Oleh
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Oleh karena itu, masalah yang akan selesaikan adalah masalah perancangan
ulang pada rem yang dibatasi batasan desain yaitu dimensi pada rem yang ada
pada sepeda motor yang banyak beroperasi, agar dapat ikut bersaing pada
industri spare part yang telah ada.
Pada kali ini, penulis memilih menganalisis rem belakang untuk sepeda motor
Honda Vario Techno 125R PGM-FI, dengan jenis rem tromol (internal drum
brakes).
Internal Drum Brake atau yang biasa disebut rem tromol merupakan salah satu
jenis rem yang banyak digunakan pada dunia otomotif, terutama pada sepeda
motor. Untuk menganalisis sepatu rem yang di-pivoted dan diberi gaya pada
salah satu sisi sepatu, kita tidak bisa mengasumsikan distribusi gaya seragam.
Gambar 2.1 Geometri Drum Brake
dN = pbr d𝜃
Jumlah momen pada setiap titik akan nol. Pada kasus ini jumlah momen pada titik
tumpuan akan nol.
Torsi yang diberikan drum pada sepatu rem merupakan torsi yang disebabkan oleh
gaya gesek:
𝑓𝑝𝑎𝑏𝑟 2
𝑇 = ∫ 𝑓𝑟 𝑑𝑁 = ∫ sin 𝜃 𝑑𝜃
sin 𝜃
Batasan-batasan dan kebutuhan desain yang diberikan pada rem ini adalah:
Analisis berlanjut pada gaya aktuasi yang diberikan oleh tangan. Dengan
menggambar diagram benda bebas pada tuas rem, didapatkan gaya pada
kabel rem menuju drum brake. Dengan asusmsi bahwa gaya aktuasi pada
sepatu kiri dan sepatu kanan adalah sama, maka gaya aktuasi pada satu
sepatu adalah setengah dari gaya pada kabel.
Dengan menghitung sesuai dengan teori dasar, dan melakukan iterasi pada
berbagai material, akan didapatkan material yang mampu memberikan torsi
maksimal seperti pada kasus yang diambil. Untuk rincian perhitungan, akan
dijelaskan di bawah ini.
Analisis perlambatan yang dialami oleh sepeda motor. Pada analisis ini, dipilih
jarak pengereman, x = 50 m dan kecepatan awal sebelum pengereman, V0
sebesar 50 km/jam atau 13.89 m/s. Skema sesuai gambar.
Analisis:
𝑉02
𝑎= −
2𝑥
−(16,67)2
𝑎= 2 ×50
; a = -1,93 m/s2
Asumsi, pusat massa motor saat beban bebas muatan berada pada posisi 576
mm. Pusat massa pengendara berada pada posisi 640 mm. Sedangkan pusat
massa penumpang diasumsikan pada posisi 0 mm. Semua posisi tersebut
dihitung dari pusat ban belakang ke arah depan.
Jadi, jarak pusat massa arah horizontal adalah 443,59 mm dari pusat ban
belakang.
∑ 𝐹𝑦 = 0
−𝑚𝑔 + 𝑁𝐴 + 𝑁𝑏 = 0
𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 = 𝑚𝑔
𝑁𝐵 = 𝑚𝑔 − 𝑁𝐴
∑ 𝑀𝐶𝐺 = 0
𝑁𝐴 (𝑎) − 𝑁𝐵 (𝐿 − 𝑎) = 0
𝑁𝐴 (𝑎) = 𝑁𝐵 (𝐿 − 𝑎)
𝑁𝐴 = 𝑁𝐵 (𝐿 − 𝑎)/(𝑎)
𝑁𝐴 = (𝑚𝑔 − 𝑁𝐴 )𝐶
𝑁𝐴 = 𝑚𝑔𝐶 − 𝑁𝐴 𝐶
𝑁𝐴 (1 + 𝐶) = 𝑚𝑔𝐶
𝑚𝑔𝐶
𝑁𝐴 =
(1 + 𝐶)
𝑁𝐴 = 1487,2 𝑁
∑ 𝐹𝑥 = 0
𝐹1 + 𝐹2 = 𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎 ; 𝐹2 = 0.53𝐹1
𝐹1 = 290.604 𝑁
∑ 𝑀𝑜 = 0
T – F1 x R = 0
T = 52.00 Nm
Untuk mengecek apakah torsi yang dibutuhkan motor akan slip saat jalan
hujan ataupun kering, maka diperlukan analisis pada jalan.
Gambar 3.4 Diagram Benda Bebas Tanah
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Torsi yang Dibutuhkan Motor untuk Berhenti
Karena F1 < Fmax baik saat hujan maupun kering, maka ban tidak akan slip.
3.3.4 Perhitungan Momen Akibat Gaya Normal dan Gaya Gesek pada
Permukaan Rem
r 54.00 mm 0.054 m
a 45.00 mm 0.045 m
c 90.00 mm 0.09 m
∑ 𝑀𝑅 = 0
𝐹𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 ∗ 𝑐 = 𝑀𝑛 − 𝑀𝑓
𝑏𝑟 2
𝑇𝑅 = 𝑝𝑎 𝑓 sin(𝜃 ) (cos(𝜃1 ) − cos(𝜃2 ))
𝑎
Dari persamaan di atas, nilai pa dan f yang belum diketahui. Kedua nilai
tersebut merupakan properti dari material rem.
∑ 𝑀𝑅 = 0
𝐹𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 ∗ 𝑐 = 𝑀𝑛 + 𝑀𝑓
Untuk mencari nilai tekanan yang diperlukan, maka data tambahan yang
diperlukan adalah gaya aktuasi yang terjadi. Pada Tabel 3.5 gaya aktuasi
yang terjadi adalah gaya aktuasi maksimum dari tangan manusia. Gaya
tersebut belum merupakan gaya yang sesungguhnya terjadi agar sepatu
kanan mengalami tekanan makimum. Nilai gaya aktuasi dapat dicari dengan
analisis persamaan pada sepatu utama.
𝐹𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎 ∗ 𝑐 = 𝑀𝑛 − 𝑀𝑓
Setelah itu, masukkan nilai gaya tersebut untuk menghitung tekanan yang
terjadi pada sepatu sekunder, dan masukkan nilai tekanannya untuk
menghitung torsi yang dihasilkan sepatu sekunder pada persamaan berikut:
𝑏𝑟 2
𝑇𝐿 = 𝑝𝑓 sin(𝜃 ) (cos(𝜃1 ) − cos(𝜃2 ))
𝑎
Iterasi
Torsi total yang dihasilkan adalah:
𝑇 = 𝑇𝑅 + 𝑇𝐿
Dengan melakukan iterasi, daftar material berikut:
Torsi yang dihasilkan rem keseluruhan adalah 57.22 Nm, sedangkan torsi
yang diperlukan adalah 52.00 Nm. Sehingga material ini cocok dengan motor
skema pengereman yang direncanakan. Dapat dilihat pada Tabel 3.8 baris
ke 1, bahwa gaya aktuasi agar tekanan sepatu kanan maksimum adalah
491.85 N. Sedangkan gaya yang mampu diberikan tangan adalah 890 N.
Jadi, pengguna motor tidak perlu menekan tuas dengan sepenuh tenaga
agar mampu memberikan pengereman maksimal.
BAB 4
KESIMPULAN
1. Hasil rancangan ulang drum brake motor Vario Techno 125 R PGM-FI
adalah sepatu rem dengan dimensi terlampir, dengan material sepatu
adalah rigid molded asbestos (dry).
Daftar Pustaka
Shigley’s. 2011. Mechanical Engineering Design 9th Edition. New York: Mc-Graw Hill.
J.L, Meriam dan Kraige L.G. 2014. Engineering Mechanics: Statics, 8th Edition. New
York: John Wiley& & Sons.
https://enoanderson.com/blog/2016/07/23/seberapa-efektif-jarak-pengereman-motor-
kita/ diakses 9 Oktober 2016 pukul 20.15
LAMPIRAN
Terlampir gambar teknik desai rem sesuai perhitungan di halaman selanjutnya.