Anda di halaman 1dari 64

ELASTISITAS BATUAN

IBNU SULTAN
KELOMP

5
AZALIATUL
OK HIDAYAH
MAKSUM MAJIDI
FADHILA AMALIA
HARTER CHANDRA
BURI
JABAL ALTARIK
OUTLINE
Dasar Fisis dan Satuan
Elastisitas Mineral pembentuk
batuan
Cairan pengisi
Sifat elastis pori
pada Gas
Cairan
Gas-
Komposisi Cairan
Mineral Suhu

Kecepatan Gelombang
Elastis
Fraksi Tekana Kecepatan Gelombang Elastis
Volume n pada

Batuan Magmatik dan Batuan


Metamorf Sedimen
Dasar Fisis dan
Satuan

Elastic Properties Of Rock

-Medium atau bahan yang mempunyai


sifat elastis jika bahan tersebut meregang
bila dikenai stress dan kembali ke keadaan
semula bila stress di hilangkan
- Teori elastisitas merupakan hal dasar
untuk mendeskripsikan perambatan
gelombang elastik.
Konstanta elastis untuk bahan padat
isotropik

E = Modulus Elastis
= Poisson Ratio
Sifat
Elastis
Tinjauan Umum
Komposisi atau Sifat
Mineral
Suhu

Sifat Elastis
dan
Kecepatan
Batuan

Tekana
Fraksi n
Volume
Bentuk kristal (crystall form) : Setiap
mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi
sebagai akibat dari susunan kristalnya
didalam.
Komposisi Berat Jenis (Specific Gravity) : Besarnya
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya
atau serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur
Sifat tersebut dalam susunan kristalnya.
Mineral Bidang Belahan (Fracture) : Mineral
mempunyai kecenderungan untuk pecah
suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu.
Streak : Beberapa jenis mineral mempunyai
goresan pada bidangnya.
Tekanan pada batuan didefinisikan sebagai
perbedaan tekanan antara fluida yang
membasahi batuan dengan fluida yang
Tekana bersifat tidak membasahi batuan jika
n didalam batuan tersebut terdapat dua
atau lebih fasa fluida yang tidak
bercampur dalam kondisi statis
Porositas : perbandingan antara volume total
pori- pori batuan dengan volume total batuan per
satuan volume tertentu.

Permeabilitas : ukuran media berpori untuk


meloloskan/melewatkan fluida.
Fraksi
Saturasi : perbandingan antara volume pori-
Volume pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi
fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan
reservoir per satuan volume pori.

Resistiviti : kemampuan dari suatu material


Pada untuk
waktumenghantarkan
terjadi pembekuan,
arus listrikturunnya
. suhu
berjalan sangat lambat, maka terjadilah pengkristalan
yang sempurna dimana ukuran kristalnya
besar-besar dan kasar. Pengkristalan yang
Suhu kurang sempurna disebut berstruktur porfiris, terdiri
dari feldspar, biotit, kwarsa, dan Kristal-kristal kecil
yang halus disebut masa dasar (ground massa),
sedangkan kristar besar yang terdapat diantara masa
dasar disebut fenokris (Kristal sulung).
Mineral pembentuk
batuan

Cairan pengisi pori

Sifat Elastis pada : Gas

Cairan

Gas-Cairan
Sifat Elastis Mineral Pembentuk Batuan

d- densitas (kg m3) mA massa atom


k-Modulus Kompresi E-Modulus Young
-shear modulus (Gpa) -Poisson ratio
vp, vs - velocity of the compressional and shear
wave (m/s)
Sifat Elastis Gas

K = modulus kompresi
adiabtak (rasio panas spesifik
pada tekanan konstan dengan
pada volume konstan)
Sifat Elastis Cairan Pengisi Pori
Pori, retak dan ruang celah batuan mengandung
gas (udara, alam, gas), cairan (air, minyak,
kontaminan) atau campurannya. Umumnya,
modulus elastisitas dari konstituen gas dan cairan
yang lebih rendah dari modulus mineral
Kompresibilitas (atau modulus kompresi kf) arc
yang biasa digunakan untuk mengkarakterisasi
sifat elastis cairan dan gas. Kecepatan gelombang
kompresi diberikan oleh hubungan berikut

VP, f = (kf/df)1/2

dimana indeks f menunjukkan cairan pori. Tidak


ada melintang atau gelombang geser gas atau
cairan karena modulus geser adalah nol ( = 0).
Sifat Elastis Cairan Pengisi Pori

Kompresibilitas dan
kecepatan sonic
(kompresi) gelombang
pada cairan
tergantung pada
komposisi kimia,
tekanan dan
temperatur
Untuk air dan lumpur berbasis air, Podio dan Gregory, 1990
menyelidiki kecepatan sebagai fungsi dari densitas lumpur
hingga 1.68 x 103 kg m-3 . Hubungan yang dihasilkan untuk
kecepatan gelombang kompresi (dalam m/s) adalah
vp = 1463,2 + 99,336 dm 70,420 dm2

di mana dm adalah densitas lumpur (kg m-3). Kecepatan


meningkat sekitar linear dengan tekanan fluida sebagai
akibat dari meningkatnya modulus kompresi.
Sifat Elastis Cairan Pengisi Pori
Jika pori-pori atau retak mengandung gas dan cairan
(saturasi parsial), maka efek dari media ini pada perilaku
elastis batuan tergantung pada
a. sifat elastis dan kepadatan dua (atau lebih) pori
konstituen,
b. fraksi volume konstituen
c. distribusi atau pengaturan dari konstituen dalam pori
atau fraktur ruang.
kompresibilitas efektif ceff untuk campuran gas-air
sebagai fungsi dari fraksi air Swater (saturasi air)
cwater = 0.0478 10-8 Pa-1
cgas = 0.0098 10-3
Kecepatan gelombang elastis dalam
batu (hasil penyelidikan
eksperimental)
Sifat elastis dan
kecepatan
gelombang elastis
dalam batuan
dikendalikan
terutama oleh sifat
elastis dari batu
pembentuk
mineral,sementasi
atau ikatan properti,
tekanan dan
temperatur
Kecepatan gelombang elastis dalam
batuan magmatik dan metamorf

Koleksi nilai
kecepatan
ditentukan oleh
beberapa penulis
untuk sampel
batuan magmatik
dan metamorf

Variasi dari berbagai


nilai tersebut
diakibatkan oleh
komposisi
batuan,fracture dan
pori-pori, Suhu dan
tekanan
distribusi kecepatan kompresi
untuk granit, gabbros dan
peridodites / pyroxenes pada
tekanan yang berbeda. Gererally
peningkatan tekanan
menyebabkan peningkatan
kecepatan

(1) granite,
(2) Gabbro
(3) peridodite/pyoxene
1-granits
2-gneiss (biotite,
amplibolitic)
3-gneiss (garnet-
biotitic)
4-amphibole, gneiss
(amphibolitic)
5-granulite
6-diorite
7-gabro-norite
8-ultrabasit

menunjukkan grafik batuan magmatik dan metamorfik dari lokasi


yang berbeda di Rusia, yang dipublikasikan oleh Dortman (1976).
Rumusan Birch
diaplikasikan oleh
Volarovich
dan Bajuk (1977).
Pengukuran batuan
magmatik dengan
variasi di daerah
bekas USSR
(Kasakhstan),
diperoleh rumusan :

vp = 2,67 d 1,08

Gambar 6.7 merupakan hasil studi untuk nilai kecepatan dan


densitas dengan sampel dari lubang bor percontohan KTB;
dengan distribusi normal kecepatan gelombang longitudinal
dan transversal terhadap densitas dari setiap jenis batuan.
Pengamatan secara detail perbedaan tekanan diberikan pada tabel 6.10.
Untuk sampel batuan di Kasakhstan, Tipe A menunjukkan kecepatan vp(p)
dengan tekanan p dan densitas d0 pada tekanan atmosfer; tipe B menunjukkan
kecepatan vp(p) dengan densitas d(p) pada tekanan yang sama. Sedangkan
pada tekanan tinggi, terdapat korelasi kuat antara tipe B dan A.
Hasil analisa Gebrande dari rumusan empirik untuk kecepatan gelombang
longitudinal dan transvesal serta korelasi densitasnya

Birch (1961) telah menunjukkan bahwa silikat dan oksid bergantung pada
parameter untuk harga rata-rata massa atom mA. Korelasi persamaan untuk
batuan tersebut diberikan oleh;

vp = 2,76 d 0,98 + 0,7 (21 mA)


Perbandingan analisis korelasi
dengan dan tanpa pengaruh
massa atom rata-rata. Analisis
eksperimen itu
dibuat dalam satu dimensi
(v vs d) dan dua dimensi (d
vs d,mA) yang dilampirkan
pada tabel 6.12 untuk batuan
plutonik dan metamorfik
dengan tekanan yang berbeda.
Kecepatan lebih banyak
bergantung pada densitas
daripada massa atom rata-
rata. Kecepatan gelombang
geser hampir tidak bergantung
pada mA dengan harga yang
bervariasi (Gebrande.1982).
Simmons (1964) memodifikasi Hukum Birch, untuk menentukan
kandungan CaO :

Vp = 2,76 d 0,98 + 0,7 (21-mA) + 4,60 CCaO

Dimana CCaO merupakan fraksi berat CaO dalam batuan.

Maghnani , dkk (1974) mengembangkan persamaan yang sama untuk


kompresi dan gelombang geser dalam eclogites dan granulites :

Vp = 2,58 d 0,53 + 0,7 (21-mA) + 4,60 CCaO

Vs = 1,56 d 0,63 + 0,21 (mA-21) + 0,46 CCaO

Hubungan tersebut menunjukkan lemahnya pengaruh dari massa atom


terhadap kecepatan gelombang S.
Dalam beberapa kasus, hubungan non-linier antara kecepatan dan
densitas memberikan korelasi yang baik dengan hasil eksperimen.
Christensen dan Salisbury (1975) menemukan hubungan sesuai
Vp = 2,33 + 0,08. d3,63
Vs = 1,33 + 0,011. d4,85

dimana tekanan untuk pengukuran adalah 0,5 bar (=50 MPa)

Dortman (1976) mengembangkan hubungan empiris untuk data dalam

Vp = 5,45. exp [0,5(d-2,6)] KT

Parameter KT mengekspresikan kisaran penyimpangan kecepatan yang

dikendalikan secara umum oleh efek tekstur dan oleh sebab itu disebut
koefisien tekstur. Nilainya antara 0,4 0,5 km/s.
penelitian basalt dalam Proyek pengeboran laut dalam :
Ketergantungan kecepatan gelombang elastis
pada porositas dan rekahan

Simmons, Todd & Baldridge (1975) menuliskan Sifat fisika batuan


efektif pada tekanan rendah dengan porositas yang retakannya sangat
kecil. Jika batuan magmatik dan metamorf terdiri dari pori-pori,
patahan atau retakan, mereka memiliki kecepatan yang lebih kecil
daripada batuan yang sama pada keadaan yang tak terganggu.
Beberapa alasan fisika yang mempengaruhi sifat fisika
batuan antaralain :
-- Perubahan dalam ikatan antara unsur-unsur batuan atau butir-
butir mineral
-- Pengaruh pori atau patahan pengisi material dengan konstanta
elastiknya (kecapatannya) rendah,

vmineral> vwater> vgas


Menunjukkan
berkurangnya
kecepatan
gelombang P
dengan
meningkatny
a porositas
batuan
(gabbro) dari
Kuriles/Rusia
pada dua
tekanan yang
berbeda
Ketergantungan kecepatan gelombang elastis
pada densitas dan komposisi mineral

Pada batuan beku, kecepatan gelombang elastik dikontrol oleh


komposisi mineral. Kenyataan ini diilustrasikan oleh korelasi
kecepatan gelombang longitudinal dan kandungan SiO2 pada
batuan beku dengan Quartz dikarakteristikkan sebagai
kecepatan yang rendah.
Disamping porositas dan patahan, sifat isi pori juga
mempengaruhi kecepatan gelombang elstik pada batuan.
Berdasarkan pemeriksaan quartz monzonite, King (1984)
menyimpulkan bahwa sedikit kenaikan pada isi uap lembab
batuan kering yang beris pecahan porositas cukup besar akan
menghasilkan kenaikan vp dan vs yang besar pula.

Ketergantungan kecepatan gelombang


longitudinal dalam porositas retakan dan
ukuran grain batuan granitic pada
tekanan 0,001 kbar = 0,1 Mpa ; Lebedev
dkk, (1974)

1- Granite, butiran halus (0,1 0,6 mm)


2- Granite, butiran medium (0,5 . 1,8
mm)
3- Granite, butiran kasar (1,7 .4,8 mm)
Ketergantungan kecepatan gelombang elastis
pada Tekanan dan Temperatur
Variasi sifat fisika batuan dan mineral dipengaruhi tekanan dan temperatur merupakan
dasar penting untuk interpretasi kesesuaian data geofisika untuk range
kedalaman berbeda.

Hubungan umum untuk variasi kecepatan dengan kedalaman z (Lebedev,


1975) :
Ketergantungan kecepatan pada
tekanan menunjukkan dua ciri
dominan:

-- Hubungannya non-linier, pada range tekanan


yang lebih tinggi akan memberikan kenaikan
kecepatan lebih kecil daripada range tekanan
lebih rendah.
-- Perubahan kecepatan selama daur loading-
unloading secara parsial tidak dapat diubah
(disebut velocity hyteresis. Fakta ini
merupakan satu ungkapan untuk prilaku
elastisitas non-ideal batuan alami.
Kecepatan gelombang
longitudinal fungsi tekanan
unaxial, granite (California) King
and Paulsson (1981): a-sample
lengkap, b-sample microcrack.
Kecepatan relatif vs kecepatan porositas
1. Granite, butiran halus,
2. Granite, butiran medium
3. Granite, butiran kasar
Kasus utama perubahan kecepatan suatu batuan :

- Ketergantungan tekanan terhadap sifat


elastik batuan- pembentukan mineral dan
perubahan fase mineral.

- Ketergantungan tekanan terhadap sifat elastik


unsur pokok
pori batuan dan perubahannya dari keadaan cair ke
gas.

- Perubahan kondisi kontak pada butir batuan, batas


keretakan
dsb, dihasilkan dari variasi efek pertemuan butiran
dan batas
keretakan tersebut atau dihasilkan dari sifat ekspansi
suhu yang
Kecepatan gelombang elastis dalam
batuan sedimen

Untuk mempelajari sifat fisik batuan sedimen,


ada beberapa hal yang penting yang perlu
diketahui:

-Variasi tipe batuan (kepadatan,


kandungan garam monomineral, rekahan ,
konsolidasi pori-pori batuan dan non konsolidasi
sedimen. )

-Mempelajari sifat seismik dengan ketergantungan


kompleks fitur batuan.
Tabel tersebut
memberikan indikasi
parameter dominan yang
mempengaruhi kecepatan,
yakni :
Komposisi mineral matriks
batuan
Konsolidasi matriks batuan
Porositas, bentuk pori dan
isi pori
Tekanan dan temperatur

Kecepatan Rata-rata gelombang P


dan S
Kecepatan gelombang elastik pada
batuan sedimen kompak

kecepatan, hal ini terlihat pada efek yang dirditimbulkan


(tergantung pada
pecahan dan komposisinya) :
Efektif untuk modulus elastis batuan
Butiran sampai pembentukan butiran, sementasi dan
kondisi kontak
secara umum.
Wyllie, Gregory dan Gadner pada Tahun 1956 menurunkan
Time
average equation berdasarkan sifat kandungan dan
porositas
sebagai berikut :
Berdasarkan Persamaan tersebut secara Aritmatika dan Geometri,
didapatkan beberapa nilai kecepatan yang berbeda untuk Anhydrite
(Kopf.1977).

Anhydrite dengan 50% limestone vp=5600m/s


Anhydrite dengan 50% dolomite vp=5900m/s
Anhydrite dengan 50% gypsum vp=5400m/s
Anhydrite dengan 50% halite vp=4900m/s
Gambar 6.21 memperlihatkan
kecepatan yang dipengaruhi
oleh porositas untuk
gelombang longitudinal dan
tranversal Gambar
untuk6.21saturasi air
memperlihatkan
pada sandstone. Pada
kecepatan yang dipengaruhi
tekanan 14oleh
MPa. porositas untuk
Efek gelombang
lain longitudinal dan
dari porositas
tranversal untuk saturasi air
terdapatpada perambatan
sandstone. Pada
gelombangstress14 MPa. yang
tekanan
mengalamipengurangan
Efek lain dari
kecepatan. porositas
terdapat perambatan
gelombang stress yang
mengalami pengurangan
kecepatan.
Adapun persamaan yang lain diturunkan secara empiris oleh Raymer
(1980)
pada pembentukan batuan

vp (1 )2vm vfl

Nafe dan Dake (1963) dan Gadner (1974) mendapatkan


hubungan kecepatan gelombang longitudinal (m/s) dan densitas
(g/cm3=103kg/m3) untuk saturasi batuan sedimen
Clay mempengaruhi perubahan elastisitas untuk 4 aspek yaitu :

1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material


erbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat
dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terh
meningkatnya kandungan clay.
2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material y
mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa deng
bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatk
kandungan caly.

3.Sifat fisik clay sangat mempengaruhi kandungan air. Dengan demikia


pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pad
saat terjadinya saturasi.

4.Clay dapat mempengaruhi distribusi dan konfigurasi colloid clay


terdapat pada frame batuan
Pengaruh dari aspek yang pertama dan kedua dapat
dilihat pada
Waktu rata-rata dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dengan kecepatan yang dinyatakan secara linear sebagai berikut :

Dimana :

v Kecepatan
t waktu transit
Nilai secara empiris
A0,A1,B0,B1
Dimana kecepatan
dinyatakan dalam km/s
(dalam s/km untuk kasus
ini) dan porositas dalam
desimal

Selanjutnya berdasarkan
nilai yang diperoleh ini
diplotkan dalam gambar
di samping

kecepatan vs porositas untuk gelombang


longitudinal dan gelombang tranversal
Selanjutnya berdasarkan analisis didapatkan deviasi
antara hasil pengukuran dan nilai prediksi sangat
dipengaruhi oleh kandungan clay. Sehingga didapatkan
persamaan berikut ini yaitu 2 buah persamaan linear
untuk clay ( C kandungan clay)
Berdasarkan analisa yang dilakukan dihasilkan
dua kecepatan dan waktu penjalaran gelombang p dan s.
Untuk pemberian tekanan yang dibatasi pada 40
MPa,dan tekanan Lubang 1 Mpa didapatkan
fungsi kecepatan terhadap porositas dan kandungan clay
sebagai berikut:
Marion dan Jizba (1992) melakukan investigasi di laut
utara pada batuan shaly sand dengan menggunakan
persamaan 6.53 untuk resovoir pada tekanan 35MPa
didapatkan sebagai berikut :

Catatan porositas mempengaruhi kecepatan


gelombang P dan kecepatan gelombang S,
Gelombang S tidak terpengaruh oleh adanya
saturasi dan clay memberikan efek terhadap
kecepatan gelombang S (Marion dan Jizba 1992).
Tiga pendapat tambahan yang mungkin bisa menjadi
pertimbangan yaitu :

1. Koefisien yang terdapat pada persamaan linear kecepatan-


porositas yang tergantung terhadap tekanan. Persamaan
non linear untuk pengaruh tekanan yang telah diturunkan oleh
Eberhat-Philips dkk (1989).

2. Analisis terhadap kecepatan (vp,vs) sehingga didapatkan nilai


perbandingan vp/vs dan hal ini memberikan pengaruh
terhadap kandungan clay, porositas, serta tekanan yang
selanjutnya menjadi pertimbangan.

3. Paramater yang didaptkan dari kompresi dan kecepatan


gelombang geser atau nilai dari waktu perjalarannya yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan porositas,
secara khusus terdapat pada ekplorsi seismic.
(Mehta dan Verma 1991), hubungan secara linear antara
waktu penjalaran gelombang s dan p dengan porositas
adalah :

= waktu perjalaran untuk


gelombang P dan S
= waktu penjalaran
matrix pada gelombang
p dan s
= parametr empiris, yang
berpengaruh terhadap
lithologi
Sedimen non-konsolidasi dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
-Non-kohesif (pasir, batu kerikil)
-Kohesif (lempung, loam/tanah liat)

Perbedaan dua kelompok diatas berdasarkan


pada kondisi fisik partikel batuan. Kelompok
pertama, kondisi dikendalikan oleh
efek friksi dan kelompok kedua didominasi
oleh fenomena fisika-kimia batuan
a.menunjukkan
korelasi
kurva rata-rata
kebergantungan dari
kecepatan terhadap
porositas batuan
sedimen tak kompak
b. korelasi antara
kecepatan
gelombang
longitudinal dan
porositas
sedimen yang
tersaturasi
air laut
Hubungan linier antara kecepatan gelombang
transversal, densitas,
porositas secara empirik :

Vp = a1 + a2.d
Vp = b1 b2.
dimana : d = densitas

= porositas

a1, a2, b1, b2 = parameter empiris


Kedua persamaan diatas equivalen dengan :

b1= a1 + a2.ds
b2 = a2. (ds-d)
Hamilton dan Bachman (1982)
memberikan korelasi
antara sedimen laut dengan 3 jenis
sedimen;
Shelf dan slope
Vp = 2502,0 2345.+ 140 .2
Vp = 2330,4 1257,0.D + 487,7 . D2

Abyssal hill/turbudite
Vp =1564.6-59.7
Vp = 1591.5-63.4. D

Abyssal hill/pelagis
Vp =1410.6+117.7
Vp = 1476.7+29.7. D
Morgan (1969) telah mendapatkan kumpulan
regresi
linear dan kuadrat untuk sedimen tersaturasi air
dari Lake
Erie. Sebagai contoh :
Relasi linear antara porositas dan kecepatan
(R=0.84367)
Vp = 1917-566.

Relasi kuadrat antara porositas dan kecepatan


(R=0.87358)

Vp=2452-2269.+1428.2-9.D
Kecepatan gelombang longitudinal
sedimen tersaturasi air laut sebagai
fungsi dari kandungan lempung

Gambar tersebut
menunjukkan contoh
di
mana data yang
cukup
baik dijelaskan oleh
hubungan linear.
Kecepatan gelombang
transversal juga
menurun
dengan
meningkatnya
kandungan lempung
Gambar 6.33. a.
kecepatan
gelombang P
menurun dengan
meningkatnya
porositas secara
linear
Gambar 6.33 b dan
c kekentalan
yang meningkat
yakni
kandungan
karbonatnya
bertambah maka
kecepatan
gelombang shear
meningkat.
Menunjukkan
beberapa
keistimewaan
kecepatan pada
saturasi parsial.
b.
Gelombang
longitudinal dan
transversal pasir
Ottawa pada
tekanan
differensial
1500psi,data
after
Domenico (1977)
Kecepatan gelombang transversal menunjukkan
penurunan yang kecil dengan meningkatnya
kandungan
air. Fenomena ini dijelaskan dengan :

kompresibilitas dari pori yang di dalamnya


terkandung
gas dan air yang menentukkan fraksi volume pori
80%-
90%.

Modulus shear dari sedimen tidak dipengaruhi


oleh
pori yang berisi jika modulus shear=0

Penurunan kecepatan yang kecil (untuk


gelombang
longitudinal sekitar 90% saturasi air, untuk
Gambar 6.37 menunjukk
hasil ekperimen dari
perambatan gelombang
dan S.
Secara vertikal dan
horizontal dengan tekan
yang meningkat, kecepa
gelombang P dan S pada
batuan sedimen kering
meningkat secara linear
Pada batuan sedimen
tersaturasi air, kecepata
gelombang P tetap diata
1000 m/s terhadap teka
yang berbeda sedangka
kecepatan gelombang S
meningkat secara linear
terhadap tekanan
Eksponen m di kecepatan vs tekanan; Referensi : D-
Domenico (1977), H-Hunter et al (1961), S-Schon
(1969,1983), Z-Zareva (1956)
Pada sedimen tersaturasi, kecepatan gelombang
longitudinal bernilai constant untuk kondisi tekanan
rendah
pada lapisan dekat permukaan. Secara ringkas dapat
disebutkan :

-kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen


kering
ditentukan oleh susunan butiran. Batuan sedimen
mempunyai susunan butiran tertentu.

- Kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen


tersaturasi air ditentukan oleh material pori. Batuan
sedimen mempunyai pori tertentu.

- Kecepatan transversal ditentukan oleh susunan


butiran
pada kedua keadaan yakni keadaan kering dan
tersaturasi
air.
Kombinasi
kecepatan
vs. tekanan;

kecepatan
gelombang
sedimen sebagai
fungsi
tekanan untuk
sedimen
kering dengan
beberapa
perbedaan
bentuk butiran
Relasi kecepatan-kedalaman untuk sedimen tersaturasi
air laut after Hamilton, 1976 (kecepatan dalam m/s;
kedalaman z dalam m)
Tabel tersebut menunjukkan hubungan kecepatan dan
kedalaman pada sedimen laut tersaturasi air.
Kecepatan-tekanan atau kecepatan-kedalaman
bergantung sedimen kohesif dan non kohesif
dengan bentuk persamaan (6.81). Pernyataan
dari Dominico (1977), perbandingan kecepatan-
tekanan dan kecepatan-kedalaman bergantung
pada kenaikan kecepatan gelombang kompres
termasuk kedalaman sedimen yang mengendap
dalam kolam (kedalaman sebanding dengan
penurunan tekanan) dengan angka yang sangat
rendah daripada pengukuran kecepatan dalam
pasir. Hal ini diakibatkan oleh kenaikan
sementasi yang cepat yang sesuai penurunan
porositas dengan kedalaman pada dapur pasir alam

Anda mungkin juga menyukai