PENDAHULUAN
II.a Sedimen
II.a.i Pengertian sedimen
Sedimen adalah pecahan pecahan material umumnya terdiri atas uraian
batu)batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran
dari yang besar (boulder) sampai yang sangat halus (koloid), dan beragam bentuk
dari bulat, lonjong sampai persegi. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari
pengukuran sedimen terlarut dalam sungai (suspended), dengan kata lain bahwa
sedimen merupakan pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan
dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air
dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang
melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia (Asdak, 2007)
Sedimentasi sendiri merupakan suatu proses pengendapan material yang
ditranspor oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang
terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-
material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang
terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material
yang diangkut oleh angin.
Gambar..............
II.a.iii Ukuran Sedimen
Sedimen tersusun dari butiran-butiran material yang memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Klasifikasi ukuran butiran menurut AGU (American Geophysical
Union). Selain sistem klasifikasi AGU, terdapat sistem klasifikasi ASTM
(American Society for Testing Materials), pada sistem klasifikasi ini tanah
digolongkan berdasarkan besarnya diameter butiran, yaitu:
1. Berangkal / boulder ( > Ø 300 mm )
2. Kerakal / cobbles ( Ø 300 mm – Ø 75 mm )
3. Kerikil / gravel ( Ø 75 mm – Ø 4,75 mm )
4. Pasir / sand ( Ø 4,75 mm – Ø 0,075 mm )
Pasir terbagi dalam:
- Pasir Kasar ( Ø 4,75 mm – Ø 2,00 mm )
- Pasir Sedang ( Ø 2,00 mm – Ø 0,425 mm )
- Pasir Halus ( Ø 0,425 mm – Ø 0,075 mm )
5. Lanau / silt ( Ø 0,075 mm – Ø 0,005 mm )
6. Lempung / clay ( Ø 0,005 mm )
Gambar 2. 1
Apabila kecepatan aliran sangat kecil, material dasar alur tidak bergerak sam
sekali. Pada saat kecepatan bertambah secara bertahap, suatu saat akan dicapai
dimana sebagian material dasar mulai bergerak. Keadaan ini disebut gerakan awal
sedimen (incipient motion). Pada saat tersebut diatas, gaya seret yang terjadi
disebut gaya seret kritis (critical tractive force: τcr) sedangkan aliran pada butiran
tersebut disebut kecepatan geser kritis (critical shear velocity: U*cr) ( Hermawan,
2021).
BERDASARKAN...keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa bergeraknya
butiran dapat dilihat dari perbandingan U* dengan U*cr apabila :
U* > U*cr = butiran bergerak
U* < U*cr = butiran diam
Menurut Einsten diameter kekasaran dasar untuk sedimen sampuran/ tidak
seragam adalah D65, artinya ukuran saringan yang dilewati oleh 65% berat
campuran sedimen. Dan untuk nilai kecepatan geser kritis (U*cr) dapat dicari
melalui grafis Shield dengan melihat besar diameter butiran (D65) untuk masing-
masing percobaan. Grafik Shields dapat dilihat seperti Gambar berkut :
(Sumber : Priyantoro,1987)
3. Pengambilan sampel
Setelah melakukan pengukran kecepatan aliran, pengukuran kedalaman dan
lebar muara kemudian mengambil sampel butiran sedimen yang ada pada dasar
muara. Pengambilan sampel ini dilakukan secara manual dengan menggunakan
botol air mineral.
3.4 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam survey ini sebagai berikut :
1. Styrofoam
Styrofoam digunakan untuk mengukur kecepatan aliran
2. Stopwatch
Stopwatch adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghitung satuan
waktu, berdasarkan jarak yang ditempuh dengan kecepatan tertentu. Stopwatch
digunakan dalam pengukuran kecepatan aliran.
3. Roll Meter
Roll Meter digunakan untuk mengukur bentang muara, lebar muara, dan
kedalaman muara sungai.
4. Botol Mineral
Botol mineral dingunakan sebagai wadah sampel sedimen
5. Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data hasil survey.