Anda di halaman 1dari 14

Produktivitas Air (Water Productivity) :

Tanaman Padi pada Sawah Tadah Hujan


KELOMPOK 3
Abdul Fat-Han I (F44170044)
Aftah Khasunah R (F44170038)
Ghiyats Fawwaz F (F44170041)
M. Ramaldy Irwin (F44170070)
Pengertian
Produktivitas Air
 Produktivitas air (water productivity) merupakan
perbandingan antara hasil bersih tanaman, hasil kehutanan,
perikanan, peternakan terhadap jumlah air yang digunakan
untuk memproduksi hasil bersih tersebut.

 Menurut Molden 200, produktivitas air dalam pengertian


sederhana adalah menanam lebih banyak tanaman
pangan dengan lebih sedikit air sehingga bagian air
yang lainnya dapat digunakan untuk lingkungan dan
berbagai kebutuhan manusia
Fisik (Physical water productivity)
Produktivitas air secara fisik merupakan
01 rasio dari output pertanian dengan
jumlah air yang digunakan untuk

Produktivitas Air menghasilkan outputtersebut

Dibagi menjadi dua, yaitu : Ekonomi (Economic water productivity)


Produktivitas air secara ekonomi
02 didefinisikan sebagai nilai dari setiap unit air
yang digunakan pada pertanian yang juga
berkaitan dengan nutrisi, pekerjaan,
kesejahteraan dan lingkungan
Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari
curah hujan

Lahan sawah tadah hujan merupakan sumberdaya fisik yang potensial untuk
pengembangan tanaman komoditas padi. Permasalahan budidaya padi di
lahan tadah hujan adalah produktivitas lebih rendah (berkisar antara 3,0-3,5
t/ha) dibandingkan dengan di lahan sawah irigasi (berkisar antara 6-7 t/ha)

Persawahan tadah hujan umumnya dipakai para petani di Indonesia yang


dicirikan dengan ketergantungan air sebagai sarana perumbuhan padi sawah
dari hadirnya musim hujan, sehingga siklus panennya tergantung dari usim
hujan atau panjang pendeknya musim tersebut. Pada keadaan normal sawah
tadah hujan akan menghasilkan padi (panen) satu kali setahun, namun juga
sering dalam satu tahun dua kali panen padi.
Perhitungan Produktivitas Padi dan Air Sawah Tadah Hujan
Produktivitas padi sawah tadah hujan ditentukan dengan rumus:

  𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ( 𝑡𝑜𝑛 )


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )
𝐻𝑎
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎h𝑎𝑛( 𝐻𝑎)

Produktivitas air (water productivity) sawah tadah hujan ditentukan dengan rumus:

  𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑔𝑎𝑏𝑎h 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖h𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑖𝑟( )=
𝑚3 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
Pola Adaptasi Bidang Pertanian

 Pola adaptasi bidang pertanian ialah dengan menerapkan sistem


Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Tadah Hujan. Faktor
utama yang menentukan penyusunan pola tanam padi adalah
ketersediaan atau pasokan air.
 Lahan kering atau sawah tadah hujan, pasokan airnya hanya bergantung
pada curah hujan dan letak topografi suatu daerah pengembangan.
Kebutuhan air untuk tanaman padi sendiri, dibutuhkan bulan basah
(curah hujan >200mm/bulan) secara berurutan sebanyak 4 bulan.
Pola Adaptasi Bidang Pertanian
Dengan didasarkan pada kondisi iklim daerah penelitian, sistem penanaman
padi yang cocok dapat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu:
 Golongan I
Jika curah hujan diatas 200 mm/bulan mencapai 5 bulan dan 3 bulan basah
yang berurutan.
 Golongan II
Jika curah hujan diatas 200 mm/bulan mencapai 7 bulan dan 5 bulan basah
secara berurutan.
 Golongan III
Jjika curah hujan diatas 200 mm/bulan mencapai 9 bulan dan 7 bulan basah
secara berurutan.
 Golongan IV
Jika curah hujan diatas 200 mm/bulan mencapai 11 bulan dan 9 bulan basah
secara berurutan
Strategi Peningkatan Produktivitas Air Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Air Pertanian

Peningkatan Pada tingkat nasional,


Pada pertanian irigasi
produktivitas air dapat efisiensi penggunaan air
dapat ditingkatkan
menurunkan jumlah pertanian dapat
dengan :
penggunaan air di bidang ditingkatkan dengan :
 Penggantian jenis
pertanian sebagai bidang  Menanam tanaman
tanaman pada lahan
yang menggunakan air pada daerah yang
hujan
dalam jumlah terbesar. produktivitas airnya
 Sistem penjadwalan
Efisiensi penggunaan air tinggi kemudian
irigasi
pada sawah tadah hujan mengirimkan
 Peningkatan efisiensi
sebesar 10 – 30% dan 40 – produknya ke daerah
irigasi.
90% yang produktivitas
airnya rendah.
Strategi Peningkatan Produktivitas Air Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Air Pertanian

Peningkatan produktivitas air pada tingkat petani dapat dilakukan dengan :


 Prinsip strategi yang berhubungan dengan fisiologi tanaman. Fokus utamanya
adalah membuat proses transpirasi lebih efisien, mengurangi besarnya
evaporasi dan berbagai pendekatan secara teknik pertanian agar air dapat
digunakan secara tepat dan efisien. Pada kenyataannya diperlukan adanya
kombinasi dari berbagai prinsip di atas
Studi Kasus :

Latar Belakang
 Kecamatan Cimanggung merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya
merupakan petani. Lahan pertanian di daerah tersebut semakin menurun
dikarenakan banyaknya lahan pertanian produktif yang dialihfungsikan menjadi
kawasan industri.Umumnya jadwal tanam dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu
musim tanam pertama (MT I) dimulai pada bulan Oktober ditanami padi sawah,
Musim tanam kedua (MT II) dimulai pada bulan Maret ditanami padi/palawija.
Kondisi Lahan sawah Tadah Hujan Kecamatan Cimanggung memiliki Lahan
sawah tadah hujan di Kecamatan Cimanggung Luas 77 ha. Besarnya Curah hujan
100 mm/bulan dengan Produtivitas padi 3,5 ton/ha.
Studi Kasus :

Oldeman:
Luas = 77 ha
Besar nilai CH 100 mm/bulan x 4 bulan = 400 mm = 4000 m 3/Ha
Konsumsi air = 308000 m3
Produtivitas padi 3,5 ton/Ha = 3500 kg/Ha = 269500 Kg

WP (Water Productivity)
  𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑔𝑎𝑏𝑎h 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖h𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑖𝑟 ( )=
𝑚3 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
=269500 Kg/308000 m3 = 0,875
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai