Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Rem
Rem merupakan salah satu komponen penting pada sebuah kendaraan.
Dengan perantara rem pengendara dapat mengendalikan kendaraannya secara aman
dan menghindari benturan. Komponen ini berfungsi untuk menahan kecepatan
sehingga kendaraan bisa melambat atau bahkan berhenti. Dalam kendaraan bermotor,
terdapat tiga jenis rem yaitu rem mekanik, rem angin dan rem hidrolik.
B. Fungsi sistem Rem
Pada dasarnya sistem pengereman ini berfungsi memperlambat laju
kendaraan. Dalam kata lain, brake system dapat menjadi alat yang menjamin
keamanan dan keselamatan para pengendara. Berikut fungsi dari sistem pengereman
pada kendaraan.
1. Mengurangi Kecepatan Kendaraan
Saat pengendara mengendarai kendaraan, sistem pengereman ini akan bekerja
mengurangi kecepatan kendaraan saat Anda menekan pedal rem. Proses
pengurangan kecepatan ini dapat terjadi secara berkala atau drastis tergantung
bagaimana pengendara menekan pedal rem tersebut.
2. Menahan Kendaraan
Selain mengurangi kecepatan, sistem rem ini dapat menahan kendaraan agar tidak
bergerak maju atau mundur. Bisa dikatakan juga rem ini berfungsi untuk
menghentikan laju kendaraan. Ketika pengendara hendak memarkirkan kendaraan
di tempat yang tidak rata, maka pengendara dapat menggunakan sistem
pengereman ini menggunakan fitur hand brake atau rem parkir.
3. Menjaga Keselamatan Pengendara
Sistem pengereman dapat mengurangi laju kendaraan dengan jarak sekecil
mungkin untuk menjaga keselamatan dan keamanan pengendara, terutama agar
tidak bertabrakan dengan pengendara lain.
C. Macam-macam sistem Rem
Pada sistem rem terdapat beberapa bentuk dan cara penggunaan beserta
penerapan yang dipakai oleh kendaran sehingga bisa membantu kinerja sistem
pengereman Berikut adalah sistem pengereman yang diterapkan pada kendaraan
sebagai berikut:
1. Rem Cakram
Rem cakram atau disc brake banyak di pakai dikendaraan bermotor berkecepatan
tinggi. Terjadi gaya pengereman pada rem cakram adalah akibat gesekan yang
dilakukan oleh pad atau bantalan terhadap cakaram atau piringan dengan cara
menjepit.

Gambar 2.1 Rem Cakram


2. Rem Tromol
Saat pengemudi menginjak pedal rem, master slinder menekan fluida kemudian
fluida meneruskan tekanan ke silinder menekan fluida kemudian menekan sepatu
rem yang akhirnya sepatu rem yang membawa kampas rem menekan tromol dan
menimbulkan gesekan antara kämpas rem dan rem tromol dan menimbulkan
gesekan antara kampas rem dan rem tromol, gesekan inilah yang menyebabkan
kendaraan melambat atau berbenti.
Gambar 2.2 Rem tromol

D. Komponen-komponen sistem Rem


1. Komponen Rem cakram
a. Kaliper
Komponen rem cakram mobil yang pertama adalah kaliper. Kaliper rem
merupakan salah satu bagian vital rem cakram dan fungsinya menghimpit
kampas rem pada piringan cakram sekaligus menopang kampas dan piston rem.
Komponen ini bekerja dengan bantuan tekanan hidrolik dari minyak rem yang
masuk melalui selang rem.

Gambar 2.3 Kaliper Rem


b. Piston Rem
Caliper tidak akan dapat bekerja sempurna tanpa adanya piston brake.
Komponen rem cakram mobil inilah yang bertugas menekan kampas rem atau
brake ke piringan cakram. Letaknya berada di dalam calliper dengan bentuk
serupa tabung. Salah satu ujung piston brake membentuk lekukan untuk
menyimpan karet pelindung debu.

Gambar 2.4 Piston Rem

c. Seal Piston
Piston rem terdiri atas beberapa bagian. Salah satu bagian krusialnya adalah
seal piston. Fungsinya adalah menarik piston kembali ke tempat semula setelah
proses pengereman. Seal piston juga bertugas menutup aliran minyak dari
mekanisme hidrolik yang terjadi saat pedal rem diinjak.
Gambar 2.5 Seal Piston
d. Kampas Rem
Pengendara tentu sudah sering mendengar tentang komponen rem cakram
mobil yang satu ini. Kampas rem brake pads bertugas menekan piringan
cakram. Dengan begitu, piringan cakram akan menghasilkan daya gesek yang
menghentikan putaran cakram.

Gambar 2.6 Kampas Rem

e. Selang Hidrolik
Komponen ini memiliki fungsi untuk menyalurkan minyak rem ke kaliper rem.
Adapun cara kerjanya dengan memanfaatkan tekanan hidrolik yang berasal dari
pedal rem. Ketika mobil melaju, tekanan yang terjadi di dalam selang hidrolik
sangat fluktuatif. Supaya minyak rem tidak bocor, selang hidrolik dibuat
dengan material yang bisa menahan tekanan, seperti baja.

Gambar 2.7 Selang Hidrolik

f. Piringan Cakram
Komponen selanjutnya dari rem cakram adalah piringan cakram atau disc brake
yang terhubung dengan poros roda. Piringan cakram berfungsi sebagai media
yang akan dijepit atau ditekan oleh kampas rem. Oleh karena itu, munculah
proses pengereman pada mobil. Bahan yang biasanya dipakai dalam piringan
cakram adalah besi cor. Beberapa piringan terbuat dari komposit matriks
keramik atau karbon yang biasanya digunakan oleh mobil mewah dengan
kecepatan tinggi. Bahan komposit karbon dan keramik biasanya dapat
melepaskan panas lebih cepat dibanding besi cor. Perlu diketahui, ada dua tipe
piringan cakram mobil yang populer di Indonesia, yaitu solid disc dan
Ventilated disc. Tipe solid disc ini bentuknya sangat solid dengan tingkat
ketebalan tinggi dan terdapat lubang-lubang di sekitar piringan. Selanjutnya ada
Ventilated disc yang merupakan piringan cakram dengan desain unik karena
ada lubang-lubang di bagian piringannya. Lubang tersebut dibuat untuk
mempercepat proses pendinginan sehingga bisa cepat dalam melepaskan panas.

Gambar 2.8 Piringan Cakram


g. Master Silinder
Cara kerja master silinder adalah mengubah gerakan mekanis dari pedal rem
menjadi tekanan hidrolik. Komponen rem cakram ini juga memiliki komponen
lain yang terhubung dengan pedal rem. Di pasaran, ada dua tipe master silinder,
yaitu tipe tandem dan tipe tunggal. Tipe tandem adalah master silinder dengan
dua outlet hose dan dua piston. Selanjutnya ada tipe tunggal yang artinya hanya
memiliki satu outlet hose dan piston. Jadi, satu master silinder akan mengatur
laju keempat roda mobil sekaligus.
Gambar 2.8 Master Silinder

h. Tangki Minyak Rem


Minyak rem yang dijelaskan sebelumnya ditampung dalam sebuah tangki atau
oil reservoir yang letaknya menyatu dengan master silinder. Komponen rem
cakram mobil ini dilengkapi sebuah sensor untuk mendeteksi volume minyak
rem.
Gambar 2.9 Tangki Minyak Rem

i. Booster
Booster rem merupakan komponen rem cakram yang terbuat dari membran.
Komponen ini terhubung dengan bagian intake manifold. Booster rem
berfungsi sebagai assist atau dapat membantu meringankan tenaga penekanan
pedal rem, tanpa harus mengurangi daya pengereman. Komponen ini bisa
melipat gandakan energi pengereman. Oleh karena itu, pengendara tidak
membutuhkan tenaga yang besar dalam proses pengereman. Pengemudi akan
merasa ringan saat menginjak pedal rem dengan adanya bantuan booster rem.
Gambar 2.10 Booster
j. Pedal Rem
Fungsi dari pedal rem pada rem cakram adalah untuk membantu mengaktifkan
sistem pengereman. Umumnya dibuat dengan tuas yang panas agar
menyesuaikan dengan kebutuhan pengereman pengemudi. Berbagai komponen
rem cakram tersebut bersatu untuk membantu pengendara mengurangi laju dan
mengehentikan mobil. Berikut cara kerja rem cakram pada mobil.
Gambar 2.11 Pedal Rem

2. Komponen Rem Tromol


a. Backing Plate
Backing plate merupakan komponen rem tromol yang berfungsi sebagai rumah,
rangka, atau pelindung untuk komponen-komponen lainnya. Bentuk backing
plate seperti piringan logam berukuran besar yang terbuat dari material logam
tipis. Terdapat lubang, lekukan, atau tonjolan di permukaan backing plate
dengan ukuran yang menyesuaikan komponen standar rem tromol lainnya.
Gambar 2. 12 Backing Plate

b. Sepatu rem dan kampas


Sepatu rem (brake shoe) dan kampas adalah dua komponen yang saling
membutuhkan satu sama lain. Sepatu rem adalah wadah untuk menyimpan
kampas. Bentuk sepatu rem menyerupai lingkaran yang memiliki dua lubang
yang berbentuk setengah lingkaran. Sepatu rem tidak berkaitan langsung
dengan rem tromol. Sementara itu, kampas rem yang berada di atas sepatu rem
biasanya terbuat dari material keramik organik yang mudah berubah bentuk
sehingga mudah menipis saat digunakan terus-menerus dan perlu diganti.
Gambar 2.13 Kampas Rem

c. Silinder roda
Silinder roda merupakan komponen rem tromol yang berperan mengubah
tekanan fluida menjadi gerakan mekanis. Ada beberapa tipe silinder roda, akan
tetapi tipe silinder roda dual piston yang paling popular untuk membantu kerja
tromol jenis leading dan trailing. Untuk mendukung kerja silinder roda,
terdapat beberapa bagian lainnya yakni wheel cylinder housing, piston boot,
bleeder nut, spring dan piston.
Gambar 2.14 Silinder Roda

d. Brake shoe adjuster


Brake shoe adjuster termasuk komponen rem tromol yang terletak di bagian
bawah rem tromol dengan bentuk menyerupai screw pada bagian adjuster.
Peran brake shoe adjuster untuk mengatur atau menyetel celah yang timbul di
antara kampas rem dan permukaan tromol saat terjadi kita menekan pedal rem
atau menarik tuas rem.

Gambar 2.15 Brake shoe adjuster


e. Return spring

Saat posisi sepatu rem berubah akibat gaya menekan dari pedal rem atau tuas
rem, maka return spring yang akan mengembalikan posisi sepatu rem tromol
tersebut pada posisi semula. Return spring terdiri dari dua komponen yakni
upper spring dan lower spring yang memiliki fungsi berbeda. Upper spring
atau pegas berada di bagian bawah silinder roda dan berfungsi untuk
mengembalikan posisi sepatu rem. Sedangkan lower spring yang berada di sisi
adjuster berfungsi untuk menjaga posisi 2 buah sepatu rem tromol agar dapat
menekan adjuster dengan optimal.

Gambar 2.16 Return spring

f. Brake shoe holder


Brake shoe holder memiliki bentuk menyerupai pin yang terdiri dari beberapa
bagian dan berfungsi untuk mengunci per atau pegas menempel pada plat atau
backing plate.
Gambar 2.17 Brake shoe holder

g. Parking brake lever


Untuk membuat mobil tetap dalam kondisi diam saat terparkir, kita
membutuhkan parking brake lever. Parking brake lever terdiri dari dua
komponen yakni park brake lever dan brake shoe link. Pada park brake lever,
terdapat salah satu ujung yang disematkan engsel dan terkoneksi langsung
dengan brake shoe yang terletak di bagian atas. Sedangkan bagian ujung
lainnya terhubung dengan kabel rem. Sementara itu, brake shoe link yang akan
menghubungkan brake shoe dan park brake lever.

Gambar 2.18 Parking brake lever


h. Drum brake
Drum brake memiliki ciri fisik dan tekstur yang keras berbentuk tabung atau
drum dan terbuat dari bahan baja tuang. Drum brake berfungsi sebagai media
gesekan kampas rem tromol saat menghentikan laju atau putaran roda.

Gambar 2.19 Drum brake

i. Parking brake cable

Sesuai dengan namanya, parking brake cable merupakan kabel pada sistem rem
tromol yang terbuat dari baja. Fungsi parking brake cable adalah
menghubungkan pedal atau tuas rem hingga parking brake lever sehingga saat
kita menekan pedal atau menarik tuas rem maka mobil dapat berhenti dengan
sempurna.
Gambar 2.20 Parking brake cable

E. Cara Kerja sistem rem pada kendaraan


1. Cara kerja Rem Cakram
a. Cara Kerja Saat Pedal Rem Diaktifkan
Untuk lebih jelasnya, rangkaian operasional dari sistem ini dimulai dengan
diaktifkannya pedal rem. Atau bisa dikatakan saat Anda menginjak pedal rem.
Sistematika aktivitas ini akan dimulai dari pedal rem yang akan menghasilkan
tekanan hidrolik pada master silinder. Karena adanya tekanan tersebut, piston
yang berhubungan dengan aktuator rem akan aktif. Piston inilah yang akan
menggerakkan kaliper rem yang berguna untuk menghentikan rotor dengan
paksa. Cara kerjanya adalah dengan mengapit rotor menggunakan dua buah
kampas yang digerakkan piston. Efek dari jepitan ini adalah rotor akan
mengalami hambatan untuk terus berputar, yang kemudian menghasilkan panas
karena menyala. Saat rem cakram berhenti, larangan kendaraan juga akan
dipaksa untuk berhenti atau mengalami pengurangan kecepatan. Cara kerja rem
cakram ini juga akan memberi efek gaya gesek pada ban dan juga permukaan
aspal. Yang mana sering hadir dengan suara decitan keras hingga bau gosong
akibat perubahan gaya gesek ke panas.

b. Cara Kerja Saat Pedal Rem Dilepas


Sistematika daya apit ini bisa aktif dan non aktif bergantung dengan pedal
rem. Saat diaktifkan maka daya hidrolik akan melakukan kebocoran. Namun saat
pedal rem dilepas, maka tekanan hidrolik akan terlepas atau hilang. Efeknya
adalah kaliper rem, piston, dan juga aktuator akan kehilangan kekuatan untuk
pengeraman. Pada saat itu pula, cara kerja rem cakram akan berakhir
sepenuhnya. Rotor yang tidak lagi terterapi dan terganggu putarannya akan
kembali berfungsi. Pada dasarnya sistem ini juga akan bergantung pada kekuatan
injakan pedal rem, semakin kuat pijakan maka akan semakin erat jepitan kampas
dan pengereman. Secara garis besar, prinsip kerja dari disc brake sendiri terdiri
dari berbagai kegiatan yang saling berkesinambungan. Mulai dari perubahan
gaya gesek bidang putar dan diameter menghasilkan panas, hingga konfigurasi
beberapa komponen keseluruhan pada sistem mobil. Dapat disimpulkan bahwa
pedal akan membuat kaliper rem mengapit cakram untuk mengurangi laju mobil.
2. Cara Kerja Rem Tromol
a. Sistem Kerja pada Rem Tromol
Dikala pengendara menginjak pedal untuk memulai cara kerja rem tromol,
secara otomatis akan menekan elemen pushrod serta piston master silinder
dengan bersamaan. Penekanan tersebut menyebabkan piston maju ke depan,
sehingga volume di depannya menyempit. Volume berisi cairan minyak rem
terdorong keluar melewati outlet valve menuju outlet house pada master rem.
Sama halnya dengan rem hidrolik, rem tromol juga menerapkan hukum pascal.
Dimana tekanan zat cair yang ditimbulkan tersebut diputar ke berbagai arah
dengan besar tekanan yang sama. Fluida yang terdorong tersebut melewati
selang hidrolik dan diputar ke dalam Wheel Cylinder . Cairan dalam silinder roda
akan diubah menjadi energi mekanis oleh piston. Penggunaannya menjadi energi
mekanis, piston yang terletak di silinder roda akan bergerak keluar untuk
menekan kanvas rem yang mengakibatkan brake shoe mengembang dan
menimbulkan gaya penekanan antara brake shoe dengan drum brake . Adanya
penekanan pada cara kerja rem tromol tersebut menimbulkan sirkulasi serta
panas pada putaran tromol rem. Putaran rem tromol akan secara perlahan
berkurang dan menekan kecepatan laju kendaraan untuk berhenti. Pada saat
penekanan pedal rem dilepaskan oleh pengendara, maka pegas yang berada di
sekeliling pedal rem akan menariknya kembali ke posisi awal. Begitupun dengan
piston dalam master silinder juga akan ikut tertarik ke posisi semula.

Anda mungkin juga menyukai