Anda di halaman 1dari 48

Modul 3

MS – 1226 Material Teknik

LOGAM NON FERRO

Mechanical Engineering Department


Faculty of Engineering
University of Jenderal Achmad Yani

MS 1226 - Material Teknik 1


Logam Non Ferro

ALUMINIUM

MS 1226 - Material Teknik 2


Aluminum Murni
Keuntungan (advantages) Kerugian (disadvantages)
Aluminum merupakan unsur logam Karena aluminum membentuk
ketiga yang berlimpah dibumi senyawa yang stabil, membutuhkan
energi yang besar untuk
memisahkannya dari bijih
Aluminum mempunyai massa jenis Aluminum mempunyai kekakuan dan
yang rendah sehingga ringan kekuatan yang rendah (EAl=70 GPa
(rAl = 2.7 gcm-3 rFe = 7.9 gcm-3) EFe=211 GPa, TSAl~80 MPa TSFe~300
MPa)
Aluminum mempunyai kristal fcc Transformasi fasa pada aluminum
sehingga mudah dalam proses relatif rendah (tidak seperti Fe)
manufaktur
Aluminum mempunyai Tmelt rendah rendahnya Tmelt menyebabkan
(660oC) sehingga mudah dicor aluminum tidak cocok untuk operasi
temperatur tinggi
Aluminum mempunyai ketahanan korosi, konduktivitas listrik dan panas
yang baik
MS 1226 - Material Teknik 3
Bauksit (Al2O3H2O)
Proses pembuatan
Aluminum Proses Bayer

Alumina (Al2O3)

Proses Hall-Heroult
dengan elektrolisa panas
elektrolit: crolite (Na3AlFe6)

Aluminum (99,8%)

Peleburan & pemaduan

(next slide)
MS 1226 - Material Teknik 4
(continued)

Paduan tempa Paduan cor

Rol panas Ekstrusi Tempa Pengecoran

Pelat Profil Komponen


tempa

MS 1226 - Material Teknik 5


Aluminium
 Wrought Aluminium Alloy Groups

MS 1226 - Material Teknik 6


Aluminium
 Cast Aluminium Alloy Groups

MS 1226 - Material Teknik 7


Mekanisme Penguatan (Strengthening Mechanism)
Aluminum murni bersifat ulet dan lunak. Dapat dikuatkan dengan:
1 Pemaduan-penambahan unsur-unsur lain (alloying)
• Unsur-unsur yang dipadukan ke dalam aluminum larut padat
substitusi. Ini akan menaikkan penguatan larutan padat (solid
solution strengthening) sehingga kekuatannya meningkat.
• Unsur-unsur yang terlarut dalam aluminum dengan proses
perlakuan panas (penuaan/aging) akan membentuk
endapan/presipitat yang akan menaikkan kekuatannya.
2 Pengerjaan dingin (cold working)
• Dengan proses deformasi seperti pengerolan akan menaikkan
kerapatan dislokasi (pengerasan regangan/strain hardening)
sehingga kekuatannya meningkat.
Dengan proses pemaduan dan pengerjaan, akan diperoleh paduan
aluminum dengan kekuatan tarik > 600MPa.

MS 1226 - Material Teknik 8


Jenis-jenis paduan (Alloy Types)

Pemaduan dapat dibagi dalam dua jenis:


– Paduan cor (casting alloys)
– Paduan tempa (wrought alloys)
Paduan ini kemudian dapat dibagi lagi dalam dua
jenis:
– Dapat dilaku panas (Heat treatable: Aging)
– Tidak dapat dilaku panas (Non heat treatable)

MS 1226 - Material Teknik 9


Klasifikasi Paduan (Alloy Classification)
Class IADS Main Alloying Additions
Heat 2xxx Cu, (Mg)
treatable 6xxx Mg, Si
Wrought

7xxx Zn, Mg, (Cu)

1xxx “Pure” Al
Non heat
treatable 3xxx Mn, (Mg)
5xxx Mg
2xx.x Cu
Heat treatable 3xx.x Si, Cu/Mg
7xx.x Zn, (Mg)
Cast

Non heat 1xx.x “Pure” Al


treatable 4xx.x Si
5xx.x Mg
MS 1226 - Material Teknik 10
Paduan Tempa (Wrought Alloys)
Tidak dapat dilaku panas (Non heat treatable)
– Peningkatan kekuatan diperoleh dengan cara penguatan
larutan padat (solid solution strengthening) dan atau
pengerasan regangan (strain hardening) dengan pengerjaan
dingin.
– Untuk penguatan larutan padat (solid solution strengthening),
dibutuhkan unsur-unsur yang mempunyai kelarutan pada
temperatur kamar cukup besar dan regangan akibat
ketidaksesuaian (misfit strain) yang besar.
Dapat dilaku panas (Heat treatable (highest strength))
– Penguatan diperoleh karena adanya partikel-partikel presipitat
– Memerlukan unsur-unsur paduan yang dapat larut pada
temperatur tinggi dan membentuk presipitat pada temperatur
rendah, seperti Zn dan Cu.
MS 1226 - Material Teknik 11
Paduan Tempa tidak dapat dilaku panas
(Non-Heat Treatable Wrought Alloys)
1xxx: Aluminum murni komersial (commercial pure aluminum)
– Merupakan saingan dari tembaga untuk transmisi elektrik,
konduktivitas listrik.
Konduktivitas akan turun seiring dengan meningkatnya unsur-
unsur paduan atau pengotor.
– Foil (lembaran tipis)
Oksida akan melindungi aluminum dari korosi.
Mempunyai mampu bentuk yang baik.
Lapisan oksida yang terbentuk dipermukaan aluminum merupakan
bagian yang penting dalam ketahanan korosi.
– Tebal lapisan oksida berkembang hingga 2-5nm secara cepat,
setelah itu tumbuh secara lambat.
– Perlindungan dapat ditingkatkan dengan mempertebal lapisan
oksida melalui proses Anodisasi (anodising).
Aluminum dipasang pada anoda dalam larutan 15% H2SO4
Ketebalan lapisan oksida meningkat hingga ~ 5mm.
Pewarnaan dapat dilakukan untuk memperoleh lapisan yang
berwarna.
MS 1226 - Material Teknik 12
Paduan Tempa
(Wrought Alloys) - 2xxx Series
Paduannya adalah Al-Cu dan Al-Cu-Mg
– Al-Cu merupakan paduan model, tidak banyak dipakai.
– Al-Cu-Mg “Duralumin” (Al-3.5Cu-0.5Mg-0.5Mn) banyak
digunakan setelah di aging (ditemukan secara tidak
sengaja pada tahun 1906 oleh Alfred Wilm).
Banyak digunakan untuk konstruksi pesawat terbang.
– Paduan 2618 Al-2.2Cu-1.5Mg-1Ni-1Fe dikembangkan
untuk bagian luar Concorde agar tahan pada temperatur
tinggi (130oC pada Mach 2).
Umumnya di cladding dengan aluminum murni atau Al-Zn
untuk melindunginya dari korosi.
MS 1226 - Material Teknik 13
6xxx Series
Paduan Al-Mg-Si.
Paduan dengan kekuatan sedang, dapat dilas, tahan korosi dan
tidak terjadi keretakan akibat korosi tegangan (stress corrosion
cracking).
Senyawa Mg2Si merupakan presipitat yang terbentuk.

7xxx Series
Paduan Al-Zn-Mg (Cu)
Paduan dengan kemampuan paling tinggi untuk di aging
(kekuatan tarik>600 MPa)
Paduan 7xxx dengan kandungan tembaga rendah
– Mempunyai kekuatan sedang, dapat dilas, mempunyai
sensitivitas yang rendah jika dicelup cepat.
Paduan 7xxx yang mengandung tembaga
– Berkekuatan tinggi
– Banyak digunakan untuk aplikasi pesawat terbang
MS 1226 - Material Teknik 14
Paduan Cor (Cast Aluminum Alloys)
Aluminum sangat populer dalam pengecoran (aplikasi
komponen otomotif).
– Ringan
– Temperatur cair yang rendah
– Mampu alir yang baik
Masalah utama: penyusutan yang besar pada saat pembekuan
– Diatasi dengan disain cetakan yang baik.

Jenis-jenis paduan cor (Types of Cast Alloy)


Paduan yang banyak dipakai adalah Al-Si (3xx.x, 4xx.x), Al-
Cu (2xx.x) dan Al-Mg (5xx.x)
Kelarutan yang besar dari unsur paduan (diatas 12% Si, pada
titik eutektik), memberikan mampu alir yang tinggi

MS 1226 - Material Teknik 15


Kodifikasi Temper (Temper Designations)
Selain ada standar yang digunakan untuk mengidentifikasi nsur-
unsur paduan, ada pula standar yang dipakai untuk menjelaskan
kondisi perlakuan panas.
Huruf menunjukkan perlakuan awal:
– F = hasil dari pabrik
– O = anil
– H = pengerjaan dingin
– T = Aging
Angka menunjukkan perlakuan lanjut yang dilakukan:
– T4 = penuaan alami (Naturally aged at room temperature)
– T6 = penuaan buatan (Artificially aged to peak hardness)
– T8x = solution treatment, pengerjaan dingin dengan
reduksi x% kemudian dilakukan penuaan buatan.
MS 1226 - Material Teknik 16
Paduan Tempa dapat dilaku panas
(Heat Treatable Wrought Aluminum Alloys)
Paduan yang dapat dilaku panas mengandung unsur-unsur yang
dapat larut padat pada aluminum pada temperatur tinggi dan
membentuk presipitat pada temperatur rendah.
Keefektifan presipitat dalam menghalangi pergerakan dislokasi
(dan tentunya menaikkan kekuatan) tergantung dari ukuran,
jarak antar partikel dan distribusinya.
Kombinasi yang tepat antara waktu penuaan dan temperatur
merupakan hal yang penting untuk menghasilkan kekuatan
yang optimum (kekerasan tertinggi).
MS 1226 - Material Teknik 17
Artificial Aging and Natural Aging

Artificial aging (penuaan buatan)


– Proses penuaan yang dilakukan pada temperatur diatas
temperatur kamar (biasanya diatas 100C) setelah di
solution treatment.
Natural aging (penuaan alami)
– Setelah di solution-treated dan quenched, kemudian di
aging pada temperatur kamar.
– Natural aging membutuhkan waktu yang lama. Dibutuhkan
beberapa hari untuk mencapai kekuatan maksimum.

Istilah lain dari aging = age hardening


MS 1226 - Material Teknik 18
Heat Treatable Wrought Alloys - Outline of
Processing Steps

Deform Solution Age


Cast Homogenise
(e.g. roll) treat harden

Schematic Micrographs (particles not to scale !)


MS 1226 - Material Teknik 19
Age Hardening - General Method
Liquid
T Liquid T
solution treatment
a a
quench
AlxXy
a + AlxXy (precipitate) artificial ageing
a + AlxXy

Al % X (X=Cu,Zn etc.) Time

Setelah dideformasi struktur mikro mengandung presipitat yang


besar dan berada dibatas butir, tidak efektif untuk menahan dislokasi
• Solution treatment – dipanaskan pada 500C untuk mendapatkan fasa
tunggal a. Didinginkan dengan cepat untuk menjaga agar unsur paduan
berada dalam keadaan supersaturated solid solution (larutan padat lewat
jenuh).
• Age harden – Ditahan pada daerah dua fasa agar presipitat tumbuh
lebih halus dan tersebar merata.
MS 1226 - Material Teknik 20
Microstructures that may develop during
cooling of an Al-4%Cu alloy
Over-heating
with liquid
formation

Heating to
single-phase
region

Fast cooling
Slow cooling
plus aging
Formation of two-phase (a+CuAl2)
structure upon cooling
MS 1226 - Material Teknik 21
Diagram CCT paduan Al-Cu

T4

T3

T2

T1

MS 1226 - Material Teknik 22


Pengaruh presipitat terhadap kekuatan tarik
Paduan 2014:
• adanya presipitat akan meningkatkan kekuatan tarik
• Peningkatan temperatur akan mempercepat proses penuaan

MS 1226 - Material Teknik 23


Pengaruh presipitat terhadap keuletan
Bertambahnya waktu pertumbuhan presipitat akan
menurunkan keuletannya

MS 1226 - Material Teknik 24


Aluminium
 Temper Designations

MS 1226 - Material Teknik 25


Aluminium
 Temper Designations

MS 1226 - Material Teknik 26


Aluminium
 Aluminium-Copper Alloy

MS 1226 - Material Teknik 27


Aluminium
 Temper Designation Example

MS 1226 - Material Teknik 28


Aluminium

MS 1226 - Material Teknik 29


Aluminium

MS 1226 - Material Teknik 30


Logam Non Ferro

TEMBAGA

MS 1226 - Material Teknik 31


Tembaga (Copper)

MS 1226 - Material Teknik 32


Tembaga (Copper)

MS 1226 - Material Teknik 33


Tembaga (Copper)
OXYGEN-FREE ELECTRONIC OXYGEN-FREE ELECTRONIC
COPPER, UNS C10100 COPPER, UNS C10100

OXYGEN-FREE ELECTRONIC
COPPER, UNS C10100

MS 1226 - Material Teknik 34


Tembaga (Copper)
COPPER-NICKEL , UNS C70600

Nominal Composition:
Cu 86.5, Ni 9.0-11.0, Fe 1.0-1.8, Zn 1.0, Mn 1.0, Pb 0.05

MS 1226 - Material Teknik 35


Tembaga (Copper)
COPPER-NICKEL , UNS C72500

Nominal Composition:
Cu 85.35-88.35, Ni 8.5-10.5, Sn 1.2-2.8, Fe 0.6, Zn 0.50, Pb 0.05

MS 1226 - Material Teknik 36


Tembaga (Copper)
COPPER NICKEL 10%, UNS C70600, H01 TEMPER
Subcategory: Copper Alloy; Metal; Nonferrous Metal

Key Words: CDA 706, CN102, ISO CuNi10Fe1Mn; 90-10 Cupronickel

Chemistry:
Component Wt. %
Cu 88.7
Fe 1 - 1.8
Mn Max 1
Ni 9 - 11
Other Max 0.5
Pb Max 0.05
Zn Max 1

Applications:
condensers, condenser plates, distiller tubing, evaporator and heat
exchanger tubing, ferrules, salt water piping.

MS 1226 - Material Teknik 37


Tembaga (Copper)
COPPER NICKEL 10%, UNS C70600, H01 TEMPER

MS 1226 - Material Teknik 38


Tembaga dan paduannya
• Tembaga merupakan bahan teknik yang cukup banyak
penggunaannya.
• Dalam keadaan murni, tembaga banyak digunakan untuk
komponen-komponen listrik dan elektronika.
• Sifat-sifat tembaga murni:
1. Mempunyai massa jenis 8,9 g/cm3.
2. Merupakan penghantar listrik yang baik.
3. Merupakan penghantar panas yang baik.
4. Mempunyai ketahanan korosi yang baik.
5. Mempunyai mampu bentuk dan mesin yang baik.

MS 1226 - Material Teknik 39


Untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan, dilakukan pemaduan
dengan menambahkan unsur-unsur paduan seperti Zn, Sn, Be, Al, Pb,
Mn, Ni dan Fe.
Klasifikasi tembaga paduan (Copper Development Association
System)
Paduan tempa (wrought alloys)
C1XXXX tembaga murni (minimum 99,3% Cu)
C2XXXX paduan Cu-Zn (kuningan/brasses)
C3XXXX paduan Cu-Zn-Pb (kuningan timbal/leaded brasses)
C4XXXX paduan Cu-Zn-Sn (kuningan timah putih/tin brasses)
C5XXXX paduan Cu-Sn (perunggu fosfor/phosphor bronzes)
paduan Cu-Al (aluminum bronzes), paduan Cu-Si (silicon bronzes)
C6XXXX
dan paduan Cu-Zn lainnya
C7XXXX paduan Cu-Ni dan paduan Cu-Ni-Zn (nickel silvers)
Paduan cor (casting alloys)
tembaga cor, paduan tinggi tembaga (diatas 96% Cu), berbagai
C8XXXX
jenis kuningan cor, paduan cor perunggu Mn, paduan cor Cu-Zn-Si
C9XXXX paduan cor Cu-Sn, paduan
MS 1226 corTeknik
- Material Cu-Ni-Fe dan Cu-Ni-Zn 40
MS 1226 - Material Teknik 41
Pengaruh pemaduan pada paduan tembaga:
1. Meningkatkan kekuatan.
2. Menaikkan kekerasan.
3. Meningkatkan ketahanan aus.
4. Memperbaiki ketahanan korosi.
Paduan tembaga yang paling banyak dipergunakan:
Kuningan (brass) = Cu + Zn
Perunggu (bronze) = Cu + Sn
atau Cu + unsur paduan selain Zn

Kuningan (brass)
• Paduan utamanya seng (Zn) hingga 30%.
• Mempunyai mampu bentuk yang baik terutama paduan a-brass.
• Sebagai logam pengisi pada proses brazing.
MS 1226 - Material Teknik 42
Contoh penggunaan:
Selongsong peluru
Pelat kuningan (72% Cu -28% Zn)

Proses tarik dalam (deep drawing)

Membentuk mangkok

Proses ironing (penipisan tebal)


dengan intermediate annealing

Tabung berdinding tipis

dan seterusnya
MS 1226 - Material Teknik 43
Untuk las kuningan (brazing)

Komposisi awal logam pengisi


(60% Cu -40% Zn)

Pemanasan

Logam pengisi mencair

Sebagian Zn pada kawat las akan


menguap

Logam pengisi yang kuat dan ulet

MS 1226 - Material Teknik 44


Perunggu (bronze)
• Paduan utamanya timah putih (Sn), maksimum 20% Sn.
• Mulai dipakai sejak 2000 tahun sebelum masehi.
• Mempunyai ketahanan korosi yang baik.
• Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi.
• Ketangguhan yang baik.
• Koefisien gesek yang rendah.
Aplikasi:
• Bantalan luncur (ditambah sedikit Pb)
• Impeller pompa sentrifugal
• Rumah pompa
• Rumah katup
• Lonceng
• Gamelan
MS 1226 - Material Teknik 45
Aplikasi paduan tembaga

MS 1226 - Material Teknik 46


Aplikasi paduan tembaga (lanjutan)

MS 1226 - Material Teknik 47


Thank you for your attention

MS 1226 - Material Teknik 48

Anda mungkin juga menyukai