Menurut Partanto Prodjosumarto (1996: 102), Salah satu tolok ukur yang
pemindahan alat mekanis adalah besar produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut.
Oleh sebab itu usaha dan upaya yang dapat dilakukan mencapai produksi yang tinggi
Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat gali-muat dan alat
angkut, perlu dipelajari faktor-faktor yang langsung mempengaruhi hasil kerja alat-
a. Pola Pemuatan
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
1) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang berada di atas
a) Top Loading
b) Bottom Loading
jenjang yang sama dengan posisi alat angkut. Adapun gambar bottom loading
Sumber: www.wikipedia.com
a) Single Back Up
pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat alat
b) Double Back Up
dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat angkut sampai
penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri di
sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga memposisikan
diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan seterusnya.
Sumber: www.wikipedia.com
Double Back Up Single Back Up
volume suatu material setelah digali dari tempatnya. Material di lapangan jika
dan volume setelah digali (V2) diartikan sebagai faktor pengembangan. Faktor
loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM). Perubahan ini
dari densitas aslinya. BCM adalah volume material pada kondisi aslinya ditempat
(insitu) yang belum terganggu. LCM adalah volume material yang sudah lepas
akibat penggalian, sehingga volume akan mengembang dengan berat tetap sama.
dari kondisi bank ke loose. Pada kondisi loose, densitas material akan berkuang
dibanding densitas pada kondisi bank karena adanya pori-pori udara. Untuk
𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘
Fill Factor adalah angka perbandingan antara volume nyata atau kapasitas
nyata mangkuk alat muat dengan volume atau kapasitas teoritis bucket alat muat
www.scribd.com).
N Jenis Faktor
Kondisi Muatan
o Pekerjaan Bucket
1. Ringan Menggali dan memuat dari
stockpile atau material yang
telah dikeruk excavator lain, 1,0 – 0,8
yang tidak membutuhkan daya
gali dan dapat di buat
munjung dalam bucket
Contoh: pasir, tanah pasir
2. Sedang Menggali dan memuat dari
stockpile atau material yang 0,8 – 0,6
sulit untuk di gali dan dikeruk
tetapi dapat dimuat hampir
munjung (antara peres dan
munjung penuh)
3. Agak Sulit Memuat dan menggali batu
pecah, tanah liat yang keras, 0,6 – 0,5
pasir campur kerikil yang
telah ada di stockpile oleh
excavator lain, dan sulit
mengisi bucket dengan
material tersebut.
4. Sulit Bongkahan, batuan besar 0,5 – 0,4
dengan bentuk tidak teratur
dengan banyak rongga
diantaranya batu bundar, pasir
campur batu-batu bundar,
tanah liat yang sulit untuk
dikeruk dengan bucket.
Sumber: Rochmanhadi (1985:29 )
1. Kandungan material
Makin besar kandungan air dari suatu material, maka faktor pengisian
makin kecil. Sebab dengan adanya air mengakibatkan ruang yang seharusnya
2. Ukuran material
ruangan dalam bucket yang terisi oleh material, sehingga faktor pengisian
menjadi kecil.
3. Kelengketan material
Jika material yang lengket banyak pada bucket baik sisi dalam maupun
dilapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan sepenuhnya karena
Kemampuan produktivitas alat muat dan angkut adalah besar produktivitas yang
dicapai dalam kenyataan alat muat dan alat angkut berdasarkan kondisi yang dapat
q = q1 x K
Keterangan:
berikut:
3600
𝑄 = qx xE
CM
Keterangan:
menentukan jarak yang tepat pada suatu feet bekerja dengan produktivitas yang
optimal. Jarak juga digunakan sebagai parameter untuk menentukan front kerja alat.
Dengan diketahui jarak tersebut, kita juga dapat mengestimasi kebutuhan hauler.
hauler yang tepat maka akan dapat meminimalisir waktu saat antrian.
Cycle time alat angkut meliputi waktu manuver, waktu muat (mengisi), waktu
angkut berisi, waktu dumping dan waktu kembali kosong. Cycle time alat angkut
Keterangan:
C = n x q1 x k
Keterangan:
Keterangan:
Keserasian kerja adalah pola gerak alat-alat yang terpadu, dimana tidak saling
tunggu menunggu antara alat muat dan alat angkut. Untuk menilai keserasian alat muat
dan alat angkut dapat digunakan rumus Match Factor sebagai berikut:
Keterangan:
a. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100 % sedangkan alat angkut
c. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100 %, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100 %. Sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.