Anda di halaman 1dari 24

Dr. Ir. Awang Suwandhi, M.

Sc

PERALATAN TAMBANG & PENANGANAN


MATERIAL (TA508)
Inisiasi 1: Analisis Tempat Kerja
TOPIK POKOK BAHASAN
1. ANALISIS TEMPAT KERJA
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT
3. PEMBERSIHAN LAHAN (LAND CLEARING)
4. PERALATAN TAMBANG BAWAH TANAH
5. BELT CONVEYOR
6. LOKOMOTIF
7. WIRE ROPE
8. MANAJEMEN PERALATAN

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
1. JALAN DAN SARANA PENGANGKUTAN (ACCESSIBILITY &
TRANSPORTATION)
Beberapa kemungkinan kondisi disekitar tempat kerja untuk
mengangkut alat-alat mekanis dan logistik adalah:

 Sudah ada jalan umum

 Ada jalur kereta api (KA)

 Ada sungai besar

 Dekat dengan lapangan terbang dan pelabuhan

 Harus dibuat jalan baru (pioneer road) menuju tempat kerja

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
2. TUMBUH-TUMBUHAN (VEGETATION)
Jenis-jenis tanaman atau pepohonan yang tumbuh di sekitar tempat
kerja harus diketahui, diantaranya:
 Hutan belukar
 Semak belukar dan padang rumput
 Rawa-rawa
 Pohon-pohon berdiameter besar dan tinggi yang akarnya kuat
 Jenis vegetasi akan menentukan peralatan yang cocok digunakan
untuk land clearing, meliputi jenis, jumlah, ukuran, waktu
pekerjaan land clearing dan biaya.
(Land Clearing dibahas detail pada pertemuan berikutnya)
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
ANALISIS TEMPAT KERJA
3. JENIS MATERIAL DAN PERUBAHAN VOLUME (KIND OF MATERIAL AND
ITS CHANGE OF VOLUME)
Pada dasarnya pemindahan tanah merupakan pekerjaan untuk
meratakan suatu daerah, oleh sebab itu:
 Jenis-jenis tanah dan batuan di sekitar tempat kerja harus
diketahui sifat fisik dan mineraloginya.
 Volume penggalian seharusnya sama dengan volume
penimbunan, tapi kebanyakan VOLUME tanah atau batuan akan:
- bertambah sekitar 30% apabila digali,
- berkurang sekitar 10% bila dipadatkan ditempat lain.
 Karakteristik tanah yang harus diperhatikan a.l. kering, basah,
lengket, gembur, padat/keras, dan lunak.
 Karakteristik di atas mempengaruhi hasil kerja peralatan yang
digunakan dan waktu penyelesaian pekerjaan
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
ANALISIS TEMPAT KERJA
 Karakteristik di atas mempengaruhi hasil kerja peralatan yang
digunakan dan waktu penyelesaian pekerjaan.
 Tanah atau batuan yang keras akan sukar dikoyak (ripped), digali
(dug) atau dikupas (stripped).
 Nilai kekerasan tanah dan batuan diukur menggunakan ripper-
meter atau seismic test meter dihasilkan kecepatan rambatnya
dalam satuan m/det.
 Tanah yang mengandung humus subur dipisahkan karena
dikemudian hari akan dipakai utk menutupi tempat penimbunan
dan ditanami  REKLAMASI
(Tentang perub. material dan pengoyakan dibahas detail pada
pertemuan berikutnya)
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
ANALISIS TEMPAT KERJA
4. DAYA DUKUNG MATERIAL (BEARING CAPACITY)  (Lihat Lampiran)
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk
mendukung atau menahan alat diatasnya. Penjelasannya:
 Apabila suatu alat berada di atas tanah atau batuan, maka akan
menekannya dan terjadi daya tekan (ground pressure);
sedangkan tanah atau batuan akan memberi reaksi/perlawanan
yang disebut daya dukung material (bearing capacity).
 Bila: daya tekan alat > daya dukung material  alat terbenam
 Daya dukung tanah diukur di lapangan menggunakan alat cone
penetrometer dan pengujiannya disebut Cone Petentration Test
(CPT).

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
 Gambar alat cone penetrometer di lapangan sbb:

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
5. IKLIM (CLIMATE)
Di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musin
kering. Pengaruhnya pekerjaan pemindahan tanah:
 Bila musim hujan, tanah menjadi basah dan lengket  pekerjaan
alat terhambat dan perlu dibuat sistem penirisan.
 Bila musin kering atau panas  timbul banyak debu, sehingga
jalan harus disiram air.
 Suhu panas dan dingin yang berlebih juga akan mengurangi
efisiensi mesin yang digunakan.
(Pelajari curah hujan dan cara analisisnya)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
6. KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT (ALTITUDE / ELEVATION)
Pengaruh ketinggian lokasi kerja dari permukaan laut adalah:
 Elevasi tinggi mengakibatkan kerapatan udara rendah, sehingga
tekanan udara dan suplai oksigen pun jadi rendah. Kondisi
tersebut dapat menurunkan kinerja mesin-mesin yang dipakai.
 Tenaga mesin disel berkurang 3% setiap kenaikan elevasi 1000 ft
(330 m)  mengakibatkan produksi turun dan ongkos produksi
meningkat

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
7. KEMIRINGAN, JARAK DAN KEADAAN JALAN (HAUL ROAD CONDITION)
Pengaruh keadaan jalan pada pemindahan tanah a.l:
 Kemiringan jalan makin tinggi, maka kecepatan alat angkut akan
berkurang saat mendaki. Jika menurun kondisi rem harus bagus.
 Belokan cenderung mengurangi kecepatan alat angkut.
 Jarak tempuh akan mempengaruhi waktu tempuh  makin jauh
jarak tempuh makin lama waktu tempuhnya; sebaliknya jarak
tempuh dekat, waktu tempuh menjadi lebih singkat.
 Keadaan jalan meliputi kekerasan jalan, kepadatan traffic dan
kebersihan jalan dari lumpur atau kerikil.
Semua akan mempengaruhi siklus waktu (cycle time) pengangkutan.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
8. EFISIENSI KERJA (OPERATING EFFICIENCY)
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan
waktu kerja yang tersedia. Pada dasarnya alat tidak mungkin bekerja
60 menit dalam 1 jam karena selalu dipengaruhi oleh berbagai jenis
hambatan, diantaranya:
 Menunggu alat (angkut atau muat),
 Pemeliharaan (maintenance),
 Alat rusak saat sedang beroperasi.
 Hambatan alam yg tidak bisa dihindari, a.l: hujan, kabut, salju,
kecelakaan kerja, dll.
Menurut pengalaman di lapangan, ef. kerja jarang mencapai 80%.
(Efisiensi Kerja dibahas detail pada pertemuan berikutnya)
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
ANALISIS TEMPAT KERJA
9. PERSYARATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN (FINISHING SPECIFICATIONS)
Persyaratan ini tidak selalu ada, tetapi apabila yang memberi
pekerjaan menghendakinya, harus diperhitungkan karena akan
menambah waktu kerja, peralatan dan biaya. Contoh persyaratan
penyelesaian, a.l:
 Tempat-tempat tertentu harus ditanami pohon dengan tinggi dan
umur tertentu, bunga, atau rumput hijau.
 Pemasangan pagar hidup atau jenis pagar yang lain.
 Memberi kerikil pada jalan-jalan yang ada.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
10. PERSYARATAN PENIMBUNAN (FILL SPECIFICATIONS)
Terhadap timbunan biasanya diminta untuk dirapihkan dengan
beberapa kondisi, a.l:
 Diratakan atau dibiarkan membentuk lereng dengan kemiringan
tertentu, kemudian ditanami serta diberi pagar.
 Dipadatkan dgn alat khusus dan dilakukan pada kelembaban
tertentu agar tidak terjadi amblesan (surface subsidence).
 Diperhitungkan dan dijamin kestabilan lerengnya (slope stability).
Semua persyaratan tsb. Akan menambah waktu kerja, peralatan dan
biaya.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANALISIS TEMPAT KERJA
11. WAKTU (TIME ELEMENT)
Setiap pekerjaan pemindahan tanah umumnya harus diselesaikan
pada waktu tertentu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan:
 Kapasitas harian seluruh alat yang digunakan harus terpenuhi.
 Pengetahuan dan pengalaman tentang karakteristik alat yang
digunakan, menyangkut kapasitas dan keandalan.
 Evaluasi harian untuk mengetahui tingkat ketercapaian target
pekerjaan, agar terkontrol setiap hari.
Apabila pekerjaan dikontrakkan dan pekerjaan selesai sblm habis
waktu yang disetujui, maka kontraktor akan menerima Premi;
sebaliknya bila melampaui waktu yg telah ditentukan, kontraktor harus
membayar ganti rugi (penalty).
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
ANALISIS TEMPAT KERJA
12. ONGKOS-ONGKOS PRODUKSI (PRODUCTION COSTS)
Ongkos-ongkos produksi yang harus diperhitungkan adalah:
 Ongkos tetap, a.l: asuransi, depresiasi, pajak dan bunga pinjaman
 Ongkos operasi, a.l: upah pengemudi, pemeliharaan, perbaikan
alat, pembelian suku cadang (spare part), bahan bakar dan
pelumas.
 Ongkos pengawasan, a.l: gaji pengawas (mandor), teknisi, direksi,
dll.
 Ongkos-ongkos lain, a.l: overhead, kunjungan2, jamuan, upacara2,
tamu, dll.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


AKHIR INISIASI 1

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


ANY QUESTIONS OR
DISCUSSION?

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


LAMPIRAN:
CONE PENETRATION TEST (CPT)
SILAHKAN SDR PELAJARI SENDIRI !!!

KONSEP CPT
Cone Penetration Test (CPT) adalah insitu test yang umum digunakan
untuk menentukan sifat-sifat geoteknik tanah (geotechnical properties)
dan untuk menilai stratigrafi bawah permukaan. Tes ini juga
disebut, tes Cone Belanda atau Dutch Cone Test. Karena kesederhanaan
dan efisiensi, Cone Penetration Test menjadi salah satu yang
paling umum diterima dan digunakan dalam geoteknik pengujian in-
situ di seluruh dunia.
DEFINISI-DEFINISI
Cone: Titik dengan bentuk cone yang berada pada ujung penetrometer,
dimana perlawanan tahanan ujung terjadi.
Cone Penetrometer: Sebuah alat yang membentuk batang silinder
dengan ujung berbentuk kerucut, dirancang untuk melakukan penetrasi
terhadap tanah dan batuan lunak dan untuk pengukuran komponen
tahanan ujung sebagai bentuk perlawanan penetrasi
Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Cone Resistance atau End-Bearing Resistance: Tahanan terhadap
penetrasi yang dilakukan konus, sebesar gaya vertikal yang diaplikasikan
terhadap konus dibagi area proyeksi horizontal.
Sounding: Seluruh rangkaian uji penetrasi yang dilakukan pada suatu
lokasi.
Friction Ratio: Rasio tahan gesek terhadap tahanan konus, dinyatakan
dalam persen.
Friction Resistance: Tahanan terhadap penetrasi yang terjadi akibat
gesekan terhadap selimut, sebanding dengan gaya vertikal yang
diaplikasikan terhadap selimut dibagi dengan area permukaannya.
Tahanan ini terdiri dari jumlah gesekan dan adhesi.
Pore Pressure: Tekanan air pada suatu formasi.

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


CONE PENETRATION TEST (CPT)
Differential Pore Pressure Ratio: Parameter terhitung sama dengan
tekanan air pori ekses diukur belakang ujung dibagi dengan jumlah
perlawanan ujung (dikoreksi untuk efek tekanan pori dan tekanan
overburden total). Digunakan dengan kombinasi tahanan ujung untuk
menyim-pulkan lithology (soil behavior).
Push Rods: Tabung berdinding tebal atau batang lainnya yang sesuai
yang digunakan untuk menusukkan ujung penetrometer ke kedalaman
yang diperlukan.
STANDARDS
 BS 1377-7:1990
 ASTM D3441 - 05 Standard Test Method for Mechanical Cone
Penetration Tests of Soil
 ASTM D5778 - 07 Standard Test Method for Electronic Friction Cone
and Piezocone Penetration Testing of Soil

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
CONE PENETRATION TEST (CPT)
PERHITUNGAN CPT

1) Simbol yang digunakan:


a) Cw = Bacaan manometer tahanan ujung (kg/cm2)
b) Tw = Bacaan manometer tahanan konus dan selimut (kg/cm2)
c) Kw = Selisih bacaan manometer tahanan selimut lokal, (Tw-Cw)
(kg/cm2)
d) qc = Perlawanan konus (kg/cm2)
e) fs = Perlawanan geser lokal (kg/cm2)
f) Rf = Friction ratio, (Lf/qc x 100%)
g) Tf = Geseran total (kg/cm2), (fs x interval pembacaan)

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia


CONE PENETRATION TEST (CPT)
2) Perhitungan konus (qc):
Pcone = Pplunger
qc x cone area = Cw x piston area
qc = (piston area ÷ cone area) x Cw

3) Perlawanan geser (fs):


Pcone + Pgeser = Ppiston
(qc x cone area ) + (fs x sleeve area) = Cw x piston area
fs = (piston area ÷ cone area) x Kw

4) Perhitungan friction ratio (Rf):

Rf = (Fs ÷ qc) x 100%

Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia

Anda mungkin juga menyukai