Anda di halaman 1dari 18

Prinsip Zona

Agroklimat
ABDUL FAT-HAN I (F44170044)
AFTAH KHASUNAH R (F44170038)
GHIYATS FAWWAZ F (F44170041)
M. RAMALDY IRWIN (F44170070)
Zona Agroklimat

 Zona yang  Zona agroklimat  Klasifikasi iklim ini sangat


menunjukan kondisi sangat erat kaitannya berguna khususnya dalam
iklim berdasarkan dengan klasifikasi kebutuhan tanaman untuk
banyaknya bulan iklim dengan mampu tumbuh dengan
basah berurutan dan berbagai metode, mengandalkan unsur curah
bulan kering metode ini didasarkan hujan
berurutan oleh suatu curah
hujan.
Tujuan

Hasil klasifikasi salah satunya Klasifikasi agroklimat dapat dianalisis


digunakan untuk menentukan pola lebih lanjut untuk keperluan masa
hujan, dapat pula menggambarkan depan untuk rencana usaha-usaha
pola tanam terutama tanaman padi. mitigasi serta melihat potensi kegiatan
pertanian

-Yuli Priyana (2018)


Klasifikasi Iklim

 Klasifikasi Iklim berdasarkan beberapa ahli,

Metode Barry dan


Metode Koppen
Chorley

Metode Schmidt-
Ferguson
Metode C.W Metode Oldeman
Thornwaite
Metode Barry dan Chorley

 Klasifikasi iklim secara  Klasifikasi ikim secara


genetik, yaitu aliran massa empirik, didasarkan pada hasil
udara, zona-zona angin, pengamatan yang teratur
perbedaan penerimaan radiasi terhadap unsur-unsur iklim.
matahari, benua, dan lautan.  Klasifikasi empirik
 Contoh: Klasifikasi menurut dikelompokan menjadi 2, yaitu  Dihubungkan dengan neraca
daerah penerimaan radiasi dihubungkan dengan vegetasi air dan energi (Thronwaite)
surya dan berdasarkan (W. Koppen, F.H Schmidt dan
sirkulasi udara J. H. A Ferguson, dan
Oldeman
Metode Barry dan Chorley

 Klasifikasi iklim secara Genetik didasarkan pada faktor-faktor iklim


penyebab seperti aliran massa udara, zona-zona angin, benua dan lautan, dan
perbedaan penerimaan radiasi surya
 Contoh: klasifikasi iklim menurut penerimaan radiasi surya

 Klasifikasi iklim Empirik didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur


terhadap unsur-unsur iklim. Umumnya hasil klasifikasinya berupa daerah yang
lebih semput dibandingkan klasifikasi iklim secara genetik
 Contoh: klasifikasi iklim berdasarkan pertumbuhan vegetasi
Koppen
 Menurut Koppen vegetasi yang hidup secara alami menggambarkan iklim
tempat tumbuhnya. Oleh karena itu batas-batas klasifikasi iklim Koppen
berkaitan dengan batas-batas penyebaran vegetasi.

 Koppen membagi tipe utama menjadi lima kelas


 A Iklim hujan tropis, suhu bulan terdingin >18 °C
 B Iklim kering, evaporasi > presipitasi
 C Iklim hujan temperate ringan, suhu bulan terdingin berkisar antara -3 ° C sampai dengan 18°C
sedangkan suhu bulan terpanas >10°C
 D Iklim hutan bersalju, suhu bulan terdingin <-3°C sedangkan suhu bulan terpanas >10°C
 E Iklim kutub, suhu bulan terpanas <10°C
Koppen
 Pengaruh hujan digambarkan sebagai huruf kedua yang terdiri atas:
 F selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm
 S bulan-bulan kering jatuh pada musim panas
 S semi arid (stepa atau padang rumput)
 W bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin
 W arid (padang pasir)
 M khusus untuk kelompok a. Musim kemaraunya pendek, tetapi curah hujan
tahunannya cukup tinggi sehingga tanah cukup lembab dengan vegetasi hutan
hujan tropik
 F daerah tertutup es abadi
 T tundra
Koppen

 Berdasarkan dua kombinasi huruf diatas ada 12 tipe iklim menurut koppen, yaitu:
 Iklim hujan tropis : Af, Aw dan Am
 Iklim kering : BS dan BW
 Iklim hujan temperate ringan : Cf, Cs
dan Cw
 Iklim hutan bersalju : Df dan Dw
 Iklim kutub : ET dan EF
Schmidt-Ferguson

 Sistem ini merupakan sistem yang terkenal di Indonesia banyak digunakan untuk
bidang kehutanan dan perkebunan. Penentuan iklim klasifikasi iklim
memperhatikan unsur iklim curah hujan (CH) dan memerlukan data hujan paling
sedikit 10 tahun saja.
 Kriterianya sebagai berikut:
 Bulan Kering (BK) : bulan dengan CH < 60 mm
 Bulan Lembab (BL) : bulan dengan CH antara 60-100 mm
 Bulan Basah (BB) : bulan dengan CH > 100 mm
Schmidt-Ferguson

 Schmidth-Ferguson menentukan jumlah BK, BL dan BB tahun demi tahun selama


periode pengamatan, kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan. Penentuan tipe
iklimnya menggunakan nilai Q yaitu sebagai berikut:
C.W Thorntwaite

 membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting
untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman
akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang
sama

 Dalam penentuan kelas iklim ini dikemukakan dua pengertian :


 Rasio suhu evaporasi (precipitation effect ratio),
 PE ratio = P/E
 Rasio temperatur evapotranspirasi (temperature effect ratio),
 TE ratio = T/E (T: suhu udara Fahrenheit dan E: evaporasi)
 Thornwaite memperhatikan kelembapan, yaitu perbandingan antara kelebihan atau kekurangan
air di satu pihak serta keperluan air di lain pihak
Oldeman

 kondisi lingkungan kaitannya dengan kebutuhan tanaman untuk mampu tumbuh


dengan mengandalkan unsur curah hujan sebagai faktor yang mempengaruhinya..
Klasifikasi iklim Oldeman didasarkan atas jumlah bulan basah yang berlangsung
secara berturut-turut dengan kriteria perbedaan curah hujan bulanan yaitu:
 Bulan Basah: curah hujan >200 milimeter
 Bulan Lembap: curah hujan 100-200 milimeter
 Bulan Kering: curah hujan <100 milimeter
Oldeman

 Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada
jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan subdivisinya dibagi menjadi 4 yang
didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut. Berikut pembagian tipe iklim
utama dan subdivisinya.
Oldeman
Oldeman
 Berdasarkan lima tipe iklim utama dan empat tipe iklim sub divisi tersebut,
maka terdapat 18 zona atau daerah agroklimat Oldeman mulai dari A1 sampai
dengan E5. Hubungan dengan pertanian khususnya tanaman pangan, Oldeman
mengemukakan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai berikut:
Oldeman
 Kriteria dalam klasifikasi iklim ini didasarkan pada perhitungan bulan basah,
bulan lembab, dan bulan kering yang batasannya memperhatikan peluang hujan,
hujan efektif dan kebutuhan air tanaman. Konsep yang dikemukakan Oldeman
adalah:
 Padi sawah akan membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
 Palawija membutuhkan air rata-rata 50 mm per bulan pada musim kemarau.
 Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75 % sama dengan 0,82
kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
 Hujan efektif untuk padi sawah adalah 100 %.
 Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat sebesar 75 %.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai