PENDAHULUAN
Oleh karena itu dalam tugas Desain Elemen Mesin 2 ini membahas topik
tentang “Perancangan ulang rem tromol Honda Beat”.
Dari berbagai masalah yang terjadi pada perancangan ini tujuannya penulis
hanya akan merancang ulang sebuah rem tromol pada motor matik dan parameter-
parameter yang berkaitan dengan rem tromol. Adapun tujuan dari perancangan rem
tromol pada motor matik adalah :
Menentukan kapasiras pengereman
Menentukan Sket dan Gambar teknik komponen rem tromol
Menentukan DBB Motor dan rem tromol
Menentukan DBB Motor keadaan datar dan menanjak
1
1.3 Ruang Lingkup Kajian
Prinsip kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu
rem dan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan, agar gesekan dapat
memperlambat kendaraan dengan baik,sepatu rem di buat dari bahan yang
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.
a) BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini memaparkan latar belakang masalah, tujuan analisa,
ruang lingkup kajian dan sistematika penulisan. Bab ini memberikan gambaran
umum mengenai isi dari laporan ini.
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang menyangkut rem tromol dan
bagian-bagiannya, serta persamaan-persamaan yang akan digunakan pada
perhitungan-perhitungan mengenai kinerja rem.
Bab ini berisikan tahapan-tahapan yang dimulai pada penyusunan laporan serta
besaran yang diperlukan untuk perancangan.
2
d) BAB IV. PEMBAHASAN/ANALISIS
Bab ini memuat kesimpulan dari seluruh hasil atau temuan yang ditulis secara
singkat dan padat berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan serta kesimpulan
hasil analisa yang dilakukan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada umumnya rem tromol berbentuk rem drum (macam ekspansi). Rem drum
mempunyai ciri lapisan yang terlindung, dapat menghasilkan gaya rem yang besar
untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang. Blok rem dari
rem ini disebut sepatu rem, karena bentuknya yang mirip sepatu. Gaya rem
tergantung pada letak engsel sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
4
Gambar 2.1 Macam-macam rem drum/tromol
5
Gambar 2.2 Pelak klos bersepatu dalam yang memuai oleh gerakan sentrifugal.
6
Adalah praktek yang biasa untuk menghilangkan bahan gesek sedikit dari
tumit tersebut. Ini menghindarkan interferensi, dan pengaruh bahan tersebut hanya
kecil saja pada perilaku alat ini. Dalam beberapa perencanaan pena engsel dibuat bisa
digeser-geser untuk memberi tekanan tambahan pada tumitnya. Ini memberi
pengaruh sebagai sepatu yang mengambang. (sepatu yang mengambang tidak akan
diperlakukan di dalam buku ini, walaupun perencanaannya mengikuti prinsip-prinsip
umum yang sama).
Mari kita perhatikan tekanan satuan p yang bekerja pada sebuah elemen dari
bidang gesek bahan yang terletak pada sudut 𝜃 dari pena engsel (Gambar II.4). kita
menyatakan tekanan maksimum dengan pa yang terletak pada sudut 𝜃𝑎 dari pena
engsel. Sekarang kita membuat pengandaian (langkah 1) bahwa tekanan pada semua
titik adalah berbanding lurus dengan jarak vertikalnya dari pena engsel. Jarak vertikal
ini berbanding lurus dengan sin 𝜃, dan (langkah 2) hubungan antara tekanan adalah
𝑝 𝑝𝑎
= sin 𝜃𝑎 (a)
sin 𝜃
sin 𝜃
P = pa sin 𝜃𝑎 (II.1)
Dari persamaan (II.1) kita melihat bahwa p akan menjadi maksimum kalau 𝜃 = 90°,
atau kalau sudut ujung 𝜃2 kurang dari 90°, maka p akan maksimum pada ujung
tersebut.
7
Gambar 2.4 Sepatu gesekan dalam.
dN = pbr d𝜃 (b)
di mana b adalah lebar muka (tegak lurus pada bidang kertas) dari bahan gesek.
Dengan memasukan harga tekanan dari persamaan (II.1), gaya normal adalah :
8
𝑝𝑎 𝑏𝑟 sin 𝜃 𝑑𝜃
dN = (c)
sin 𝜃𝑎
Kita akan mencari gaya gerak F , dengan menggunakan kondisi bahwa jumlah
momen terhadap pena-engsel adalah nol. Gaya gesek mempunyai lengan ke pena
sebesar r – a cos 𝜃. Momen Mf dari gaya gesekan ini adalah
𝐹𝑃𝑎 𝑏𝑟 𝜃2
Mf = ∫ 𝑓𝑑𝑁(𝑟 − 𝑎 cos 𝜃) ∫𝜃1 sin 𝜃(𝑟 − 𝑎 cos 𝜃)𝑑𝜃 (II.2)
sin 𝜃𝑎
yang didapat dengan memasukan harga dN dari persamaan (c). Adalah memudah kan
mengintegrasi persamaan (II.2) untuk setiap persoalan, dan karenanya kita akan
membiarkan persamaan tersebut dalam bentuk seperti itu. Lengan momen dari gaya
normal dN terhadap pena adalah a sin 𝜃. Denagn mengatakan momen dari gaya-gaya
normal sebagai MN dan menjumlahkan momen-momen terhadap pena tersebut,
memberi
𝑃𝑎 𝑏𝑟𝑎 𝜃2
MN =∫ 𝑑𝑁(𝑎 sin 𝜃) = sin 𝜃𝑎
∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃 (II.3)
𝑀𝑁−𝑀𝑓
F= (II.4)
𝑐
Kita melihat disini bahwa ada suatu kondisi di mana gaya gerak yang sama dengan
nol. Dengan lain perkataan, kalau kita buat MN = MF , penguncian sendiri akan
didapat, dan tak ada gaya gerak yang diperlukan. Ini melengkapi kita dengan suatu
metode untuk mendapatkan ukuran bagi beberapa alat yang bekerja atas tenaga
sendiri. Jadi, dengan menggunakan f’ sebagai pengganti f dalam persamaan (II.2) kita
bisa mencari a dari hubungan
9
MN = MF (II.5)
Daya putar T , yang diberikan pada drum oleh sepatu rem, adalah jumlah dari
gaya-gaya gesekan f dN kali jari-jari drum tersebut.
𝑓𝑝𝑎𝑏𝑟 2 𝜃2
T=∫ 𝑓𝑑 𝑁𝑟 = ∫𝜃1 sin 𝜃 𝑑𝜃
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑎
𝑅𝑥 = ∫ 𝑑𝑁 cos 𝜃 − ∫ 𝑓 𝑑𝑁 sin 𝜃 − 𝐹𝑥
𝑝𝑎 𝑏𝑟 𝜃2 𝜃2
= sin 𝜃𝑎 (∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃 − 𝑓 ∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃) − 𝐹𝑥 (d)
𝑅𝑦 = ∫ 𝑑𝑁 sin 𝜃 + ∫ 𝑓 𝑑𝑁 cos 𝜃 − 𝐹𝑦
𝑝𝑎 𝑏𝑟 𝜃2 𝜃2
=sin 𝜃𝑎 (∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃 + 𝑓 ∫𝜃2 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃) − 𝐹𝑦 (e)
Arah dari gaya gesekan akan terbalik kalau putarannya dibalik. Jadi untuk putaran
yang berlawanan dengan jarum jam, gaya gerak adalah :
𝑀𝑁 + 𝑀𝑓
𝐹= (II.7)
𝑐
Dan karena dua momen mempunyai kesamaan sifat, maka efek penguncian sendiri
tersebut menjadi hilang. Juga, untuk putaran berlawanan dengan jarum jam tanda-
tanda yang bekaitan dengan bagian gesekan pada persamaan reaksi pena akan
berubah, dan persamaan (d) dan (e) menjadi
10
𝑝𝑎 𝑏𝑟 𝜃2 𝜃2
Rx = sin 𝜃𝑎 (∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛 𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃 + 𝑓 ∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃) − 𝐹𝑥 (f)
𝑝𝑎 𝑏𝑟 𝜃2 𝜃2
Ry = sin 𝜃𝑎 (∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃 − 𝑓 ∫𝜃1 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃) − 𝐹𝑦 (g)
Persamaan (d), (e), (f), dan (g) bisa disederhanakan untuk memudahkan
penghitungan. Jadi, katakanlah
𝜃2 1
A = ∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛 𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃 = (2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃)𝜃2
𝜃1
𝜃2 𝜃 1
B = ∫𝜃1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃 = ( 2 − 4 𝑠𝑖𝑛 2𝜃)𝜃2
𝜃1
Kemudian, untuk putaran yang searah dengan jarum jam pada gambar (II.4), reaksi
pena engsel adalah
𝑝𝑎 𝑏𝑟
R𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑎(B+fB)-Fx
𝑝𝑎 𝑏𝑟
R𝑦 = sin 𝜃𝑎 (𝐵 − 𝑓𝐴) − 𝐹𝑦 (16-10)
1. Tekanan pada semua titik pada sepatu dianggap berbanding lurus dengan jaraknya ke
pena engsel, menjadi nol pada tumit. Ini perlu dipertimbangkan dari sudut pandangan
bahwa tekanan yang ditentukan oleh pabrik pembuat adalah harga rata-rata, bukan
harga maksimum.
2. Pengaruh gaya sentrifugal telah diabaikan. Dalam kasus rem, sepatunya tidak
berputar dan tak ada gaya sentrifugal. Dalam perencanaan klos, pengaruh dari gaya
ini harus dipertimbangkan dalam menuliskan persamaan keseimbangan statis.
11
3. Sepatu dianggap kaku. Karena ini tidak bisa betul, beberapa lendutan akan terjadi,
terganntung dari beban, tekanan, dan kekakuan dari sepatu. Distribusi tekanan yang
dihasilkan bisa berbeda dari apa yang telah diandaikan semula.
4. Analisa seluruhnya telah didasarkan pada suatu koefisien gesekan yang tidak berubah
terhadap tekanan. Sebetulnya, koefisien tersebut bisa berubah-berubah terhadap
beberapa hal, seperti suhu, keausan dan lingkungan.
2.4 Performance
5. Perlawanan transmisi
Disebabkan oleh :
12
2.4.2 PERLAWANAN AERODINAMIS
Disebabkan oleh :
Ca AV 2
Jikalau kecepatan dalam satuan km/jam :
Ra
207, ,36
Daya aerodinamis :
3
C .A V
N a a dengan 1 PS = 75 kg m/det
56 10
Ca W X Y Z
13
Untuk kendaraan stream-line
WG
Rg (kg)
100
Beberapa harga G :
14
- Mountain : Uphill = 7 % Jalan 2 jalur
Downhill = 8 %
- Rata-rata untuk pegunungan G < 12 % ( 7o )
Yang tertinggi G = 32 % ( 18o )
- Untuk off the road vehicle dan kendaraan militer direncanakan untuk G = 60
% ( 31o )
KE 0.5.mred V 2
A
Rolling 100 % I
dimana : mred m G2
Tak ada slip
R
Cara II :
G = centre of gravity
Prinsip d’Alembert : MA = 0
P.R – m.a.R – IB = 0
IBa I
P m.a a m B2
IB R 2
R
P a
ma
B=G a I
a m G2
R
15
P
a
mred
IG
mred m
R2
IG
Jadi : mred m m Dimana = mass factor
R2
Untuk perbandingan transmisi i12 =Z1/Z2
I 1 I 2 i12
2
me I I 2
1 1 W 2
m m.a m.R 2
dimana :
16
I = momen inersia polar setiap benda yang berputar dengan rasio kecepatan
terhadap sumbu roda.
a var agge 1 0.04 0.0025. 2 digunakan untuk preliminary
calculation
penimbangan roda depan dan roda belakang secara bergantian seperti pada
gambar.
Wr
Jarak titik berat terhadap sumbu roda depan : lf l
W
Wf
Jarak titik berat terhadap sumbu roda belakang : lr l
W
17
Jarak titik berat terhadap roda 1 (roda kiri) : l1
W2
l1 l 2
W
Keadaan statis :
M A
0 Wr' l 'f lr' W .l 'f 0 atau Wr' .l. cos W .l 'f 0
….(1)
dimana :
jadi
W .a Wr' .l
H r cot an
W
2.4.6 GAYA BAN DINAMIS
18
Menurut d’Alambert keadaan kesetimbangan dinamis :
M A 0
M B 0
F 0 P – Rrr – Rrf – Rg – Ri - Ra – D = 0
P – Rrr – Rrf = Rg + Ra + Ri + D
P – f . W . cos = Rg + Ra + Ri + D ….(2)
19
l r .W . cos H P f .W . cos
Wdf
l l
l f .W . cos H P f .W . cos
Wdr
l l
Wdf W f . cos Wd
Wdr Wr . cos Wd
dimana :
l W lfW
- W f r dan Wr adalah berat pada keadaan statis.
l l
H P f .W . cos
- Wd pengaruh perubahan berat dalam keadaan dinamis
l
Pmax ditentukan oleh keadaan roda dan jalan yang merupakan limit dari
performance.
Type-type front wheel drive (FWD), rear wheel drive (RWD) dan four
wheel drive (4WD) mempengaruhi kapasitas, kecepatan, percepatan, tanjakan,
tarikan dan gandengan.
Persamaan gerak :
P – Ri – Rr – Ra –Rg – D = 0
Md
Pss
R
20
Dilihat dari limit dari pada P (thrust)
s < o (10 % 20 %)
lr .W . cos H
Wdf Wdf o f W . cos ingat : Ha = H
l l
W . cos lr f .H
Wdf ; cos max = 1
l o H
Pf max o .W
lr f .H
l o H
W4 f
W
l r cos H o f cos
l
21
W4 r
W
l
l f cos H o f cos
Secara ideal dapat dicapai Pmax = o . W tetapi ini hanya dapat dicapai bila P
didistribusikan pada ban seperti beban dinamis.
P4 f W4 f l r cos H o f . cos
P4 r W4 r l f cos H o f . cos
1. LIMIT KECEPATAN
- Jalan datar
- Kecepatan konstan (a = 0)
- f konstan (dianggap)
P max oWd Rr Ra f .W Ca . A.VR2
2
2 o .Wd f .W
Vmax
Ca .A
2. LIMIT TANJAKAN
Pmax = Rr + Rg
22
W . cos lr f .H
Pf oWdf o (lihat II.9)
l o H
Rr f .W . cos
R g .W . sin
W . cos lr f .H
o f .W . cos W . sin
l o H
o l r f .l
tg
l o H
W . cos l f f .H
Pr oWdr o
l o H
l f o f .l 2 o . f .H
tg
l o .H
Four Wheel Drive
tg o f
Secara umum dengan pemisalan :
Maka :
23
Pmax =Rr + Rg
o .Wd f .W
tg max
W
3. Limit percepatan
P – Rr – Ri = 0
Pmax = o .Wd
a max W
oWd f .W
g
a max
g
f
= factor distribusi berat
24
- Perabaran menyebabkan perpindahan berat ke roda muka.
- Pengetahuan mengenai berat dinamis pada setiap ban perlu untuk
menentukan gaya abar yang maksimum.
Gaya-gaya luar pada mobil kaku
Wbf .
1
l r .W . cos H .W . sin m.a.H Ra .H a …. (1)
l
Wbr .
1
l f .W . cos H .W .sin m.a.H Ra .H a …. (2)
l
Bila, H = Ha dan persamaan (3) disubstitusikan pada persamaan (1) dan (2)
l r .W . cos H B f .W . cos
didapat : Wbf
l l
l f .W . cos H B f .W . cos
Wbr
l l
Wbr Wr Wb
- H B f .W . cos
Wb
l
25
Limit Perabaran
B f max .Wbf
l r .W . cos H
Wbf .Wbf f .W . cos
l l
W . cos l r f .H
Wbf
l H
Jadi batas gaya pengereman roda depan yaitu :
W l r f .H
B f max
l .H dimana cos 1
Br max .Wbr
l f .W . cos
Wbr
H
.Wbr f .W . cos
l l
W . cos l f f .H
Wbr
l H
Jadi batas gaya pengereman roda belakang yaitu :
W l f f .H
Br max
l .H dimana cos 1
26
- Four Wheel Brakes :
cos l r H f
W
W4 f
l
W4 r
W
l
cos l f H f max. cos 1
B4 f W4 f l r H f
B4 r W4 r l f H f
Limit deselerasi :
W R
a , max g b f . cos sin a
W W
- Front Wheel Brakes :
l f .H . cos R
a , max g r f . cos sin a
1 .H W
- Rear Wheel Brakes :
l f f .H . cos R
a , max g f . cos sin a
1 .H W
27
- Four Wheel Brakes :
R
a , max g f . cos sin a
W
Deselerasi hanya bukan f (W) bila tahanan aerodinamis (Ra) dapat diabaikan
(jadi pada kecepatan (v) rendah
Angka-angka praktek :
28
BAB III
TAHAPAN ANALISIS
Perumusan
masalah
Pengumpulan
data
Sket
komponen
DBB
komponen
Perhitungan
` Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan
Dokumen
Selesai
29
3.2 Cara Kerja Rem Tromol
Ketika handle rem ditekan kemudian kabel rem belakang menarik tuas rem dan
menggerakan kedua kanvas rem sehingga bergesekan dengan drum sehingga
menghentikan putaran ban, seperti terlihat pada gambar berikut:
brake shoes (1), lining brake (2), brake cam shaft (3), pivot side (4), brake lever(5),
CVT(6), stang(7), rear brake cable (8), brake handle(9)
30
3.3 Komponen Utama Pada Rem Tromol
(1) Brake Pedal (Pedal Rem), (2) Operating Rod (Batang Penghubung), (3) Brake
Lever (Tuas Rem), (4) Brake Shoe (sepatu rem), dan (5) Drum (Tromol).
31
BAB IV
Berat kosong : 93 kg
Diameter x langkah : 50 x 55 mm
32
Kapasitas minyak pelumas mesin : 0,8 liter pada penggantian periodik
Aki : MF battery, 12 V 3 Ah
33
4.2 Metoda Perhitungan
+ ∑Fx = 0
+ ∑Fy = 0
Wr + Wf – W = 0
Wr = W – Wf = (912.33-333.92) N = 578.4 N
∑MB = 0
Wf . L – W . Lr = 0
34
Gambar IV.2 DBB Kendaraan Jalan Datar Ditambah Pengendara
Wf = 333,54 N
Wr = 578.4 N
W = 912.33 N
Lr = 0,952 m
Lf = 0,328 m
a = 0,3 m
b = 0,5m
+ ∑Fx = 0
+ ∑Fy = 0
Wr + Wf – W – W01 – W02 – Wt = 0
35
∑MB = 0
(Wf.L)−(W.Lr)−(W01.b)−( W02.a)
Lrt =
Wt
Lrt = 0,59 m
W = 912,33 N
hr = 0,34 m
L = 1,23 m
hr
θ = sin-1 = 16o
𝐿
+ ∑Fx = 0
36
+ ∑Fy = 0
∑MB = 0
H = 2,01 m
Menentuka Daya
P = Wt . v
ρ
Ra = Ca A vR2
2
s2
0,125(kg. 3 )
m
Ra = 0,24 . (748 m2) . (2,17 m/s)2
2
Ra = 52,87 N
Dimana :
37
vR : Kecpatan relative udara
4.3 PEMBAHASAN
38
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Wr = W – Wf = (912.33-333.92) N = 578.4 N
Wf = 333,54 N
Wr = 578.4 N
W = 912.33 N
Lr = 0,952 m
Lf = 0,328 m
39
((333,54.1,23)−(912.33 .0.952)−(490,5 .0,5 )−( 441.45.0,3))Nm
Lrt =
1844.28 N
Lrt = 0,59 m
W = 912,33 N
hr = 0,34 m
L = 1,23 m
hr
θ = sin-1 = 16o
𝐿
H = 2,01 m
s2
0,125(kg. 3 )
m
Ra = 0,24 . (748 m2) . (2,17 m/s)2
2
Ra = 52,87 N
40
5.2 Saran
41