribadi qurani itu adalah pribadi
yang senantiasa menyibukkan diri dengan Al-Qur’an dan tidak menganggap remeh
sedikitpun tentang berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ada beberapa kewajiban kita
terhadap Al-Qur’an seperti membacanya, mentadaburinya, dan level yang lebih tinggi
mendakwahkannya mengamalkannya, nah seperi itulah potret pribadi Qur’ani. Allah
SWT sudah menjamin bahwa siapapun yang bersama Al-Qur’an itu mulia maka kita
tidak boleh khawatir karena apabila kita lurus niatnya karena Allah SWT maka akan
menjadi keberkahan sendiri bagi siapapun yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an.
Pribadi Qur’ani ini adalah pribadi yang selalu dinaungi oleh cahaya Allah SWT. Ketika
di yaumil akhir kita akan disempurnakan cahayanya oleh Allah SWT dan kita semua
mendapatkan cahaya yang berbeda-beda nah itu untuk meniti jembatan shirot. Jika
pribadi kita merupakan pribadi yang Qur’ani maka insyaallah kita akan dapat melewati
jembatan shirot tersebut dan dapat masuk kepada surganya Allah SWT. Pribadi Qur’ani
itu adalah pribadi yang selalu mendidik dirinya dengan Al-Qur’an
Kita harus memiliki hati yang bercahaya, yang tidak memiliki niat jelek atau
kemunafikan. Adapun pribadi qur’ani yakni segala apapun atau siapapun yang
bersangkutan dengan al-qur’an adalah yang paling mulia, kita bisa mendapatkan hal
apapun yang mulia ketika kita dekat dengan al-qur’an.
Pribadi al-qur’an adalah pribadi yang selalu dalam cahaya allah. Selama
seorang hanya mengambil cahaya allah swt dan al-qur’an, maka mereka akan sempurna
cahayanya. Orang munafik ingin mengikuti langkah langkah mereka yang bercahaya,
tetapi itu tidak bisa untuk menyebrangi jembatan sidratul muntaha.
Pribadi yang selalu mendapatkan kejagaan dari allah swt yakni pribadi yang
selalu mendekatkan dengan al-qur’an akan mendapatkan penjagaan dari al-quran.
Contohnya seperti hati yang telah mati akan sembuh kembali.
1. Membersihkan hati dari berbagai penyakit, kesombongan, cinta, harta, waktu,
kelalaian dll.
2. Selalu menyibukkan diri dengan al-qur’an.
Al-qur’an tidak pernah ada bandingannya karena tidak ada yang bisa
membandingi keagungan al-qur’an. Adapun segala penyakit yang ada dalam diri kita,
jika kita lebih mendekatkan dengan al-qur’an insyalllah semuanya kembali membaik.

Anda mungkin juga menyukai