Lahan sawah tadah hujan merupakan sumberdaya fisik yang potensial untuk
pengembangan tanaman komoditas padi. Permasalahan budidaya padi di
lahan tadah hujan adalah produktivitas lebih rendah (berkisar antara 3,0-3,5
t/ha) dibandingkan dengan di lahan sawah irigasi (berkisar antara 6-7 t/ha)
Produktivitas air (water productivity) sawah tadah hujan ditentukan dengan rumus:
Latar Belakang
Kecamatan Cimanggung merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya
merupakan petani. Lahan pertanian di daerah tersebut semakin menurun
dikarenakan banyaknya lahan pertanian produktif yang dialihfungsikan menjadi
kawasan industri.Umumnya jadwal tanam dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu
musim tanam pertama (MT I) dimulai pada bulan Oktober ditanami padi sawah,
Musim tanam kedua (MT II) dimulai pada bulan Maret ditanami padi/palawija.
Kondisi Lahan sawah Tadah Hujan Kecamatan Cimanggung memiliki Lahan
sawah tadah hujan di Kecamatan Cimanggung Luas 77 ha. Besarnya Curah hujan
100 mm/bulan dengan Produtivitas padi 3,5 ton/ha.
Studi Kasus :
Oldeman:
Luas = 77 ha
Besar nilai CH 100 mm/bulan x 4 bulan = 400 mm = 4000 m 3/Ha
Konsumsi air = 308000 m3
Produtivitas padi 3,5 ton/Ha = 3500 kg/Ha = 269500 Kg
WP (Water Productivity)
𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑔𝑎𝑏𝑎h 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖h𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑖𝑟 ( )=
𝑚3 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
=269500 Kg/308000 m3 = 0,875
Terimakasih.