b) Penggabungan Agregat
Ada beberapa cara atau metode untuk mencapai resep komposisi campuran
dengan penggabungan material yaitu Agregat kasar, Agregat halus, Filler.
Yang dimaksud dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat
kasar, aggregat halus serta filler menjadi suatu campuran yang homogen dan
mempunyai susunan butir yang kita harapkan atau sesuai standar spesifikasi yang
disyaratkan.
Ada beberapa cara atau metode penggabungan aggregat antara lain metode
diagonal, metode bujur sangkar, grafis, cara trial and error dan cara analitis.
1) Cara Trial dan Error
Prinsip kerjanya
Memahami batas gradasi yang disyaratkan
Memasukkan data spesifikasi gradasi pada kolom spesifikasi unit
Memasukkan prosentase lolos saringan, masing-masing jenis batuan kedalam
persentase passing
Memasukkan spesifikasi ideal pada kolom target value, yaitu nilai salah satu
dari spesifikasi ideal yang disyaratkan.
Mengambil dari salah satu spesifikasi ideal dengan jenis yang ada, dalam hal
ini aggregat kasar, sedang dan halus kemudian dicampur ketiganya dengan
jumlah 100 % dan nilai gabungannya mendekati nilai spesifikasi ideal yang
kita ambil tadi.
Jika sudah mendekati salah satu nilai spesifikasi ideal dari ketiga aggregat
tadi, yang lain dihitung atau combined dengan prosentase yang sama.
Sehingga dapat dipergunakan sebagai gradasi untuk campuran aspal panas
sebagai perkerasan jalan.
2) Cara Diagonal
Prinsip Kerjanya
Mengetahui gradasi yang diminta
Buat gambar persegi panjang, ukuran (10 x 20) cm pada kertas mili meter block.
Buat garis diagonal dari sisi kiri bawah kesisi kanan atas
Untuk sisi vertikal (10 cm) adalah merupakan x lolos saringan. Dengan melihat
ideal spesifikasi, letakkan tiap-tiap nilai ideal spec pada garis tiap-tiap yang
diwujudkan berupa titik.
Dari titik-titik pada diagonal tersebut ditaris garis vertikal untuk tempat
menuliskan nomor-nomor saringan.
Menggunakan grafik % lolos saringan masing-masing fraksi batuan 2 dapat dilihat
dengan jarak antara fraksi 2 terhadap garis tepi bawah dan atas jarak antara grafik
1 terhadap garis tepi atas yang mana merupakan garis lurus.
Pada kedua jarak itu, tariklah garis vertikal yang memotong garis diagonal pada
suatu titik.
Dari titik potong tersebut, tarik garis mendatar ke kanan sampai memotong garis
tepi empat persegi panjang pada bagian sebelah kanan sehingga diperoleh titik
yang merupakan titik % aggregat 2 yang diperlukan.
Buatlah garis potong dengan jarak sama antara jarak terhadap aggregat 3 (harus
sama dengan jumlah jarak terhadap aggregat 1 dan 2).
Dari titik potong ini ditarik garis mendatar kesamping kanan, sehingga diperoleh
titik dimana didapatkan persen aggregat 1, 2 dan 3 dengan demikian kita telah
memperoleh aggregat dalam bentuk % (1, 2 dan 3).
Dari persentase ini, fraksi-fraksi yang diperoleh dapat dihitung (sehingga
memenuhi syarat) atau dengan spesifikasi yang dipakai.
4) Cara Analitis
Prinsip Kerjanya
Tentukan gradasi aggregat yang digunakan
Tentukan campuran split, screen dan filler
Hitung butiran aggregat yang lewat saringan nomor 200 dengan mangalihkan
prosentase aggregat split dan screen.
Jumlah butiran yang lewat saringan nomor 200.
Tentukan ideal spec terhadap butiran yang lewat saringan nomor 200
Hitung kekurangan butiran yang lewat saringan nomor 200 dengan mengurangkan
ideal spec dengan total butiran lewat saringan nomor 200.
Tentukan komposisi campuran
Persyaratan Aspal Beton
Secara luas, aspal beton dipakai sebagai lapis perkerasan (terutama lapis permukaan),
pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai berat dan di bawah segala macam cuaca. Untuk
itu perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Syarat utama :
a) Kestabilan
Stabilitas lapis permukaan jalan dipengaruhi oleh :
Stabilitas memegang peranan penting dalam perencanaan yaitu untuk mencegah
kerusakan yang diakibatkan beban kendaraan, antara lain bergelombang dan
keretakan dan lain-lain.
Perencanaan yang terlalu menitik beratkan kepada stabilitas dan
mengesampingkan persyaratan lain harus dihindarkan, contohnya banyak yang
menentukan syarat minimum stabilitas lebih tinggi dari yang dibutuhkan.
Kenyataan stabilitas tinggi jarang tercapai dalam proses pelaksanaan.
b) Kelenturan
Permukaan perkerasan akan melentur bila kendaraan melewati diatasnya dan akan
kembali pada kedudukan semula.
Bila beban vertikal tidak sesuai dengan batas kelenturan lapisan akan retak.
Perencanaan yang baik menempatkan lapsian pada pondasi-pondasi yang kuat
amplitude gerakan turun naik lapisan akibat beban kecil sehingga lapisan dapat
melayani volume lalu lintas besar tanpa keretakan lapisan.
CGRA (Canadian Gord Road Association) menunjukkan lendutan 0,05 inchi,
akibat roda ganda 9000 pound dapat menampung ≥ 1000 lendutan
pengalur/perhari.
c) Keawetan
Personal umur pekerjaan sering tidak tercapai sejauh umur rencana, walaupun
bahan yang digunakan bermutu baik, hal ini terutama disebabkan ketidak tepatan
kadar aspal dalam campuran, karena faktor lain sebagai berikut :
Campuran direncanakan dengan kadar aspal rendah menekan biaya atau maksud
lain sehingga aggregat lepas-lepas.
Rongga antara butiran aggregat (VMA) setelah dipadatkan rendah, aspal naik
(Flushing), gelombang sungkur.
Daya serap (Absorpsi) aggregat terhadap aspal besar dimana aspal sisa (aspal
efektif) untuk melapisi butiran aggregat tidak cukup masa pelayanan bukan
ditentukan oleh kadar aspal total, tetapi oleh kadar aspal efektif (lepas, tidak
awet).
a) Pemilihan agregat dan penentuan sifat-sifatnya yang harus sesuai dengan spesifikasi
material.
Parameter perencanaan adalah :
Gradasi butir dari masing-masing kelompok agregat kasar, agregat sedang,
pasir dan abu batu yang biasanya digambarkan dalam amplop gradasi yang
ditetapkan. Karena perencanaan campuran mempergunakan matrix 3 x 3,
maka agregat kasar dan agregat sedang dikelompokkan pada kelompok
“agregat kasar”, yang proporsi pencampuran harus ditentukan terlebih dahulu.
Berat jenis agregat, yang akan dipergunakan dalam perhitungan sifat
campuran
Nilai absorbsi air dari agregat yang dapat dipergunakan sebagai indikator
penentuan besar absorbsi aspal.
Sifat-sifat agregat yang umumnya harus dipenuhi untuk lapis perkerasan
jalan.
b) Penentuan campuran nominal berdasarkan sifat-sifat yang diperoleh pada langkah 1
dan dari kadar aspal efektif yang ditentukan dalam spesifikasi. Rencana campura
nominal ini diperlukan sebagai :
saringan tingkat pertama, apakah agregat yang tersedia dapat dipergunakan
atau tidak.
Resep awal untuk campuran percobaan di laboratorium yang memenuhi
persyaratan gradasi campuran dari kadar aspal seperti yang diberikan pada
spesifikasi. Komponen agregat campuran dinyatakan dalam fraksi rencana
yang terdiri dari:
CA = Fraksi agregat kasar = persen berat material yang tertahan saringan no. 8
terhadap berat total campuran.
FA = Fraksi agregat halus = persen berat material yang lolos saringan no. 8 dan
tertahan saringan no. 200 terhadap berat total campuran.
FF = Fraksi bahan pengisi = persen berat material yang lolos saringan no. 200
terhadap berat total campuran.Sedangkan proporsi dari bahan mentah dinyatakan
dalam proporsi penakaran (batch proportion).
Setiap penakaran adalah penyumbang untuk masing-masing fraksi. Proporsi
pemakaian A : B : C Fraksi rencana CA : FA : FF CA + FA + FF + b = 100%, dimana
b = kadar aspal total.
Campuran nominal direncanakan sedemikian rupa sehingga merupakan nilai tengan
dari batas yang diberikan pada spesifikasi.
c) Pemeriksaan sifat campuran di laboratorium tahap pertama. Resep campuran nominal
yang ditentukan hanya berdasarkan gradasi dan absorbsi air harus diperiksa sifat
campurannya untuk selanjutnya dikoreksi sehingga dapat merupakan resep akhir dari
rencana campuran. Pemeriksaan sifat campuran tahap pertama ini dengan mengambil
kadar aspal tetap yaitu kadar aspal efektif + persen absorbsi aspal yang diperkirakan ±
40 % absorbsi air. Untuk dapat menggambarkan sifat campuran sehubungan dengan
variasi campuran agregat pada kondisi kadar aspal tetap, maka dibuatkan variasi
campuran agregat dengan basis campuran nominal. Umumnya dibuatkan untuk 3
proporsi agregat kasar yaitu :
Proporsi agregat kasar campuran nominal
Proporsi agregat kasar untuk campuran nominal + 10 %
Proporsi agregat kasar untuk campuran nominal – 10 %
Masing-masing proporsi agregat kasar dicoba untuk minimum 3 macam campuran
pasir dan abu batu yang dinyatakan dalam perbandingan pasir : abu batu. Dengan
demikian terdapat 9 macam campuran yang diperiksa di laboratorium. Dari hasil
pemeriksaan Marshall kesembilan macam gradasi campuran tersebut digambarkan
hubungan antara sifat campuran dan proporsi agregat kasar. Dengan memperhatikan
sifat campuran yang diperoleh untuk masing-masing contoh pemeriksaan dan
membandingkan dengan sifat campuran yang diinginkan serta kondisi lingkungan
maka dapat dipilih/ditentukan 1 proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan
abu batu terbaik.
Dalam pemilihan ini perlu dipertimbangkan juga :
Pasokan abu batu dan pasir yang dapat dihasilkan pada lokasi tsb ikut
menentukan pilihan perbandingan pasir dan abu batu.
Kondisi cuaca dilokasi yang mungkin menuntut makro tekstur campuran yang
berbeda. Lokasi yang sering turun hujan menuntut gaya gesek yang lebih baik,
berarti makro tekstur yang lebih kasar. Hal ini dapat dipenuhi dengan memilih
proporsi agregat kasar lebih tinggi.
Kelandaian jalan juga dapat merupakan suatu pertimbangan dalam memilih
proporsi agregat kasar terbaik. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tahap
pertama ini diperoleh proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu
batu yang terbaik dan berdasarkan hasil ini pemeriksaan dilanjutkan
kepemeriksaan campuran di laboratorium tahap kedua.
d) Pemeriksaan sifat campuran di laboratorium tahap kedua bertujuan untuk menentukan
kadar aspal optimum dan persentase pwnambahan bahan pengisi jika diperlukan
terhadap proporsi agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu batu terbaik yang
merupakan hasil pemeriksaan tahap pertama. Untuk itu perlu direncanakan 6 gradasi
campuran lagi dengan varaisi kadar aspal dan bahan pengisi, sedangkan proporsi
agregat kasar dan perbandingan pasir dan abu batu konstan sebesar hasil yang
diperoleh pada tahap pertama. Kadar aspal divariasi ± 1 % dan ± 2 % dari kadar aspal
pada campuran nominal. Jika dirasakan perlu menambahkan bahan pengisi maka
dicoba dengan penambahan 2 % sampai 4 % bahan pengisi. Hasil pemeriksaan
Marshall dilaboratorium dari variasi gradasi akibat dibuatnya variasi kadar aspal dan
bahan pengisi terbaik sesuai dengan sifat campuran yang diinginkan pada spesifikasi.
e) Korelasi hasil perencanaan campuran di laboratorium dengan mesin pencampur AMP.
Hasil perencanaan campuran di laboratorium harus dapat diterapkan di mesin
pencampur. Ketepatan pengaturan dari bagian-bagian AMP sangat menentukan
kwalitas produksi. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
Perencanaan campuran agregat dapat dilakukan dengan menggunakan grafik ataupun analitis.
Rumus dasar pencampuran adalah :
P = Aa + Bb + Cc + Dd
dimana:
P = persen material lolos saringan X dari kombinasi agregat A, B, C, D.
A,B,C,D = persen material lolos saringan X untuk agregat A, B, C, D.
a, b, c, d = proporsi agregat A, B, C, D dalam campuran a + b + c + d = 1