Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSTRUKSI BETON 2

 “Tentang Pengertian Merencanakan Tulangan Geser Pada Balok Geser Dan Prinsip


Pemasangan Tulangan Geser Pada Balok “

Disusun Oleh :
Ardi Hosea 193020211005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan atas Berkat Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Tentang Pengertian Merencanakan Tulangan Geser Pada
Balok Geser Dan Prinsip Pemasangan Tulangan Geser Pada Balok “ yang diampu oleh
WHENDY TRISSAN, S.T.,M.Sc
Makalah ini dibuat untuk tujuan keperluan tugas mata kuliah Konstruksi Beton 2
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami
ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dengan semangat dan upaya untuk peningkatan
ilmu pengetahuan, kami senantiasa mengharapkan kontribusi pemikiran Anda sehingga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengertian Merencanakan Tulangan Geser Pada Balok Geser
2.2 Prinsip Pemasangan Tulangan Geser Pada Balok
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua elemen struktur balok, baik struktur beton maupun baja, tidak terlepas dari
masalah gaya geser. Gaya geser umumnya tidak bekerja sendirian, tetapi berkombinasi
dengan lentur, torsi atau gaya normal. Percobaan-percobaan yang telah dipublikasikan
menunjukkan bahwa sifat keruntuhan akibat gaya geser pada suatu elemen struktur beton
bertulang adalah getas (brittle), tidak daktail, dan keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba tanpa
ada peringatan. Hal tersebut disebabkan kekuatan geser struktur beton bertulang terutama
tergantung pada kekuatan angk dan tekan beton. Keadaan ini sangat berbeda dengan tujuan
perencanaan yang selalu menginginkan suatu struktur yang daktail. Sehingga meskipun
prediksi keruntuhan geser cukup sulit, seorang perencana harus berupaya agar jenis
keruntuhan geser tidak terjadi. Untuk memahami mekanisme geser, kita tinjau suatu balok
sederhana yang homogen, isotropis, dan linier elastis dengan pembebanan merata. Kita tinjau
dua elemen kecil A1 dan A2 pada balok tersebut, maka tegangan.lentur (f) dan tegangan
geser (v) pada elemen-elemen.
Perilaku beton tidak homogen, kekuatan angk beton kira-kira hanya 1/10 dari kekuatan
tekannya, sehingga mudah sekali terjadi keretakan akibat tegangan utama angk. Pada elemen
A2 (diatas garis netral), keretakan tidak akan terjadi karena tegangan utama maksimum yang
terjadi adalah tekan. Untuk elemen A1 (di bawah garis netral), tegangan utama maksimum
yang terjadi adalah angk, sehingga retak bisa terjadi. Semakin dekat ke perletakan, tegangan
lentur f akan mengecil sedangkan tegangan geser v akan membesar, sehingga di daerah
perletakan. Tegangan utama angk bekerja pada sudut sekitar 45°. Karena kekuatan angk
beton sangat rendah, retak angk diagonal akan terjadi di daerah tumpuan ini. Untuk
mencegah keretakan jenis ini, penulangan khusus yang disebut penulangan angk diagonal
diperlukan. Trajectory tegangan utama dari suatu balok dengan pembebanan merata terlihat
pada gambar berikut, garis utuh menunjukkan trajectory tegangan utama angk, sedangkan
garis putus-putus menunjukkan trajectory tegangan utama tekan. Dari trajectory tegangan
utama ini dapat diperkirakan arah dari keretakan yang akan terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Merencanakan Tulangan Geser Pada Balok Geser.
2. Bagaimana Prinsip Pemasangan Tulangan Geser Pada Balok.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merencanakan Tulangan Geser Pada Balok Geser


Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan dengan gaya
lentur/momen, torsi atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
keruntuhan akibat gaya geser bersifat brittle/getas atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga
keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini karena kekuatan menahan geser lebih banyak
dari kuat angk dan tekan beton dibandingkan oleh tulangan gesernya. Pada struktur beton
yang menahan momen maka keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat daktail atau
tidak, tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai. Besar gaya geser pada balok atau
kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya tulangan geser pun
bervariasi sepanjang bentang.
2.2 Prinsip Prinsip Pemasangan Tulangan Geser Pada Balok
A. Perencanaan Tulangan Geser Menurut Sni
Tulangan untuk menahan gaya geser biasa dinamakan tulangan geser atau tulangan
sengkang atau tulangan stirrup. Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya tarik arah
tegaangkus dari retak yang diakibatkan oleh gaya geser. Ada berbagai macam cara untuk
pemasangan tulangan geser yaitu :
 Tulangan geser vertikal
 Tulangangkah miring / diagonal
 Tulangan geser spiral
 Tulangan lentur yang dibengkokkan
Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga perletakan tulangan geser
yang paling efektif adalah tulangan geser miring / diagonal tegak lurus arah retak, sehingga
tulangan hanya menahan gaya tarik saja dariangk retak tersebut, tetapi tentunya dengan cara
ini akan mangkahiaya yang besar dan pemasangan yang lebih sulit.
Demikian juga dengan tulangan geser spiral meskipun efektif dalam menahan gaya geser tapi
sulit pemasangan pemasangannya dan sekaligus lebih mahal. Dalam hal ini yang paling
disukai dan paling banyak dipakai dalam perencanaan struktur adalah tulangan geser vertikal.
Pada angkahan tulangan geser dengan desain ultimit bahan maka gaya geser yang
terjadi akan ditahan oleh dua bahan/material yaitu beton dan baja dengan cara dihitung dulu
kekuatan atau kapasitas beton dalam menahan gaya geser yang terjadi kemudian sisanya akan
dilimpahkan ke baja.
A. Prosedur Perhitungan Tulangan Geser

1. Gaya geser/shear/transversal pada struktur beton


Menghitung gaya geser terfaktor Vu pada sepanjang bentang. Besar Vu adalah sebagai berikut
(bila tidak ada beban gempa):
Vu = 1,2 VD + 1,6 VL
Keterangan :
VD = Gaya geser akibat beban mati
VL = Gaya geser akibat beban hidup
Dengan diagram gaya geser tersebut dibagi beberapa segmen/bagian sehingga
tulangan geser yang dipakai dapat lebih efektif.
Dari tumpuan ke jarak d dari diagram geser di atas dapat diabaikan karena sejauh d dari
tumpuan gaya geser yang terjadi tidak efektif mengakibatkan kerusakan pada struktur
(khususnya balok).
2. Menghitung kekuatan beton menahan geser Vc
Harga Vc berdasar jenis struktur, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk kombinasi gaya geser dan lentur (contoh: balok)

Keterangan :
Vc = kemampuan beton menahan geser (N)
f’c = kuat tekan beton (MPa)
ρw = rasio tulangan pada web = As/bwd
Vu = beban geser terfaktor (N)
Mu = beban momen terfaktor (Nmm)
bw = lebar balok (mm)
d = tinggi balok efektif (mm)
Mengingat harga-harga Vu, Mu dan ρw bervariasi sepanjang bentang sehingga akan
menyulitkan untuk menghitungnya, maka persamaan di atas disederhanakan dengan
persamaan sebagai berikut :

b. Untuk kombinasi geser dan aksial tekan/normal (contoh : kolom)

dengan :
Atau dengan persamaan :

dengan :
Nu = beban aksial terfaktor (N)
Ag = luas bruto penampang (mm²)
kedua persamaan di atas tidak perlu lebih besar dari

jadi dipilih yang terkecil di antara persamaan di atas


c. Untuk kombinasi geser dan aksial tarik (contoh :angkm tarik)

Dalam angkcanaan/desain ultimit maka kekuatan beton dalam menahan gaya geser ini harus
dikalikan dengan faktor reduksi angkar 0,75.
3. Memeriksa syarat penampang struktur dengan ketentuan sebagai berikut :
 Bila Vu<0,5 Φ Vc → tidak memerlukan sengkang
 Bila 0angkahVu< Φ Vc → gunakan tulangan minimum
 Bila (Vu – Φ Vc)<0,67bwd → hitung Vs
 Bila (Vu – Φ Vc)>0,67bwd → ukuran penampang diperbesar
4. Menghitung sisa gaya geser dari gaya geser kapasitas beton yang harus ditahan oleh
tulangan geser Vs.
Vu ≤ Φ Vn
Vn = Vc+Vs
Vu ≤ Φ Vc+ΦVs
maka Vs = (Vu / Φ) – Vc
5. Menghitung tulangan geser yang diperlukan
Tentukan luas tulangan geser Av dengan luas tulangan yang biasa dipakai di lapangan mis:
Φ 6, Φ 8, D10 atau D16.
Keterangan :
Φ = untuk tulangan polos
D = untuk tulangan deformed
Menghitung jarak/spasi tulangan geser s

Keterangan :
fy = tegangan leleh baja tulangan geser (MPa)
6. Bila pada langkah ke 3 meangkahkan 0,5 Φ  Vc<Vu< ΦVc maka dapat digunakan
tulangan minimum dengan persamaan sebagai berikut :

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan dengan gaya
lentur/momen, torsi atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
keruntuhan akibat gaya geser bersifat brittle/getas atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga
keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini karena kekuatan menahan geser lebih banyak
dari kuat angk dan tekan beton dibandingkan oleh tulangan gesernya. Pada struktur beton
yang menahan momen maka keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat daktail atau
tidak, tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai. Besar gaya geser pada balok atau
kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya tulangan geser pun
bervariasi sepanjang bentang.
DAFTAR PUSTAKA

Asroni, A., 1997, Struktur Beton I (Balok dan Plat Beton Bertulang), Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Univursitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Asroni, A., 2003, Struktur Beton Lanjut, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Univursitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Basuki, Nurul H., 2008. Rekayasa Tulangan Sengkang Vertikal Pada Balok Beton
Bertulang, Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta,Surakarta.

Dipohusodo, I., 1994, Struktur Beton Bertulang Berdasar SNI T-15-1991-03 DPU RI, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kusuma, G., 1997. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai