Anda di halaman 1dari 41

BAB I

ENGINEERING GEOLOGY
MAPPING

OLEH
TOLCHANI, ST., MT, IPM.
NIDN : 0423086702
08122230037, tolchani@gmail.com

HANYA DIGUNAKAN DI LINGKUNGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA

2017
UNSUR-UNSUR

• Prepatation (tools, baget, etc) • Engineering Geologycal


Description
• General Geology Description
• Mineralogy-petrography a. Weathering process/denudation
• Stratigraphy b. Degree of weathering
• Geological structures c. Soil classification
• Geological history ⇢ earth and rock laboratory
d. Structure minor and mayor
• Engineering Geology Map e. Water condition
Elements f. Slide
• Morfology g. Location in situ test and types
• Lithology (soil and rock) (TP, boring, edit etc.)
• Techtonic and earthquake h. Structure (road, building, Dam,
etc)

STTMI, Mata Kuliah Geologi Teknik


2
A1. DENUDASI
Yunani (nude = telanjang)
Proses pembentukan bentang alam
→ Gerakan tanah proses bergeraknya
• Proses degradasi massa tanah atau dan batuan oleh
gaya berat dan gravitasi
• Proses pendataran permukaan
bumi akibat
• Erosi
• Gerakan tanah
→ Erosi proses terangkutnya material
tanah dan batuan oleh air, angina,
gleser
- Erosi alur (rill erosion)
- Erosi parit (gully erosion)
- Erosi lembah/ke samping (ravine
erosion)
• Proses agradasi
• Proses naiknya permukaan bumi
• Pengendapan
• Tektonik (lipatan, sesar, magmatic)
• Proses denudasi berkaitan erat dengan bentuk bentang alam akibat
proses eksogen dan endogen
• Klasifikasi bentang alam menurut Van Zuidam (1985)
derajat % Karakteristik Proses

0–2 0–2 Datar atau hampir datar, denudasi tidak segnifikan, perjalanan
mudah dalam kondisi kering
2–4 2–7 Miring landai, erosi mulai terjadi
4–8 7 – 15 Miring, erosi semakin intensif (pada tanah gundul)

8 – 16 15 – 30 Terjal sedang, gerakan tanah rayapan, erosi lebar dan rill, susah
untuk traktor dan truk
16 – 35 30 - 70 Terjal, denudasi intensif, gerakan tanah intensif, erosi tanah sangat
berbahaya
35 – 55 70 - 140 Sangat Tejal, singkapan batuan, gerkan tanah/gelincir batuan
>55 >140 Terjal ekstrim, singkapan batuan, denudasi dinding, jatuhan batu,
runtuhan batu/topple
Howard, 1967 membagi pola pengaliran dasar
A2. WEATHERING/PELAPUKAN
Proses terurainya partikel-partikel (mineral) suatu batuan menjadi lebih kecil akibat
proses mekanis dan kimia

• Mekanis • Kimiawi
• Angin • Akibat proses reaksi kimia
• Air → Contoh proses pelapukan dari
• Es mineral ortoklas menjadi mineral
• Panas lempung
→ Tidak terjadinya perubahan ⇒2K(AlSi3O8)+2H+ + H2O →
komposisi kimia 2K+ + 4SiO2(Silika)+ Al2Si2O5(OH)4(Kaolinit)

• Istilah tanah hasil pelapukan


⇢ Tanah residual : tanah yg belum mengalami perpindahan
⇢ Enadapan alluvium : hasil endapan sungai di sekitar sungai
⇢ Endapan teras : endapan sungai yg sudah terangkat
⇢ Endapan koluvium : material hasil longsoran
⇢ Endapan lakustrin : hasil endapan danau
B. DERAJAT PELAPUKAN
Deret Bown berlaku

Tanah

CW
Completely
weathered

HW
Highly weathered

MW
Moderately
weathered

SW
Slightly weathered

F
Fresh
Identifikasi Tingkat pelapukan
C. KLASIFIKASI TANAH

•Berbutir Halus •Berbutir Kasar


• Lempung (<0.002 mm) • Pasir (0.06 – 2 mm)
• Lanau (0.002-0.06 mm) • Kerikil (2 – 60 mm)
• Kerakal (60 – 200 mm)
• Bongkah (>200 mm)
BERBUTIR KASAR
• Sand —particles of rock that will • Cobbles and boulders —particles
pass a No. 4 (4.75-mm) sieve and is retained on a 3-inch (75-mm)
retained on a No. 200 (0.075-mm or • Cobbles —particles of rock that will
75-micro- meter [µm]) sieve pass a 12-in (300-mm) square
opening and be retained on a 3-in
• Coarse sand —passes No. 4 (4.75- (75-mm) sieve.
mm) sieve and is retained on No. 10 • Boulders —particles of rock that will
(2.00-mm) sieve not pass a 12-in (300-mm) square
• Medium sand —passes No. 10 (2.00- opening
mm) sieve and is retained on No. 40
(425-µm) sieve
• Fine sand —passes No. 40 (425-µm) • Simbol berdasarkan USCS
sieve and is retained on No. 200 • Sand (S)
(0.075-mm or 75-µm) sieve • SC-SM - Silty, clayey sand
• Gravel (G)
• Gravel —particles of rock that will • GC-GM - Silty, clayey gravel
pass a 3-in (75-mm) sieve and is • Gradasi baik (W)
retained on a No. 4 (4.75-mm) sieve • GW - Well graded gravel
• Coarse gravel —passes a 3-in (75- • SW - Well graded sand
mm) sieve and is retained on 3/4-in • Gradasi buruk (P)
(19-mm) sieve • GP - Poorly graded gravel
• Fine gravel —passes a ¾-in (19-mm) • SP - Poorly graded sand
sieve and is retained on No. 4 (4.75-
mm) sieve
Deskripsi Lapangan
• Misalkan
• Kerikil pasiran, lanauan, lempungan
• Warna
• Gradasi (baik, buruk)
• Sortasi (bundar, bundar tanggung, menyudut)
• Kekerasan fragmen
• Jenis fragmen
• Ukuran fragmen maksimal
• Asal geologi (lapukan, endapan)
• Kepadatan relative
Istilah Nilai N (SPT), (pukulan/30 cm)
Sangat padat (very dense) >50
Padat (dense) 30 – 50
Sedang (medium/compact) 10 – 30
Lepas (loose) 4 – 10
Sangat lepas (very loose) <4
BERBUTIR HALUS

• Clay —passes a No. 200 (0.075-mm • Silt —passes a No. 200 (0.075-mm
or 75-µm) sieve. Soil has plasticity or 75-µm) sieve. Soil is nonplastic
within a range of water contents or very slightly plastic and that
and has considerable strength exhibits little or no strength when
when air-dry. For classification, clay air-dry is a silt. For classification, a
is a fine-grained soil, or the fine- silt is a fine-grained soil, or the fine-
grained portion of a soil, with a grained portion of a soil, with a
plasticity index greater than 4 and plasticity index less than 4 or the
the plot of plasticity index versus plot of plasticity index versus liquid
liquid limit falls on or above the limit falls below the "A"-line (figure
"A"-line (figure Plasticity chart). Plasticity chart).
• Organic clay —clay with sufficient • Organic silt —silt with sufficient
organic content to in- fluence the organic content to in- flu-ence the
soil properties is an organic clay soil properties

• Peat —material composed primarily of vegetable tissues in


various stages of decomposition, usually with an organic
KLASIFIKASI : Unifield Soil Classification System (USCS)

• Lempang ( C )
• GC - clayey gravel
• Lanau (M)
• GM - Silty gravel
• Plastis tinggi (H)
• Plastik rendah (L)
• CL - Lean clay
• ML – Silt
• OL - Organic clay (on or above A-line- Organic silt (below A-line)
• CH - Fat clay
• MH - Elastic silt
• OH - Organic clay (on or above A-line)- Organic silt (below A-line)
Plasticity chart
TINGKAT PLASTISITAS TANAH
DESKRIPSI LAPANGAN
• Misalkan
• Lempung pasiran, lanauan, kerikilan
• Warna
• Plastisitas
• Asal geologi (lapukan, endapan)

• Keteguhan tanah
Ciri-ciri Tanah Nilai N (SPT), Kriteria
pukulan/30 cm
Keluar diantara jari bila ditekan <2 Sangat Lunak (very soft)

Mudah dibentuk dengan tekanan 2–4 Lunak (soft)

Dapat ditekan dengan tekanan jari yang kuat 4–8 Teguh (firm)

Membekas bila ditekan dengan ibu jari 8 – 15 Kenyal (stiff)

Membekas bila digores dengan kuku ibu jari 15 – 30 Keras (hard)

Tidak berbekas bila digores dengan kuku ibu jari >30 Sangat keras (very hard)
MINERAL LEMPUNG
• Mineral lempung adalah suatu butir tertentu yang menghasilkan sifat khusus.
• Dua satuan dasar yaitu silaca tetrahedron, alumina octahedron
• Mineral lempung yang umum adalah kaolinite, illite dan montmorillonite
• Kaolinite tersusun satu lapisan silica tetrahedron dan satu lapis alumina octahedron
• Illite terdiri satu lapis alumina diantara dua lapisan silika lapisan-lapisan ini diikat
dengan ikatan potassium
• Montmorilonit strukturnya hamper sama deng illit tetapi ikatan antar lapisannya terdiri
atas air dan exchangeable cations
D. STRUKTUR GEOLOGI
• Joint sets
• Joint spacing/block size
• Degree of Jointing (RQD)
• Joint length
• Joint roughness
• Joint infill
• Faults
• Weakness zones
• Fracture zones
• Crushed zones
• Clay zones
Kriteria Diskontinuitas

Lebar Celah Kriteria

<0.1 mm Sangat rapat

0.1 – 0.25 mm Rapat

0.25 – 0.5 mm Terbuka sebagian

0.5 – 2.5 mm Agak terbuka

2.5 – 5 mm Terbuka

5 – 10 mm Lebar

1 – 10 cm Sangat lebar

10 – 100 cm Besar

>100 cm Sangat besar


E. KONDISI AIR
Kondisi Air Dalam Tanah
Ciri Tanah atau Batuan Kondisi
Tidak mengandung air Kering
Air dalam tanah atau batuan tidak terlihat/raba Lembab
Air dalam tanah atau batuan dapat dilihat/raba (biasanya di Basah
bawah air tanah)
F. LONGSORAN

• Longsoran Bidang • Longsoran Membaji • Longsoran Melingkar


(plane failure) (wedge failure) (Circular failure)
TEORI

• Teori dasar oleh Coulomb (1773)


Aliran (flows)

Aliran adalah gerakan dari material yang telah hancur ke bawah lereng dan mengalir seperti cairan kental.
Alirannya sering terjadi dalam bidang geser relatif sempit. Material yang terbawa oleh aliran biasanya terdiri dari
berbagai macam partikel tanah (termasuk batu-batu besar), kayu, ranting,dan lain-lain. Adapun jenis-jenis dari
aliran,adalah :
1. Aliran tanah (earth flow)
Adalah aliran yang terjadi pada tanah lempung dan lanau sehabis hujan lebat.
2. Aliran lumpur (mud flow)
Adalah aliran yang biasanya terjadi pada kemiringan 5 sampai 15 derajat pada tanah lempung yang padat dan
retak-retak di antara lapisan-lapisan pasir yang bertekanan air pori tinggi.
3. Aliran debris (debris flow)
Merupakan aliran yang biasa terjadi pada material berbutir kasar misalnya pada lereng yang kering dimana tidak
ditumbuhi pepohonan.
4. Aliran Longsoran (flow slide)
Gerakan material pembentuk lereng akibat likuifasi pada lapisan pasor halus atau lanau yang tidak padat dan
umumnya terjadi pada lereng bagian bawah.
G. CONTOH PETA GEOLOGI TEKNIK
H. SIMBOL-SIMBOL DALAM PETA GEOLOGI TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai