Anda di halaman 1dari 29

Materi Pesantren Kilat : Rukun Iman

A.    Iman Kepada Allah swt

Iman kepada Allah artinya percaya dengan yakin bahwa Allah itu ada. Dengan kata lain taat,
patuh atau selalu menurut kepada Allah swt, selalu mengerjakan  perintahnya dan menjauhi
laranganNya:

Adapun cara taat kepada Allah antara lain;

1. Apabila telah masuk waktu shalat, segeralah kerjakan shalat, dengan tertib dengan tidak
terburu-buru
2. Membiasakan  membaca Al-Qur’an
3. Jika datang  bulan Ramadhan, berpuasa
4. Jujur, sopan santun kepada semua orang
5. Menurut nasehat  ibu, ayah dan guru
6. Jangan sekali-kali mengambil barang orang lain
7. Jangan menjadi anak yang sombong
8. Bersyukur jika mendapat kesenangan
9. Bersabar dalam menghadapi cobaan

Hanya Dialah yang berhak disembah yaitu Allah swt. Beriman kepada Allah adalah beriman
segala apa yang dikabarkan dalam kitab-kitab suci atau apa yang diceritakan oleh rasul tentang
asma dan sifat-sifatnya. Adapun sifat-sifat yang wajib bagi Allah yaitu:

1. Wujud artinya ada


2. Qidam artinya terdahulu
3. Qiyamu binafshi artinya Tuhan itu terdiri sendiri mustahil bersaudara
4. Baqa artinya maha kekal tiada penghabisan
5. Quadrat artinya maha kuasa mustahil al ajzu artinya lemah
6. Iradat artinya berkehendak
7. Al ilmu artinya Allah maha mengetahui

Melihat segala sesuatu yang mustahil Allah itu buta atau tidak melihat. Al qalam lawannya al
baqam artinya Allah itu bersifat qalam, dan dapat bercakap-cakap tetapi hanya orang yang
dikehendakiNya.

Sifat Allah yang wajib dan mustahil diketahui oleh manusia. Adapun sifat yang jaiz yaitu Allah
itu ada yang membuat alam ini atau mentiadakannya itu semua kehendaknya. Materi Pesantren
Kilat : Rukun Iman

Jumlah rukun iman ada enam

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada rasul
5. Iman kepada qadha dan qadhar
6. Iman kepada hari akhir

Pertanyaan Soal Dan Jawaban

Siapakah itu Allah swt?

Jawab: Allah itu Tuhan atau pencipta yang menciptakan seluruh semesta

Apa arti iman kepada Allah? Jelaskan!


Jawab: Percaya dan yakin bahwa Allah itu ada, taat, patuh dan selalu menurut kepada Allah
mengerjakan perintahnya dan menjauhi laranganNya

Mengapa kita harus beriman kepada Allah swt?

Jawab: Karena manusia yang memiliki iman, percaya kepada Allah yakin kepada Allah dan hari
akhir

Bagaimana cara taat kepada Allah? Sebutkan?

Jawab:

1. Apabila telah masuk waktu shalat, segeralah mengerjakan shalat dengan tertib, tidak
terburu-buru
2. Membiasakan  membaca Al-Qur’an
3. Jika datang  bulan Ramadhan, berpuasa
4. Jujur, sopan santun kepada semua orang
5. Menurut nasehat  ibu, ayah dan guru
6. Jangan sekali-kali mengambil barang orang lain
7. Jangan menjadi anak yang sombong
8. Bersyukur jika mendapat kesenangan
9. Bersabar dalam menghadapi cobaan

Dimana kita sebagai manusia harus menyembah? Jelaskan!

Jawab: Hanya Allah yang berhak disembah yaitu Allah, karena beriman kepada Allah swt
berarti percaya bahwa Allah itu pencipta alam semesta dengan segala isinya.

Apakah sifat-sifat wajib Allah itu? Sebutkan!

Jawab: Sifat-sifat wajib Allah yaitu antara lain;

1. Wujud artinya ada


2. Qidam artinya terdahulu
3. Qiyamu binafshi artinya Tuhan itu terdiri sendiri mustahil bersaudara
4. Baqa artinya maha kekal tiada penghabisan
5. Quadrat artinya maha kuasa mustahil al ajzu artinya lemah
6. Iradat artinya berkehendak
7. Al ilmu artinya Allah maha mengetahui. Materi Pesantren Kilat : Rukun Iman

B.     Iman Kepada Malaikat

Kita yakin dan percaya bahwa Allah swt menciptakan alam semesta beserta isinya dan ciptan
makhluk yang bermacam-macam ada yang berwujud atau molekul seperti benda padat,
tumbuhan, hewan dan manusia dan ada pun makhluk Allah yang bersujud in material yakni
makhluk rohani yaitu malaikat dan jin malaikat diciptakan oleh Allah dari unsur cahaya
sedangkan jin diciptakan dari unsur api.

Iman kepada Allah bahwa kita percaya  malaikat itu ada. Malaikat juga makhluk jadi malaikat
adalah makhluk yang gaib atau tidak dapat dilihat. Malaikat itu tidak sama manusia yang
mempunyai jenis kelamin, tidak makan dan tidak minum, tidak dapat dilihat dengan mata.

Adapun nama malaikat yang wajib diketahui yang berbagai macam tugas:

1. Malaikat jibril bertugas membawa wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul
2. Malaikat Mikail bertugas membawa rezky
3. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet tandanya hari kiamat
4. Malaikat Israil bertugas mencabut nyawa
5. Malaikat Rakid dan Atid bertugas mengawasi dan mencatat perbuatan baik dan buruk
manusia
6. Malaikat Munkar bertugas
7. Malaikat Nakir bertugas
8. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka
9. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.

Cara beriman kepada malaikat Allah yaitu malaikat adalah pesuruh Allah yang senantiasa taat
dalam menjalankan segala perintah Allah swt yang diwajibkan kepada malaikat itu. Materi
Pesantren Kilat : Rukun Iman

Soal dan Jawaban

Bagaimana pengertian iman kepada malaikat? Jelaskan!

Jawab:

Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua maksudnya yaitu menyakini secara pasti
bahwa Allah swt mempunyai para malaikat yang diciptakan dari nur, tidak pernah mendurhakai
apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan kepada
mereka, dan malaikat diciptakan dari Allah untuk taat dan beribadah kepada Nya serta
mengerjakan segala tugas-tugasnya

Siapakah malaikat yang ditugasi membawa wahyu? Sebutkan!

Jawab:

Malaikat yang ditugasi membawa wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul, malaikat Jibril juga
disebut ruhul kudus (roh yang suci) dan ruhul amin (terpercaya)

Dimana hubungan manusia dengan malaikat?

Jawab:

Hubungan manusia dengan malaikat ditempatkan pada saat penciptaan manusia dari satu fase ke
fase yang lain. Pembentukannya, penjagaannya, dalam tiga lapis kegelapan, penulisan rizki,
amal, ajal, nasib, celaka dan bahagianya, dalam ihwalnya, perhitungan ucapan dan
perbuatannya, penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruh ketika meninggal, pembawa
ruhnya ketika meninggal pembawa ruhnya ketika untuk diperlihatkan kepada penciptanya. 

Mengapa malaikat diberikan tugas?

Jawab:

Karena malaikatlah yang dimuliakan dan diciptakan khusus dan dipercaya Allah, sehingga
malaikatlah yang diberikan tugas atau pekerjaan tersebut.

Kenapa malaikat diberikan tugas? jelaskan!

Jawab: karena merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzah dan
sesudah kebangkitan, sehingga mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin
dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang bermanfaat yang berperang
membelanya.

Apakah arti malaikat menurut istilah!

Jawab:

Menurut istilah salah satu jenis makhluk Allah yang ia  ciptakan khusus untuk taat dan
beribadah kepadanya serta mengerjakan semua tugas-tugasNya
C.    Iman Kepada Kitab-Kitab

Iman kepada kitab-kitab Allah swt ialah percaya bahwa Allah itu telah menurunkan kitab-
kitabNya kepada rasul-Nya dari lauhic mahfudh, dan membenarkan dengan penuh keyakinan
bahwa Allah swt mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hambaNya dengan
kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas.

Kitab-kitab Allah swt disebutkan dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Taurat yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Musa as


2. Injil yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Isa as
3. Zabur yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Daud as
4. Al-Qur’an yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw

Disamping itu ada juga disebut suhuf, yaitu wahyu yang diturunkan kepada para nabi yang
dikumpulkan dalam lembaran-lembaran sepertiy ada pada nabi Adam, nabi Syuaib, nabi
Ibrahim dan sebagainya.

Soal dan Jawaban

Mengapa terjadi penentangan dengan Al-Qur’an?

Jawab:

Karena Allah menentang mereka agar mendatangkan semisal Al-Qur’an dan dia menyatakan
bahwa mereka tidak akan mampu untuk itu, dan tantangan ini berlaku untuk mereka yang
beranggapan seperti itu, baik manusia maupun jin sampai hari kiamat.

Bagaimana definisi Al-Qur’an?

Jawab:

Definisi Al-Qur’an menurut bahasa bentuk masdar seperti al qira’ah, qur’anahu maksudnya
adalah qiara’atahu, yang berarti sebagaimana atau sebutan bagi kitab yang diturunkan kepada
nabi Muhammad saw sedangkan menurut istilah Al-Qur’an itu adalah kalam Allah yang mujiz
yang diturunkan kepada rasulnya dalam bentuk wahyu yang ditulis  di dalam mushaf dan
dihafal didalam dada yang dibaca dengan lisan dan didengar oleh telinga, yang dinukil kepada
kita secara mutawatir tanpa ada keraguan dan membacanya dinilai ibadah.

Dimana Al-Qur’an diturunkan?

Jawab:

Al-Qur’an diturunkan dihati (Muhammad) agar kamu menjadi seorang diantara orang-orang
memberi peringatan di Mekkah. 

Siapa  pemelihara tafsirnya?

Jawab:

Pemeliharaan tafsirnya sunnah rasul

Kenapa Al-Qur’an itu ada?

Jawab:

Karena Al-Qur’an itu sangat penting bagi manusia untuk dihari kiamat

Apakah injil itu?


Jawab:

Injil sebuah kitab yang diturunkan kepada nabi Isa as.

D.    Iman Kepada Rasul

Rasul artinya utusan jamaknya rasulun, jadi nabi Allah artinya nabi utusan Allah untuk
menyampaikan ajaran agama kepada sekalian umat manusia. Sedangkan rasul menurut bahasa
ialah orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya, ungkapan (unta itu datang
secara beriringan) dan menurut istilah rasul ialah seorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu
oleh Allah swt

Sebagai manusia pilihan rasul-rasul itu memiliki sifat-sifat wajib yaitu:

1. Rasul wajib berkata benar dari semua yang dibawanya adalah kebenaran, sebaliknya
rasul itu mustahil berbohong atau menipu
2. Jujur dan dapat dipercaya mustahil berkhianat
3. Selalu menyampaikan perintah Allah ataupun laranganNya
4. Cerdas mustahil dia bodoh atau tolol

Adapun sifat jaiz yang mungkin ada pada rasul ialah sifat-sifat mansia biasa yang tidak
mengurani martabatnya sebagai rasul, tidak menyebabkan orang jijik dan menjauhkan diri dari
padanya, sifat yang demikian seperti lapar, haus, mengantuk, kawin dan sebagainya dalam Al-
Qur’an.

Diantara rasul-rasul itu ada lima orang rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa yang
disebut rasul-rasul yang mempunyai ketabahan mereka itu adalah:

1. Nabi Muhammad saw


2. Nabi Ibrahim as
3. Nabi Musa as
4. Nabi Isa as
5. Nabi Nuh as

Soal dan Jawaban

Bagaimana pengertian rasul?

Jawab: rasul berarti (mengabarkan) yang memberitakan, atau makhluk yang termulia dan tinggi
derajat atau kedudukannya

Siapa  yang diutus untuk berdakwah?

Jawab: yang diutus (rasul)

Dimanakah rasul?

Jawab: rasul itu berada dimana kita berada karena rasul adalah pengikut Allah yang paling taat

Mengapa kita beriman kepada segenap rasul?

Jawab: karena beriman kepada segenap rasul yang berarti membenarkan dengan seyakin-
yakinya bahwa Allah saw mengutus seorang rasul pada setiap umat umengajak mereka
beribadah kepada Allah semata, tanpa menyekutukannya

Kenapa Muhammad bukanlah bapak dari laki-laki?

Jawab: karena dia adalah Rasulullah dan penutup- para nabi


Apakah rasul itu wajib berkata benar?

Jawab; iya karena rasul tidak bisa bohong atau menipu.

 E.  Iman Kepada Hari Akhir

Kita wajib percaya bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan kemudian diganti dengan
kehidupan akhirat yang kekal, tempat membalas perbuatan-perbuatan manusia didunia ini,
adapun menyakini dengan pasti kebenaran setiap hal yang diberitakan oleh Allah dalam kitab
sucinuya dan setiap hal yang diberita oleh rasulnya mulai dari apa yang akan terjadi sesudah
mati, fitnah kubur adzab dan nikmat kubur, dan apa yang terjadi sesudah itu seperti kebangkitan
dari kubur, mahsyar (tempat berkumpl di akhirat), shuhuf (catatan amal), hisab (penghitungan),
mizan (timbangan), haudh (telaga), shirath (titian), syafa’ah (pertolongan), surga dan neraka
serta apa-apa yang dijanjikani Allah bagi para penghuninya.

Soal dan Jawaban

Bagaimana perhitungan amal manusia? Jelaskan?

Jawab:

Perhitungan yang diberikan masing-masing orang sesuai dengan catatan malaikat rakib dan akid
selama hidup didunia yang diberikan  kitab amalnya dari depan arah kanan ia akan beruntung
sedangkan dari belakangan kiri ia akan celaka

Mengapa Al-Qur’an telah meyakinkan adanya ba’ts?

Jawab: adanya ba’ts beserta sanggahan atas orang-orang yang mengingkarinya dengan metode
yang hebat dan jitu, sehingga memaksa akal sehat untuk menerimanya dan tunduk kepadanya.

Dimana hari kiamat itu?

Jawab: hari kiamat itu terjadi sesudahnya kita fitnah kubur, adzab dan nikmat kubur dan apa
yang terjadi sesudah itu kebangkitan dari kubur, mansyar (tempat berkumpul diakhirat)

Kenapa mesti ada timbangan?

Jawab: karena timbangan pada hari itu kebenaran (keadilan) akan diketahui amal dan dosanya.

Siapa yang mencatat amal manusia?

Jawab: rakib dan atid

Apakah makna iman kepada hari akhir?

Jawab: makna iman kepada hari akhir bersifat umum tentang beriman kepada perkara-perkara
akhirat sebagai pujian atas orang-orang mukmin yang mengimani adanya hari akhir atau sebagai
perintah untuk mengimani hal tersebut.

F. Iman Kepada Qadha dan Qadar

Kita wajib percaya pada adanya qadha dan qadar yaitu pentakdiran  Allah swt bagi seluruh
makhluknya.

Jadi qadha adalah rancangan putusan Allah zaman azali sedangkan qadar atau takdir ialah yang
terjadi didunia ini sesuai dengan ketentuan Allah swt.

Qadha adalah hukum Allah swt yang ditentukan untuk alam semesta ini dan dia jalankan alam
ini sesuai dengan konsekuensi hukumnya, beriman kepada qadha dan qadar Allah adalah rukun
keenam.
Soal dan Jawaban

Mengapa takdir itu ada?

Jawab: karena takdir itu sudah ditentukan qadhanya dan apa yang belum terjadi dia itu belum
ditakdirkan takdir adalah hukum Allah.

Siapa yang menentukan qadha dan qadhar?

Jawab: Allah yang maha pencipta alam semesta ini

Bagaimana arti qadha dan qadar itu?

Jawab: arti qadha dan qadar itu (petakdiran) Allah swt bagi seluruh makhluk yang ada di muka
bumi ini.

Dimana qadha dan qadhar diputuskan?

Jawab: kalau qadha dizaman azali diputuskan sedangkan qadar itu didunia sesuai ketentuan
Allah swt

Kenapa takdir itu bersifat rahasia?

Jawab: karena  kapan takdir ini terbuka maka makhluk atau manusia ditimpah musibah pada diri
kita sendiri jadi takdir bersifat rahasia karena sudah ada qadha dan qadhar.

Apakah keterangan definisi qadha? Jelaskan!

Jawab: qadha  adalah hukum Allah swt yang telah dia tentukan untuk alam semesta ini sesuai
dengan konsekuensi hukumnya dari sunnah-sunnah yang dia kaitkan antara akibat dengan
sebab-sebabnya, semenjak dia menghendakinya sampai selama-lamanya, maka setiap apa yang
terjadi di alam ini adalah berdasarkan takdir yang mendahuluinya.
Materi Pesantren Kilat : Rukun Islam
Rukun Islam adalah 5 tindakan dasar dalam Islam dan sebagai pondasi wajib bagi
orang-orang beriman serta menjadi dasar kehidupan umat muslim. 
Terdapat hadist yang secara khusus menerangkan tentang 5 rukun Islam yaitu
sabda Rasulullah Shallahu'alaihimwasallam.
"Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)

1. Mengucap dua kalimat syahadat


Rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal ini
wajib hukumnya dilakukan bagi seseorang yang ingin menjadi muslim.

Kalimat syahadat dalam bahasa Arab:


ِ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬
Kalimat syahadat dalam bahsa latin:
"Asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wa asy-hadu anna muhammadarrasuulullahi".
Arti kalimat syahadat:
"Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Kita bisa menjelaskan bahwa dalam dua kalimat syahadat tersebut yang patut
disembah hanyalah Allah, tidak ada yang lain, dan tidak ada Tuhan selain Allah.
Hanya Allah yang menguasai seluruh isi alam semesta. Tak hanya mengerti
artinya saja, tetapi Mama perlu mengajarkan anak untuk mengimani dan
mengamalkannya. 

2. Mendirikan salat
Rukun Islam yang kedua, yaitu dengan mendirikan salat sebagai bentuk ibadah
kepada Allah.
Salat dibagi menjadi 5 waktu. kita bisa menjelaskan secara singkat tentang salat
berdasarkan waktu dan jumlah rakaatnya. 

 Salat Subuh, dikerjakan sebelum terbitnya fajar sekitar pukul 04.00 dengan
jumlah 2 raka'at.
 Salat Dzuhur, dikerjakan pada siang hari sekitar pukul 12.00 dengan
jumlah 4 raka'at.
 Salat Ashar, dikerjakan pada sore hari sekitar pukul 15.30 dengan jumlah 4
raka'at.
 Salat Maghrib, dikerjakan pada matahari terbenam sampai masuk waktu
Isya dengan jumlah 3 raka'at.
 Salat Isya, dikerjakan pada malam hari sekitar pukul 19.00 dengan jumlah
4 raka'at.

kita juga sebaiknya mengajarkan cara-cara salat 5 waktu pada anak dengan
mempraktikannya bersama mesjid maupun di rumah.
Kenalkan pada bacaan wajib salat beserta surat-surat pendek yang mudah terlebih
dahulu agar siswanbisa mengikuti. Lakukan dengan rutin secara bertahap ya,

3. Menunaikan zakat

Rukun Islam yang ke 3, yaitu zakat merupakan kewajiban yang dikeluarkan pada
harta orang yang memiliki kelebihan. Menunaikan zakat bertujuan untuk
memberikan sebagian harta kepada orang lain dan juga membersihkan harta milik
kita. 
Dalam Islam, ada beberapa jenis zakat, yaitu:

 Zakat fitrah, yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan. Jumlah zakat fitrah
yang wajib diserahkan adalah 2,5 kg beras atau bisa diganti dengan uang
yang setara dengan 2,5 kg beras.
 Zakat mal, yang dikeluarkan berdasarkan hasil niaga atau penghasilan.
Jumlah zakat mal yang wajib diserahkan adalah 2,5% dari harta yang
diperolah dari penghasilan.
Melalui zakat, kita bisa mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan pada anak. siswa
bisa mendapatkan pembelajaran mengenai kasih sayang sesama umat, indahnya
tolong menolong dan berbagi, serta pentingnya silaturahmi dengan sesama.

4 Puasa di bulan Ramadhan


Rukun Islam yang ke 4, yaitu setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa selama
satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Dengan tujuan mencapai ketakwaan kepada
Allah SWT.
Dari berpuasa umat muslim dapat mengambil hikmah, seperti melatih kesabaran,
menumbuhkan rasa empati terhadap orang yang kelaparan sehingga terdorong
hati kita untuk membantu orang yang kurang mampu.
Selain itu, berpuasa juga mengajarkan umat muslim untuk menahan hawa nafsu.
Baik nafsu lapar dan juga nafsu berbuat dosa. 
Kita bisa mengenalkan siswa dengan mengajak puasa di bulan Ramadhan. Tidak
harus praktik langsung berpuasa selama satu hari penuh, tetapi bertahap saja.
Misalnya, mulai belajar puasa selama 6 jam terlebih dahulu. Kemudian,
meningkat menjadi 12 jam dan seterusnya. Jangan terlalu memaksa, tetapi
sesuaikan dengan kemampuan anak.

5. Pergi haji bagi yang mampu


yang kelima adalah pergi haji bagi yang mampu. Wajib hukumnya bagi umat
muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk pergi haji ke Mekkah. 
Allah berfirman dalam surat Ali-Imran: 97:

‫اس_____تَطَا َع‬ ْ ‫ت َم ِن‬ ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ِ ‫هَّلِل‬‫َو‬
‫ِإلَ ْي_ ِه َس _بِياًل ۚ َو َمن َكفَ _ َر فَ _ِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي َع ِن‬
‫ين‬َ ‫ْال َعالَ ِم‬
"...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali-Imran: 97)
Dalam rukun Islam ini, kita bisa mengikut sertakan anak pada program manasik
haji di sekolah. Jadi, siswa bisa memeragakan ibadah haji sesuai dengan aturan
dan rukunnya. Mulai dari peragaan wukuf, melontar jumroh, thawaf, sa'i, dan
tahallul.
Itulah penjelasan lengkap mengenai mengajarkan urutan Rukun Islam pada
siswa. Semoga bermanfaat dan tetap semangat dalam mendidik sesuai ajaran
agama.
 
PENGERTIAN THAHARAH

Thaharah menurut  bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut
cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
            Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa
macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat : 6

[5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Thaharah atau bersuci menurut pembagiannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

A.   Bersuci lahiriah

Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan
lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri dari najis adalah
membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa,
bau dan warnanya. QS Al-Muddassir ayat : 4

[74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,

B.   Bersuci batiniah

Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan perbuatan
maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara membersihkannya dengan taubatan nashoha
yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

MACAM-MACAM ALAT THAHARAH


               
            Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk bersuci
misalnya, kita tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita juga bisa menggunakan tanah,
batu, kayu dan benda-benda padat lain yang suci untuk menggantikan air jika tidak
ditemukan.
          
            Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang boleh dan
tidak boleh digunakan untuk bersuci.

Macam-macam air

Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah


          Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu air :

1.      Air hujan
2.      Air sumur
3.      Air laut
4.      Air sungai
5.      Air danau/ telaga
6.      Air salju
7.      Air embun
       QS Al- Anfal ayat : 11

[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman
daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu
dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk
menguatkan hatimu dan memperteguh denganya telapak kaki(mu).

          Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk
diminum tapi tidak dapat digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi, sirup, air kelapa dll.
          Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain
emas dan perak. Air ini makruh digunakan untuk bersuci
          Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak boleh
digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun warnanya
          Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah rasa,
warna dan baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang sedikit yaitu kurang dari
dua kullah (270 liter menurut ulama kontemporer)

 CARA-CARA THAHARAH

Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan mandi
junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah yaitu dengan
bertayamum. Dan bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas itu
masuk kategori kayu) yaitu dengan beristinja.

Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya


1.     
1. Najis ringan  (najis mukhafafah)

Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara
membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis.

    2.      Najis sedang (najis mutawassitah)

Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai najis
tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).
3.      Najis berat (najis mughalazah)

Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti
(qat’i) . yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang
najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah
satunya dengan tanah atau batu.

BERSUCI (MANDI, WUDHU,


DAN TAYAMMUM)
Islam sebagai agama sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk selalu
menjaga kebersihan baik kebersihan dirinya maupun kebersihan sekitarnya. Juga
menjaga kebersihan lahir maupun kebersihan batin. Menjaga kebersihan lahir/ luar
dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi untuk membersihkan batin dari
hadas hanya dapat dilakukan sesuai dengan apa yang telah digariskan Tuhan
melalui Nabi-Nya.
Ketika seseorang hendak berhubungan dengan Tuhannya harus dalam keadaan
bersih baik bersih lahirnya dari segala macam najis maupun bersih batin atau
jiwanya dari hadas baik hadas yang besar maupun hadas kecil.
Menghilangkan hadas besar adalah dengan cara mandi atau tayammum,
sedangkan untuk menghilangkan hadas kecil adalah dengan berwudlu atau
tayammum. Kesemuanya telah diatur tentang tatacara pelaksanaannya, syarat
rukunnya, maupun segala hal yang berkaitan dengannya.

MANDI
Mandi merupakan cara untuk membersihkan tubuh dari segala macam
kotoran, baik kotoran yang menempel pada badan maupun kotoran atau hadas yang
ada pada batin atau jiwa. Mandi dilakukan dengan menggunakan air yang suci dan
mensucikan, dan tidak dapat hanya dengan air yang hanya suci tapi tidak
mensucikan, seperti air yang telah dipakai untuk bersuci atau air yang tercampur
dengan benda suci lainnya.

WUDLU
Wudlu adalah salah satu cara untuk menghilangkan hadas kecil. Wudlu
dilakukan apabila hendak melaksanakan salat ataupun ibadah-ibadah lain yang
mana dalam ibadah tersebut diperlukan suci dari hadas kecil.

Definisi wudlu
Wudlu adalah membersihkan anggota tertentu, atau pekerjaan tertentu yang
diawali dengan niat, yaitu membasuh muka, tangan, dan kaki serta mengusap
kepala.

Dalil wudlu
Adapun yang mejadi dalil bagi diwajibkannya wudlu adalah firman Allah
dalam surat … ayat …, serta hadis “Allah tidak menerima salat kamu sekalian
ketika mempunyai hadas sehingga kamu sekalian berwudlu”
Rukun Wudlu
Adapun yang menjadi rukun dari wudlu adalah sebagai berikut:
1. Niat;
Niat secara bahasa adalah menyengaja (al-qasdu), sedangkan niat menurut
syara’ adalah menyengaja melakukan suatu hal atau suatu pekerjaan dibarengi
dengan melakukan pekerjaan tersebut. Orang yang berwudlu dengan melakukan
pekerjaan berwudlu dibarengi dengan niat dalam hatinya. Dalam hatinya niat
menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT.
2. Membasuh muka
Rukun kedua dari rukun wudlu membasuh muka, maksudnya adalah membasahi
muka atau mengalirkan air ke muka. Dalam membasuh muka maka seluruh
bagian muka harus yakin terbasuh, yaitu mulai dari tempat tumbuhnya rambut
sampai dagu, dan dari telinga kanan sampai telinga kiri. Sebab jika ada bagian
muka yang tidak terbasuh maka wudlunya tidak sah, oleh karena itulah ulama
menganjurkan melebihkan dari batas muka tersebut.
3. Membasuh tangan sampai siku
Rukun wudlu yang ketiga adalah membasuh kedua tangan sampai siku.dalam
membasuh ini disyaratkan adanya air mengalir tidak hanya membuat tangan
basah oleh air.
4. Mengusap sebagian kepala
Mengusap sebagian kepala adalah rukun selanjutnya. Dalam Mengusap sebagian
kepala tidak disyaratkan seluruh bagian kepala terbasahi, akan tetapi cukup
membasuh sebagian saja. Juga diperbolehkan membasahi rambutnya saja
walaupun cuma satu rambut. Jika yang dibasuh tersebut hanya rambutnya saja
maka adanya rambut yang dibasahi tidak keluar dari batas kepala.
5. Membasuh kaki sampai mata kaki

6. Mengurutkan basuhan/rukun sesuai urutan rukun diatas


Dalam mengerjakan berwudlu haruslah melakukan rukun sesuai urutan rukun
diatas, jadi setelah membasuh muka secara betul barulah membasuh tangan, lalu
setelah Mengusap sebagian kepala, demikian selanjutnya sampai kaki.
Sunnah Wudlu
Selain dari rukun yang telah dijelaskan diatas, wudlu juga memiliki
kesunnahan- kesunnahan yang boleh dikerjakan demi kesempurnaan berwudlu, dan
boleh juga tidak dilakukan.
Adapun sunnah wudlu itu ada banyak diantaranya yaitu:
1. Membaca basmalah
Sebelum melakukan wudlu hendaklah diawali dengan membaca basmalah.
2. Membersihkan mulut dengan cara bersiwak memakai kayu arok, atau
menggosok gigi dengan sikat atau benda-benda kesat lainnya.
3. Mencuci tangan. Sebelum kita melakukan wudlu di sunnahkan mencuci
tangan. Dalam mencuci tangan apabila kita yakin tangan kita bersih maka
boleh tangan kita masukkan kedalam bak mandi, akan tetapi jika kita tidak yakin
tangan kita bersih maka hendaklah jangan masukkan tangan kedalam bak mandi
melainkan dengan cara mengguyurnya.
4. Berkumur
5. Intinsyaq (memasukkan air kedalam hidung lalu menyemprotkannya)
6. Membasuh seluruh kepalaalah satu dari sunnahnya wudlu adalah membasahi seluruh
kepala caranya adalah setelah tangan dibasahi lalu ibu jari kanan diletakkan di pelipis
kanan dan ibu jari kiri diletakkan di pelipis kiris sedang jari kanan dan kiri dipertemukan
pada ujung kepala bagian depan, setelah itu jari jari kita tarik kebagian belakang kepala.
7. Membasuh telinga
Caranya dengan meletakkan ibu jari pada bagian luar bawah telinga dan
meletakkan telunjuk pada bagian dalam telinga setelah memutarnya keatas
sehingga ibu jari dan telunjuk bertemu.
8. Membasuh tiga kali
Dalam membasuh anggota wudlu disunnahkan membasuhnya tiga kali.
9. Mendahulukan anggata kanan
Anggota wudlu yang memilki anggota kanan hendaklah ketika membasuh
anggota yang kanan terlebih dahulu.

Batalnya Wudlu
Perkara atau sesuatu yangmembatalkan wudlu adalah sebagai berikut:
a. Keluar angin (kentut)
b. Hilang akal
c. Memegang kemaluan
d. Memegang lubang
e. Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan
TAYAMMUM
Tayammum merupakan salah satu cara untuk bersuci yang sifatnya adalah
dlaruri dalam artian adanya tayammum adalah apabila bersuci dengan
menggunakan atau alat bersuci yang utama yaitu air tidak ada atau tidak bisa karena
adanya halangan maka bersucinya dengan cara tayammum. Tayammum menurut
bahasa adalah “menuju”, sedang menurut istilah ahli fiqh Tayammum adalah
menyampaikan atau mengusapkan debu yang suci ke muka dan kedua tangan
sebagai ganti dari wudlu atau mandi atau pengganti membasuh anggauta dengan
syarat-syarat husus.

Syarat Tayammum
Syarat dari adanya tayammum itu ada lima macam, yaitu:
1. Adanya Uzur sebab bepergian atau karena sakit. Syarat dari diperbolehkannya
tayammum adalah adanya uzur atau halangan yang menyebabkan tidak bisa
menggunakan air. Halangan sakit yang menyebabkan diperbolekannya
tayammum tentunya harus berdasarkan rekomendasi dari dokter yang ahli
dimana jika dia menggunakan air akan menyebabkan kematian atau
menyebabkan bertambah parah penyakitnya.
2. Sudah masuk waktu salat. Tayammum sebagai alat bersuci pengganti tidak
setiap waktu dan setiap saat dilakukan. Jika adanya tayammum dilakukan untuk
salat maka adanya tayammum dilakukan setelah masuk waktu, jadi seumpama
tayammum dilakukan karena mau salat zuhur tentulah tayammum tersebut
dilakukan setelah masuk waktu zuhur. Tayammum tidak boleh dilakukan
sebelum masuk waktu zuhur jika untuk salat zuhur.
3. Setelah mencari Air. Apabila adanya tayammum itu bukan karena suatu
penyakit akan tetapi karena tidak ada air, maka tayammum bisa dilakukan jika
setelah mencari air kearah barat, timur, utara, dan selatan.
4. Adanya Uzur/halangan menggunakan Air. Apabila adanya tayammum
dilakukan karena adanya suatu penyakit yang menyebabkan tidak menggunakan
air maka ketika tayammum harus dipastikan halangan atau penyakit yang
membolehkan dia tayammum itu masih ada, misalnya pada pagi hari menurut
dokter tidak boleh terkena air penyakitnya, maka ketika dia tayammum hendak
salat zuhur harus yakin bahwa penyakit yang menghalanginya memakai air
tersebut masih ada.
5. Debu yang Suci. Debu yang digunakan untuk tayammum harus debu yang suci,
kering dan belum pernah dipakai untuk bersuci dan tidak bercampurnajis.

Fardu Tayammum
Fardunya tayammum ada 4, yaitu:
1. Niat
2. Mengusap muka
3. Mengusap kedua tangan
4. Tartib
Sunnah Tayammum
Sunnah dari tayammum ada 3, yaitu:
1. Membaca basmalah
2. Mendahulukan anggota kanan
3. Berturut-turut
SHOLAT
Salat merupakan ibadah yang penting dalam Islam, salat merupakan tiang
agama sehingga orang yang tidak melaksanakan salat atau meninggalkannya sama
dengan meruntuhkan agama ini.
Salat secara bahasa adalah doa, sedang secara syar’i adalah perbuatan dan
perkataan yang diawali dengan takbirat al-ihram dan diakhiri dengan salam.
Syarat-syarat salat
1. ISLAM. Syarat sahnya salat adalah beragama Islam, oleh karena tidak sah salat
orang tidak beragama Islam
2. SUCI dari HADAS KECIL dan HADAS BESAR, salat merupakan hubungan
langsung manusia sebagai mahluk Tuhan kepada sang penciptanya yang Maha
Suci, maka diperlukan adanya kesucian lahir dan batin manusia dari segala
kotoran atau najis yang bisa menghalangi hubungan dengan Tuhannya. Kesucian
tersebut dari sisi lahir harus suci dari najis dan dari sisi batin harus suci dari
hadas baik hadas kecil maupun hadas besar.
3. BERAKAL. Melakukan ritual atau ibadah harus dilakukan dengan kesadaran
dan tidak adanya keterpaksaan. Oleh karenanya mereka yang berakal sajalah
yang melakukan salat. Mereka yang tidak berakal atau yang hilang akalnya
baik karena gila atau karena mabuk atau karena tidur tidak wajib dan tidak
sah jika melakukan salat.
4. BALIGH (DEWASA); bagi anak tidak sah dan belum ada kewajiban
melakukan salat. Akan tetapi bagi kedua orang tua atau wali dari anak tersebut
berkewajiban mendidik dan mengajari anak tersebut untuk melakukan ibadah
(salat dan lainnya) sejak anak berusia 7 tahun, bahkan jika perlu dengan
memukul asalkan dengan pukulan yang tidak menyakitkan hanya sekedar
pukulan untuk mendidik dan memberi pengertian anak akan pentingnya salat,
diperbolehkan kepada orang tua untuk melakukannya.
Tanda- tanda mencapai umur baligh adalah salah satu dari yang dibawah ini:
a. M encapai umur 15 tahun
b. Mengalami mimpi basah
c. Mengalami haid (husus bagi perempuan)
5. TELAH sampai DAKWAH ISLAM. Mereka yang wajib melaksanakan salat
adalah mereka yang telah sampai kepada mereka atau daerah mereka dakwah
Islam. Jadi misalnya suatu daerah terpencil atau daerah gunung yang belum
sampai dakwah Islam melalui jalur apapun maka bagi mereka tidak
berkewajiban salat.
6. MENGETAHUI WAKTU. Sebelum melakukan salat kita harus tahu bahwa
waktu salat yang akan kita lakukan telah masuk. Mengetahui masuknya waktu
tersebut bisa dengan mendengar azan, diberitahu orang lain, atau dengan cara
yang lainnya.
7. MENUTUP AURAT. Aurat laki-laki pada waktu salat adalah mulai pusat sampai
lutut, sedang aurat perempuan dalam salat adalah seluruh badan kecuali wajah
dan kedua telapak tangan.
Wajah yaitu mulai dari batas tumbuhnya rambut sampai dagu, dan mulai dari
telinga kanan sampai telinga kiri.
8. MENGHADAP KIBLAT. Bagi mereka yang berada dalam Masjid al-Haram dan
dapat melihat Ka’bah maka ketika salat harus menghadap Ka’bah; dan bagi
mereka yang berada disekitar Masjid al-Haram atau dikota Makkah maka ketika
salat menhadap Masjid al-Haram, dan bagi mereka diluar daerah tersebut maka
ketika salat menghadap kearah kota Makkah. Akan tetapi pada masa sekarang
dengan kemajuan teknologi cukup canggih maka menghadap kearah ka’bah
bukanlah tidak mungkin, semua bisa dilakukan.

Rukun Salat
Rukun shalat ada (tuma’ninah dihitung rukun tersendiri),
1. Niat. Niat artinya menyengaja dalam hal salat maksudnya ibadah salat yang
dilkukan adalah sengaja dilakukan tanpa ada adanya keterpaksaan, akan tetapi
dilakukan karena Allah semata.
2. Berdiri. Berdiri jadi rukun salat adalah bagi yang mampu berdiri, sedang bagi
mereka yang tidak mampu atau tidak kuat berdiri maka salat dilakukan dengan
duduk. Dan bagi mereka yang tidak bisa salat dengan berdiri atau duduk maka
salat dilakukan dengan cara tiduran (berbaring), jika tidak bisa dengan berbaring
maka dengan memakai isyarat, jika tetap tidak mampu maka dengan mengingat
rukun salat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya salat dan tidak boleh
ditinggalkan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, selama masih bernafas
dan berakal salat tetap wajib dilaksanakan.
3. Takbirat al-ihram. Membaca Allahu Akbar, pada saat inilah hati kita niat
melakukan salat.
4. Membaca fatihah. Para ulama sepakat bahwa membaca Fatihah adalah rukun
dari salat, mereka juga sepakat surat al-Fatihah itu ada 7 (tujuh) ayat, hanya
mereka berbeda menentukan ayat-ayat ersebut. Ulama yang memasukkan
basmalah dalam al-Fatihah, maka ayat ketujuh adalah mulai dari
shiraatha...sampai wala al-dlaalliin, sedangkan ulama yang tidak memasukkan
basmalah dalam al- Fatihah maka mulai dari shiraatha...sampai wala al-
dlaalliin menjadi dua ayat.
5. Ruku’. Paling sedikitnya ruku’ adalah dengan membungkukkan badan,
sedangkan untuk sempurnanya adalah membungkukkan tubuh sampai tangan
memegang lutut dan punggung serta kepala rata seolah papan.
6. Tuma’ninah, pengertiannya adalah diam sejenak setelah melakukan gerakan.
Artinya tuma’ninah dalam ruku’ adalah setelah tubuh bergerak dari posisi berdiri
lalu membungkuk kemudian diam sejenak sekira cukup membaca “subhaana
Rabbiyal Aziimi wa bihamdih”.
7. I’tidal. Setelah selesai melakukan ruku’ lalu bangun berdiri kembali atau kembali
keposisi sebagaimana sebelum ruku’, setelah berada pada posisi sebagaimana
sebelum ruku’ itulah i’tidal.
8. Tuma’ninah
9. Sujud
10. Tuma’ninah
11. Duduk diantara dua sujud
12. Tuma’ninah
13. Duduk Tahiyyat Ahir
14. Membaca Tahiyyat
15. Membaca sholawat kepada Nabi dalam Tahiyyat akhir
16. Salam yang pertama

Sunnat Shalat
Gerakan atau perbuatan atau perkataan sunnah dalam salat terbagi menjadi
dua macam yaitu sunnah hay’at dan sunnah ab’ad. Tidak melakukan sunnah hay’at
baik disengaja atau karena lupa maka salat tetap sah dan tidak disunnahkan sujud
sahwi, sedangkan meninggalkan sunnah ab’ad baik disengaja atau lupa salat tetap
sah hanya sebelum salam disunnahkan sujud sahwi.

Sunnat Hay’at
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir
Sunnah mengangkat kedua tangan pada 4 tempat yaitu:
a. Ketika takbirat al-ihram
b. Ketika hendak ruku’
c. Ketika bangun dari ruku’ (i’tidal)
d. Dan ketika bangun dari tahiyyat pertama
2. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri ketika sedekap
Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri atau bersedekap adalah suatu hal
yang sunnah dan bukan merupakan suatu yang wajib atau rukun, jadi bila tangan
kita tidak melakukan hal tersebut dengan membiarkan tangan berada disamping
badan asalkan tidak bergoyang–goyang itu bisa saja dilakukan dan tidak
mengganggu keabsahan salat.
3. Membaca doa Iftitah, maksudnya adalah setelah melakukan takbiratul ihram
seorang musholly membaca doa iftitah seperti “Inni Waajahtu wajhiya lillazii
fathorossamamati wal ardl. ” dan doa iftitah yang lainnya.
4. Membaca ta’awwuz. Setalah selesai membaca doa iftitah musholly membaca
taawwuz” seperti ucapan “a’uzu billahi mina Syaithoonirrajiim”.
5. Membaca Aamiin setelah membaca fatihah.
6. Membaca surat atau ayat dari al-Qur’an setelah membaca al-Fatihah
7. Mengeraskan suara ketika salat Maghrib, Isya, dan Subuh; dan pelan ketika
salat dzuhur dan Ashar.
8. Membaca takbir (Allahu Akbar) setiap perubahan gerak ketika salat kecuali
bangun dari ruku’ maka membaca Sami’a Allahu liman Hamidah
9. Ketika i’tidal membaca “Rabbana lakal hamdu......”
10.Membaca Tasbih 3 kali ketika ruku’ yaitu “Subhaana Rabbiyal Aziimi wa
bihamdih”
11.Membaca Tasbih 3 kali ketika sujud yaitu “Subhaana Rabbiyal A’la wa
bihamdih”
Sunnah Ab’ad
a. Duduk tahiyyat awal
b. Membaca Tahiyyat
c. Membaca salawat kepada Nabi SAW
d. Membaca Qunut
Yang membatalkan salat
1. MENINGGALKAN SALAH SATU RUKUN atau syarat salat secara sengaja
Menigggalkan satu rukun secara sengaja dapat membatalkan salat, akan tetapi
jika salah satu tidak dilakukan secara sengaja maka jika dia telah berpindah pada
rukun yang lain maka tetap melakukan rukun tersebut dan melanjutkan salatnya,
sedangkan rakaat tersebut tidak dianggap. Contohnya adalah ketika sedang
melakukan ruku’ seorang ingat belum membaca al- Fatihah, maka dia tetap
melakukan ruku’ dan rukun-rukun selanjutnya dan rakaat dimana dia tidak
membaca al-Fatihah tidak dianggap atau tidak dihitung.
Jika ketika ingat meninggalkan rukun dalam keadaan sedang melakukan sunnah
salat maka cepat melakukan rukun yang ditinggalkan lalu melanjutkan salatnya.
Contohnya seperti membaca surat lalu ingat bahwa dia belum membaca Fatihah,
maka dia cepat membaca al-Fatihah kemudian melanjutkan bacaan dan rukun-
rukun selanjutnya.
2. BERKATA-KATA
3. MELAKUKAN GERAKAN 3 KALI BERTURUT-TURUT. Melakukan gerakan
tiga kali atau lebih secara berturut-turut, baik dilakukan secara sengaja ataupun
dilakukan karena tidak sengaja. Melakukan gerakan berturut-turut tidak
membatalkan salat apabila hal tersebut dilakukan karena terpaksa, seperti untuk
melindungi diri sendiri atau melindungi nyawa orang lain dengan ketika
melakukan gerakan tidak dibarengi perkataan.
4. MAKAN ATAU MINUM
5. Secara tiba-tiba ada najis yang tidak dimaaf. Apabila dalam tengah-tengah salat
terus ada najis yang jatuh atau menempel dalam tubuh atau pakaian musholly
dimana najis tersebut bukan kategori najis yang dimaaf, maka jika tidak langsung
dibuang akan menjadikan salat batal. Apabila najis tersebut ketika berada ditubuh
atau pakaian kemudian langsung dibuang najis tersebut maka salatnya tetap sah.
6. Terbukanya Aurat. Diantara yang membatalkan salat apabila ketika sedang salat
kemudian auratnya terbuka baik terbukanya aurat tersebut karena disengaja atau
tidak disengaja seperti terbuka karena angin dan lainnya, maka hal tersebut akan
membatalkan salat jika aurat tidak segera ditutup kembali. Apabila terbukanya
aurat yang tidak disengaja segera ditutup kembali maka salat tatap sah dan bisa
dilanjutkan.
7. NIAT MEMBATALKAN SHALAT atau Mengubah niat. Dapat membatalkan
salat adalah apabila dalam keadaan salat dia mengubah salat dengan
membatalkannya atau yang lainnya.
8. RAGU ANTARA MEMBATALKAN DAN TIDAK. Apabila seseorang yang
sedang melaksanakan salat lalu dia ragu apakah dia akan melanjutkan salatnya
ataukah membatalkan salatnya maka salatnya orang tersebut langsung batal.
9. Riddah. Apabila seseorang yang sedang melaksanakan salat lalu dia keluar dari
Islam dengan perkataan, perbuatan atau yang lainnya, maka salatnya orang
tersebut langsung batal.
PUASA
Pengertian Puasa Sebelum kita mengkaji lebih jauh materi tentang puasa, terlebih dahulu
kita akan mempelajari pengertian puasa baik itu menurut bahasa arab maupun menurut
istilah. Pengertian puasa (Saum) menurut bahasa Arab artinya menahan dari segala sesuatu
seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan
sebagainya. Sedangkan puasa menurut istilah ajaran islam yaitu menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkannya, lamanya satu hari, mulai dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat. Firman Allah SWT : “Hai orang-
orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al Baqarah . 183).
2.2 Macam-macam Puasa
2.2.1 Puasa wajib Puasa
wajib adalah puasa yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban perintah allah SWT, apabila
ditinggalkan mendapat dosa. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai berikut:
1. Puasa di bulan Ramadhan
Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan
selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa
ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini hukumnya wajib, yaitu apabila
dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Bulan
Ramadhan menurut pandangan orang-orang mukmin yang berfikir adalah merupakan bulan
peribadatan yang harus diamalkan dengan ikhlas kepada Allah SWT. Harus kita sadari
bahwa Allah Maha Mengetahui segala gerak-gerik manusia dan hati mereka .Dalam
pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita akan menjumpai beberapa masalah yang
penting dipecahkan antara lain: Cara penempatan waktu Cara mengetahui puasa ini ada dua
macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan teknologi belakangan ini dirasakan semakin
memudahkan proses hisab dan rukiyah tersebut.
Disiplin ilmu astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetarium atau teleskop atau
secara khusus ilmu falaq yang berkembang di dunia Islam, semuanya mendukung validitas
penetapan waktu puasa. Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan
Ramadhan dengan cara melihat dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan
sabit dan bila udara mendung atau cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka
hendaknya menggunakan istikmal yaitu menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari.
Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk penetapan puasa Ramadhan telah dikoordinasi oleh
Departemen Agama (DEPAG) RI. Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan
Ramadhan dengan cara menggunakan perhitungan secara astronomi, sehingga dapat
ditentukan secara eksak letak bulan. Seperti cara rukyat yang telah dikoordinasikan oleh
pemerintah, maka cara hisab pun sama.
Di Indonesia penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan ini dengan cara yang manapun
memang telah diambil kewenangan koordinatifnya oleh pemerintah. Adapun lembaga-
lembaga keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PERSIS, Jami’at al-
Khair dan sebagainya berfungsi sebagai pemberi masukan hasil rukyat dan hisabnya dalam
rangka pengambilan ketetapan awal dan akhir Ramadhan oleh pemerintah. Firman Allah
SWT surat Yunus ayat 5: Artinya:“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui”.(QS. Yunus :5)
Sabda Nabi SAW Artinya:“Dari Abu Umar ra: bahwasanya Rasulullah SAW, menceritakan
bulan Ramadhan lalu memukul kedua tangannya lalu bersabda: “Bulan adalah itu sekian
dari sekian bulan,kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan yang ketiga
kali (termasuk menunjukkan bahwa bulan itu jumlahnya terdiri dari 29 hari), maka
berpuasalah kamu karena melihat bulan. Jika kamu sekalian tidak dapat melihatnya karena
tertutup awan / mendukung, maka pastikanlah bilangan itu menjadi 30 hari.(HR. Muslim).
2. Puasa Nazar (karena berjanji untuk berpuasa)
Puasa nazar adalah orang yang bernazar puasa karena menginginkan sesuatu, maka ia wajib
puasa setelah yang diinginkannya itu tercapai, dan apabila puasa nazar itu tidak
dilaksanakannya maka ia berdosa dan ia dikenakan denda / kifarat. Misalnya bernazar untuk
lulus ke perguruan tinggi, maka ia wajib melaksanakan puasa nazar tersebut apabila ia
berhasil.Ibnu Majjah meriwayatkan, bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi
Muhammad SAW. Artinya:“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Ia mempunyai
nazar berpuasa sebelum dapat memenuhinya. Rasulullah SAW menjawab: “Walinya
berpuasa untuk mewakilkannya”.
3. Puasa Kifarat
Puasa kifarat adalah puasa untuk menebus dosa karena melakukan hubungan suami istri
(bersetubuh) di siang hari pada bulan Ramadhan, maka denda (kafaratnya) berpuasa dua
bulan berturut-turut.
2.2.2 Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila dikerjakan
tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut:
1. Puasa enam hari pada bulan syawal
Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan untuk
mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Pelaksanaannya tidak mesti
berurutan, boleh kapan saja selama masih dalam bulan Syawal, karena puasa enam
hari pada bulan Syawal ini sama dengan puasa setahun lamanya. Akan tetapi
diharamkan pada tanggal 1 syawal karena ada hari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits
dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada
bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal,
maka sama dengan telah berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim).
2. Puasa Arafah
orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunahkan untuk melaksanakan puasa
pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa Arafah.
Disebut puasa Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan Wukuf di
Padang Arafah. Sedangkan untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak
berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda: Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa
hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan
datang.: (Riwayat Muslim) Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah.
(Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan
Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.)
3. Puasa Senin Kamis
Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih
waktu puasa hari senin kamis.
4. Puasa Bulan Sya’ban
Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada bulan
Sya'ban hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut kecuali sedikit
sekali . Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini yang artinya: Siti Aisyah
berkata: "Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa, sehingga kami berkata: "Beliau
tidak berbuka". Dan apabila beliau berbuka, kami berkata: "Sehingga ia tidak
berpuasa". Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh
kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak pernah melihat beliau melakukan
puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Puasa As-Syura’
Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist Rasulullah
Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal
sepuluh Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah
lalu" (HR. Muslim). Demikian juga sunnah hukumnya melakukan puasa pada tanggal
sembilan Muharram. Hadits Rasulullah: Ibn Abbas berkata: "Ketika Rasulullah saw
berpuasa pada hari Asyura', dan beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari
tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura itu hari yang
dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani". Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun
depan, insya Allah saya masih ada umur, kita berpuasa bersama pada tanggal sembilan
Muharramnya". Ibn Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun berikutnya,
Rasulullah saw keburu meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim).
HAJI DAN UMRAH

Haji secara bahasa adalah menuju, sedangkan menurut syara’ adalah menuju Bait al-
Haram (Makkah) untuk melaksanakan ibadah.

Syarat Haji
Sebelum melaksanakan ibadah haji harus terpenuhi persyaratan-persyaratan.
Persyarata-persyaratan dalam ibadah haji ada yang merupakan syarat wajib, ada
yang merupakan syarat sah. Syarat-syarat wajib artinya jika syarat-syarat tersebut
atau salah satu persyaratan tidak terpenuhi maka belum terkena kewajiban
melakukan ibadah haji, sedangkan syarat sah artinya apabila persyaratan tersebut
tidak terpenuhi maka hajinya tidak sah.

Syarat Wajib Haji


Syarat wajib haji ada 7, yaitu:
1. Islam, artinya bagi mereka yang tidak beragama Islam tidak
diwajibkan kepada mereka melaksanakan ibadah haji. Sedangkan bagi
mereka yang murtad maksudnya mereka yang awalnya beragama Islam
kemudian keluar dari Islam dan beralih masuk agama lain kepada mereka
tetap diwajibkan ibadah haji jika persyaratan lainnya terpenuhi, hanya saja
baginya tidak sah hajinya jika belum kembali ke Islam.
2. Baligh. Mereka yang terkena kewajiban haji adalah mereka yang sudah
baligh, sedang mereka yang masih anak-anak/ belum baligh tidak terkena
kewajiban haji.
3. Merdeka. Oleh karena itu bagi para budak/hamba tidak wajib haji.
4. Adanya Bekal. Haji itu wajib bagi mereka yang telah memiliki bekal, mulai
biaya transportasi dan lainnya atau mereka yang memiliki ONH dan bekal
bagi keluarganya yang ditinggalkan. Jadi jika hanya memiliki atau
hanya sanggup membayar ONH dan belum ada biaya atau bekal yang akan
diberikan kepada keluarga yang ditinggalkannya, maka baginya belum
diwajibkan haji.
5. Adanya Alat Transportasi. Apabila jarak antara tempat tinggal orang yang
mau haji dengan kota Makkah jauh dan perlu kendaraan atau alat
transportasi untuk sampai ke Makkah, maka adanya kendaraan baik dengan
memiliki sendiri atau menyewa merupakan syarat bagi wajibnya haji. Jika
tidak punya kendaraan atau ada kendaraan tapi biaya sewa kendaraan sangat
mahal atau diluar kewajaran maka tidak wajib haji.
6. Aman. Merupakan syarat wajib haji selanjutnya adalah adanya
jaminan keamanan dalam perjalanan baik ketika berangkat maupun pulang,
sehingga jika persyaratan diatas telah terpenuhi semua, akan tetapi jalur
kendaraan melewati daerah yang tidak aman dan tidak ada jalan lain kecuali
dengan tambahan biaya yang banyak atau lainnya maka tidak wajib haji.
Rukun Haji
1. NIAT/IHRAM. Rukun haji yang pertama adalah melakukan ihram disertai
dengan niat melakukan ibadah haji.
2. WUKUF (9 zulhijjah). Yang dimaksud adalah adanya atau hadirnya muhrim
(orang yang ihram) di ‘Arafah setelah tergelincirnya matahari meskipun sebentar
yaitu pada tanggal 9 Zulhijjah. Syarat bagi orang yang melakukan wukuf adalah
orang ahli ibadah dalam artian dia tidak gila dan tidak ayan. Waktu wukuf
sendiri sampai fajar tanggal 10 Zulhijjah.
3. THAWAF. Thawaf mengelilingi Baitullah (Ka’bah) dilakukan dengan 7 kali
putaran, dimana hal tersebut dimulai dari hajar Aswad. Caranya setelah bahu kiri
lurus dengan Hajar Aswad berjalan keliling Ka’bah dan terus menjadikannya
tetap lurus dengan bahu kiri sampai tiba di Hajar Aswad lagi atau lurusnya.
Dalam putaran tersebut Ka’bah terus berada sebelah kiri lurus bahu sejak awal
hingga ahir. Dari hajar Aswad sampai hajar Aswad lagi itu dihitung satu kali
putaran, jika memulainya tidak dari hajar Aswad maka putaran itu tidak
dianggap.
4. SA’I. Rukun haji selanjutnya adalah sa’i atau lari-lari kecil antara gunung Shafa
dan gunung Marwah sebanyak 7 kali. Sa’i harus dilakukan diawali dari Shafa
dan diahiri di Marwah. Dari Shafa sampai Marwah dihitung satu kali, dan dari
Marwah menuju Shafa dihitung satu lagi.
5. TAHALLUL/CUKUR

Wajib Haji
Selain memiliki syarat dan rukun dalam ibadah haji juga ada wajib haji.
Apabila dalam ibadah yang lain antara rukun dan wajib sama maka dalam ibadah
haji antara rukun dan wajib berbeda. Jika rukun haji adalah suatu yang harus
dilakukan dan apabila tidak dilakukan maka ibadah hajinya tidak sah, dan wajib
diulang tahun depan, adapun wajib haji adalah suatu yang harus dilakukan, akan
tetapi jika tidak dilakukan ibadah haji tetap sah hanya terkena dam (denda).
Adapun wajib haji adalah:
1. IHRAM DARI MIQAT. Melakukan atau memulai ihram dari miqatnya, baik itu
yang berupa miqat tempat maupun miqat waktu merupakan wajib haji. Miqat
yang berkaitan dengan waktu bagi orang berhaji adalah mulai dari bulan
Syawal, Zul-Qa’idah, malam dari bulan Zulhijjah. Sedangkan miqat waktu bagi
orang yang hendak melakukan Umrah adalah sepanjang tahun.
2. MELONTAR TIGA JUMRAH. Melontar atau melempar tiga jumrah dimulai
dari jumrah Kubra, Wustha, lalu ‘Aqabah. Dalam setiap melontar dilakukan
dengan memakai 7 batu, yang dilontarkan satu persatu, jika dalam satu kali
leontaran menggunakan dua batu maka dianggap satu kali lontaran.
3. Mabit/menginap di Muzdalifah
4. Thawaf wada’
5. Mabit/menginap di Mina

Perbedaan Rukun Dan Wajib Dalam Haji


• Rukun jika tidak dilakukan maka tidak sah dan wajib mengulang
• Wajib jika tidak dilaksanakan haji tetap sah tetapi kena dam/denda
Sunnah Haji
1. Membaca talbiyah. Ketika sedang melaksanakn ibadah haji disunnahkan bagi orang yang
berhaji memperbanyak membaca talbiyah. Bagi laki-laki sunnah mengucapkan talbiyah
dengan suara nyaring sedangkan bagi perempuan membacanya secara pelan. Setelah selesai
membaca talbiyah membaca shalawat kepada Nabi SAW lalu memohon syurga dan
keridhaan Allah serta dijauhkan dari api neraka.
2. Mandi
3. Shalat dua rakaat
4. Memakai wangi-wangian sebelum ihram
5. Thawaf qudum/kedatangan. Thawaf qudum ini ditujukan bagi mereka orang haji ketika
memasuki Makkah sebelum wukuf di ‘Arafah, sedangkan mereka yang melakukan Umrah
jika thawaf karena Umrah maka cukuplah thawaf karena Umrah itulah sebagai thawaf
qudum.
6. Dua rakaat thawaf. Melakukan salat dua rakaat setelah selesai melaksanakan thawaf
hendaknya dilakukan di belakang maqam Ibrahin AS.

Larangan Dalam Haji


Suatu perbuatan yang dilarang karena kita telah memasuki amalan ibadah haji atau kita
sedang melaksanakan ihram adalah sebagai berikut:
1. Mamakai wangi-wangian. Ketika sedang melaksanakan ihram tidak diperbolehkan memakai
sengaja wewangian baik itu dibadan ataupun pada pakaian. Jika memakai wewangian itu
tidak disengaja misalnya minyak wangi tumpah kebadan atau pakaian yang sedang dipakai
maka itu tidak mengapa.
2. M enikah. Bagi orang yang sedang ihram tidak diperkenankan melakukan akad nikah baik
akad tersebut buat dirinya atau orang lain, dengan cara wakil ataupun dengan wilayah.
3. Mencukur rambut
4. Berhubungan suami istri
5. Meminang
6. Membunuh binatang buruan. Bagi orang sedang melaksanakan ihram haram membunuh
binatang buruan yang ada di darat dan halal dimakan. Disamping diharamkan membunuh
juga diharamkan mengganggu binatang-binatang tersebut.
7. Memakai pakaian yang dijahit
8. Menutup kepala. Bagi laki-laki yang sedang melaksanakan ihram tidak diperbolehkan
menutup kepalanya, baik yang ditutup seluruh kepala atau hanya sebagian saja. Akan tetapi
jika hal itu tidak dianggap sebagai menutup kepala maka tidak apa-apa atau tidak dilarang
seperti halnya dia menaruh tangannya diatas kepala atau berteduh dibawah sekedup, maka
tidak dilarang.
9. Menutup muka. Seperti halnya laki-laki dilarang menutup kepala, maka perempuan dilarang
menutup mukanya dengan sesuatu yang dianggap sebagai menutup.

Anda mungkin juga menyukai