Anda di halaman 1dari 37

3.

PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS

3.1 Metode Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

22
Universitas Kristen Petra
Metode dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Tahap pertama dari penelitian ini adalah tahap identifikasi masalah dimana
pada tahap ini
permasalahan yang timbul dari obyek akan diteliti dan hasil, tujuan serta
manfaat dari
penelitian akan diprediksikan. Kemudian dilanjutkan dengan studi lapangan
untuk mendapatkan data dan informasi.
2. Tahap kedua adalah tahap rancangan mekanik yakni pengumpulan data dan
informasi yang meliputi data dimensi kendaraan (sepeda motor), data data
beban yang akan diterima/ditanggung, data penggunaan material.
3. Tahap ketiga perancangan adalah merealisasikan rancangan produk sesuai
bentuk gambar kerja dan prototype

3.2 Mekanisme Utama Dongkrak Dinamis Pada Sepeda Motor


Dongkrak dinamis ini di rancang menaikkan dan menurunkan dongkrak
dengan pemicu saklar yang diletakkan di penghubung antara kemudi dengan tempat
duduk (di atas karburator) . Dengan adanya dongkrak dinamis ini dapat untuk
penanganan darurat pada sepeda motor yang mengalami kerusakan ban (bocor) yang
di kendarai secara paksa. Meringankan pengendara untuk mejalankan pada saat
kondisi ban bocor (Flat Tire). Dongkrak ini membantu pengendara sepeda motor
khususnya kaum perempuan apabila ban bocor (Flat tire).
Prinsip kerja alat ini adalah dongkrak ini dapat digunakan untuk menaikkan
dan menurunkan ban serta mendorong ke depan maupun ke belakang tergantung pada
ban yang mengalami kebocoran. Motor DC berfungsi sebagai penggerak dongkrak
ini agar menaikkan dan menurunkan ban serta mendorong ke depan maupun ke
belakang sesuai kegunaanya. Dimana motor DC meneruskan putaran ke bevel gear
(roda gigi kerucut) dan roda gigi kerucut meneruskan putaran ke poros ulir, sehingga
dongkrak dapat dapat bergerak sesuai keinginan dan kemampuan fungsional.

23
Universitas Kristen Petra
Komponen yang akan digerakan oleh penggerak dibuat sedemikian rupa
sesuai dengan pertimbangan sebagai berikut.
1. Pertimbangan kekuatan material
2. Pertimbangan desain
Pertimbangan desain yang dibuat didasarkan kepada adanya sumber daya
komponen yang tersedia, keterjangkauan biaya dan selera desain. Pertimbangan
kekuatan material didasarkan pada kemampuan komponen ini untuk menerima
tegangan pada material yang digunakan sehingga system dongkrak otomatis ini aman
untuk digunakan.

3.2.1 Menentukan Mekanik Gerak Angkat

Gerak dorong
ke bawah

Gambar 3.2 Mekanisme Gerak Angkat

Sebagaimana di tunjukkan pada gambar 3.2 Untuk melakukan proses


pengangkatan dengan cara menekan saklar yang diletakkan di penghubung antara
kemudi dengan tempat duduk (di atas karburator). Ketika saklar yang sudah

24
Universitas Kristen Petra
terhubung dengan motor akan menggerakan motor DC tersebut sehingga membuat
gear yang terhubung di motor akan bergerak. Gear yang berputar selanjutnya akan
melanjutkan putaran tersebut ke ulir poros sehingga ulir poros yang sudah terhubung
dengan jagrak akan menaikkan dan menurunkan jagrak sesuai fungsi.
Mekanisme dongkrak dinamis gerak angkat menggunakan beberapa
komponen. Komponen-komponen yang digunakan dongkrak dinamis adalah :
1. Poros ulir
2. Bevel Gear
3. Dudukan dongkrak dinamis

3.2.2 Menentukan Mekanik Gerak Dorong

Gerak dorong ke samping


Gambar 3.3 Dongkrak Dinamis Dorong

Pada gambar 3.1.3 Untuk melakukan proses dorong dengan cara menekan
saklar yang di letakkan di penghubung antara kemudi dengan tempat duduk (di atas
karburator). Ketika saklar di tekan, saklar yang sudah terhubung dengan motor akan
menggerakan poros di motor DC yang terhubung dengan gear sehingga gear akan

25
Universitas Kristen Petra
mengalami putaran. Putaran gear tersebut akan di teruskan di poros ulir sehingga
poros ulir dapat mendorong. Poros ulir yang sudah terpasang dengan penghubung
bearing akan membantu bearing untuk memdorong roda agar roda dapat naik di atas
bearing tersebut.
Mekanisme dongkrak dinamis gerak dorong menggunakan beberapa
komponen. Komponen-komponen yang digunakan dongkrak dinamis adalah :
1. Poros ulir
2. Bevel Gear
3. Bantalan / Bearing

3.3 Komponen Utama Mekanik


3.3.1 Poros Ulir

ɑ=

Gambar 3.4 Poros Ulir

Gambar 3.5 Kompnen poros ulir

26
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.6 Diagram gaya reaksi

Poros ulir ini akan menggerakkan mekanisme dongkrak yang


bersumber dari motor yang sebelumnya yang di gerakkan oleh roda gigi bevel.
Poros ulir ini di rancang menggunakan tipe ulir acme dan menggunakan ulir
tunggal. Bahan yang digunakan adalah steel ST37.
Dengan acuan dari buku “Mechanical Engineering Design” milik Joseph E.
Shigley maka dapat menentukan gaya yang bekerja pada ulir poros dengan
rumus :
𝑊
Fn =
cos ө 𝑥 cos ɑ−𝑓 sin ɑ
Dimana : Fn = gaya yang bekerja pada ulir
W= beban yang akan ditanggung oleh ulir poros
𝑓 = koefisien gesek pada ulir poros

27
Universitas Kristen Petra
3.3.2 Perencanaan Roda Gigi Bevel

Gambar 3.7 Roda Gigi Bevel

Menggunakan gigi bevel untuk mereduksi putaran di poros motor.


komponen ini mudah didapatkan dipasaran tanpa harus memesan roda gigi bevel
sehingga lebih ekonomis. Gigi bevel ini meneruskan gaya yang diberikan motor
terhadap poros ulir.
Untuk menentukan gear ratio menggunakan rumus:
Gear ratio = (𝑛o) / (𝑛i)
Dimana (𝑛o) adalah jumlah gigi output yang digunakan dan (𝑛i) adalah jumlah gigi
input yang digunakan.
Untuk dongkrak dinamis gaya dorong dapat dihitung
Gear ratiodorong = (𝑛o) / (𝑛i)
= 11 / 9
= 1,22
Jadi angka perbandingan gigi ratio sebesar 1,22 atau 1,22 :1 menunjukan
bahwa bila gigi input berputar 1,2 kali maka gigi output baru berputar sekali.
Untuk gaya dorong dapat dihitung
Gear ratioangkat = (𝑛o) / (𝑛i)
= 18 / 12
= 1,5

28
Universitas Kristen Petra
Jadi angka perbandingan gigi ratio sebesar 1,5 atau 1,5 :1 menunjukan bahwa bila
gigi input berputar 1,5 kali maka gigi output baru berputar sekali.

Ø 34

Ø 32

Gambar 3.8 diameter gear yang terdapat dongkrak dinamis dorong

Dalam mekanisme pada dongkrak dinamis menggunakan rumus Torsi yang


berhubungan dengan poros ulir sehingga dalam perhitungannya Fn merupakan
perhitungan yang di dapat dari gaya yang bekerja pada poros ulir tersebut. Selain itu
pada dongkrak dinamis pendorong terdapat gear yang mereduksi putaran poros motor
sehingga mampu mengubah putaran pada poros motor menjadi lebih teratur.Selain
itu,gear yang digerakkan mampu menentukan perhitungan di dalam Torsi dapat
dilihat sebagai berikut :
T = Fn x r
Dimana : T adalah torsi yang di perlukan
Fn adalah gaya yang bekerja pada poros ulir
r adalah jari-jari pada gear yang digerakkan

Sedangkan untuk menentukan pengukuran jari-jari yang terdapat pada gear


yang digerakkan dalam dongkrak dinamis pendorong dapat dilihat sebagai berikut
r = D/2
= 34 mm / 2
= 17 mm
Jadi jari-jari pada gear yang digerakkan sebesar 17 mm.

29
Universitas Kristen Petra
Ø 38

Ø 27

Gambar 3.9 diameter gear yang terdapat pada dongkrak dinamis angkat

Sedangkan untuk menentukan pengukuran jari-jari yang terdapat pada gear yang
digerakkan dalam dongkrak dinamis angkat dapat dilihat sebagai berikut
r = D/2
= 38 mm / 2
= 19 mm
Jadi jari-jari pada gear yang digerakkan sebesar 19 mm.

30
Universitas Kristen Petra
3.3.3 Perencanaan baut dan mur pada dongkrak dinamis

Gambar 3.10 Baut dan mur


Sumber : sentralmurbaut.com
Baut dan mur diperlukan untuk mengunci komponen dengan komponen lain.
Pada mekanisme dongkrak dinamis penulis. Baut digunakan untuk mengunci
penghubung bawah dengan roda bearing dan untuk mengunci bagian – bagian lain
yang membutuhkan penguncian. Material baut menggunakan stainless steel. Panjang
baut dan diameter baut disesuaikan.

3.3.4 Perancangan Dudukan Dongkrak Dinamis

Gambar 3.11 Dudukan dongkrak dinamis gaya angkat

31
Universitas Kristen Petra
Dudukan dongkrak dinamis gaya angkat ini akan dirancang sebagai
sambungan dari poros ulir untuk menahan beban sepeda motor. Dimensi dari
dudukan ini 180 mm x 15 mm x 190 mm dengan bahan material yang digunakan
adalah iron ASTM A48.

3.3.5 Perencanaan Bantalan / Bearing

Gambar 3.12 Ball Bearing


Dalam mekanisme dongkrak dinamis, Bantalan / bearing berfungsi
sebagai tempat tumpuhan roda agar memudahkan pengendara untuk
mendorong roda yang mengalami kebocoran. Dongkrak dinamis ini
menggunakan bearing jenis ball bearing. Ball Bearing dapat menopang beban
sepeda motor bagian depan dan sepeda motor bagian belakang.
Ball Bearing ini sangat mudah didapatkan di pasaran dan jenis ball
bearing cocok dalam mekanisme dongkrak dinamis karena dapat menopang

32
Universitas Kristen Petra
beban yang berat. Berikut jenis dan merk yang digunakan dalam dongkrak
dinamis :

Gambar 3.13 Spesifikasi Bearing


Sumber : alibaba.com

3.4 Sistem kontrol pengatur dan penggerak dongkrak dinamis

Suatu Mekanisme dapat bergerak dengan teratur sesuai rencana perlu adanya
perangkat kelistrikan. Perangkat kelistrikan ini sebagai sistem kontrol agar system
dongkrak dinamis ini dapat digunakan dengan baik. Sistem kontrol yang digunakan
adalah sistem kontrol otomatis dengan open loop. Sistem kontrol open loop adalah
suatu sistem kontrol yang keluaranya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan.
Dengan kata lain, sistem kontrol terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai
umpan balik dalam masukan.

Pengatur 12v
Digerakan

Saklar Dongkrak
Motor DC dinamis

Gambar 3.14 Skema cara kerja dongkrak dinamis

33
Universitas Kristen Petra
Ketika pada saat ban roda belakang sepeda motor bocor, dongkrak akan mengangkat
roda bagian belakang. Ketika pada saat ban roda sepeda motor bagian depan bocor,
dongkrak akan mengangkat roda sepeda motor bagian depan dan dongkrak dapat di
dorong sehingga memudahkan oleh penumpang pada saat ban bocor. Ketika ingin
menggunakan atau mengoperasikan dongkrak dapat menggunakan saklar Power
Window.
Pada sistem dongkrak dinamis ini memiliki tipe activator yang dapat
mengaktifkan motor DC yaitu penggerak. Dimana yang berperan sebagai pengatur
adalah saklar Power Window. Saklar ini digunakan untuk melakukan kontrol pada
motor DC sebagai penggerak dongkrak dinamis. Kontrol yang dilakukan adalah
kontrol untuk menaikkan dan menurunkan dongkrak dinamis selain itu juga
mendorong agar roda bisa mengangkat .

3.4.1 Sistem Kelistrikan Pengatur Dongkrak Dinamis

Gambar 3.15 Skema kelistrikan dongkrak dinamis

34
Universitas Kristen Petra
3.4.1.1 Proses Dongkrak Dinamis Dorong dan Angkat

Kondisi awal arus dari accu sepeda motor akan melewati Fuse/sekering. Fuse
/sekering meneruskan arus positive dari accu ke saklar power window. Arus yang
berada di motor semua negative sehingga motor tidak berputar. Jika saklar salah satu
di tekan maka tegangan di motor akan berubah menjadi Tegangan positive – negative.
Hal ini menyebabkan motor berputar searah jarum jam (clockwise) sehingga akan
mendorong dan mengangkat dongkrak dinamis.
Jika ingin mengembalikan ke posisi semula atau yang di inginkan maka tekan
tombol saklar sebaliknya maka tegangan akan berubah negative – positive yang
arusnya bersumber dari aki.. Tegangan negative positive menyebabkan motor
berputar berlawanan jarum jam (Counter clockwise) sehingga akan kembali menarik
dongkrak dinamis dorong dan angkat.
Sistem penggerak dongkrak dinamis ini terdiri dari beberapa komponen utama.
Komponen-komponen utama penggerak dalam sistem dongkrak dinamis adalah:
1. Saklar power window Universal
2. Sekering
3. Motor DC
4. Accu

3.4.2 Perencanaan Saklar Power Window Universal

Gambar 3.16 Saklar Power Window

35
Universitas Kristen Petra
Saklar Power Window adalah saklar yang bertugas untuk menyambung
rangkaian ketika ditekan tombolnya. saklar ini memiliki 5 Terminal. Saklar ini
termasuk Single Pole Double Throw (SPDT). Dalam mekanisme dongkrak dinamis
ini menggunakan 2 saklar dan setiap saklar memiliki tombol UP dan DOWN dan
setiap saklar ini menjalan mekansmie angkat dan mekanisme dorong.

3.4.3 Perencanaan Sekering / fuse

Gambar 3.17 fuse/ sekering


Sumber : www.optifuse.com

Fuse/sekering digunakan untuk mengamankan komponen yang terdapat pada


dongkrak dinamis agar tidak terjadi arus berlebih atau hubung singkat. Fuse/sekering
ini menggunakan kapasitas 20 A. Pada mekanisme dongkrak dinamis sangatlah perlu
fuse/ sekering karena fuse/sekering berfungsi untuk menjaga komponen listrik pada
dongkrak dinamis agar tidak terjadi hubung singkat yang dapat menyebabkan
komponen listrik pada dongkrak dinamis mengalami kerusakan.

3.4.4 Perencanaan Motor

Saya menentukan motor yang akan digunakan adalah motor DC dikarenakan


sistim kelistrikan pada mobil ialah DC atau searah. Motor DC dibutuhkan sebagai

36
Universitas Kristen Petra
poros penggerak dongkrak dinamis agar dapat menaikkan dan menurunkan dongkrak
serta menodorong roda yang mengalami kebocoran secara otomatis. Motor DC yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk menentukan motor yang akan digunakan harus dibandingkan dengan


kebutuhan yang ada pada dongkrak dinamis ini. Yaitu kebutuhan untuk menaikkan
dan mendorong berat daripada dongkrak dinamis ini.

3.4.4.1 Menentukan Torsi Sepeda Motor dengan mekanisme Gaya Angkat

Untuk menghitung torsi yang di butuhkan maka harus menentukan gaya yang
diperlukan. Di dapatkan massa maksimum dari hasil pengukuran sebesar 87 kg, maka
beban yang bekerja pada dongkrak dinamis sebesar :
W = 87 kg x 9,8 m/s2 = 852 N
Jadi gaya berat pada sepeda motor sebesar 852 N. Dalam menentukan Torsi maka
diperlukan gaya-gaya yang bekerja pada sepeda motor sehingga dapat menentukan
gaya untuk perhitungan Torsi.

37
Universitas Kristen Petra
F0 sin 𝜽 F0

F0 cos 𝜽

Gambar 3.18 Gaya yang bekerja pada dongkrak dinamis

F0 sin 𝜃 F0

W
F0 cos 𝜃
a

A
b
𝑙
Gambar 3.19 Analisa gaya pada dongkrak dinamis angkat

38
Universitas Kristen Petra
Dari hasil pengukuran telah diperoleh lengan dari titik W tegak lurus ke titik
A sebesar 21 cm dan titik b sebesar 10 cm dan titik a sebesar 32 cm. Dalam momen,
gaya tegak lurus dengan lengan sehingga dapat menentukan perhitungan gaya yang
bekerja pada dongkrak dinamis dapat dilihat sebagai berikut :

ΣMA = 0
W x 𝑙 – F0 cos 𝜃 x a – F0 sin 𝜃 x b = 0
852 x 0.21 – F0 cos 450 x 0.10 – F0 sin 450 x 0.32 = 0
178 – F0 0.0707 – F0 0.227= 0
178 – 0.297 F0 = –126,4
178
F0 = = 599 N
0,297

Jadi gaya yang bekerja pada dongkrak dinamis mekanisme angkat sebesar 599 N.

Di dalam mekanisme dongkrak dinamis terdapat poros ulir yang bergerak naik
turun. Mekanisme dongkrak dinamis menggunakan poros ulir dengan dikenai gaya
yang bekerja pada poros ulir untuk menghitung torsi yang di perlukan. sehingga dapat
ditentukan gaya yang bekerja pada poros ulir sebagai berikut.:

𝐹𝑜
Fn =
cos ө 𝑥 cos ɑ−𝑓 sin ɑ
𝐹𝑜
Fn =
cos 10.2 𝑥 cos 8−0.15 sin 8

599
=
0.9502

= 630 N

Jadi Gaya yang bekerja pada ulir sebesar 630 N.


Gaya yang bekerja pada poros ulir dapat di ketahui besarannya, maka mencari Torsi
yang diperlukan untuk dapat menggerakan dongkrak dinamis angkat ini
menggunakan rumus :

39
Universitas Kristen Petra
T = Fn x r

Dimana : T adalah torsi yang di perlukan di ulir


Fn adalah gaya yang bekerja pada poros ulir
r adalah jari-jari pada gear yang digerakkan

Maka Tulir = Fn x r
= 630 N x 1,9cm
= 630 N x 0,019 m
= 11 Nm (T1)
Jadi Torsi ulir yang diperlukan dalam mekanisme gaya angkat sebesar 11 Nm.
Di ketahui Torsi ulir yang diperlukan maka untuk menghitung Torsi yang dibutuhkan
motor dapat di perhitungan sebagai berikut :

T2 = T1 : Gear ratioangkat

Dimana : T2 adalah Torsi yang dibutuhkan motor


T1 adalah Torsi yang dibutuhkan di ulir
Maka T2 = T1 : Gear ratioangkat
= 11 : 1,5
= 7,3 Nm
Jadi besar Torsi yang dibutuhkan motor sebesar 7,3 Nm.
Setelah di ketahui Torsi ulir yang diperlukan dan Torsi motor yang diperlukan maka
dapat ditentukan spesifikasi motor melalui perhitungan. Untuk menentukan
spesifikasi motor maka ditentukan Safety Factor sebesar 1,1. Menentukan Safety
Factor dengan acuan dari buku “Machine element” dengan penciptanya Dobrovolsky
yang mengatakan Safety Factor sebesar 1 – 1,5. Berikut perhitungan untuk
menentukan spesifikasi motor:

40
Universitas Kristen Petra
T3= T2 x Sf

Dimana :T3 = Torsi motor


T2 = Torsi yang dibutuhkan motor

Maka T3 = T2 x Sf
T3 = 7,3 Nm x 1,1
= 8,03 Nm
Jadi untuk menentukan spesifikasi Torsi motor dengan besaran 8,03 Nm.

Motor 1

Gambar 3.20 Motor specification


sumber :auto-glass-world.com

41
Universitas Kristen Petra
Motor 2

Gambar 3.21 Spesifikasi motor


sumber : http://zonaelektro.net/motor-dc/

Dari data yang didapatkan, motor 1 memiliki torsi sebesar 85 kgf.cm / 8,3 Nm
dan motor 2 memiliki torsi sebesar 8 Nm. Dipilih Motor yang akan digunakan adalah
motor 1 yang memiliki torque 8,3 Nm agar mampu kuat mengangkat beban sebesar
8,03 Nm.

3.4.4.2 Menentukan Torsi Motor Mekanisme Gaya Dorong


3.4.4.2.1 Torsi motor pada sepeda motor bagian depan

Untuk menentukan torsi yang di butuhkan hampir sama dengan menentukan


torsi motor pada gaya angkat. Berbedanya dengan gaya angkat adalah gaya yang
bekerja. Jika gaya angkat di tunjukkan di sepeda motor, lain hanya dengan gaya
dorong. Gaya dorong ini terjadi gaya aksi reaksi bearing terhadap roda sepeda motor.
Gaya yang bekerja di roda dan bearing ini bertujuan untuk menghitung Torsi. Dari
hasil pengukuran, di dapatkan massa maksimum roda depan yang tentukan adalah 40
kg, maka beban yang bekerja pada masing-masing dongkrak dinamis sebesar :

W = 40 kg x 9,8 m/s2 = 392 N


Jadi gaya beban yang bekerja pada roda sepeda motor bagian depan sebesar 392 N.

42
Universitas Kristen Petra
Untuk menentukan Torsi maka perlu menentukan gaya dorong. Untuk mencari gaya
dorong maka perlu menganalisa gaya-gaya pada roda dan bearing. berikut analisa
roda sepeda motor bagian depan :

F sin 410 F

41
F cos 410
49

Gambar 3.22 Analisa gaya pada roda sepeda motor bagian depan

Berikut perhitungan gaya yang diberikan roda sepeda motor bagian depan
F sin 410 = W
F x 0,656 = 392
392
F = 0,656

F = 597 N

43
Universitas Kristen Petra
Gaya yang di berikan roda sepeda motor bagian depan sebesar 597 N.
Terjadi reaksi yang di berikan kepada bearing. Bearing merupakan alat yang
di jadikan sebagai pendorong agar roda bagian depan sepeda motor akan mengalami
kenaikan. Sebelum menghitung gaya dorong yang terjadi pada bagian depan sepeda
motor maka perlu di ketahui gaya normal. Gaya normal adalah gaya yang diberikan
oleh permukaan tanah terhadap bearing. Untuk menghitung gaya dorong yang
bekerja pada bearing maka perlu menentukan gaya-gaya yang terjadi pada bearing
dapat ditunjukkan dalam perhitungan sebagai berikut :

Fsin 𝜃

Fdorong 410
Fcos 𝜃

N
Fr

Gambar 3.23 Gaya yang bekerja pada bearing

44
Universitas Kristen Petra
Fy sin F

Fdorong
Fx cos

N Fr

Gambar 3.24 Analisa gaya pada bearing


Perhitungan sebagai berikut :
+↑ ƩFy = 0
-Fy + N = 0
N = F sin 410
N = 597 sin 410
N = 392
Jadi gaya normal yang terjadi pada bearing sebesar 391 N.
Untuk menentukan besarnya gaya dorong yang diperlukan untuk menghasilkan torsi
motor. Dilakukan analisa gaya sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.22. Karena
bearing sebagai tumpuhan dalam mekanisme dorong digunakan pada saat mendorong
maka dapat ditentukan rolling resistance pada bearing. Rolling resistance adalah
gaya hambatan yang terjadi pada bearing . Berikut rumus yang digunakan :

Fr = c x N
Dimana : Fr = rolling resistance
c = rolling resistance coefficient
N = gaya normal

45
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.25 Data rolling resistance coefficient yang digunakan
Sumber : www.engineeringtoolbox.com

Ditentukan besarnya nilai rolling resistance coefficient (c) untuk ban sepeda
roda pada permukaan aspal sebesar 0,004 Jadi dapat ditentukan perhitungan sebagai
berikut :
Fr = c x N
= 0,004 x 392
= 1,56 N
Jadi besar rolling resistance pada bearing sebesar 1,56 N
→ + ∑ 𝐹x = 0
Fdorong - Fx – Fr = 0
Fdorong = Fx + Fr
= F cos 410 + 1,56
= 597 cos 410 + 1,56
= 451 N
Jadi gaya dorong yang bekerja pada sepeda motor bagian sebesar 451 N. Mekanisme
dari dongkrak dinamis bagian depan ini menggunakan ulir sehingga diperlukan gaya

46
Universitas Kristen Petra
ulir untuk mencari torsi yang diperlukan. Berikut perhitungan untuk gaya yang
bekerja pada ulir yang bekerja pada sepeda motor bagian depan.

𝐹𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔
Fn =
cos ө 𝑥 cos ɑ−𝑓 sin ɑ
𝐹𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔
=
cos 10.2 𝑥 cos 8−0.15 sin 8

451
=
cos 10.2 𝑥 cos 8−0.15 sin 8

451
=
0.9502

= 474 N

Jadi gaya yang bekerja pada ulir di dongkrak dinamis untuk sepeda motor bagian
depan sebesar 474 N. Untuk mencari torsi ulir yang diperlukan untuk dapat
menggerakan dongkrak dinamis ini adalah :

Tulir = Fn x r
= 474 x 0,017
= 8,1 Nm (T1)
Jadi Torsi ulir yang diperlukan dalam mekanisme gaya dorong pada roda sepeda
motor bagian depan sebesar 8,1 Nm.
Di ketahui Torsi ulir yang diperlukan maka untuk menghitung Torsi yang dibutuhkan
motor dapat di perhitungan sebagai berikut :

T2 = T1 : Gear ratiodorong

Dimana : T2 adalah Torsi yang dibutuhkan motor


T1 adalah Torsi yang dibutuhkan di ulir

47
Universitas Kristen Petra
Maka T2 = T1 : Gear ratiodorong
= 8,1 : 1,2
= 6,7 Nm
Jadi besar Torsi motor yang dibutuhkan sebesar 6,7 Nm.
Setelah di ketahui Torsi ulir yang diperlukan dan Torsi motor yang diperlukan maka
dapat ditentukan spesifikasi motor melalui perhitungan. Untuk menentukan
spesifikasi motor maka ditentukan Safety Factor sebesar 1,1. Menentukan Safety
Factor dengan acuan dari buku “Machine element” dengan penciptanya Dobrovolsky
yang mengatakan Safety Factor sebesar 1 – 1,5. Berikut perhitungan untuk
menentukan spesifikasi motor:

T3= T2 x Sf

Dimana :T3 = Torsi motor


T2 = Torsi yang dibutuhkan motor

Maka T3 = T2 x Sf
T3 = 6,7 Nm x 1,1
= 7,3 Nm
Jadi untuk menentukan spesifikasi Torsi motor dengan besaran 7,3 Nm.

48
Universitas Kristen Petra
Motor 1

Gambar 3.26 Motor specification


sumber :auto-glass-world.com

Motor 2

Gambar 3.27 Spesifikasi motor


sumber : http://zonaelektro.net/motor-dc/

49
Universitas Kristen Petra
Dari data yang didapatkan, motor 1 memiliki torsi sebesar 85 kgf.cm / 8,3 Nm
dan motor 2 memiliki torsi sebesar 8 Nm. Dipilih Motor yang akan digunakan adalah
motor 1 yang memiliki torque 8,3 Nm agar mampu kuat mengangkat beban sebesar
7,3 Nm.

3.4.4.2.2 Menentukan Torsi motor pada sepeda motor bagian belakang

Dalam mekanisme dongkrak dinamis, bearing juga berfungsi mengangkat


roda sepeda motor bagian belakang. Tujuannya dongkrak dinamis untuk mengangkat
roda sepeda motor bagian belakang adalah untuk ban bocor pada roda sepeda motor.
Untuk menentukan torsi yang dibutuhkan pada roda sepeda motor bagian belakang
hampir sama dengan menentukan torsi motor pada roda sepeda motor bagian depan.
Berbedanya adalah berat pada sepeda motor. Gaya dorong ini terjadi gaya aksi reaksi
bearing terhadap roda sepeda motor. Gaya yang bekerja di roda dan bearing ini
bertujuan untuk menghitung Torsi. Dari hasil pengukuran, di dapatkan massa
maksimum roda sepeda motor bagian belakang adalah 47 kg, maka beban yang
bekerja pada masing-masing dongkrak dinamis sebesar

W = 47 kg x 9,8 m/s2 = 460 N


Jadi gaya beban yang bekerja pada roda sepeda motor bagian depan sebesar 460N.

Untuk menentukan Torsi maka perlu menentukan gaya dorong. Untuk mencari gaya
dorong maka perlu menganalisa gaya-gaya pada roda dan bearing. berikut analisa
roda sepeda motor bagian belakang :

50
Universitas Kristen Petra
F
F sin 390 F

39
Fcos 390

51

Gambar 3.28 analisa gaya pada roda sepeda motor bagian belakang

Berikut perhitungan gaya roda sepeda motor bagian belakang


F sin 390 = W
F x 0,63 = 460
460
F = 0,63

F = 730 N
Gaya yang di berikan roda sepeda motor bagian depan sebesar 730 N.
Pada mekanisme gaya dorong roda sepeda motor bagian belakang terjadi
reaksi yang di berikan kepada bearing. Sama halnya dengan pendorong roda sepeda
motor bagian depan bearing juga jadikan sebagai pendorong agar roda bagian
belakang sepeda motor akan mengalami kenaikan. Sebelum menghitung gaya dorong
yang terjadi pada bagian depan sepeda motor maka perlu di ketahui gaya normal.
Gaya normal adalah gaya yang diberikan oleh permukaan tanah terhadap bearing.

51
Universitas Kristen Petra
Untuk menghitung gaya dorong yang bekerja pada bearing maka perlu menentukan
gaya-gaya yang terjadi pada bearing dapat ditunjukkan dalam perhitungan sebagai
berikut :

Fsin 390 F

Fdorong 390
Fcos 390

N
Fr

Gambar 3.29 Gaya yang bekerja pada bearing

F
Fy sin

Fdorong
Fx cos

N Fr

Gambar 3.30 Analisa gaya pada bearing

52
Universitas Kristen Petra
Perhitungan sebagai berikut :
+↑ ƩFy = 0
-Fy + N = 0
N = F sin 390
N = 730 sin 390
N = 459 N
Jadi gaya normal yang terjadi pada bearing sebesar 459 N.
Untuk menentukan besarnya gaya dorong yang diperlukan untuk menghasilkan torsi
motor. Dilakukan analisa gaya sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.28.Karena
bearing sebagai tumpuhan dalam mekanisme dorong digunakan pada saat mendorong
maka dapat ditentukan rolling resistance pada bearing. Rolling resistance adalah
gaya hambatan yang terjadi pada bearing . Berikut rumus yang digunakan:

Fr = c x N
Dimana : Fr = rolling resistance
c = rolling resistance coefficient
N = gaya normal

data ini menunjukkan bahwa rolling resistance coefficient yang digunakan adalah ban
sepeda di jalan aspal

53
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.31 data rolling resistance coefficient yang digunakan
Sumber : www.engineeringtoolbox.com

Ditentukan besarnya nilai rolling resistance coefficient (c) untuk ban sepeda roda
pada permukaan aspal sebesar 0,004 Jadi dapat ditentukan perhitungan sebagai
berikut :
Fr = c x N
= 0,004 x 459
= 1,8 N
Jadi besar rolling resistance pada bearing sebesar 1,8 N.
Setelah di ketahui ketahanan bearing maka dapat menentukan perhitungan gaya
dorong. Berikut perhitungannya :
→ + ∑ 𝐹x = 0
Fdorong - Fx – Fr = 0
Fdorong = Fx + Fr
= F cos 390 + 1,8
= 730 cos 390 + 1,8
= 568,8 N

54
Universitas Kristen Petra
Jadi gaya dorong yang bekerja pada sepeda motor bagian belakang sebesar 568,8 N.
Mekanisme dari dongkrak dinamis bagian belakang ini menggunakan ulir sehingga
diperlukan gaya ulir untuk mencari torsi yang diperlukan. Berikut perhitungan untuk
gaya yang bekerja pada ulir terhadap sepeda motor bagian belakang:

𝐹𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔
Fn =
cos ө 𝑥 cos ɑ−𝑓 sin ɑ
𝐹𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔
=
cos 10.2 𝑥 cos 8−0.15 sin 8

568,8
=
cos 10.2 𝑥 cos 8−0.15 sin 8

568,8
=
0.9502

= 598 N

Jadi gaya yang bekerja pada ulir di dongkrak dinamis untuk sepeda motor bagian
depan sebesar 598 N. Untuk mencari torsi ulir yang diperlukan untuk dapat
menggerakan dongkrak dinamis ini adalah :

Tulir = Fn x r
= 598 x 0,017
= 9 Nm (T1)
Jadi torsi ulir yang diperlukan dalam mekanisme gaya dorong pada roda sepeda
motor bagian depan sebesar 9 Nm.
Di ketahui Torsi ulir yang diperlukan maka untuk menghitung Torsi yang dibutuhkan
motor dapat di perhitungan sebagai berikut :

T2 = T1 : Gear ratiodorong

Dimana : T2 adalah Torsi yang dibutuhkan motor

55
Universitas Kristen Petra
T1 adalah Torsi yang dibutuhkan di ulir

Maka T2 = T1 : Gear ratiodorong


= 9 : 1,2
= 7,5 Nm
Jadi besar Torsi motor yang dibutuhkan sebesar 7,5 Nm.
Setelah di ketahui Torsi ulir yang diperlukan dan Torsi motor yang diperlukan maka
dapat ditentukan spesifikasi motor melalui perhitungan. Untuk menentukan
spesifikasi motor maka ditentukan Safety Factor sebesar 1,1. Menentukan Safety
Factor dengan acuan dari buku “Machine element” dengan penciptanya Dobrovolsky
yang mengatakan Safety Factor sebesar 1 – 1,5. Berikut perhitungan untuk
menentukan spesifikasi motor:

T3= T2 x Sf

Dimana :T3 = Torsi motor


T2 = Torsi yang dibutuhkan motor

Maka T3 = T2 x Sf
T3 = 7,5 Nm x 1,1
= 8,1 Nm
Jadi untuk menentukan spesifikasi Torsi motor dengan besaran 8,1 Nm.

56
Universitas Kristen Petra
Motor 1

Gambar 3.32 Motor specification


sumber :auto-glass-world.com

Motor 2

Gambar 3.33 Spesifikasi motor


sumber : http://zonaelektro.net/motor-dc/

57
Universitas Kristen Petra
Dari data yang didapatkan, motor 1 memiliki torsi sebesar 85 kgf.cm / 8,3 Nm dan
motor 2 memiliki torsi sebesar 8 Nm. Dipilih Motor yang akan digunakan adalah
motor 1 yang memiliki torque 8,3 Nm agar mampu kuat mengangkat beban sebesar
8,1 Nm.

3.4.5 Perencanaan Accu

Gambar 3.34 contoh accu motobatt


Sumber : motobatt.co.id
Voltage : 12V
Kapasitas AH : 7.0 AH

Perancangan accu menggunakan accu kering dengan voltage sebesar 12 V dan


kapasitas 7A. Di karenakan mekanisme dongkrak dinamis memakai 2 motor maka di
perlukan kapasitas yang besar sehingga dapat terus menerus di gunakan pada saat
terjadi keadaan darurat.

58
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai