Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGAMA

PERKEMBANGAN ISLAM DI
INDONESIA

KELOMPOK 5:
1. ANNISYA
2. DWI FACHRAENI
3. FAJAR GEVIN OFARI
4. FIQRUL ARIEF
5. LATIFA RAIHANI SALEKA
6. M. SANDER AVIV

SMA N 2 PADANG 2018/2019


A. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Masuknya islam ke Indonesia terdapat beberapa perbedaan pendapat diantaranya pendapat
yang paling banyak beredar , islam masuk ke indonesia abad ke 7
1. Pada abad ke 7 M sudah terjadi kontak perdagangan yang dilakukan oleh saudagar-
sudagar muslim Arab, Gujarat, dan Persia yang selalu pulang dan pergi di kepulauan
Sumatera bahkan mereka menetap dan menikah dengan penduduk muslim, bahkan
diperkirakan sejak tahun 674 M sudah ada koloni Arab di Barat Laut Sumatra yaitu
Daerah penghasil kapur barus yang terkenal.
2. Berdasarkan sumber-sumber historis dapat ditemukan berbagai teori tentang Gujarat,
Saudi dan Cina:
a.Islam masuk ke Indonesia dari wilayah di anak benua India seperti gujarat,bengali
dan malabar.Adalagi juga mengatakan islam masuk ke daerah Deccan di
India.Pendapat ini dibuktikan bahwa ajaran tasawuf dipraktekan oleh orang muslim
India selatan mirip dengan ajaran tasawuf di Indonesia termasuk munculnya pengaruh
syiah di Sumatera dan Jawa
b.Pendapat yang menyatakan bahwa islam sudah ada pada tahun 4 pada abad ke-12
masehi.Pada saat itu beberapa orang aceh sudah memeluk islam atas ajakan orang
yang kebangsaan dan para pemeluk islam itu mulai berdakwah.Ada juga yang
menyatakan bahwa islam langsung ke Indonesia langsung dari mekkah dan
madinah.Menrut teori ini awal abad hijriyah pada masa khulafa’ur rasyidin,islam
sudah memulai ekspedisi ke nusantara,jadi islam masuk ke Indonesia langsung dibawa
oleh pedagang arab sejak awal abad ke-7 masehi,bahkan waktu itu telah muncul
perkembangan muslim arab dipesisir pantai sumatera,mereka menikah dengan
penduduk asli.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


Berikut sejarah perkembangan Islam di Indonesia

1. SUMATRA
Daerah pertama yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah Sumatra bagian utara, seperti Pasai dan
Perlak. Hal ini karena wilayah Sumatra bagian utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal
dagang dari Indoa ke cina.

Para pedagang dari Indoa, yakni bangsa Arab, Persia, dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang
menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatra Utara.Mereka menikah dengan wanita-wanita priumi yang
sebelumnya telah diIslamkan sehingga terbentuk keluarga muslim. Mereka menyiarkan Islam dengan ara
bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan terhadap sanak famili, para tetangga, dan msyarakat
sekitarnya.

Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudera Pasai. KErajaan ini berdiri pada tahun 1261 M
di Pesisir timur laut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya yang bernama Marah Silu, bergelar Sultan Malik
as-Saleh. Beliau menikah dengan putri raja Perlak yang memeluk agama Islam.

2. JAWA
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran, Gresik yang wafat pada tahun 1101 M
dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Hingga pertengahan abad ke-1, bukti-bukti kepurbakalaan
dan berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-1 M hingga
abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit menapai punak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan
Islam ditemukan lebih banyak lagi. Sebagai ontoh, penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik,
juga berita Ma Huan (1416 M) yang meneritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di
Gresik. Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal
dengan sebutan Wali Sanga (Sembilan Wali).
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim merupakan wali tertua diantara wali Sanga yang menyiarkan agama Islam di Jawa
Timur sehingga dikenal dengan nama Sunan Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik dengan
mendirikan mesjid dan pesantren, tempat mengajarkan Islam kepada para santri dan dengan para penduduk agar
menjadi umat Islam yang bertakwa. Beliau wafat pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di gapura
Wetan.

b. Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun 1401 M dan wafat pada tahun 1481 M serta
dimakamkan di desa Ampel. Sunan Ampel menikah dengan seorang putri Tuban bernama Nyi Ageng Manila
dan dikaruniai empat oran anak , yaitu Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat),
Nyi Ageng Maloka, dan Syarifah yang merupakan istri dari sunan Kudus.

Jasa-jasa SunanAmpel antara lain sebagai berikut.

1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya


2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak, yang dibangun pada tahun 1479 M.
3. Mempelopori berdirinya Kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Fatan sebagai sultan
Pertamanya.
c. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah maulana Makdum Ibrahim, putra Sunan Ampel , lahir pada tahun 1465 M
dan wafat tahun 1515 M. Semasa hidupnya beliau mempelajari Islam dari ayahnya sendiri, kemudian bersama
Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau sangat besar dalam penyiaran Islam.

d. Sunan Giri (1365-1428)


Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa, terutama di Jawa Timur. Ayahnya, Maulana
Ishak , berasal dari Pasai dan Ibunya, Sekardadu, putri Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar Islam di
pesantren Ampel Denta dan Pasai.

Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira  3 km  dari Gresik. Selain itu, beliau mengutus
para mubalig untuk berdakwah ke daerahMadura, Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makasar, Ternate, dan
Tidore.

e. Sunan Drajat
Nama aslinya dalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik Sunan Bonang. Beliau berjasa dalam menyiarkan
Islam dan mendidik para santri sebagai calon mubalig.

f. Sunan Gunung Jati


Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah. Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam
di Jawa Barat dan berhasil mendirikan dua buah kerajaan Islam, yakni Banten dan irebon. Syarif Hidayatullah
wafat pada tahun 1570 M dan dimakamkan di Gunung Jati (7 km sebalah utara cirebon)

g. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far sadiq, lahir pada pertengahan abad ke 1 dan wafat pada tahun 1550 M (960 H).
BEliau berjasa dalam menyebarkan Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, Jawa tengah bagian utara. Sunan
kudus membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus juga terkenal
sebagai seorang sastrawan , diantara karya sastranya yang terkenal adalah gending Maskumambang  dan Mijil.
h. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sanga yang terkenal karena berjiwa besar, toleran,
dan juga pujangga. Beliau adalah seorang mubalig yang berdakwah sambil berkelana. Di dalam dakwahnya
Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian rakyat (gamelan, wayang, serta lagu-lagu daerah). BEliau wafat
pada akhir abad ke-16 dan dimakamkan di desa Kadilangu, sebelah Timur laut kota Demak.

i. Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said , putra Sunan Kalijaga. Beliau seorang mubalig yang berdakwah ke
pelosok -pelosok desa dan daerah pegunungan . Di dalam dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelan serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, yang terletak di sebelah  utara kota Kudus.

3. SULAWESI
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak kerajaan kecil yang sebagian masih
memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme. Diantara kerajaan-kerajaan itu yang paling terkenal dan besar
adalah Kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562-1565 M di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa-Tallo berhasil
menaklukan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar, dan Luwu. Pada masa itu, di Gowa-Tallo telah
terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang ukup besar. Atas jasa Datuk ri Bandang
dan Datuk Sulaiman, penyebaran serta pembangunan Islam lebih lebih intensif dan mendapat kemajuan
yangpesat. Pada tanggal 22 september 1605 , raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang
kemudian bergelar Sultan Alaludin. Beliau berhyubungan baik dengan Ternate, bahkan secara pribadi beliau
bersahabat baik dengan Sultan Baabullah dari Ternate.

Seteah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaannya. Daerah Wojo dan
Sopeng berhasil ditaklukan pada tahun 1611 M. Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat
ramai.

4. KALIMANTAN
Sebelum islam masuk ke kalimantan,di kalimantan selatan terdapat kerajaan kerajaan hindu yang berpusat di
dipa,dan kahuripan yang terletak di hulu sungai nagara dan amuntai kimi . Kerajaan kerajaan ini sudah  menjalin
hubungan dengan majapahit, bahkan salah seorang raja majapahit menikah dengan putri tunjung buih. Hal
tersebut tercatat dalam kitab Negaraketargama karya Mpu Prapanca.
Menjelang kedatangan islam,kerajaan daha diperintah oleh maharja sukarama.setelah beliau meninggaal
digantikan oleh pangeran tumenggung.hal ini menimbulkan kemelut keluarga karena pangeran samudera (cucu
Maharja Sukarama) merasa lebih berhak atas tahta kerajaan. Akhirnya pangeran samudera dinobatkan sebagai
raja banjar oleh para pengikut setianya yang membawahi daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin,dan Balitung yang
terletak dihilir Sungai Nagara.

Berdasarkan hikayat Banjar , Pangeran Samudra meminta Kerajaan Demak (Sultan Trenggono) untuk
memerangi Kerajaan Daha dengan perjanjian apabila kerajaan Daha dapat dikalahkan, pangeran Samudra
berserta rakyatnya bersedia masuk Islam. Tentara berkat bantuan dari tentara demak, Pangeran Tumenggung
dari Kerajaan Daha dapat ditundukan daan sesuai dengan perjanjian, akhirnya raja Banjar, Pangeran Samudra
berserta segenap rakyatnya masuk Islam dan bergelar Sultan Suryamullah. Menurut A. A.cense dalam bukunya
yang berjudul De Kroneik van Banjarmasin 1928, pristiwa itu terjadi pada tahun 1550 m.
5. MALUKU DAN SEKITARNYA
Pada tahun 1400~1500 m (abad ke 15) Islam masuk dan berkembang di Maluku  dibawa oleh para pedagang
muslim dari Pasai, Malaka,dan Jawa. Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi   ke pesantren
pesantren di Jawa Jimur untuk mempelajari islam.

Raja raja di Maluku yang masuk islam di antaranya sebagai berikut.

a. Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465~1486). Setelah beliau meninggal.
Digantiakan oleh Sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya dalam mensyiarkan Islam di kepulauan
Maluku dan Irian, bahkan sampai ke Filipin.
b. Raja Tidore,yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
c. Raja Jailo,yang berganti nama menjadi Sultan Hassanudin .
d. Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar Sultan Zaenal Abidin.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku , Islam juga masuk ke Irian. Daerah-daerah Irian Jaya yang
dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau Waigo, dan Pulau Gebi.

C. PERANAN UMAT ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN


Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, telah banyak mendatangkan perubahan.
Perubahan-perubahan itu antara lain sebagai berikut.

1. Masyarakat indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar
menghambakan diri kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa.
2. Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam (lihat Q.S.An-Nahl, 16;90), mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dahulunya menganut sistem kasta serta diskriminasi menjadi masyarakat
yang setiap angotanya mempunyai kedudukan,harkat,martabat,hak-hak yang sama.
3. Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan  yang didengungkan islam dengan semboyan Hubbul
Wathan Minal-iman (Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman),mampu mengubah cara berpikir masyarakat
indonesia, khususnya para pemuda yang dahulunya bersifat sektarian (lebih mementingkan sukunya dan
daerahnya) menjadi bersipat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara),
4. Semboyan yang diajarkan islam yang berbunyi ”islam adalah agama yang cinta damai,tetapi lebih cinta
kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat indonesia untuk melakukan  usaha-usaha
mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.
Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 190 yang artinya;  Dan perangilah di jalan allah orang-
orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.
1. PERLAWANAN KERAJAAN ISLAM DALAM MENENTANG PENJAJAHAN
a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
Bangsa Portugis datang dari Eropa Barat ke dunia Timur, termasuk Indonesia dengan
semboyan Gold (Tambang Emas), Glory (Kemuliaan, Keangungan), dan Gospel (Penyebaran Agama Nasrani).
Bangsa Portugis melakukan berbagai usaha dengan menghalalkan segala cara, antara lain pada tahun 1511
mereka merebut bandar Malaka, yang waktu itu berada di bawah kekuasaan Sultan Mahmud Syah (1488-1511).
Sikap bangsa Portugis yang kasar dan angkuh, yang bermaksud merebut kekuasaan dan memaksakan
kemauannya dalam perdagangan menyebabkan  kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia bangkit untuk
memberikan perlawanan mengusir penjajah Portugis dari bumi Nusantara.
Pada tahun 1526 bala tentara Demak di bawah pimpinan panglima perang Fatahillah berangkat melalui jalur laut
menuju Sunda Kelapa untuk mengusir penjajah Portugis. Setibanya di Sunda Kelapa, Fatahillah  dan bala
tentaranya mengepung Sunda Kelapa dan terjadilah pertempuran sengit melawan penjajah Portugis. Dalam
pertempuran ini Fatahillah dan bala bantuannya memperoleh kemenangan. Sunda Kelapa direbut dari tangan
penjajah, kemudian Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 22 Juni 1527  ang kemudian ditetapkan sebagai lahirnya kota Jakarta.

b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda


Bangsa indonesia kembali dijajah oleh bangsa belanda,yang untuk pertama kali berlabuh di banten pada tahun
1596 dipimpin oleh cornelis de houtman. Tujuan kedatanagan belanda ke indonesia sama dengan tujuan
penjajah portugis,Yakni memaksakan praktik monopoli perdagangan dalam menanamkan kekuasaan terhadap
kerajaan kerajaan yang ada di wilayah nusantara.penjajah belanda menempuh berbagai usaha dan menghalalkan
segala cara, misalnya menerapkan politik divide et impera, muslihat damai, mengeruk kekayaan sebanyak
banyaknya dari bumi nusantara untuk membangun bangsanya, serta membiarkan rakyat indonesia berada dalam
kemiskinan dan keterbelakangan
Sejarah mencatat dengan dengan tinta emas, sederetan nama para pejuang kusuma bangsa yang menderita,
bahkan berkorban jiwa dalam berperang melawan penjajah belanda demi tegaknya kemerdekaan bangsa dan
negara tercinta indonesia.

Di Pulau Jawa nama nama tersebut antara lain Sultan ageng tirtayasa,kiai tapa, dan Bagus Buang dari
Kesultanan Yogyakarta.Dari kesultanan aceh kita bisa mengenal sederetan nama para panglima perang islam,
seperti panglima polim, panglima ibrahim, teuku cik ditiro, cut nyak dien, habib abdurrahman, imam
leungbatan, dan sultan alaudin muhammad daud syah.Dari maluku yakni dari kesultanan ternate dan tidore,
tercatat nama-nama para pejuang kusuma bangsa seperti Saidi,Sultan Jamaludin,dan pangeran Nuku. Dari
sulawesi selatan yakni dari kerajaan Gowa-Tallo dan Bone, terkenal nama pahlawan bangsa seperti sultan
Hasanuddin dan Lamadu Kelleng yang bergelar Arung Palaka. Adapun dari kalimantan selatan, rakyat yang
mengalami penderitaan dan kesengsaraan akibat pajak yang tinggi dan kewajiban kerja paksa serempak
mengangkat senjata dibawah pimpinan para panglima perang, seperti pangeran Antasari, Kiai Demang Lehman,
Berasa, Haji Masrin, Haji Bayasin, Kiai Langlang, Pangeran Hidayat, Pangeran Maradipa, dan Tumenggung
Mancanegara.

Demikianlah nama-nama para pahlawan islam sebagai para pejuang kusuma bangsa dari berbagai kepulauan di
Nusantara, yang telah berperang melawan imperialismeBelanda. sayangnya,perlawanan mereka dapat di
patahkan oleh penjajah Belanda. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlawanan mereka lebih bersipat lokal
regional sporadis(tidak merata) dan kurang terkoordinasi serta persenjataan pihak kaum imperialis jauh lebih
canggih.

2.   PERANAN ULAMA ISLAM PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN


Perkembangan Islam di Indonesia tak lepas dari peranan ulama islam indonesia pada masa perang kemerdekaan
ada dua macam yaitu sebagai berikut.
a. Membina kader umat islam melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat.
b. Turut berjuang secara fisik sebagai pemimpin perang.
Para pahlawan islam yang telah berjuang melawan imperalis Portugis dan Belanda seperti Fatahillah, Sultan
Baabullah, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan Habib Abdurrahman adalah para ualam yang  beriman dan
bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak sehingga mereka menjadi panutan umat.

3. PERANAN ORGANISASI DAN PONDOK PESANTREN PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN


Organisasi-organisasi dan pondok pesantren tersebut adalah sebagai berikut.

a. Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam


Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo pada tahun 1905 di kota Solo.
Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli
pedagang Cina (yan mendapat perlakuan istimewa dari penjajah Belanda) dan memajukan agama Islam.

Pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam (SI) yang bertujuan bukan hanya
memajukan para pedagang Islam ,melainkan lebih luas lagi yaitu menghapus penderitaan, penghinaan, dan
ketidakadilan yang menimpa seluruh rakyat Indonesia akibat ulah penjajah Belanda.

Pada tahun 1914 telah berdiri 56 perkumpulan lokal Sarekat Islam yang telah resmi berbentuk badan hukum
yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Untuk menyeragamkan gerak dan langkah, pada tanggal 18 Maret
1916 dibentuk wadah Central Sarekat Islam yang diketuai oleh Haji Omar Said Cokroaminoto.

b. Muhammadiyah
Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di Kota Yogyakarta oleh K.H ahmad dahlan pada tanggal 18
November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan pada usaha-
usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan
sekolah-sekolah baik sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-rumah
penampungan bagi warga miskin, dan perpustakaan-perpustakaan.

c. Nahdatul Ulama (NU)


NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya pembentukan NU
adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. wahab Hasbullah.

Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang menentang penjajah dan pernah mengeluarkan
pernyataan politik yang isinya sebagai berikut.

1. Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.


2. Menolak rencana ordonasi (peraturan pemerintah) tentang pernikahan tercatat.
3. Menolak diadakannya milisi (wajib militer)
4. Menyokong GAPI dalam menuntuk Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah kolonial
Belanda.
d. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang penyelenggaraan pendidikannya
bersifat tradisional dan sederhana. Mata pelajaran yna gdiajarkan di pesantren adalah ilmu tauhid, fikih Islam,
akhlak, ushul fikih, nahwu, saraf, dan ilmu mantik. Sumber pelajarannya biasanya kitab-kitab berbahasa Arab
yang tidak berharakat atau gundul yang biasa disebut dengan Kitab Kuning.

4. PERANAN UMAT ISLAM PADA MASA PEMBANGUNAN


Dengan usaha mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia, untuk memajukan perkembangan
Islam di Indonesia umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk tampil di barisan terdepan dalam
perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) maupun perjuangan diplomasi. Di tahun-tahun awal kelahirannya
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang (september 1945),
negara Sekutu (November 1945-Maret 1946), dan Belanda (Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947
dan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948).

Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankan melalui usaha-usaha diplomatik yaitu
perundangan antara Indonesia dan Belanda, misalnya Perundingan Linggajati (November 1946), Perjanjian
Renville (Desember 1947), Perjanjian Roem-Royen (April 1949), dan Konferensi Meja Bundar di Den Haag (2
November 1949).

5. PERANAN ORGANISASI ISLAM DALAM MASA PEMBANGUNAN


Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak, antara lain Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama (NU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berdiri pada tahun 1947di Yogyakarta, Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) berdiri pada tanggal 17 April 1960, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada
tanggal 26 Juli 1975.

Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, antara lain mendirikan
rumah sakit, poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak), panti asuhan, dan pos santunan sosial.
Nahdatul Ulama yang pernah berkiprah di bidang politik, dalam perkembangan selanjutnya melalui munas NU
pada tanggal 18-21 Desember 1984 di Situbondo dengan tegas menyatakan bahwa NU meninggalkan aktivitas
politik dan kembali ke khitah (tujuan dasar). Usaha-usaha NU antara lain sebagai berikut.

a. Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah


Aliyah, dan perguruan tinggi.
b. Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
c. Membantu serta mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan yang bersifat independen, tidak berafiliasi kepada salah
satu aliran politik, mazhab, atau aliran keagamaan Islam yang ada di Indonesia. Adapun peranan Majelis Ulama
Indonesia pada masa pembangunan adlah sebagai berikut.

a. Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial kemasyarakatan kepada pemerintah
dan umat Islam pada umumnya, sebagai amar makruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan
ketatahanan nasional.
b. Memperkuat ukhuwah islamiah dan melaksanakan kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan nasional.
c. MUI adalah penghubung antara ulama dan umara serta menjadi penerjemah timbal balik antara
pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunan nasional.
Organisasi ini pertama kali diketuai oleh Prof. Dr. B.j. Habibie, yang kemudian menjadi presiden ketiga
Republik Indonesia.

6. PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBANGUNAN


Lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan pendidikan Islam untuk memenuhi
kebutuhan umatnya di bidang pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan
dan dikelola langsung oleh pemerintah (Departemen Agama), seperti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) ,
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN). IAIN sekarang berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) yang tidak hanya mendalami ilmu
tentang keislaman, seperti fakultas syariah dan usuluddin, tetapi juga mendalami ilmu pengetahuan umum
seperti fakultas ekonomi dan fakultas kedokteran.

Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam pembangunan antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
d. Mencerdaskan bangsa Indonesia.
e. Mengadakan pembinaan mental spiritual.
D. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Setelah memahami bahwa perkembangan islam di Indonesia memiliki ciri khas dan memiliki karakter sendiri
dalam penyebarannya kita dapat mengambil hikmah,diantaranya:
1.Islam membawa ajaran berisi kedamainan

2.Penyebaran islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras

3.Terjadi akulturasi budaya antara islam dan kebudayaan lokal meskipun islam tetap memiliki batasan dan
secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam islam

Anda mungkin juga menyukai