Anda di halaman 1dari 30

Dr. Ir. Awang Suwandhi, M.

Sc
PT United Tractors Tbk, PT Pamapersada, PT Adaro

1
ELEMEN PRODUKSI
1. Kapasitas alat dan faktor isi
2. Sifat bahan galian
3. Efisiensi kerja
4. Waktu edar alat muat atau angkut
5. Faktor-faktor teknis lainnya yang
bersifat empiris

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 2


1. KAPASITAS ALAT DAN FAKTOR ISI
(1) Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis dan
jumlah material yang diisi atau dimuat, baik
berupa tanah maupun fragmen batu.
(2) Jumlah material tersebut akan tergantung pada:
 ukuran dan bentuk penampung,
 gaya selama penggalian (curl force),
 jenis dan karakteristik material, yaitu tanah
atau batuan, dan
 faktor isi (fill factors).

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 3


(3) Perhatikan suatu bahan galian yang ditampung
dalam mangkok (bucket) di bawah ini:

1 1 1 1
1 1 1 1
B

C
Batas bidang
Kapasitas datar mangkok
munjung
Kapasitas
peres

a. TAMPAK SAMPING b. TAMPAK DEPAN

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 4


Bahan galian dalam mangkok bisa bermuatan:
o Rata atau hampir rata dengan batas permukaan
mangkok disebut kapasitas peres (struck capacity)
atau melebihi batas permukaan mangkok disebut
kapasitas munjung (heaped capacity).
o Dari Caterpillar Performance Handbook, edisi 33,
tahun 2002, diuraikan bahwa:
– kapasitas peres adalah “volume actually
enclosed inside the outline of the sideplates and
rear and front bucket enclosures without any
consideration for any material supported or
carried by the spillplates or bucket teeth“.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 5


– Kapasitas munjung adalah “volume in the
bucket under the strike off plane plus the
volume of the heaped material above the strike
of plane, having an angle of repose of 1:1
without any consideration for any material
supported or carried by the spillplate or bucket
teeth”. (Bentuk B)
– Menurut Committee on Europen Construction
Equipment (CECE) berbeda, yaitu “rates
heaped bucket pay loads on 2:1 angle of
repose for material above the strike off
plane”. (Bentuk A)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 6


(4) Faktor isi untuk beberapa jenis material terlihat
pada tabel di bawah ini:
Bentuk
Material Faktor Isi, %
Muatan1)
Moist Loam or Sandy Clay 100 – 110 A
Sand and Gravel 95 – 110 B
Hard, Tough Clay 80 – 90 C
Rock – Well Blasted 60 – 75 C
Rock – Poorly Blasted 40 – 50 C
1) Lihat Gambar Mangkok (bucket)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 7


2. SIFAT BAHAN GALIAN
(1) Terdapat 2 jenis volume material yang mempe-
ngaruhi perhitungan pemindahannya, yaitu
dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM),
loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic
meter (CCM).
(2) Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan
sifat fisik material sebelum digali, sesudah digali
dan dipadatkan kembali setelah digali:
 BCM adalah volume material pada kondisi aslinya
di tempat (insitu) yang belum terganggu.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 8


 LCM adalah volume material yang sudah lepas
akibat penggalian, sehingga volumenya bertambah
dengan berat tetap sama.
 CCM adalah volume material yang mengalami
pemadatan kembali setelah penggalian, sehingga
volumenya akan menyusut (shrinkage) menjadi
lebih kecil dari volume lepas bahkan, untuk
material tertentu, bisa lebih kecil dari volume
aslinya.
1,20

1,0

1,20 0,90

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 9


 Penambahan volume material setelah digali karena
adanya rongga udara atau voids diantara
fragmentasi bahan galian yang terberai.
 Prosentase penambahan volume akibat penggalian
disebut % Swell dan Swell Factor (SF) yang
rumusnya sbb:

VL VI
% swell  1 SF  x 100%
VI VL

di mana : SF = Faktor penambahan (swell factor)


VI = Volume insitu (bank)
VL = Volume loose

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 10


 Pemadatan bahan galian lepas akan menyebabkan
penciutan (shrinkage), sehingga volumenya jadi
lebih kecil atau sama dengan volume semula (asli).
Rumus pemadatan volume material adalah:
CCM
ShF  x100%
BCM
 Densitas material dipengaruhi sifat fisiknya, yaitu
ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan
kondisi fisik lainnya. Material yang padat akan
lebih berat dibanding yang tidak padat, sehingga
densitasnya pun lebih besar. Rumus densitas:
W di mana g, W dan V adalah densitas,
γ
V berat dan volume
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 11
DENSITAS BEBERAPA JENIS MATERIAL

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 12


3. WAKTU EDAR (CYCLE TIME)
TERDAPAT 2 CARA PENENTUAN WAKTU EDAR
1. Langsung di lapangan  dilakukan untuk tujuan evaluasi
rutin atau penelitian terhadap kinerja alat berat yang
sedang beroperasi
◦ Alat yang digunakan stop watch
◦ Fungsinya untuk mengevaluasi kinerja alat produksi (muat dan
angkut) yang sudah ada

2. Tidak langsung  menghitung secara grafis menggunakan


kurva kinerja mesin alat berat yang dikeluarkan oleh
produsen alat
◦ Alatnya adalah kurva Rimpull-Speed-Gradeability
◦ Fungsinya untuk merencanakan kebutuhan alat produksi

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 13


Tahanan guling (Rolling Resistance / RR)
 RR adalah gaya atau kekuatan (force) yang harus
diatasi oleh suatu kendaraan agar mampu bergerak
di atas jalan dengan kondisi tertentu.
 RR dipengaruhi oleh:
– Gesekan internal (internal
friction)
– Tekanan udara dalam ban
(tire flexing)
– Penetrasi ban (tire
penetration)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


 Pada kondisi normal, diperlukan 20 kg (40 lb) per
ton GVW untuk mendorong atau menarik
kendaraan agar bisa bergerak.
 RR bisa dinyatakan dalam kg/ton (lb/ton) atau %
kemiringan efektif, di mana:
10 kg/Mton RR = 1% kemiringan
 Bila wheel loader memuat
tanah basah memerlukan
50 kg/Mton RR, maka akan
ekuivalen dengan 5%
kemiringan jalan.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral I n d o n e s i a 15


Sekolah Tinggi Teknologi Mineral I n d o n e s i a 16
Tahanan miring (Grade Resistance / GR)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


Kemampuan mendaki berbagai alat angkut
Cage

0%
1 0
g an
ri in 60%
-
K em ip 4
0
S k

0 - 35%
n3
berjala
B an

%
Truck 7 - 10

Kereta api atau lori 3 - 5%

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


Perbandingan operasional belt conveyor dan truck
PARAMETER BELT CONVEYOR TRUCK

1. Kemiringan 30% – 35% (16,68º – 19,3º) 6% – 8% (3,44º – 4,60º)


2. Polusi kebisingan Kecil Besar
3. Polusi getaran Tidak terasa Terasa
4. Polusi debu selama Tidak ada Pada musim kemarau, debu
transportasi beterbangan sepanjang jalan
5. Emisi panas Tidak ada Terasa
6. Proteksi material yang Menggunakan kanopi sepanjang belt Dilengkapi terpal
diangkut conveyor
7. Kebutuhan lahan Tidak membutuhkan lahan yang lebar Membutuhkan lahan yang lebar
untuk konstruksi sepanjang belt antara 20 – 40 m agar truk bisa
conveyor berpapasan
8. Konsistensi pengangkutan Konstan dengan laju tetap Dipengaruhi kondisi jalan, yaitu oleh
Total Resistence (RR+GR)
9. Konsumsi energi per km Rendah Tinggi
10. Pengaruh kepadatan Tidak terpengaruh Terpengaruh
lalulintas
11. Biaya investasi awal Tinggi Rendah
12. Biaya operasi & maint. Rendah Tinggi

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 19


Kurva kinerja mesin dump truck Cat 797 buatan Caterpillar
(Caterpillar Performance Handbook)

Contoh perhitungan waktu edar secara


grafis
Truck tipe Cat 797 angkut o/b batu bara seberat
180 ton maks.
Berat truck kosong 274,5 ton
Berat truck bermuatan (gross vehicle weight) =
450 ton
Truck bergerak di atas jalan tanah keras yang
kondisinya terawat baik dengan rolling dan grade
resistance masing-masing 5% dan 3%, jadi total
resistance = 8%
Jarak tempuh 5.000 m waktu tetap (pemuatan,
pengosongan dan manuver) rata-rata =1,40 men
BERAPA ESTIMASI WAKTU EDAR TRUCK TERSEBUT

5000 / 1000
= 0,22 jam = 13 men 22,50 km/jam
22,5
Ct = (2x13) +1,4 men = 27,4 men

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 20


Siklus waktu shovel (hydraulic)
1. Isi bucket 2. Swing bermuatan

4. Swing kosong 3. Pengosongan

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 21


4. EFISIENSI KERJA
(1) Efisiensi kerja (E) biasanya dinyatakan dlm prosen (%)
yang menunjukkan kemampuan kerja per satuan
waktu. Apabila tertulis E = 75% artinya efisiensi kerja
hanya mencapai 45 menit per jam.

(2) Ada beberapa parameter pengukur efisiensi kerja


yang harus diketahui, yaitu sbb:
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 22
PARAMETER PENGUKUR EFISIENSI KERJA
TERJADWAL (SCHEDULED), S
TERSEDIA (AVAILABLE), A MAINTENANCE (M)
JALAN (OPERASI), O TERHENTI MENDADAK, TERJADWAL,
KERJA TERTUNDA (DELAY), (IDLE), I UM SM
(WORK), W D
Kerja lancar – Mengisi BBM – Diminta standby – Waktu – Waktu perbaikan
Parameter efisiensi kerja


Ganti mata bor (bit)
Peledakan


Tak ada operator
Rapat
perbaikan
– Tunggu suku
– Tunggu suku
cadang
– Mengatur alat berat – Hujan, kabut cadang – Lain-lain
– Tunggu alat muat tebal, salju – Lain-lain
– Tunggu truck – Lain-lain
– Inspeksi
– Semprot lubang bor
– Pelumasan
– Manuver alat
– Work around check
– Membersihkan screen
– Batu macet di crusher,
chute, dll
– Rol conveyor lepas
– Lain-lain

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 23


(3) Paling tidak ada 3 (tiga) parameter pengukur efisiensi
kerja, yaitu: optimum sbb:

a) Efektifitas (effectiveness):
b) Ketersediaan fisik (physical availability)
c) Utilitas (utility)

a) Efektifitas (effectiveness) adalah prosentase waktu


kerja selama alat beroperasi setelah dikurangi
dengan waktu tunda (delay time). Waktu tunda
adalah sekumpulan waktu hambatan ketika alat
sedang beroperasi. Contoh pada tabel di atas:
W
E= x 100%
O
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 24
b) Ketersediaan fisik (physical atau mechanical
availability) merupakan catatan keadaan fisik alat
yang laik beroperasi tanpa ada gangguan kerusakan
selama beroperasi.
A
PA = x 100%
S
c) Utilitas (utility) menggambarkan waktu kerja yang
tersedia untuk beroperasi tanpa ada waktu diam/
menganggur (idle time). Waktu diam atau stand by
time adalah waktu alat berhenti karena hambatan
yang tidak bisa dihindari, walaupun sebenarnya alat
dan operatornya siap kerja.
O
U = x 100%
A
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 25
Efisiensi kerja optimum (Eopt) adalah prosentasi waktu
kerja sebenarnya setelah mempertimbangkan
seluruh hambatan kerja yang diperoleh dari perkalian
E x PA x U.

Eopt = E x PA x U

Data waktu kerja dan jenis hambatan selama operasi


dicatat tiap hari dalam Log Book Alat/komputer (lihat
contoh slide berikut). Hitung Eopt harian dan bulanan.
Log Book Alat digunakan utk kontrol degradasi
kemampuannya sbg fungsi pertambahan waktu 
“history alat”

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 26


Rusak Jam tersedia (B-C) Efisiensi kerja ( % )
Kerja
Tanggal men- Operasi Efektifi- Keterse-
terjadwal Terdiam Utilitas Optimum
dadak Tertunda Kerja tas diaan fisik
Keterangan
A B C D E F= G= H= I= J=
B-C-D-E F/(E+F) (D+E+F)/B (E+F)/ G x H x I
(D+E+F)
1-Jul-00 16,00 0,00 4,00 3,00 9,00 75,00 100,00 75,00 56,25
2-Jul-00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3-Jul-00 16,00 0,00 1,50 2,00 12,50 86,21 100,00 90,63 78,13
4-Jul-00 16,00 0,00 1,00 4,00 11,00 73,33 100,00 93,75 68,75
5-Jul-00 16,00 0,00 2,00 1,00 13,00 92,86 100,00 87,50 81,25
6-Jul-00 16,00 0,00 5,00 4,00 7,00 63,64 100,00 68,75 43,75
7-Jul-00 16,00 0,00 2,00 3,00 11,00 78,57 100,00 87,50 68,75
8-Jul-00 16,00 4,00 0,00 5,00 7,00 58,33 75,00 100,00 43,75

TOTAL 460,00 12,50 32,50 93,25 321,75 77,53 97,28 92,75 69,95

a) Efektifitas (effectiveness)  E = (W/O) x 100% = ……..


b) Ketersediaan fisik (physical atau mech. availability)
 PA = (A/S) x 100% = ………
a) Utilitas (utility)  U = (O/A) x 100% = ……..
Eopt = E x PA x U = ………..
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 27
PARAMETER
 Jenis Material ( H )
I x H x fn
 Kapasitas Alat ( I )
PEx
 Waktu edar ( C ) C
 Efisiensi Kerja ( E )
 Faktor ( fn )

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 28


q x 60 x FK
Qe 
Ct E
C x 60 x FK
Qt 
Ct D

D  D 
Ct D  (f x Ct E )        T1  T2
 V1   V2 
Qe = produktivitas alat muat, m³/jam atau
ton/jam
Qt = produktivitas alat angkut, m³/jam atau f = frekuensi pengisian truk
ton/jam D = jarak angkut, km
q = produksi per swing, m³ atau ton V1 = kecepatan truk bermuatan, m/menit
FK = faktor koreksi V2 = kecepatan truk kosong, m/menit
CtE = waktu edar alat muat/excavator, menit T1 = waktu pengosongan (dumping), menit
CtD = waktu edar truk, menit T2 = waktu ambil posisi (manuver), menit

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 29


AKHIR INISIASI

Dilanjutkan minggu depan !!!

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia 30

Anda mungkin juga menyukai