Anda di halaman 1dari 38

UNP

Universitas Negeri Padang

Dr. Ari Syaiful Rahman Arifin, ST, MT


OUTLINE

1. Sifat-Sifat & Jenis Tanah


2. Waktu Siklus
3. Efisensi Alat
4. Produktivitas & Durasi Pekerjaan
5. Gaya yang Mempengaruhi Gerakan Alat
SIFAT-SIFAT DAN JENIS TANAH
Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen, tetapi merupakan material campuran. Material juga
bervariasi dan jenis material berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang bervariasi seperti ini maka pada
saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam proyek konstruksi otomatis jenis material
dilapangan dan material yang akan dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan.

Foto : www.cidrap.umn.edu
Material terdiri dari 3 unsur yaitu :

AIR UDARA TANAH

Foto : www.actuaries.digital
Hubungan Antara Berat dan Volume
1. Berat Jenis Total (ɣ) Penjelasan :
W (weight) adalah berat total
𝑾 𝑾𝒂+𝑾𝒘+𝑾𝑺
ɣ= 𝑽
=
𝑽𝒂+𝑽𝒘+𝑽𝑺
Wa (weight air) adalah berat udara
Ww (weight water) adalah berat air
2. Berat Jenis kering (ɣd) Ws (weight soil) adalah berat tanah

𝑾𝒔 𝑾𝒔 ɣ
ɣd= 𝑽
=
𝑽𝒂+𝑽𝒘+𝑽𝑺
=
𝟏+ 𝝎 V (volume) adalah volume total
Va (volume air) adalah volume udara
3. Kadar Air (ω) Vw (volume water) adalah volume air
Vs (volume soil) adalah volume tanah
𝑾𝒘
ω= 𝑾𝒔
MATERIAL ASLI
Material ditempat asalnya disebut
dengan material asli atau material
in-situ atau bank material. Volume
tanah asli atau material yang masih
ditempat aslinya biasanya diberi
satuan bank cubic meters (bcm)
atau bank cubic yards (bcy).

Foto : pxhere.com
MATERIAL LEPAS
Material lepas atau loose material adalah material yang dipindahkan dari tempat asalnya. Material yang
dipindahkan akan mengalami perubahan bentuk. Volume dari material lepas diberi satuan loose cubic meters
(lcm) atau loose cubic yard (lcy).

Foto : www.youtube.com
MATERIAL PADAT
Material yang telah dipindahkan
kemudian dipadatkan maka volume
material akan menyusut. Material
yang telah dipadatkan disebut sebagai
material padat atau compacted
material. Material padat diberi satuan
compacted cubic meters (ccm) atau
compacted cubic yards (ccy).

Foto : www.equipmentworld.com
Hampir seluruh material yang dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil dari pada volume tanah asli atau
material ditempat asalnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau
pori diantara butiran material. Akan tetapi batuan mempunyai tanah asli (bank volume) hampir sama dengan volume
tanah yang dipadatkan (compacted volume).

Foto : www.conquestequipment.net
Volume material pada umumnya akan meningkat pada
saat digali. Peningkatan volume ini diakibatkan oleh
lepasnya ikatan antarpartikel tanah yang kemudian diisi
udara. Perubahan volume ini disebut dengan
pengembangan (swell).
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas
ditentukan oleh faktor pemuatan atau load factor (LF)
dan persentase pengembangan atau swell percentage
(SW). LF sangat bermanfaat dalam perhitungan volume
material yang akan diangkut dari suatu tempat.

Foto : pxhere.com
Hubungan Kondisi Tanah Asli dengan Tanah Lepas
1. Faktor Pemuatan/Load Factor (LF) Penjelasan :
Vb (volume bank) adalah volume asli (satuan: bcm, bcy)
𝟏
LF = VI (volume loose) adalah volume lepas (satuan: lcm, lcy)
𝟏 +𝑺𝑾 Wb (weight bank adalah berat asli
Wl (weight loose) adalah berat lepas
𝑽𝒃
LF =
𝑽𝑰
2. Persentase Pengembangan/Swell percentage (SW)

𝑤𝑏
Sw= 𝑤𝑙
− 1 × 100
Pada saat material dipadatkan, udara didorong
keluar dari ruang kosong antarpartikel tanah.
Akibatnya tanah memenuhi volume lebih kecil
dari saat kondisi asli maupun lepas. Hal ini
disebut dengan penyusutan (shrinkage).
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan
tanah dipadatkan ditentukan oleh faktor
penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan
persentase penyusutan atau shrinkage
percentage (Sh).

Foto : highways.today
Hubungan Kondisi Tanah Asli dengan Tanah dipadatkan
1. Faktor Penyusutan/Shrinkage Factor (SF) Penjelasan :
Vb (volume bank) adalah volume asli (satuan: bcm, bcy)
SF = 𝟏 − 𝑺𝒉 Vc (volume compacted) adalah volume padat (satuan: ccm,
ccy)
Wb (weight bank) adalah berat asli
𝑽𝒄 Wc (weight compacted) adalah berat padat
SF =
𝑽𝒃
2. Persentase Penyusutan/Shrinkage percentage (Sh)

𝑤𝑏
S h= 1 −
𝑤𝑐
× 100
Tabel Sw dan LF untuk Beberapa Jenis Tanah

sumber : Construction Planning, Equipment and Methods, 1996


Contoh Soal
Jika sebanyak 2000 bcm tanah kering dipindahkan maka berapa volume tanah tersebut
dalam kondisi lepas? Berapa volume tanah tersebut dalam kondisi padat jika Sh = 10%?
Penyelesaian
Diketahui :
Vb = 2000 bcm
Sh = 10% = 0,1
Jenis tanah = Tanah kering
Dari tabel didapatkan Sw tanah kering
Sw = 25% = 0,25
Ditanya :
Kondisi lepas (Vl) & Kondisi Padat (Vc) ?
Jawab

• Kondisi Lepas • Kondisi Padat

𝟏 𝑽𝒃 𝑽𝒄
= 1 − 𝑆ℎ =
𝟏 +𝑺𝑾 𝑽𝑰 𝑽𝒃

𝟏 𝟐𝟎𝟎𝟎 𝑽𝒄
= 1 − 0,1 =
𝟏 +𝟎,𝟐𝟓 𝑽𝑰 𝟐𝟎𝟎𝟎

VC = 𝟏𝟖𝟎𝟎 𝒄𝒄𝒎
Vl = 𝟐𝟓𝟎𝟎 𝒍𝒄𝒎
WAKTU SIKLUS
Siklus kerja dalam pemindahan material
merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Perkerjaan utama
didalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan,
membongkar dan kembali ke kegiatan
awal. Semua kegiatan tersebut dapat
dilakukan oleh satu alat atau beberapa
alat. Waktu yang diperlukan dalam siklus
kegiatan di atas disebut waktu siklus atau
cycle time (CT).

Foto : www.youtube.com
UNSUR WAKTU SIKLUS

Waktu Muat Waktu Angkut Waktu Bongkar Waktu Kembali


Waktu Tunggu
Loading Time Hauling Time Dumping Time Return Time
Spotting Time
(LT) (HT) (DT) (RT)
(ST)

Foto : www.actuaries.digital
WAKTU MUAT/LOADING TIME (LT)
Waktu muat merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat
material ke dalam alat angkut sesuai dengan
kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat
ditentukan tergantung dari jenis tanah, ukuran
unit pengangkut (blade, bowl, bucket dst),
metode dalam pemuatan dan efisensi alat.

Foto : www.trucknews.com
WAKTU ANGKUT/HAULING TIME (HT)
Waktu angkut merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu alat untuk bergerak dari
tempat pemuatan ketempat pembongkaran.
Waktu angkut tergantung jarak angkut, kondisi
jalan, tenaga alat dll.

Foto : www.flickr.com
WAKTU PEMBONGKARAN/
DUMPING TIME (DT)
Waktu pembongkaran merupakan waktu
yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk
membongkar material. Waktu
pembongkaran tergantung jenis tanah, jenis
alat dan metode yang dipakai.

Foto : www.flickr.com
WAKTU KEMBALI/RETURN TIME (RT)
Waktu kembali merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu alat untuk kembali
ketempat pemuatan. Waktu kembali lebih
singkat daripada waktu berangkat karena
kendaraan dalam keadaan kosong.

Foto : www.flickr.com
WAKTU TUNGGU/SPOTTING TIME (ST)
Waktu tunggu merupakan waktu yang dibutuhkan
oleh suatu alat untuk menunggu sampai alat diisi
kembali. Saat mengantre dan menunggu ini yang
disebut dengan waktu tunggu.

Foto : www.trucknews.com
Rumus Waktu Siklus (CT)

CT = LT + HT + DT + RT + ST
Penjelasan :
LT (loading time) adalah waktu muat
HT (hauling time) adalah waktu angkut
DT (dumping time) adalah waktu bongkar
RT (return time) adalah waktu kembali
ST (spotting time) adalah waktu tunggu
EFISIENSI ALAT
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor yang mempengaruhi
produktivitas alat yaitu efisiensi alat.
Cara yang umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan menghitung berapa menit
alat tersebut bekerja secara efektif dalam 1 jam. Contoh jika dalam satu jam waktu efektif alat bekerja
adalah 45 menit maka dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.
Foto : oetim.com
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS ALAT

Kemampuan Pemilihan & Perencanaan & Topografi & Metode


operator pemeliharaan Pengaturan volume Kondisi cuaca pelaksanaan
pemakai alat alat letak alat pekerjaan alat

Foto : www.thoughtco.com
PRODUKTIVITAS & DURASI PEKERJAAN
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan
produktivitas pekerjaan alat tersebut.
Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang
digunakan (input). Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat.

Foto : azbigmedia.com
Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang dipakai. Sebagai contoh pekerjaan
penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang dipakai excavator untuk menggali, loader untuk
memindahkan hasil galian kedalam bak truk (dump truck) dan truk (dump truck) digunakan pemindahan tanah.
Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang berbeda-beda, maka perlu
diperhitungkan jumlah masing-masing alat.
Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan.

Foto : www.pinterest.com
PRODUKTIVITAS ALAT & DURASI PEKERJAAN
1. Produktivitas Penjelasan :
𝑘𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 CT (cycle time) adalah waktu siklus
Produktivitas =
𝐶𝑇

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit


sedangkan produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam
sehingga perlu ada perubahan dari menit ke jam. Maka jika
faktor efisensi alat dimasukkan maka rumus diatas menjadi:
60
Produktivitas = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐶𝑇

2. Durasi
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆
Durasi =
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔
GAYA YANG MEMPENGARUHI GERAKAN ALAT BERAT
Ada beberapa gaya yang mempengaruhi gerakan alat berat. Gaya-gaya tersebut antara lain :
1. Tahanan gelinding atau rolling resistance (RR)
2. Tahanan kelandaian atau grade resistance (GR)
3. Gabungan kedua tahanan tersebut atau total resistance (TR)

Foto : news.cgtn.com
1. TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE, RR)
Tahana gelinding merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan roda alat yang sedang bergerak dengan
permukaan tanah. Besar tahanan ini akan berbeda pada setiap jenis dan kondisi permukaan tanah atau jalan
dan juga sangat bergantung pada tipe roda. Semakin kasar permukaan tanah maka tahanan gelindingnya akan
semakin besar.

Foto : vektra.co.in
2. TAHANAN KELANDAIAN
(GRADE RESISTANCE, GR)
Tahana kelandaian merupakan suatu gaya
yang terjadi akibat gesekan roda alat yang
sedang bergerak dengan permukaan
tanah yang menanjak.

Foto : www.youtube.com
3. TAHANAN TOTAL
(TOTAL RESISTANCE, GR)
Total tahanan merupakan jumlah dari tahanan
gelinding dan tahanan kelandaian. Nilai GR akan
berubah berdasarkan keadaan permukaan jalan.

Foto : www.volvogroup.com
Untuk pemakaian rumus dan contoh soal akan kita pelajari pada pertemuan selanjutnya

Foto : pxhere.com
REFERENSI
[1] F. Zulkarnain, Pemindahan Tanah Mekanis dan Peralatan Konstruksi, Cetakan 1. Medan: UMSU
Press, 2020.
[2] D. Wilopo, Metode Konstruksi dan Alat-Alat Berat, Cetakan 20. Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 2011.
[3] S. F. Rostiyanti, Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
[4] LDPTSSI, Pemindahan Tanah Mekanis, 1st ed. Bogor: Indonesia, Lokakarya Dosen Perguruan Tinggi
Swasta Seluruh, 1997.
[5] A. Kholil, Alat Berat, Cetakan 2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2014.
[6] P. Prodjosumanto, Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung, 2000.
[7] H. Y. Wigroho and H. Suryadharma, Pemindahan Tanah Mekanis, Cetakan 8. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1993.
[8] Literatur lainnya yang relevan…

Foto : www.americanthermoform.com

(Buya Hamka, 1908-1981)

Sampai Jumpa
di pertemuan berikutnya..
Foto : blueskydentistry.com

Anda mungkin juga menyukai