Anda di halaman 1dari 10

METODE KERJA DINDING PENAHANTAHAN

A.URAIAN

Pekerjaan ini dilakukan untuk Menahan tanah pondasi F3dimana pondasi tersebut elevasinya lebih tinggi dari
bunker.

ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

Excavator PC-2001 unit

Alat Ukur1 unit

Genset 5 KVA1 unit4.Mesin Sedot Engine1 Unit

Cangkul

TENAGA KERJA

Operator

Supervisor

Asisten survey

Tukang Batu

Helper

Mekanik

C.METODE KERJA

Buat pengajuan ijin-ijin sebelum pengecoran seperti :Aplication for inspection (AFI), Working Permit
Request(WPR) dan Job Safety Analysis (JSA) satu hari sebelum

Dinding penahan tanah (DPT) adalah suatu bangunan yang dibangun untukmencegah keruntuhan tanah yang
curam atau lereng yang dibangun ditempat di mana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu
sendiri, dipengaruhi oleh kondisi gambaran topografi tempat itu, biladilakukan pekerjaan tanah seperti
penanggulan atau pemotongan tanah.Secara umum fungsi dari DPT (Dinding Penahan Tanah) adalah
untukmenahan besarnya tekanan tanah akibat parameter tanah yang buruksehingga longsor bisa dicegah,
serta untuk melindungi kemiringan tanah danmelengkapi kemiringan dengan pondasi yang kokoh .DPT
terbuat dari 2 jenis bahan, antara lain :

• Beton (cantilever walls)

•Batu kali (gravity walls)

Macam – macam dinding penahan di golongkan menurut bahan – bahanyang digunakan untuk bentuk
bangungannya.

Dinding penahan tembok batu dan yang berupa balokDinding penahan jenis ini digunakan terutama untuk
pencegahanterhadap keruntuhan tanah, dan lebih lanjut lagi digunakan apabila tanahasli di belakang tembok
itu cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil. Terdapat dua macam tembok penahan, yaitu penembokan
kering (dry masonry ) dan penembokan basah (water masonry ) dan terutama dibagi menjadi penembokan
tak searah dan penembokan searah tergantungdari cara penetrasan batu.

Dinding penahan beton tipe gravitasi (Tipe semi gravitasi)


1.

Galian Tanah (AB)

Pekerjaan galian biasa pada proyek ini meliputi galian tanah biasa pada badan jalanyang akan dipersiapkan
untuk dasar perletakan perkuatan tebing sungai.Galian dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis
dan cara mekanis, yaitumenggunakan alat berat dan transportasi pendukung berupa dump truck
untuk pembuangan tanah ke disposal area.Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian adalah
Excavator.Metode kerjaPekerjaan galian dilaksanakan secara open cut, sama dengan Pekerjaan Galian
padasystem drainase. Lubang galian yang telah selesai digali dengan alat berat, dilakukanperapihan dengan
tenaga manusia, untuk persiapan pekerjaan selanjutnya.

2.

Timbunan Tanah Didatangkan (AB)

Yaitu meliputi timbunan pilihan yang didatangkan dari luar dengan kualitas materialpilihan (selected) yang
baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayudan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan berdasarkan spesifikasi teknis.Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan
dari segi Kesehatandan Keselamatan Kerja., dan dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutamapada
saat transportasi material timbunan. Tanah timbun yang didatangkan dari luar(barrow) diangkut dengan
Dumptruk. Bak dump truk harus ditutupi dengan terpalplastik agar tidak berceceran diperjalanan. Adapun
jalan yang dilewati oleh dumptruck harus selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu yang ditimbulkan dari
hasiltransport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan penyiraman jikaterjadi debu.Peralatan
yang digunakan.-

Excavator-

Dump truck Pelaksanaan Adapun kegiatan penimbunan tanah sebagai berikut :a. Penghamparan dan
Percobaan Pemadatan.---

Sebelum Pekerjaan timbunan dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji cobapenimbunan dan pemadatan-
Pekerjaan percobaan timbunan dan pemadatan dilaksanakan dilokasi yang telahdisetujui oleh konsultan
pengawas-

Pekerjaan tersebut dilaksanakan layer per layer dengan ketebalan 20 cm.-

Pelaksanaan uji coba pekerjaan timbunan menggunakan alat sand cone dan ujidengan sipat datar. Hasil uji
tiap bagian dicatat dan dibandingkan dengan

Metode ini biasa disebut juga metode konvensional, merupakan metode

yang paling sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan

tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle) dan

tanpa menggunakan retaining wall. Selanjutnya pekerjaan konstruksi basement

akan dikerjakan dari dasar galian berlanjut ke atas (bottom-up). Setelah pekerjaan

basement selesai, maka lubang galian dapat ditimbun atau diurug kembali.

Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup

luas, dimana galian basement terletak di tengah-tengah site, sehingga tidak

berbatasan langsung dengan bangunan tetangga (existing building) dan jumlah

lantai basement kurang dari dua lantai atau semi-basement. Metode ini juga tidak

disarankan untuk dilakukan di wilayah perkotaan atau galian basement yang

berbatasan langsung dengan bangunan tetangga.

Gambar 4.2. Metode open-cut

Sumber : Chew (2009, p. 63)


Page 3

29

Universitas Kristen Petra

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode

konstruksi ini adalah jenis tanah, sudut kemiringan lereng galian (slope angle),

kondisi muka air tanah dan surcharge load yang bekerja di sekitar galian. Hal-hal

tersebut perlu diperhatikan untuk menjaga kestabilan lereng dan mencegah

terjadinya longsor. Adapun identifikasi, klasifikasi dan deskripsi dari jenis-jenis

tanah, dapat dilihat pada bab 3. Kaitan antara jenis tanah dan sudut kemiringan

lereng dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Temporary Slope Angle

Sumber : Ahlvin, Smoots (1988, p. 24)

Tabel 4.2. Slope Angle untuk Granular Soil

Jenis Tanah

Temporary Slope

Permanent Slope

β , deg

Tan β

β, deg

Tan β

Gravel with boulder

Sand gravel or angular sand

Rounded coarse sand

Rounded fine sand

Sand with water emerging on slope


53

39

34

30

22-16

1 : 0,75

1 : 1,25

1 : 1,5

1 : 1,75

1 : 2,5-3,5

34

30

27

1 : 1,5

1 : 1,75

1:2

Sumber : Koerner (1985, p. 61)

Page 4

30

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.3. Slope Angle untuk Cohesive Soil

Soil Type PI

Depth (m) β , deg Tan β

Clayey silt
Silty clay

Plastic clay

Less

than 10

10 – 20

More

than 20

0-3

3-6

6-9

0-3

3-6

6-9

0-3

3-6

6-9

39

32

30

39

39

35

39

39

39
1 : 1,25

1 : 1,6

1 : 1,75

1 : 1,25

1 : 1,25

1 : 1,4

1 : 1,25

1 : 1,25

1 : 1,25

Sumber : Koerner (1985, p. 77)

Tabel 4.4. OSHA Soil and Rock Classification

Sumber : Nunnally (2004, p. 85)

Page 5

31

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5. OSHA Maximum Allowable Slope


Pasangan Batu Kali Bekas Bongkaran

1. Metode pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pasangn Batu Pecah dengan spesi 1pc : 4ps, yang
berbeda adalah batu pecah yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah batu pecah bekas bongkaran yang
dibersihkan. Metode pelaksanaannya sebagai berikut :
2. Pelaksana mengambil gambar dokumentasi/ foto untuk dokumentasi 0% pasangan batu pecah.
3. Material seperti : pasir, semen, batu belah (baru) dan air disediakan di lokasi pekerjaan. Batu belah
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipasang, pasir dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai
adalah air dari sumber air tanah.
4. Pekerja menyiapkan batu belah dekat dengan tempat pemasangan.
5. Tukang membuat profil pasangan batu kali dengan kayu dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
6. Pekerja membuat spesi dengan perbandingan 1 semen dibanding 4 pasir dengan mesin pengaduk
(molen).
7. Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan
tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah
spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
8. Spesi dibawa ke tempat pasangan dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat
pemasangan.
9. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian
menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok
batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
10. Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1 meter, maka tinggi pengerjaan
pasangan batu maksimum 1 meter. Penghentian pelaksanaan tidak boleh dibuat rata melainkan dibuat
bertangga agar sambungan pasangan lama dan pasangan berikut diatasnya bisa terjadi satu ikatan
yang kuat.
11. Pekerjaan pasangan selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi sisa pasangan yang jatuh.
12. Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan
dengan cepat dan efisien.
13. Setelah pekerjaan pasangan batu belah selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana kerja,
spesifikasi dan RAB.
14. Pelaksana mengambil gambar/ foto pada waktu pelaksanaan mencapai 50% untuk dokumentasi
dengan background/ lokasi sama dengan pengambilan gambar 0%.
15. Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai