Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN 2

ANALISIS REM CAKRAM PADA SUPRA X 125

Oleh:

Arif Nugroho 13111022


Heri Indriana Wibowo 13111070
Ahmad Rifqi Brillian Tobibi 13111129

Program Studi Teknik Material


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini sepeda motor seperti kebutuhan pokok yang harus kita miliki.
Hampir setiap hari kita menggunakan sepeda motor untuk mengakses satu
tempat ke tempat yang lainnya. Terutama di Kota Bandung yang serba padat dan
macet, menggunakan sepeda motor adalah pilihan yang paling ringkas yang bisa
kita dapatkan. Tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu kita bisa
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan cepat. Karena kondisi
jalanan di Kota Bandung yang sangat padat dan banyak jalan yang memiliki
bagian tidak sempurna, tentu faktor keamanan yang kita butuhkan juga harus
semakin besar. Salah satu faktor keamanan yang bisa kita dapatkan dari sepeda
motor adalah rem, baik yang tromol ataupun cakram. Seiring dengan
perkembangan zaman dan mobilitas dalam memenuhi kebutuhan, rem cakram
dirasa lebih efektif dan aman dibandingkan dengan rem tromol. Oleh karena itu,
pada saat ini hampir semua sepeda motor telah menggunakan rem cakram untuk
alat keselamatannya, bahkan sekarang sudah banyak yang menggunakan rem
cakram tidak hanya untuk rem bagian depan saja tetapi juga bagian belakang.
Seperti rem yang digunakan pada sepeda motor Honda Supra X 125
yang menggunakaan rem cakram untuk bagian depan.

2. Tujuan
a. Mengidentifikasi sistem pengereman depan pada Honda Supra X 125
dan mengetahui cara kerjanya.
b. Menentukan braking capacity dengan gaya aktuasi yang diberikan.
c. Menentukan jarak pengereman dengan waktu pengereman berdasarkan
braking capacity yang ada.
d. Menentukan umur dari sistem pengereman yang optimal.
BAB II
TEORI DASAR
A. Rem

1. Pengertian Rem

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan.


Peralatan ini sangat penting, karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan
menjamin keamanan bagi pengendara. Syarat rem yang baik adalah :

a) Dapat bekerja dengan baik dan cepat

b) Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama

atau gaya pengereman harus sebanding dengan beban yang diterima oleh

masing-masing roda.

c) Mempunyai daya tahan yang cukup.

d) Mudah disetel dan diperbaiki.

Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan


pengereman mesin, kendaraan cenderung bergerak sehingga kendaraan sulit untuk
dihentikan, untuk kendaraan dapat berhenti di butuhkan rem. Rem bekerja disebabkan
oleh adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak putar piringan(disc).

2. Mekanisme Penggerak Hidrolik

Prinsip kerja rem hidrolik adalah menggunakan hukum pascal yaitu gaya
penampang dari fluida akan menghasilkan tekanan yang akan diteruskan ke segala arah
dengan sama besar. Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal digunakan boster
rem sehingga daya pengereman yang dihasilkan lebih besar. Boster rem mempunyai
membran yang kerjanya disebabkan karena adanya perbedaan antara tekanan dan
kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Prinsip kerja boster rem
menggunakan hukum bernoulli yaitu fluida dalam keadaan mengalir kontinu mempunyai
energi tekanan, energi kinetic (kecepatan), dan energi potensial (kecepatan awal).
Gambar 1. Komponen Boster Rem

Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh
daya pengereman yang besar dari langkah pedal minimum. Gaya penekan pedal rem
akan dibuat menjadi tekanan fluida oleh piston dari master silinder. Cara kerja master
silinder adalah apabila pedal ditekan , maka pistonakan bergerak maju, akibatnya minyak
rem akan mengalir ke tangki melalui saluran di depan master silinder. Dorongan piston
akan menyebabkan tekanan minyak naik, sehingga mendorong katub inlet sampai
menutup saluran ke tangki. Tekanan minyak rem yang ada dalam master silinder akan
semakin besar dan akhirnya minyak menuju ke silinder roda melewati katup pengecek.
Piston akan kembali ke posisi semula apabila pedal rem dibebaskan dengan bantuan
pegas pengembali.
Gambar 2. Komponen Master Silinder

Tekanan ini dipindahkan melalui pipa rem dan bekerja pada sepatu atau pad rem
untuk menghasilkan pengereman. Untuk memperbesar suatu gaya pengereman, maka
diperlukan diameter silinder yang besar. Pada umumnya kendaraan menggunakan rem
yang mempunyai daya pengereman yang berbeda antara rem belakang dan rem depan,
dengan daya pengereman untuk roda depan harus lebih besar dari gaya pengereman
roda belakang, maka untuk memperkuat daya pengereman roda depan silinder roda
dibuat lebih besar. Besarnya gaya pengereman dapat diatur sesuai dengan
perbandingan antara diameter master silinder dan silinder roda.

Rem hidrolik terespon lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan konstruksinya lebih
sederhana. Dengan kelebihan tersebut rem hidrolik lebih banyak digunakan pada
kendaraan penumpang dan truck ringan.

B. Disc Brake

Disc brake digunakan sebagai pengganti rem tromol, terdiri dari cakram yang
berputar dengan rotor dan bahan gesek yang mendorong dan menjepit cakram. Daya
pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara pad dan cakram.
Gambar 3. Konstruksi Rem Piringan

Keuntungan Disc Brake:

a. Tidak terdapat self energizing effect dan akibatnya tidak diperlukan penambahan
tenaga rem. Oleh karena itu perbedaan efek pengereman antara roda kiri dan
kanan dapat dieliminir dan kemungkinan kecil terjadi roda menarik ke kiri atau ke
kanan pada saat dilakukan pengereman.

b. Karena konstruksi yang sederhana maka pada kanvas rem (brake pad) mudah
diganti.

c. Bila piringan terkena air, maka efek pengereman akan konstan karena air yang
menempel pada piringan akan terlempar keluar akibat gaya sentrifugal.

d. Tidak menimbulkan bunyi karena piringannya terbuka atau hampir seluruhnya


berhubungan dengan udara maka piringan dapat mentransfer panas dengan baik
dan juga jarang terjadi gejala fiding, karena itu efek pengereman yang dihasilkan
stabil walaupun melakukan pengereman secara berulang-ulang pada kecepatan
tinggi.

e. Berbeda dengan rem tromol maka ekspansi panas tidak dapat menyebabkan
adanya perubahan dalam renggangnya seperti terdapat pada rem tromol dimana
kecenderungan kerenggangan akan bertambah.

C. Komponen Disc Brake


Pada umumnya komponen-komponen disc brake adalah sebagai berikut:

a. Pad Rem

Pad tersebut dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Pada pad diberi
garis celah untuk menunjukkan tebal pad. Dengan demikian dapat mempermudah dalam
pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad, penggunaan metalic plate dipasangkan
pada sisi piston dari pad yang fungsinya untuk mencegah bunyi saat pengereman.

Gambar 4. Pad Rem

b. Disc (Piringan)

Pada umumnya cakram atau piringan terbuat dari besi tuang dan beri lubang
lubang yang fungsinya untuk ventilasi serta pendingin, dengan adanya ventilasi umur pad
lebih panjang dan tahan lama.

Gambar 5. Disc (Piringan)


c. Kaliper

Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memegang piston-piston dan


dilengkapi saluran saat minyak rem yang disalurkan ke silinder. Pada disc brake terdapat
beberapa jenis kaliper yang diantaranya adalah :

1. Tipe Fixed Caliper (Duoble Piston):

Pada tipe ini piston ditempatkan pada dua sisi kaliper. Radiasi panas Fixed
Caliper terbatas karena silinder rem berada pada cakram dan velg, menyebabkan sulit
tercapainya pendinginan. Untuk itu membutuhkan penambahan komponen yang
banyakguna mengatasi hal tersebut. Jenis Fixed Caliper ini sudah jarang digunakan.

Gambar 6. Kaliper jenis Fixed Caliper

2. Floating Caliper (Single Piston)

Pada tipe ini piston ditempatkan pada satu sisi kaliper, sistem kerjanya adalah
tekanan hidrolis dari master silinder, kemudian mendorong piston dan selanjutnya
menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidrolis menekan sisi
pad sehingga menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman. Dalam tipe ini
kemampuan pengeremannya dibangkitkan oleh kedua pad sehingga daya pengereman
lebih baik. Tipe ini sering digunakan pada kendaraan penumpang saat ini.
Gambar 7. Kaliper Jenis floating caliper

Gambar 8. Komponen Kaliper

D. Prinsip Kerja Disc Brake

Sistem rem piringan bekerja dengan adanya suatu gerak gaya gesek antara pad
rem yang diam dengan piringan yang berputar. Pada kendaraan berjalan mesin berfungsi
mengubah energi panas menjadi energi kinetik maka sebaliknya dari prinsip kerja rem
yaitu mengubah energi kinetik menjadi energi panas dimana pada saat pengereman akan
terjadi gesekan antar pad rem dengan piringan yang akan menghasilkan panas yang
selanjutnya panas dilepas ke udara bebas.
Penggunaan rem selanjutnya berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan, maka
akan timbul panas karena adanya gesekan antara pad rem dan cakram. Selama proses
pengereman berlangsung, temperatur pad dan cakram akan naik sehingga akan
menyebabkan cakram memuai. Cakram yang panas akan mengurangi daya
pengereman.

Rem cakram mempunyai batas pembuatan pada bentuk dan ukurannya. Karena
berkaitan dengan aksi self enegizing limited. Sehingga perlu tambahantekanan hidrolik
yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efesien. Komponen
tersebut dinamakan boster rem. Boster rem mampu melipat-gandakan daya penekanan
pedal, waktu penekanan pedal lemah mampu diteruskan menjadi daya pengereman yang
besar.

Gambar 9. Cara Kerja Disc Brake Saat piston ditekan


Gambar 10. Cara Kerja Disc Brake Saat tekanan dibebaskan

E. Analisis pada Disk Brake

Pada disk brake dikenal dua buah asumsi, yaitu :


1. Keausan Seragam
Pada asumsi keausan seragam, diketahui bahwa keausan sumbu selalu sama di
manapun sehingga PV= konstan. Hal ini membawakan p=p ari/r. Menurut
literatur(Shigley), asumsi di atas membuat persamaan (16-29) menjadi (16-33)
dan persamaan (16-30) menjadi (16-34):
2. Tekanan seragam
Pada asumsi tekanan seragam(ketika rem masih baru), p=p a. Sehingga
persamaan (16-29) menjadi (16-37) dan persamaan (16-30) menjadi (16-38).

Kemudian, untuk menentukan nilai koefisien gesek digunakan table berikut:

Untuk menentukan jarak pengereman dan waktu pengereman berdasarkan braking


capacity( T menurut buku Shigley atau MR menurut buku Nieman) yang ada, maka
sebelumnya harus ditentukan dulu nilai dari variable-variabel berikut:

1. Momen Inersia rotasi (G D 2)


merupakan momen inersia yang terjadi pada benda yang kita tinjau akibat gerak
rotasinya. Untuk kasus ini, dibawa benda yang kita tinjau berbentuk lingkaran
atau piringan dibawakan oleh persamaan berikut:
2 1 2
G D = m. r
2
2. Inersia Translasi atau Weight of translating parts (Gg)
Merupakan penjumlahan dari semua komponennya.
G g❑ =∑ W

3. Kecepatan Motor (load speed) = Vg (m/s)


Vg
n disc =
r roda
Dari ketiga variable di atas, akan didapatkan nilai dari Energi Kinetik Roda yang
dibawakan oleh persamaan berikut:
2 2 2
G g . v G D .n
Am= +
2 x 9,81 7200

Sedangkan dari MR dapat diketahui nilai dari MH. yaitu steady state torque at driven shaft
yang dibawakan oleh persamaan berikut. Di mana nilai C didapat dari table 29/5 pada
literatur.
Mr 26,5
MH= = =8,8 kgf . cm
C 3
Setelah diketahui nilai MH, maka kita bisa mencari nilai Torsi Perlambatan (MB) dengan
persamaan berikut:
MB = MR – MH

Dan Waktu Pengereman (tR)


1910. Am
tr= =¿
n. MB
Serta Breaking Distance (SR)
Vg .t r
S R= =¿
2

Menentukan umur dari sistem pengereman yang optimal. Pertama-tama perlu diketahui
volume gesek yang ada, dibawakan oleh

Vv= TxL
T adalah braking capacity sedangkan L adalah luas pad.

Kemudian dihitung Daya gesek dengan persamaan berikut:


( Am )( Z )
Nr=
( 27.10 4 )
Di mana Z adalah lama operasi dalam jam.

Setelah nilai Nr didapat, kita bisa mencari Lb atau umur pemakaiannya dengan rumus
berikut:
Vv
Lb =
Qv . Nr

Qv adalah specific wear of the friction (lihat table 29/2) dan Nr adalah mean frictional
power.
BAB III
DATA dan PENGOLAHAN DATA

Data dimensi rem cakram:


1. Dimensi handle bar
a. Panjang handel bar = 135 mm
b. Jarak pin ke piston = 20 mm
2. Dimensi disk
a. Diameter luar = 220 mm
b. Diameter dalam = 160 mm
c. Lingkaran kecil = 6 mm
d. Lebar efektif cengkraman = 30 mm
e. Total lubang = 45
3. Dimensi Piston
a. Diameter luar = 30 mm
b. Diameter dalam = 25 mm
c. Panjang silinder piston = 28 mm
4. Diameter selang luar = 15 mm
Diameter selang dalam = 13 mm
5. Diameter washer oil bolt (saluran masuk ke dalam calliper) = 7mm
6. Diameter silinder piston di handle bar = 10 mm
7. Luas pads = 11938 mm2
8. Clearence (jarak pads dengan disk) = 0,4 mm
9. Material gesek: Composite Wood on steel or cast iron fdry= 0,35 dan fwet = 0,16
Analisis Braking Capacity (torsi pengereman) Pada Rem Cakram

∑ Mpin=0 (Asumsi gaya gaya F rata – rata = 30 N)

F .100 mm=F1 .35 mm


10 x 30
F 1= =85,7 N
3,5
F1
Pselang=
A selang

[( ) ]
85,7
Pselang=
π
( 0,0132 ) = 645660 Pa = 645,6 Mpa
4
Asumsi : tekanan pada selang konstan
Pada ujung keluaran selang terdapat suatu mekanisme piston caliper.
Pselang = Ppiston caliper

F1 F
= P
A selang A piston

85,7 FP
=
( π4 ) .(13 ) ( π4 ) .(25 )
2 2
Fp = 317 N

Diagram Benda Bebas Cakram :

Untuk model tekanan seragam :


P = Pa
Fp
P= = 317 / 11938 x 10-6 = 26548 Pa = 26,5 kPa
Ap
o
θ2=60
o
θ1=0
r 0 =110 mm
r i=80 mm
f = 0,35 (asumsi ketika dry)
1
F= ( θ2−θ 1 ) Pa ( r 0−r i ) =79,1 N
2 2
2
1
T = ( θ 2−θ1 ) fPa ( r 0−r i ) =2,65 Nm
3 3
3
Analisis Braking Distance dan Braking Time untuk rem cakram
Data awal:
 MR = braking capacity = 2,65 Nm = 26,5 kgfcm
 F = gaya tekan dari lengan ke handle bar = 30 N
 Berat motor kosong = 103 kgf
 Berat pengendara = 120 kgf (boncengan)
 Berat bahan bakar = 2,4 kgf (3 liter premium)
 Jari-jari roda depan = 0,3 m
 Massa roda depan dan remnya = 10 kgf (asumsi)
 Asumsi Material gesek: Composite Wood on steel or cast iron fdry= 0,35 dan fwet =
0,16
Momen Inersia (G D2)

2 1 2 1
G D = m. r = ( 10 ) ¿
2 2
Kecepatan Motor (load speed) = Vg (m/s)

n disc=
Vg Vg
=
r roda 0,3
=3,33 Vg ( )
rad 60
sec 2 π
=3,15 Vg(rpm)

Wight of translating parts (Gg)


G g❑ =120+10+103+2,4 +10=245,4 kgf
(Jika asumsi berat roda belakang 10 kg)
nd 3,15Vg x 0,6
v= = = 9,89 x 10−4Vg m/s
1910 1910
Energi Kinetik Roda
2
245,4 x ( 9,89 x 10 Vg ) ( 0,45 ) .(3,15 Vg)
2 2 2 −4 2 2
G g . v G D .n
Am= + = Am= + =2,9 x 10−4 V g 2
2 x 9,81 7200 2 x 9,81 7200
Asumsi efisiensi pengereman = 0,9 (kering, fdry = 0,35)
Mr 26,5
MH= = =8,8 kgf . cm
C 3
Torsi Perlambatan (MB)
MB = MR – MH , MR = Torsi total (breaking capacity)
=26,5 kgf.cm – 8,8 kgf.cm = 17,7 kgfcm
Waktu Pengereman (tR)
1910. Am ( 1910 ) (2,9 x 10−4 V g 2)
tr= = =9,9 x 10−3 Vg s
n. MB ( 3,15 Vg ) (17,7 kgfcm)
Breaking Distance (SR)
Vg .t r Vg 9,9 x 10−3 Vg −3 2
S R= = =4,95 x 10 Vg
2 2 (2)
Dengan rumus di atas, bisa dicoba dengan nilai Vg yang berbeda-beda dan hasilnya
sebagai berikut:

Vg Vg(m/s) tr (s) sr (m)


10 2,77777 0,0275000 0,03819444
8 0 4
20 5,55555 0,0550000 0,15277777
6 0 8
30 8,33333 0,0825000 0,34375000
3 0 0
40 11,1111 0,1100000 0,61111111
1 0 1
50 13,8888 0,1375000 0,95486111
9 0 1
60 16,6666 0,1650000 1,37500000
7 0 0
70 19,4444 0,1925000 1,87152777
4 0 8
80 22,2222 0,2200000 2,44444444
2 0 4
90 25 0,2475000 3,09375000
0 0
100 27,7777 0,2750000 3,81944444
8 0 4
110 30,5555 0,3025000 4,62152777
6 0 8

Umur Rem Cakram


1. Pads
Tebal Pads = 3,5 mm
Luas Pads = 11938 mm2
Volume gesek yang diinginkan =TxL = 3,5 x 11938 = 41,783 cm3
2. Operasi pemakaian per jam (asumsi) = Z = 10 kali/menit x 60 menit/jam =
6000 kali/jam
3. Am =

( 1.1 ) ≫Vg 2 ( 1.1 ) ( 245,4 ) Vg2


Am= = =13,76 Vg2
( 9.81 )( 2 ) 19.62
4. Daya gesek = Nr=

( Am ) (Z ) ( 13,76 V g2 ) (6000)
Nr= 4
= 4
=0,31 V g 2
(27. 10 ) (27.1 0 )
5. Asumsi material gesek dari composite with asbestos dengan koefisien gesek f dry=
0,35 , Qv = 0,01 cm3/Hp.h dan fwet = 0,2 , Qv = 0,007 cm3/Hp.h
6. Untuk Qv = 0,01 cm3/Hp.h, maka umur :
41,783
Lb =
0,01. 0,31 V g 2
Untuk Vg = 40 km/jam = 11,11 m/s ( asumsi kecepatan rata – rata operasi )
41,783
Lb = 2 = 109,2 jam
0,01. 0,31. 11,11
7. Untuk Qv = 0,007 cm3/Hp.h, maka umur :
41,783
Lb = 2 = 156 jam
0,007 . 0,31.11.11
Jadi untuk pemakaian dalam kondisi kering dan kecepatan 40 km/jam maka umur pads
+/- 109,2 jam pemakaian dan untuk kondisi basah +/- 156 jam.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Sistem pengereman depan yang digunakan pada Honda Supra X 125 adalah disk
brake dengan double piston. Cara kerja sistem pengereman depan pada sepeda
motor ini menggunakan sistem hidrolik. Tuas handle bar diberi gaya yang akan
mendorong piston pada handle dan menekan oli ke calliper. Dengan menggunakan
persamaan hidrolik maka akan didapatkan gaya tekan yang lebih besar pada calliper
yang akan mendorong piston pada calliper dan menekan pad set sehingga
memberikan gaya gesek pada piringan cakram.
2. Dengan gaya pengereman yang sama pada handle bar sebesar 30 N, rem cakram
akan menghasilkan daya pengereman (braking capacity) = 2,65 Nm. Daya
pengereman ini cukup besar sehingga daya pengereman pada sistem pengereman
ini bisa dikategorikan cukup baik.
3. Jarak dan waktu pengereman dengan braking capacity yang ada adalah sebagai
berikut :

Vg Vg(m/s) tr (s) sr (m)


10 2,77777 0,0275000 0,03819444
8 0 4
20 5,55555 0,0550000 0,15277777
6 0 8
30 8,33333 0,0825000 0,34375000
3 0 0
40 11,1111 0,1100000 0,61111111
1 0 1
50 13,8888 0,1375000 0,95486111
9 0 1
60 16,6666 0,1650000 1,37500000
7 0 0
70 19,4444 0,1925000 1,87152777
4 0 8
80 22,2222 0,2200000 2,44444444
2 0 4
90 25 0,2475000 3,09375000
0 0
100 27,7777 0,2750000 3,81944444
8 0 4
110 30,5555 0,3025000 4,62152777
6 0 8

4. Dengan asumsi kecepatan pemakaian rata-rata 40 km/jam, pada kondisi kering


umur pemakaiannya adalah 109,2 jam, sedangkan untuk kondisi basah 156 jam.

DAFTAR PUSTAKA
Niemann, G. E. 1978. Machine Elements. Springer-Verlag.
Norton, R. L. 1996. Machine Design. Prentice Hall : Worchester.
Shigley, E. 1989. Mechanical Engineering Design. Prentice Hall.
Sugiharto, Arif. 2007. Cara Kerja Dan Perbaikan Rem Disc Brake Laporan Proyek Akhir.
Teknik Mesin D III. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
Panjang X lebar X tinggi : 1.889 x 702 x 1.094 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.242 mm
Jarak terendah ke tanah : 138 mm
Berat kosong : 103 kg
Tipe rangka : Tulang punggung
Tipe suspensi depan : Teleskopik
Tipe suspensi belakang : Lengan ayun dengan peredam kejut ganda
Ukuran ban depan : 70/90 - 17 M/C 38P
Ukuran ban belakang : 80/90 - 17 M/C 44P
Rem depan : Cakram double piston
Rem belakang : Tromol
Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter
Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara
Diameter x langkah : 52,4 x 57,9 mm
Volume langkah : 124,8 cc
Perbandingan Kompresi : 9,0 : 1
Daya Maksimum : 9,3 PS / 7.500 rpm
Torsi Maksimum : 1,03 kgf.m / 4000 rpm
Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 0,7 liter pada penggantian periodik
Kopling Otomatis : Otomatis sentrifugal
Gigi Transmsi : Kecepatan bertautan tetap
Pola Pengoperan Gigi : N-1-2-3-4-N (rotari)
Starter : Pedal dan Elektrik
Aki : 12 V - 3,5 Ah
Busi : ND U20EPR9, NGK CPR6EA-9
Sistem Pengapian : Carburator - DC CDI

Anda mungkin juga menyukai