Anda di halaman 1dari 12

A.

Rancangan campuran aspal panas (Hot Mix)


Rancangan Campuran Aspal Panas (Hot Mix) adalah nama lain dari aspal beton (Asphalt
Concret) yaitu suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang
menrupakan komponen tersebar dalam campuran air dan bahan pengikatnya adalah aspal
dimana campuran pencampurannya melalui proses pemanasan.
Untuk mendapatkan campuran aspal beton yang baik perlu dilakukan perencanaan campuran
dimana data-data yang diperlukan untuk membuat aspal beton adalah sebagai berikut :
a) Jenis Agregat
b) Gradasi Agregat
c) Mutu Agregat
d) Jenis aspal keras
e) Rencana tebal lapisan
f) Jenis bahan pengisi

Gradasi dan Penggabungan Agregat


a) Gradasi
Agregat sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran harus diketahui
mutu dan gradasinya terlebih dahulu, dimana mutunya harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan standar spesifikasi yang disyaratkan.
Gradasi agregat adalah susunan besar butir dan terhalus sampai terkasar yang
didapat dari analisa saringan, susunan gradasinya harus sesuai dengan standar dan
rancangan campuran yang direncanakan.
Untuk campuran aspal panas dikenal 2 macam gradasi sebagai berikut :
 Aspal panas dengan empat fraksi
 Aspal panas dengan multi fraksi
Gradasi aspal panas dengan pembagian 4 fraksi sebagai berikut :
 Agregat kasar
 Agregat sedang
 Agregat halus
 Filler

b) Penggabungan Agregat
Ada beberapa cara atau metode untuk mencapai resep komposisi campuran
dengan penggabungan material yaitu Agregat kasar, Agregat halus, Filler.
Yang dimaksud dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat
kasar, aggregat halus serta filler menjadi suatu campuran yang homogen dan
mempunyai susunan butir yang kita harapkan atau sesuai standar spesifikasi yang
disyaratkan.
Ada beberapa cara atau metode penggabungan aggregat antara lain metode
diagonal, metode bujur sangkar, grafis, cara trial and error dan cara analitis.
1) Cara Trial dan Error
Prinsip kerjanya
 Memahami batas gradasi yang disyaratkan
 Memasukkan data spesifikasi gradasi pada kolom spesifikasi unit
 Memasukkan prosentase lolos saringan, masing-masing jenis batuan kedalam
persentase passing
 Memasukkan spesifikasi ideal pada kolom target value, yaitu nilai salah satu
dari spesifikasi ideal yang disyaratkan.
 Mengambil dari salah satu spesifikasi ideal dengan jenis yang ada, dalam hal
ini aggregat kasar, sedang dan halus kemudian dicampur ketiganya dengan
jumlah 100 % dan nilai gabungannya mendekati nilai spesifikasi ideal yang
kita ambil tadi.
 Jika sudah mendekati salah satu nilai spesifikasi ideal dari ketiga aggregat
tadi, yang lain dihitung atau combined dengan prosentase yang sama.
Sehingga dapat dipergunakan sebagai gradasi untuk campuran aspal panas
sebagai perkerasan jalan.

2) Cara Diagonal
Prinsip Kerjanya
 Mengetahui gradasi yang diminta
 Buat gambar persegi panjang, ukuran (10 x 20) cm pada kertas mili meter block.
 Buat garis diagonal dari sisi kiri bawah kesisi kanan atas
 Untuk sisi vertikal (10 cm) adalah merupakan x lolos saringan. Dengan melihat
ideal  spesifikasi, letakkan tiap-tiap nilai ideal spec pada garis tiap-tiap yang
diwujudkan berupa titik.
 Dari titik-titik pada diagonal tersebut ditaris garis vertikal untuk tempat
menuliskan nomor-nomor saringan.
 Menggunakan grafik % lolos saringan masing-masing fraksi batuan 2 dapat dilihat
dengan jarak antara fraksi 2 terhadap garis tepi bawah dan atas jarak antara grafik
1 terhadap garis tepi atas yang mana merupakan garis lurus.
 Pada kedua jarak itu, tariklah garis vertikal yang memotong garis diagonal pada
suatu titik.
 Dari titik potong tersebut, tarik garis mendatar ke kanan sampai memotong garis
tepi empat persegi panjang pada bagian sebelah kanan sehingga diperoleh titik
yang merupakan titik % aggregat 2 yang diperlukan.
 Buatlah garis potong dengan jarak sama antara jarak terhadap aggregat 3 (harus
sama dengan jumlah jarak terhadap aggregat 1 dan 2).
 Dari titik potong ini ditarik garis mendatar kesamping kanan, sehingga diperoleh
titik dimana didapatkan persen aggregat 1, 2 dan 3 dengan demikian kita telah
memperoleh aggregat dalam bentuk % (1, 2 dan 3).
 Dari persentase ini, fraksi-fraksi yang diperoleh dapat dihitung (sehingga
memenuhi syarat) atau dengan spesifikasi yang dipakai.

3) Cara Grafis (Bujur Sangkar)


Prinsip Kerjanya
 Buat kotak dengan ukuran bujur sangkar (10 x 10) cm sebanyak dua buah.
 Untuk sisi kiri merupakan persen aggregat kasar.
 Plot pada garis paling tepi titik-titik dari masing-masing nomor saringan untuk
aggregat sedang.
 Gabungan masing-masing titik/nomor saringan yang sama.
 Pada garis-garis penghubung tersebut ditentukan batas spesifikasi.
 Tentukan batas maksimum dan minimum yang paling dekat terhadap garis
aggregat kasar dan aggregat sedang yang paling dekat.
 Dari batas maksimum dan minimum tersebut ditaris garis vertikal.
 Tarik yang membagi membatasi dua daerah maksimum dan minimum sehingga
dari garis ini, dapat ditentukan persen aggregat kasar dan halus.
 Pada bujur sangkar yang ke dua tarik garis mendatar untuk memindahkan nomor-
nomor saringan.
 Pada garis sisi kanan sebagai aggregat halus, tentukan titik-titik pada garis
tersebut sesuai ukuran saringan.
 Hubungkan kedua titik pada garis aggregat kasar dan aggregat halus serta
aggregat sedang.
 Cari harga maksimum dan minimum yang mempunyai jarak terdekat.
 Tarik garis vertikal dari masing-masing titik maksimum dan minimum tersebut.
 Tarik garis pembagi dua, sehingga dapat ditentukan prosentase aggregat kasar,
aggregat sedang dan aggregat halus.

4) Cara Analitis
Prinsip Kerjanya
 Tentukan gradasi aggregat yang digunakan
 Tentukan campuran split, screen dan filler
 Hitung butiran aggregat yang lewat saringan nomor 200 dengan mangalihkan
prosentase aggregat split dan screen.
 Jumlah butiran yang lewat saringan nomor 200.
 Tentukan ideal spec terhadap butiran yang lewat saringan nomor 200
 Hitung kekurangan butiran yang lewat saringan nomor 200 dengan mengurangkan
ideal spec dengan total butiran lewat saringan nomor 200.
 Tentukan komposisi campuran
 
Persyaratan Aspal Beton
Secara luas, aspal beton dipakai sebagai lapis perkerasan (terutama lapis permukaan),
pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai berat dan di bawah segala macam cuaca. Untuk
itu perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Syarat utama :
a) Kestabilan
 Stabilitas lapis permukaan jalan dipengaruhi oleh :
 Stabilitas memegang peranan penting dalam perencanaan yaitu untuk mencegah
kerusakan yang diakibatkan beban kendaraan, antara lain bergelombang dan
keretakan dan lain-lain.
 Perencanaan yang terlalu menitik beratkan kepada stabilitas dan
mengesampingkan persyaratan lain harus dihindarkan, contohnya banyak yang
menentukan syarat minimum stabilitas lebih tinggi dari yang dibutuhkan.
Kenyataan stabilitas tinggi jarang tercapai dalam proses pelaksanaan.

b) Kelenturan
 Permukaan perkerasan akan melentur bila kendaraan melewati diatasnya dan akan
kembali pada kedudukan semula.
 Bila beban vertikal tidak sesuai dengan batas kelenturan lapisan akan retak.
 Perencanaan yang baik menempatkan lapsian pada pondasi-pondasi yang kuat
amplitude gerakan turun naik lapisan akibat beban kecil sehingga lapisan dapat
melayani volume lalu lintas besar tanpa keretakan lapisan.
 CGRA (Canadian Gord Road Association) menunjukkan lendutan 0,05 inchi,
akibat roda ganda 9000 pound dapat menampung ≥ 1000 lendutan
pengalur/perhari.

c) Keawetan
Personal umur pekerjaan sering tidak tercapai sejauh umur rencana, walaupun
bahan yang digunakan bermutu baik, hal ini terutama disebabkan ketidak tepatan
kadar aspal dalam campuran, karena faktor lain sebagai berikut :
 Campuran direncanakan dengan kadar aspal rendah menekan biaya atau maksud
lain sehingga aggregat lepas-lepas.
 Rongga antara butiran aggregat (VMA) setelah dipadatkan rendah, aspal naik
(Flushing), gelombang sungkur.
 Daya serap (Absorpsi) aggregat terhadap aspal besar dimana aspal sisa (aspal
efektif) untuk melapisi butiran aggregat tidak cukup masa pelayanan bukan
ditentukan oleh kadar aspal total, tetapi oleh kadar aspal efektif (lepas, tidak
awet).

d) Kekesatan (Skid Resies Tence)


Kekesatan tidak terpenuhi bilamana
 Kadar aspal tinggi (licin)
 Rongga antara aggregat kecil, aspal naik, licin bila permukaan basah.
 Aggregat yang digunakan mudah lepas, licin.

e) Mudah di kerjakan (workability)


Campuran aspal keras mudah dikerjakan
Beberapa hal berpengaruh terhadap kemudahan pelaksanaan antara lain :
 Gradasi aggregat
 Bentuk Butiran
 Suhu Campuran
RANCANGAN CAMPURAN BRITISH STANDARD
Rancangan Campuran menggunakan British Standard ini telah lama dikenal di Eropa. Di
Indonesia, cara ini juga dipakai sebagai dasar perencanaan campuran beton di PBI 1971.
Metode ini dikembangkan berdasarkan kandungan semen dan agregat yang sesuai dengan
British Standard. Namun karena British Standard juga mensyaratkan material yang harus
memenuhi spesifikasi, maka metode ini juga dapat digunakan sebagai pijakan untuk
memperoleh beton mutu tinggi. II - 13 Metode ini banyak digunakan sebagai referensi bagi
perancangan campuran beton, karena mudah disesuaikan dengan kondisi material yang ada di
Indonesia. Metode ini pada mulanya diambil dari Road Note No.4 yang dikeluarkan di
Inggris pada tahun 1950 yang sebenarnya adalah pedoman untuk perancangan campuran
perkerasan beton semen pada jalan raya. Pada tahun 1975, Road Note No.4 digantikan oleh
ìDesign of Normal Concrete Mixesî yang dikeluarkan oleh British Department Of
Environment atau lebih dikenal dengan istilah DOE. Pada tahun 1988, ìDesign of Normal
Concrete Mixesî diperbarui lagi demi melihat perkembangan dan kebutuhan akan rancangan
campuran beton. Perhitungan campuran beton menggunakan metode ini juga telah dibuat
perangkat lunaknya oleh tim dari logicsphere.com. Software ini dikenal dengan nama
Firstmix. 2.2.1 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN Perhitungan rancangan campuran
beton metode British Standard menggunakan beberapa tabel dan grafik yang menunjang.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya : 1. Menentukan kuat tekan beton rata-rata Nilai kuat
tekan beton rata-rata dapat ditentukan dengan rumus : bm  bk  64 Sr   1. Dimana : S
Standar Deviasi Nilai kuat tekan beton karakteristik Nilai kuat tekan beton rata - rata r bk 


Metode Bina Marga (metode CQCMU)


Perencanaan campuran dengan menggunakan metode Bina Marga dimulai dari kadar aspal
efektif yang tetap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi. Pencampuran
agregat yang tersedia dilokasi divariasi untuk dapat memenuhi syarat rongga udara, tebal film
aspal dan stabiliasi. Jadi pada metode ini rongga udara dalam campuran merupakan kriteria
pokok bersama dengan kadar aspal efektif yang akhirnya menentukan tebal film aspal yang
terjadi. Karena bertitik tolak dari rongga udara dan film aspal, maka campuran dengan
menggunakan metode ini mempunyai sifat durabilitas yang tinggi dan karenanya sering
disebut sebagai campuran aspal dengan durabilitas yang tinggi. 3 jenis campuran aspal
dengan durabilitas yang tinggi yang dapat dihasilkan dengan mempergunakan metode ini
yaitu HRS kelas A, untuk jalan dengan lalu lintas rendah, HRS kelas B, untuk jalan dengan
lalu lintas tinggi, ATB dan ATBL sebagai lapis pondasi.
Prosedure perencanaan campuran dengan metode CQCMU sebagai berikut :

a) Pemilihan agregat dan penentuan sifat-sifatnya yang harus sesuai dengan spesifikasi
material.
Parameter perencanaan adalah : 
 Gradasi butir dari masing-masing kelompok agregat kasar, agregat sedang,
pasir dan abu batu yang biasanya digambarkan dalam amplop gradasi yang
ditetapkan. Karena perencanaan campuran mempergunakan matrix 3 x 3,
maka agregat kasar dan agregat sedang dikelompokkan pada kelompok
“agregat kasar”, yang proporsi pencampuran harus ditentukan terlebih dahulu. 
 Berat jenis agregat, yang akan dipergunakan dalam perhitungan sifat
campuran
 Nilai absorbsi air dari agregat yang dapat dipergunakan sebagai indikator
penentuan besar absorbsi aspal. 
 Sifat-sifat agregat yang umumnya harus dipenuhi untuk lapis perkerasan
jalan.
b) Penentuan campuran nominal berdasarkan sifat-sifat yang diperoleh pada langkah 1
dan dari kadar aspal efektif yang ditentukan dalam spesifikasi. Rencana campura
nominal ini diperlukan sebagai :
 saringan tingkat pertama, apakah agregat yang tersedia dapat dipergunakan
atau tidak. 
 Resep awal untuk campuran percobaan di laboratorium yang memenuhi
persyaratan gradasi campuran dari kadar aspal seperti yang diberikan pada
spesifikasi. Komponen agregat campuran dinyatakan dalam fraksi rencana
yang terdiri dari:
  CA = Fraksi agregat kasar = persen berat material yang tertahan saringan no. 8
terhadap berat total campuran.
FA = Fraksi agregat halus = persen berat material yang lolos saringan no. 8 dan
tertahan saringan no. 200 terhadap berat total campuran.
FF = Fraksi bahan pengisi = persen berat material yang lolos saringan no. 200
terhadap berat total campuran.Sedangkan proporsi dari bahan mentah dinyatakan
dalam proporsi penakaran (batch proportion).
Setiap penakaran adalah penyumbang untuk masing-masing fraksi. Proporsi
pemakaian A : B : C Fraksi rencana CA : FA : FF CA + FA + FF + b = 100%, dimana
b = kadar aspal total.
Campuran nominal direncanakan sedemikian rupa sehingga merupakan nilai tengan
dari batas yang diberikan pada spesifikasi. 
c) Pemeriksaan sifat campuran di laboratorium tahap pertama. Resep campuran nominal
yang ditentukan hanya berdasarkan gradasi dan absorbsi air harus diperiksa sifat
campurannya untuk selanjutnya dikoreksi sehingga dapat merupakan resep akhir dari
rencana campuran. Pemeriksaan sifat campuran tahap pertama ini dengan mengambil
kadar aspal tetap yaitu kadar aspal efektif + persen absorbsi aspal yang diperkirakan ±
40 % absorbsi air. Untuk dapat menggambarkan sifat campuran sehubungan dengan
variasi campuran agregat pada kondisi kadar aspal tetap, maka dibuatkan variasi
campuran agregat dengan basis campuran nominal. Umumnya dibuatkan untuk 3
proporsi agregat kasar yaitu : 
 Proporsi agregat kasar campuran nominal 
 Proporsi agregat kasar untuk campuran nominal + 10 % 
 Proporsi agregat kasar untuk campuran nominal – 10 %
Masing-masing proporsi agregat kasar dicoba untuk minimum 3 macam campuran
pasir dan abu batu yang dinyatakan dalam perbandingan pasir : abu batu. Dengan
demikian terdapat 9 macam campuran yang diperiksa di laboratorium. Dari hasil
pemeriksaan Marshall kesembilan macam gradasi campuran tersebut digambarkan
hubungan antara sifat campuran dan proporsi agregat kasar. Dengan memperhatikan
sifat campuran yang diperoleh untuk masing-masing contoh pemeriksaan dan
membandingkan dengan sifat campuran yang diinginkan serta kondisi lingkungan
maka dapat dipilih/ditentukan 1 proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan
abu batu terbaik.
Dalam pemilihan ini perlu dipertimbangkan juga : 

 Pasokan abu batu dan pasir yang dapat dihasilkan pada lokasi tsb ikut
menentukan pilihan perbandingan pasir dan abu batu. 
 Kondisi cuaca dilokasi yang mungkin menuntut makro tekstur campuran yang
berbeda. Lokasi yang sering turun hujan menuntut gaya gesek yang lebih baik,
berarti makro tekstur yang lebih kasar. Hal ini dapat dipenuhi dengan memilih
proporsi agregat kasar lebih tinggi. 
 Kelandaian jalan juga dapat merupakan suatu pertimbangan dalam memilih
proporsi agregat kasar terbaik. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tahap
pertama ini diperoleh proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu
batu yang terbaik dan berdasarkan hasil ini pemeriksaan dilanjutkan
kepemeriksaan campuran di laboratorium tahap kedua.
d) Pemeriksaan sifat campuran di laboratorium tahap kedua bertujuan untuk menentukan
kadar aspal optimum dan persentase pwnambahan bahan pengisi jika diperlukan
terhadap proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu batu terbaik yang
merupakan hasil pemeriksaan tahap pertama. Untuk itu perlu direncanakan 6 gradasi
campuran lagi dengan varaisi kadar aspal dan bahan pengisi, sedangkan proporsi
agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu batu konstan sebesar hasil yang
diperoleh pada tahap pertama. Kadar aspal divariasi ± 1 % dan ± 2 % dari kadar aspal
pada campuran nominal. Jika dirasakan perlu menambahkan bahan pengisi maka
dicoba dengan penambahan 2 % sampai 4 % bahan pengisi. Hasil pemeriksaan
Marshall dilaboratorium dari variasi gradasi akibat dibuatnya variasi kadar aspal dan
bahan pengisi terbaik sesuai dengan sifat campuran yang diinginkan pada spesifikasi.
 
e) Korelasi hasil perencanaan campuran di laboratorium dengan mesin pencampur AMP.
Hasil perencanaan campuran di laboratorium harus dapat diterapkan di mesin
pencampur. Ketepatan pengaturan dari bagian-bagian AMP sangat menentukan
kwalitas produksi. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah : 

 Kalibrasi dan pengaturan bin dingin (coldbin)sesuai dengan hasil perencanaan


campuran di laboratorium. 
 Penentuan proporsi penakaran agregat panas pada bin panas (jika ada). 
 Kalibrasi dan pengaturan bin panas sesuai dengan hasil perencanaan.
f) Pemeriksaan percobaan produksi mesin pencampur. Sifat dari campuran yang
diproduksi seringkali berbeda dengan sifat yang diperoleh di laboratorium. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemeriksaan produksi sebelum mesin pencampur
berproduksi penuh. Dengan demikian rencana campuran dapat dikoreksi sehingga
menjadi resep campuran akhir.

Perencanaan Campuran Metode Aspal Institute


Metode Asphalt Institute
Perencanaan campuran dengan metode ini bertitik tolak pada stabilitas yang dihasilkan.
Oleh karena itu yang menjadi dasar adalah gradasi agregat campuran yang harus memenuhi
lengkung Fuller. Lengkung Fuller dapat dilihat pada gambar 7.9. berarti gradasi campuran
yang dipergunakan pada metode ini adalah agregat bergradasi baik/menerus. Batas gradasi
campuran yang di izinkan dan sifat campuran yang diinginkan diberikan pada spesifikasi.

Perencanaan campuran agregat dapat dilakukan dengan menggunakan grafik ataupun analitis.
Rumus dasar pencampuran adalah :
P = Aa + Bb + Cc + Dd
dimana:
P               = persen material lolos saringan X dari kombinasi agregat A, B, C, D.
A,B,C,D   = persen material lolos saringan X untuk agregat A, B, C, D. 
a, b, c, d  = proporsi agregat A, B, C, D dalam campuran a + b + c + d = 1

Kadar aspal optimum ditentukan dengan melakukan pemeriksaan Marshall di laboratorium


dari beberapa contoh dengan membuat variasi kadar aspal, sedangkan gradasi agregat tetap.

Perbedaan metode Bina Marga (CQCMU) dan Asphalt Institut


Metode Bina Marga/CQCMU 
 Kriteria dasar rongga udara 
 Langkah pertama menentukan kadar aspal efektif sesuai spesifikasi dari jenis
perkerasan yang direncanakan.
 kadar aspal lebih tinggi, film aspal lebih tebal, sehingga durabilitas lebih tinggi.
 Baik untuk volume lalu lintas rendah sampai tinggi dengan beban ringan terutama
kendaraan penumpang. 
 Stabilitas berasal dari ikatan antara butir-butir halus dan agregat kasar dengan aspal. 
Metode Asphalt Institut
 Kriteria dasar stabilitas 
 Langkah pertama perencanaan campuran adalah merencanakan proporsi penakaran
sehingga diperoleh gradasi agregat campuran yang memenuhi spesifikasi.
 Kadar aspal rendah, film aspal lebih tipis, retak-retak mudah terjadi. 
 Baik untuk volume lalu lintas tinggi dengan beban berat (banyak kendaraan berat) 
 Stabilitas berasal dari interlocking (saling mengunci) antar agregat.

RANCANGAN CAMPURAN BRITISH STANDARD


Rancangan Campuran menggunakan British Standard ini telah lama dikenal di Eropa. Di
Indonesia, cara ini juga dipakai sebagai dasar perencanaan campuran beton di PBI 1971.
Metode ini dikembangkan berdasarkan kandungan semen dan agregat yang sesuai dengan
British Standard. Namun karena British Standard juga mensyaratkan material yang harus
memenuhi spesifikasi, maka metode ini juga dapat digunakan sebagai pijakan untuk
memperoleh beton mutu tinggi. II - 13 Metode ini banyak digunakan sebagai referensi bagi
perancangan campuran beton, karena mudah disesuaikan dengan kondisi material yang ada di
Indonesia. Metode ini pada mulanya diambil dari Road Note No.4 yang dikeluarkan di
Inggris pada tahun 1950 yang sebenarnya adalah pedoman untuk perancangan campuran
perkerasan beton semen pada jalan raya. Pada tahun 1975, Road Note No.4 digantikan oleh
ìDesign of Normal Concrete Mixesî yang dikeluarkan oleh British Department Of
Environment atau lebih dikenal dengan istilah DOE. Pada tahun 1988, ìDesign of Normal
Concrete Mixesî diperbarui lagi demi melihat perkembangan dan kebutuhan akan rancangan
campuran beton. Perhitungan campuran beton menggunakan metode ini juga telah dibuat
perangkat lunaknya oleh tim dari logicsphere.com. Software ini dikenal dengan nama
Firstmix. 2.2.1 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN Perhitungan rancangan campuran
beton metode British Standard menggunakan beberapa tabel dan grafik yang menunjang.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya : 1. Menentukan kuat tekan beton rata-rata Nilai kuat
tekan beton rata-rata dapat ditentukan dengan rumus : bm  bk  64 Sr   1. Dimana : S
Standar Deviasi Nilai kuat tekan beton karakteristik Nilai kuat tekan beton rata - rata r bk 

Perkerasan jalan merupakan salah satu hal yang penting untuk menunjang pembangunan
prasarana transportasi jalan yang ramah lingkungan, murah, dan tahan lama. Untuk itu,
diperlukan
inovasi metode perkerasan jalan yang mampu menghasilkan kualitas yang memenuhi standar
namun dengan menggunakan material baru dilakukan untuk metode daur ulang
memanfaatkan
limbah dari lapisan perkerasan jalan sebelumnya. Limbah perkerasan jalan ini sering disebut
Reclaimed Asphalt Pavement RAP.
RAP adalah, campuran asphalt biasanya digunakan sebagai bahan urugan atau bahkan
menjadi limbah. Karena desakan krisis minyak dan isu lingkungan untuk mereduksi limbah,
material RAP kemudian mulai dimanfaatkan dengan cara diolah kembali dengan diberi bahan
peremaja untuk dijadikan bahan perkerasan baru asphalt.
Selain itu RAP juga di gunakan sebagai alternatif untuk mengetahui sebagai aggregat di
campuran asphalt
SMA, SMA ialah campuran asphalt dengan gradasi senjang gap graded yang mengandung
sebagian besar agregat kasar, dan membentuk kerangka yang efisien untuk penyebaran
beban.Agregat kasar
Salah satu alternatif bahan aditif yang dapat digunakan sebagai bahan tambah untuk
campuran
beton aspal yaitu serat selulosa. Dedak padi adalah salah satu contoh serat selulosa alami
yang biasa
dikenal dengan nama cellulosa rice fiber, yang saat ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan
baku
industri pakan. Untuk meningkatkan kegunaan dedak padi, maka dicoba digunakan dalam
penelitian ini dengan alasan bahwa dedak padi merupakan salah satu serat fiber alami dan
mudah
ditemukan serta murah.
Bahan tambah aditif bahan yang di gunakan biasanya serat selulosa contohnya road cell 50.
Untuk mendapatkan baha aditif tersebut tidak mudah dan bahan tersebut mahal. Oleh karena
itu
perlu dicari alternatif pengganti serat selulosa tersebut. Penelitian ini akan menggunakan
dedak
padi sebagai bahan aditif karena merupakan serat alami yang mudah di temukan dan murah.
Dedak padi tersebut akan digunakan pada campuran SMA dengan menggunakan bahan RAP
sebagai bahan aggregat kasar dan dedak padi sebagai bahan aditif.
3
Tahir 2011, dengan judul Kinerja Campuran Split Mastic Asphalt SMA Yang Menggunakan
Serat Selulosa Alami Dedak Padi. Hasil penelitiannya adalah Stabilitas campuran yang
menggunakan selulosa dedak padi sebagai bahan tambah pada campuran Split Mastik Aspal
(SMA)
umumnya memenuhi spesifikasi, Kecuali pada kadar aspal 7,5% - 8% dengan kadar dedak
padi 8%
- 9%. Stabilitas tertinggi dicapai pada kadar aspal 5,5 % dan kadar dedak padi 7%. Nilai
Fleksibilitas campuran dinyatakan dengan Marshall Quotient (MQ), menunjukan bahwa
nilainya
cenderung mengalami penurunan. Pada kadar aspal 5,5% menunjukkan nilai MQ yang
tertinggi dan
tidak memenuhi spesifikasi kecuali pada kadar dedak 8% - 9%. Nilai MQ yang memberikan
kinerja
campuran yang baik yaitu pada kadar aspal 6,5% - 7,5% dengan variasi kadar dedak 6% -
8%.
Durabilitas campuran dinyatakan dengan nilai stabilitas sisa.
Semakin banyak variasi kadar dedak padi ke dalam campuran, nilai stabilitas sisa cenderung
meningkat sampai pada batas optimum. Nilai durabilitas yang didapatkan untuk variasi kadar
dedak
padi 5% yaitu sebesar 94,88% lebih kecil dibanding tanpa tambahan dedak padi yaitu sebesar
95,17
%, kemudian setelah ditambahkan kadar dedak padi sebesar 6%, 7% 8% dan 9% diperoleh
nilai
durabilitas yaitu sebesar 98,18%, 99,76%, 97,05%, dan 95,95% cenderung meningkat
dibanding
tanpa tambahan dedak padi. Hal ini mengidikasikan adanya ketahanan campuran terhadap
pengaruh
cuaca dan beban lalulintas atau nilai keawetan yang cukup baik. Dari kelima variasi kadar
dedak
padi yang digunakan, kadar dedak padi 7% menjadi kadar dedak yang optimum/ideal sebagai
bahan tambah dalam campuran Split Mastic Asphalt SMA, dengan Kadar Aspal sebesar 6% -
7%.
Aloysius 2010, meneliti tentang Kinerja Campuran Split Mastic Asphalt SMA Dengan
Beberapa Material Dari Kalimantan. Hasil penelitiannya adalah agregat yang paling baik
untuk
digunakan sebagai campuran aspal, adalah agregat dari kabupaten Banjar, telah dilihat nilai
keausan agregat 23,48%, nilai Tersebut telah di bandingkan dengan agregat dari kabupaten
Bulungan dan Kutai Timur. Dengan kadar aspal optimum 6,315%, campuran ini, memiliki
nilai
stabilitas tertinggi, yaitu sebesar 877,942 kg. Campuran SMA dengan agregat dari daerah
Banjar
ini memiliki nilai resilien modulus 3604,33 Mpa, hal ini berarti bahwa dengan kadar aspal
sebesar 6,315% lebih rendah dari Bulungan 7,155% dan Kutai, 6,789%, campuran SMA
dengan
agregat dari daerah Banjar ini memiliki ketahanan terhadap beban berulang yang cukup baik,
serta
memiliki struktur perkerasan yang baik dalam merespon beban berulang dan terutama
kemungkinan terjadi rutting

Anda mungkin juga menyukai