Abstrak
Steering system atau sistem kemudi adalah suatu sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk
merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan kendaraan dengan cara memutar roda kemudi
kendaraan. Bila roda kemudi (steering wheel) diputar, poros utama kemudi akan meneruskan tenaga
putarnya menuju gigi kemudi /steering gear. Gigi kemudi memperbesar tenaga putar ini sehingga
dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui linkage. Model rack
and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan
yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan. Cara kerja pada waktu roda
kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke
samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda
depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah
yang sama. Berdasarkan hasil pengujian analisa sudut belok roda pada mobil emisia borneo 01 ini,
sesuai aturan pada event shel echo marathon asia 2018 kendaraan harus mampu berbelok pada
radius 6 meter, maka di rancang panjang wheel base 1.25 meter, panjang poros roda depan 65 cm,
dengan sudut belok aman atau di ijinkan minimal 13˚, maka mobil emisia borneo 01 ini dinyatakan
aman dan lulus uji tehnical impaction mampu berbelok dengan sudut roda 13˚ pada radius 6 m.
Berdasarkan hasil pengujian analisa torsi yang dibutuhkan untuk membelokkan yaitu sebesar 16.660
Nm ata sama dengan 1,7 kg.mm2. Sehingga gaya sentrifugal yang terjadi karena rack menjauh dari
titik tusuk pinion, saat berbelok terjadi gaya gesek antara roda dan permukaan jalan maka gaya
sentrifugal yang didapat adalah sebesar 387.94 N/m2. Setelah terjadi kontak antara roda dan
permukaan jalan maka gaya yang terjadi selanjutnya adalah gaya handling pada mobil emisia borneo
01 gaya handling yang didapat pada saat berbelok ke kanan dengan sudut 10˚,20˚,40˚ adalah 3128.7
N,3186.4 N, 3705.4 N, dan pada saat berbelok ke kiri adalah 3092.4 N, 3149.4 N, 3662,4 N.
Kata kunci: Steering system, Rack and Pinion, Torsi, gaya sentrifugal,Sudut Belok
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan penelitian oleh Rizal Pribadi Restuaji, dan Unggul Wasiwitono dengan judul
yaitu “ Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi dan Sistem Suspensi Quadrilateral pada Narrow
Tilting Vechile “, Dari perancangan dan simulasi kinematika sistem kemudi dan sistem suspensi
narrow tilting vehicle yang telah dilakukan, rancangan sistem kemudi narrow tilting vehicle yang
paling mendekati kondisi Ackerman diperoleh pada track width sebesar 600 mm dan panjang
sambungan belakang Lback 50 mm dan sambungan samping Lside 40 mm. Untuk geometri sistem
58
Suara Teknik: Jurnal Ilmiah ISSN: 2579-4698 (Online) ISSN: 2086-1826 (Print)
kemudi yang paling mendekati kondisi Ackerman, variasi panjang upper control arm yang sama
dengan lower control arm telah dipilih.
Berdasarkan penelitian oleh Agustinus Herdianto dengan judul yaitu “Perancangan Sistem
Kemudi, dan Roda Urban city Car Untuk Kompetisi Urbanconcept Shell Eco-Marathon “,
kesimpulan praktis yang penting pada stabilitas arah dan kontrol. Sudut yang diperlukan untuk
belok adalah α = 73,74 °, Oleh karena itu panjang poros roda depan harus memiliki panjang 4,152
cm. Gerakan kritis yang menunjukkan kualitas kestabilan dari kendaraan. Radius Sudut belok
batas maksimum 6 m, sudut belok maksimal dari kendaraan 45°, gaya traksi kendaraan 147 N.
Berdasarkan penelitian oleh Setyo Aji Srihartono dengan judul yaitu “Perancangan Sistem
Kemudi Pada Mobil Ethanol “, Diameter kemudi adalah sebesar 38 cm. Dudukan kemudi berupa
besi pipa berdiameter 2,54 cm dan panjang 70 cm. Selain itu, konfigurasi V Memiliki ukuran
panjang lima centimeter dan diameter satu centimeter. Selanjutnya, batang penggerak dua
Berdiameter satu centimeter dan panjang 30 cm. Beban Puntir dan aksial maksimum. Beban puntir
maksimum bernilai 4,11 Pa. Selain itu, beban aksial maksimum adalah 0,206 Pa.
2. METODE PENELITIAN
Untuk menentukan suatu kajian memenuhi standart keamanan atau tidak maka diperlukan
adanya penetuan parameter yang digunakan dalam suatu kajian. Parameter inilah yang kemudian
menentukan standart karateristik kajian yang harus dipenuhi untuk mencapai nilai layak
penggunaan dalam event ini dan aman pada saat dikendarai.
Parameter kajian kemudian dibagi menjadi parameter yang dapat diukur dan parameter yang
diabaikan dikarenakan pengaruhnya pada pengujian yang dikategorikan kecil. Dalam hal ini
parameter yang diabaikan adalah gaya gesek antara roda kemudi dengan tangan yang mungkin
menghasilkan slip, Karena kemungkinannya cukup kecil. Parameter yang dapat diukur kemudian
dibagi kedalam dua kategori yaitu parameter yang dapat diukur secara manual dan parameter yang
harus diukur dengan menggunakan alat/tools.
Ditinjau dari fungsinya maka parameter yang berpengaruh besar terhadap sistem kemudi
pada kendaraan adalah gaya yang di butuhkan untuk memutar kemudi dari kendaraan. Sehingga
parameter yang digunakan dalam kajian eksperimental analisa beban pada roda kemudi mobil
adalah input, : gaya puntir kemudi (H) sudut putar kemudi ( 𝛿 ) Output, : sudut belok (𝛿1 ), gaya
dorong pada tie rod (Fd).
59
Suara Teknik: Jurnal Ilmiah ISSN: 2579-4698 (Online) ISSN: 2086-1826 (Print)
Dari plat penghubung gaya diteruskan melalui poros roda kiri dan kanan, sehingga roda kiri
dan kanan dapat berbelok sesuai keinginan dari pengendara. Rasio gigi kemudi standar sesuai
spesifikasi mobil Emisia Borneo 01 adalah 12. Namun dapat untuk mengetahui kondisi aktual pada
mobil dapat pula di rumuskan dengan:
sedangkan hasil pengukuran rasio sudut putar kemudi dengan sudut belok ban belok kanan dan
kiri adalah sebagai berikut :
60
Suara Teknik: Jurnal Ilmiah ISSN: 2579-4698 (Online) ISSN: 2086-1826 (Print)
Pada perhitungan ini yang di cari adalah radius belok yang aman untuk mobil urbanconcept
“Emisia Borneo 01”, Sesuai dengan rules atau aturan panitia SEMA 2018 pada pasal 47 hal 22,
yaitu “radius belokan harus 6 m atau kurang. Radius belokan adalah jarak antara pusat lingkaran
dan roda eksternal kendaraan. Roda eksternal kendaraan harus dapat mengikuti busur 90˚ dalam
radius 6 m ke kedua arah. Sistem kemudi dirancang agar tidak terjadi kontak antara ban dan badan
atau sasis kendaraan”. Dapat dihitung dengan rumus (Suyono,2013 ) :
4. KESIMPULAN
Berdasarkan eksperimen hasil perencanaan sistem kemudi rack and pinion pada kendaraan
maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perencanaa sistem kemudi rack and pinion agar dapat merubah gerakan
putar menjadi lurus atau translasi dan aman untuk di kendarai serta dapat sesuai dengan
aturan panitia shell eco marathon asia 2018 dimana belokan roda eksternal kendaraan
harus dapat mengikuti busur 90˚ dalam radius 6 m. Adapun dimensi sistem kemudi
2. Analisa torsi yang dibutuhkan untuk membelokkan yaitu sebesar 16.660 Nm ata sama
dengan 1,7 kg.mm2. Sehingga gaya sentrifugal yang terjadi karena rack menjauh dari titik
61
Suara Teknik: Jurnal Ilmiah ISSN: 2579-4698 (Online) ISSN: 2086-1826 (Print)
tusuk pinion, saat berbelok terjadi gaya gesek antara roda dan permukaan jalan maka gaya
sentrifugal yang didapat adalah sebesar 387.94 N/m2. Setelah terjadi kontak antara roda
dan permukaan jalan maka gaya yang terjadi selanjutnya adalah gaya handling pada mobil
emisia borneo 01 gaya handling yang didapat pada saat berbelok ke kanan dengan sudut
10˚,20˚,40˚ adalah 3128.7 N,3186.4 N, 3705.4 N, dan pada saat berbelok ke kiri adalah
3092.4 N, 3149.4 N, 3662,4 N.
3. Analisa sudut belok roda pada mobil emisia borneo 01 ini, sesuai aturan pada event shel
echo marathon asia 2018 kendaraan harus mampu berbelok pada radius 6 meter, maka di
rancang panjang wheel base 1.25 meter, panjang poros roda depan 65 cm, dengan sudut
belok aman atau di ijinkan minimal 13˚, maka mobil emisia borneo 01 ini dinyatakan aman
dan lulus uji tehnical impaction mampu berbelok dengan sudut roda 13˚ pada radius 6 m.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Herdianto., 2012. Perancangan Sistem Kemudi, dan Roda Urban city Car Untuk
Kompetisi Urbanconcept Shell Eco-Marathon, UNY, Jurnak Teknik mesin, Yogyakarta.
Aji Srihartono., 2013. Perancangan Sistem Kemudi Pada Mobil Ethanol, ITB, Jurusan Teknik
Mesin, Bandung.
Boris M. Klebanov, David M. Barlam, and Frederic E. Nystrom, 2007, Machine Elements Life
and Design, Francis
Don Knowles, 1976, Automotive Suspension, and Steering Systems 5th edition, United States
Harald Naunheimer, Bernd Bertsche, Joachim Ryborz, dan Wolfgang Novak, 2011, Automotive
Transmission Fundamentals, Selection, Design, and Application, New York
Neil Scalater, 2011, Mechanisms and Mechanical Devices Sourcebook, New York
Reza N. Jazar, 2008, Mathematical Model to Design Rack and Pinion Ackerman Steering
Geometry, India
Richard G. Budynas dan J.Kerth Nisbett, 2008, Mechanical Engineering Design, New York
Rizal Pribadi Restuaji, dan Unggul Wasiwitono. 2011. Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi
dan Sistem Suspensi Quadrilateral pada Narrow Tilting Vechile, UGM, Jurnal Teknik mesin.
Yogyakarta.
62
Suara Teknik: Jurnal Ilmiah ISSN: 2579-4698 (Online) ISSN: 2086-1826 (Print)
Sularso dan K. Sugra., 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramitha,
Jakarta.
Suyono, A dan Arsana, I.M. 2013. Rancang Bangun Sistem Kemudi Manual Pada Mobil Listrik
Garuda Unesa. Jurnal Teknik Mesin, Vol. 01, no. 2, pp.187 – 195.
William D. Callister and David G.Retwisch, 2009, Materials Science and Engineering : an
Introduction, America
63