Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN

Pembangunan Toilet (Jamban) beserta Sanitasinya SD YPK Efata Wejim


Tahun 2023

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

I.1 Umum
1. Pembersihan Lokasi dilakukan pada daerah yang akan dibangun. Lokasi pembangunan
dibersihkan dari semua belukar, semak-semak, sampah yang tertanam & material
lainyang tidak dinginkan berada pada daerah yang akan dikerjakan. Semua dilakukan
dengan cara-cara yang disetujui direksi lapangan.
2. Pemasangan bauwplank dilakukan dengan alat ukur yang memadai atau dengan disetujui
oleh Direksi lapangan. Pengukuran dilakukan sesuai gambar.
3. Pemasangan papan nama proyek disekitar lokasi pembangunan diletakkan pada areal
yang mudah terlihat dengan disetujui direksi lapangan.
4. Pembuatan Gudang Bahan & Direksi Keet dilaksanakan agar lebih memudahkan
penyimpanan Material dan alat disekitar lokasi Pekerjaan, serta menyediakan tempat
tinggal sementara bagi pekerja yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari lokasi Proyek.
5. Pelaporan berkala dilakukan sebagai data kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
dilengkapi dengan foto dokumentasi.

II. PEKERJAAN TANAH

II.1. Pekerjaan Galian

Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat yang tertuang dalam gambar. Elevasi
Tanahdasar harus dijaga sesuai dengan gambar rencana atau ditentukan oleh direksi
lapangan.
1. Semua galian dilakukan sesuai dengan gambar rencana & syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
2. Dasar dari semua galian harus rata dan bersih, apabila pada dasar galian masih terdapat
akar-akar tanaman atau bagian gembur, maka dilakukan penggalian keluar, sedang
lubang-lubang tadi diisi kembali dengan tanah, disiram & dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang rata saat diukur dengan waterpass.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pondasi, maka disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan
dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
4. Pengamanan pada dinding galian senantiasa dilakukan, agar tidak longsor dengan
memberikan dinding penunjang atau penahan sementara.
5. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjan galian setelah mencapai jumlah
tertentu segera disingkirkan dari area pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu atau
atas petunjuk direksi lapangan.
II.2 Pekerjaan Urugan

Semua urugan dipadatkan, baik urugan yang telah ada dilokasi maupun terhadap
urugan baru. Tanah urugan dalam keadaan bersih dari sisi-sisa tumbuhan atau bahan-bahan
yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
1. Bila tidak tercantum dalam gambar detail, maka minimum diberi urugan 5 cm pasir padat
(setelah disirami, diratakan & dipadatkan) di bagian atas dari urugan & dibawah beton
rabat serta pondasi.
2. Urugan tanah yang dipakai dibawah lapisan pasir padat tersebut adalah jenis tanah Silty
Clay atau yang disetujui oleh direksi lapangan. Tanah ini bersih dari bahan yang mudah
lapuk & bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran batu pecah tersebut tidak
boleh lebih dari 15 cm.
3. Semua bagian/daerah timbunan & urugan diatur berlapis sedemikian sehingga dicapai
lapisan ketebalan minimum 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan dipadatkan & lulus
uji CBR sand cone sebelumm lapisan berikutnya.
4. Daerah urugan dipadatkan dengan Compactor Vibrator type yang telah disetujui direksi
lapangan. Pemadatan dilalukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang
dari 95% kepadatan maksimum laborattorium.
5. Penelitian dilakukan untuk diketahui kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum,
minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai dilapangan. Contoh tanah
tersebut disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukan/ referensi &
diberikan label yang diberikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum & kadar
optimumnya. Penelitian dilakukan mengikuti prosedur yang umum dipakai.
6. Pengeringan/pengaliran air terus diperhatikan selama pengerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
7. Apabila material urugan mengandung batu-batu, dihindari adanya batu-batu besar
bersarang menjadi satu, semua pori-pori diisi dengan batu-batu kecil & tanah dipadatkan.

II.3 Pekerjaan Timbunan Tanah

Penimbunan tanah yang dilakukan untuk menaikkan elevasi lantai sesuai dengan yang
tertera pada gambar rencana. Sedangkan urugan kembali dilakukan pada lubang-lubang
galian yang masih tersisa.

III. PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN

III.1 Pekerjaan Pasangan Batu Kosong & Pondasi

Pasangan pondasi dibuat sesuai dengan yang tertuang pada gambar. Seluruh dimensi
daripasangan sesuai dengan yang tertuang pada gambar atau sesaui dengan yang
ditentukandireksi lapangan.
1. Dasar & tinggi pondasi dibuat rata dengan dimensi dari pasangan mengacu pada gambar
rencana atau dengan petunjuk dari direksi lapangan.
2. Kadar campuran pasta semen dibuat dengan campuran pasta 1 pc : 4 psr Atau dengan
persetujuan direksi lapangan.
3. Air yang digunakan adalah air bersih, bebas dari campuran minyak, kadar alkali &
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kualitas dari campuran pasta.
4. Semen yang digunakan adalah Semen Portland dengan syarat seperti yang tercantum
pada RKS. Jika tidak disebutkan maka mengikuti ketentuan A SK SNI 3-04-1989-F atau
SII-0013-82, Type-1 atau NI-8. Semen yang digunakan adalah semen baru dan disimpan
pada tempat yang kering, terangkat dari permukaan tanah dan disusun sesuai pengiriman
atau FIFO (first in first out). Semen yang telah mengeras tidak boleh digunakan.

Pasir yang digunakan terdiri dari berbutir halus tajam, keras, bersih & tidak
mengandung lumpur & bahan-bahan organis (kadar lumpur tidak melebihi 5 %) adapun
lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melaui ayakan 0,063 mm. Apabila melebihi 5%
akan dilakukan pencucian.
III.2 Pasangan bata

1. Bata yang digunakan memenuhi ketentuan yang disebut dalam RKS. Dengan panjang 20
– 22 cm, lebar 10 – 11 cm, & tebal 7 – 8 cm. Bata yang digunakan adalah bata yang
sejenis.
2. Pada dinding, toilet, kamar mandi & areal trasram (tinggi 30 cm dari SLOOF) digunakan
adukan kedap air yaitu 1 pc : 2 psr. Untuk areal lainnya digunakan campuran 1 pc : 4 psr.
3. Sebelum dipasang, batu bata direndam duhulu didalam air hingga basah merata.
Demikian juga, sebelum dilapisi dengan plesteran,pemasangan batu bata dilakukan secara
bertahap dengan diikuti pengecoran kolom praktis.
4. Luasan pasangan batu bata adalah 9 m2 (3m x 3m) dengan batas toleransi maksimal
adalah 12 m2 (3 m x 4 m). Adapun jarak antar kolom adalah 3-3,5 m.
5. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan kolom, diberi penguat angkur, berupa
stek-stek besi beton & ditanam kedalam beton. Panjang tulangan yang mengangkur
kedalam pasangan bata adalah 30 cm. Jarak peletakan angkur ini dipasang setiap 40 cm.
6. Pasangan batu dilakukan secara rapi & lurus, dengan menggunakan benang nylon sebagai
tanda pelurusan pasangan.

III.3 Pekerjaan Plesteran

1. Sebelum diplester, permukaan dibersihkan dahulu dari hal-hal yang dapat merusak &
menggangu pekerjaan plesteran. Setelah itu, permukaan dibasahi terlebih dahulu
sebelum dilakukan plesteran.
2. Pada dinding yang akan diplester, siar-siar dikeruk terlebih dahulu sedalam 1 cm untuk
pegangan plester.
3. Pekejaan plesteran dilakukan secara lurus, sama rata & tegak lurus,. Untuk memperoleh
ini dapat digunakan benang nylon sebagai alat bantu kelurusan.
4. Plesteran menggunakan campuran 1 pc : 2psr untuk areal kedap air, seperti toilet, kamar
mandi & daerah 30 cm diatas SLOOF (trasram). Untuk bidang lainnya dipergunakan
campuran 1 pc : 4 psr.

III.4 Pekerjaan Acian

1. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan lapisan setelah plesteran, untuk memperoleh


permukaan yang halus. Sebelum pengacian, permukaan plesteran terlebih dahulu
dibasahi agar acian dapat melekat.
2. Acian hanya menggunakan Portland Semen & air bersih.
3. Acian dilakukan secara merata & rapi pada seluruh bidang permukaan kerjanya.
4. Setelah beberapa hari, acian akan kering & timbul reta-retak halus, maka digunakan
wall sealer (plamur tembok) untuk menutupi keretakan tersebut. Plamur tembok
dicampur dengan air secukupnya, lalu diratakan di dinding dengan alat perata.

IV. PEKERJAAN LANTAI

IV.1 Pekerjaan lantai camp. 1 : 3 : 5

1. Pekerjaan lantai menggunakan campuran 1 : 3 : 5 dan t = 5 cm.


2. Sebelum melakukan pekerjaaan terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran menggunakan
waterpass, ini dimaksudkan agar permukaan lantai yang dikerjakan dapat rata.
3. Sebelum campuran dilapiskan pada permukaan terlebih dahulu dilakukan penyiraman
agar rekatan campuran dan permukaan dapat maksimal.
V. PEKERJAAN BETON

V.1 Pekerjaan Beton

1. Semen yang dipakai memenuhi spesifikasi bahan bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-
F atau sesuai SII-0013-82, type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekuatan bentuk,
kekuatan tekan aduk & unsur kimia.
2. Semen yang datang disimpan secara baik untuk menghindari basah & atau kelembaban,
dengan lantai terangkat bebas dari tanah dengan susunan secara urutan pengiriman
sehingga pemakaian dapat dilakukan secara FIFO.
3. Untuk agregat halus (pasir) terdiri dari butir-butir tajam, keras, bersih & tidak
mengandung lumpur & bahan-bahan organis. Agregat ini jika tidak ditentukan dalam
RKS atau lainnya, ukuran butir dipakai yang memenuhi pasal 3,5 dari NI-2. PBI-71,
dimana ukuran butiran-butiran halus sisa diatas ayakan 4 mm minimum 2% berat, sisa
diatas ayakan 2 mm minimum 10% berat & sisa diatas ayakan 0,25 mm berkisar antara
80% - (0% berat. Pasir laut dalam hal ini tidak dipergunakan. Pasir ini tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5% (berdasarkan berat kering). Lumpur adalah butiran
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila ditemui kadar lumpur lebih dari 5%,
makan agregat akan dicuci dengan mengacu pada PBI-71 bab 3.3 atau SII 0051-82.
4. Untuk agregat kasar 9kora/split) berukuran lebih dari 5 mm dengan sisa diatas ayakan
31,5 mm adalah 0% berat, sisa diatas ayakan 4 mm berkisar antara 90%-98% dengan
selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan berurutan adalah maksimum 60% &
minimum 10% berat & saesuai PBI 71 bab 3.3.koral yang digunakan adalah yang
berbutir keras, bersih tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih
(untuk batu pecah), tidak mengandung zat alkali, kekal ( tidak rusak Atau hancur karena
cuaca, garam-garam, bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
kawat.
5. Beton yang digunakan terdiri dari 2 macam, yaitu beton dengan campuran 1pc : 3psr : 5kr
atau mutu beton K175 (f’c = 0,83 x 175 : 9,81 =15 Mpa) untuk beton non struktural &
beton dengan campuran 1 : 2 : 3 atau mutu beton K225 (f’c = 20-25 Mpa) untuk beton
struktural.
6. Jika diperlukan adanya pemakaian bahan tambahan / addictive, maka akan dilakukan
sesuai persetujuan direksi lapanagan & mengacu pada ACI 212-2R-71 & ACI 212.IR-63.
& untuk penggetaran beton mengacu pada ACI 409-72 (recommended practice for
consolidation for concrete). & untuk menutup beton jika tidak diasebutkan lain maka
akan sesuai SKSNI 2002 yaitu minimum 2 mm.
7. Untuk memperoloeh selimut beton yang sesuai, dapat digunakan penahan jarak (tahu
beton) dengan kualitas beton sama dengan beton yang akan dibuat. Bila tidak ditentukan
lain, penahan jarak yang berbentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang, dipasang
sebanyak 8 buah tiap m2 cetak. Penahan jarak ini disebarkan secara merata.
8. Air yang digunakan adalah air bersih, bebas dari campuran minyak, kadar alkali &
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat.
9. Tinggi jatuh beton yang di cor diusahakan sedekat mungkin dengan tempat jatuhnya,
yaitu tidak melebihi 2 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui direksi.Setelah dicor,
segera dilakukan penggetaran untuk setiap lapis beton dengan alat-alat penggetar/vibrator
atau ditusuk-tusuk dengan besi beton, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong
& sarang-sarang kerikil. Plesteran atau siar dilakukan pada bagian permukaan beton yang
tidak sempurna. Pekerjaan ini dilakukan sedemikian rupa saeahingga tidak mengurangi
kekuatan dari konstruksi. Permukaan yang akan disiar harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran & serpihan beton yang rapuh.
10. Perawatan dimulai segera setelah pengecoran selesai dilakukan & berlangsung secara
terus-menerus selama paling kurang 2 minggu jika tidak ditentukan lain.
11. Dalam jangka waktu perawatan tersebut, cetakan & acuan beton dipertahankan tetap
dalam keadaan basah. Perawatan beton dilakukan dengan membasahi permukaan beton
dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah.
12. Secara umum perawatan beton memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2 bab 6.6 &
ACI 301-72/75 atau ditentukan lain.
13. Jika dalam pengerjaan, harus dilakukan penyambungan beton, maka beton lama
disiapkan dalam keadaan kasar & dibersihkan.
14. Permukaan beton lama yang akan disambung, sesegera mungkin saat akan dilakukan cor
penyambungan, dilapisi dengan campuran air & semen murni dalam perbandingan 1:1
(dalam volume).
15. Untuk bagian kedap air, permukaan bagian beton lama akan dilapisi perekat beton
polyvinyl acrylic & sesuai persetujuan direksi. Untuk beton struktur kedap air,
permukaan beton lama dilapisi dengan epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement
base concrete bonding agend) yang disetujui direksi.
V.2 Pekerjaan Pembersihan

1. Semua tulangan yang dipakai dalam keadaan bersih dari segalah macam kotoran, karat,
minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan.
2. Pemasangan & pembengkokan tulangan dilakukan sedemikian rupa sehingga tulangan
sesuai dengan gambar rencana, diikat degan kawat & tidak mengalami perubahan
maupun tempat selama proses pengecoran.
3. Pemasngan & pembuatan tulangan berdasarkan PBI 1971, SNI 2002, & ACI 315.
Kecuali ditentukan lain.
4. Sebelum pengecoran, dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan jumlah, ukuran,
jarak,, selimut, lokasi sambungan & penjangkaran sudah sesuai.
5. Tulangan disimpan ditempat yang baik, terangkat dari tanah & terhindar dari hal-hal
penyebab karat, lumpur & bahan-bahan lain yang dapat merusak beton.
6. Tulangan pada kolom-kolom & balok dipasang pada posisi benar & memberi jarak yang
bersih dengan cetrakan untuk selimut beton dengan menggunakan spacer/penahan jarak.
Penahan jarak ini terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.
7. Membengkokkan & meluruskan batang tulangan dilakukan dalam keadaan dingin.
Kecuali pemanasan diijinkan.
8. Baja tulangan yang digunakan adalah mutu U-24 (BJPT-24). Dengan panjang
penjangkaran 30 diameter dengan kait & panjang penyaluran 30 diameter dengan kait.
9. Penyambungan tidak dilakukan pada tempat terjadinya tegangan besar.Pemakain
diameter tulangan disesuaikan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain & dengan
persetujuan direksi.

VI. PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI

1. Bentuk, volume pekerjaan dilakukan sesuai dengan gambar rencana & bill of quantity.
Kecuali ditentukan lain.
2. Kualitas bahan yang dipakai adalah kualitas baik, dengan persetujuan direksi.
3. Pemasangan memperhatikan fungsi & arah pembukaan kunci untuk pemasngan kunci
tanam.
4. Engsel pintu memakai engsel kupu-kupu dengan reng besi & dipasang tiga buah tiap
pintu. Jarak antar engsel atas & bawah masing-masing 30 cm dari tiap tepi bagiannya, &
untuk engsel ketiga dipasang ditengah, atau ditentukan lain dengan persetujuan direksi.

VII. PEKERJAAN PENGECATAN

VII.1 Pekerjaan Pengecatan

1. Pekerjaan dilakukan setelah pemasangan plafond.


2. Pemakaian meni, plamur, residu secara merata, berwarna sama & dilakukan minimal 2
kali.
3. Pengecatan kayu diawali dengan pemberian meni cat dasar & dilapisi dengan plamur.
4. Penghalusan cat dasar dilakukan sebelum cat akhir dengan amplas.
5. Cat finishing cat dasar dilakukan setelah bidang halus & dilakukan minimal 2 kali.
6. Bidang dinding yang akan dicat, dihaluskan & diratakan.
7. Pelapisan awal dinding dilakukan dengan plamur, diratakan.
8. Pengecatan finishing dilakukan sebanyak minimal 2x dengan penyebaran yang merata.
9. Pengecatan dinding memperhatikan kadar alkali pada dinding.
10. Bidang plafond telah rata & bersih sebelum dilakukan pengecatan.
11. Warna cat ditentukan dengan persetujuan direksi.
VIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

VIII.1 Pekerjaan Listrik

1. Seluruh bahan & instalasi dilakukan sesuai standart SII atau PLN.
2. Instalasi penerangan memakai kabel NYM atau NYA dengan conduid pipa PVC.

Semua sambungan kabel mempergunakan connecter yang terbuat dari tembaga & diisolasi
dengan porselin atau bakelit ataupun PVC yang diameternya disesuaikan. Semua
pemasangan instalasi & peletakan peralatan listrik dilakukan oleh tenaga ahli, & sesuai
dengan gambar rencana &bill of quantity dengan persetujuan direksi.

IX. PEKERJAAN KAYU, ATAP, PLAFOND, & LISTPLANK

IX.1 Pekerjaan Atap

1. Pekerjaan atap meliputi pekerjaan kuda-kuda & gording.


2. Kayu yang dipakai adalah kayu dengan kualitas baik, dalam kondisi kering oven, tidak
cacat, bebas dari mata kayu & tidak lapuk.
3. Kayu yang dipakai adalah kayu dengan kelas kuat 1.
4. Kayu dipotong, disekap, dibentuk & dirakit sesuai dengan gambar rencana.

IX.2Pekerjaan Penutup Atap

1. Pekerjaan penutup atap adala pekerjaan yang meliputi pemasangan penutup atap seng
gelombang & nok seng plat.
2. Jenis seng gelombang & seng plat yang digunakanmengikuti spesifikasi yang tertera
dalam bill of quantity & gambar rencana. Kalau tidak disebutkan, maka digunakan seng
gelombang & seng plat dengan bjls 0.3 atau dengan persetujuan direksi.
3. Seng dipasang langsung pada gording, dengan sambungan lewatan antar seng diatur
sedemikian rupa sehingga terlihat rapi & tidak terjadi adanya rembesan, kebocoran &
tampiasan dari air hujan.
4. Kemiringan atap dibuat sesuai dengan gambar rencana, atau bila tidak disebutkan, maka
dengan persetujuan direksi dibuat kemiringan sedemikian rupa sehingga kelancaran air
yang mengalir tetap terjaga dengan tetap memperhatikan segi arsitektural.

IX.3 Pekerjaan Plafond

1. Cara pengerjaan, bentuk, detail, serta volume dilakukan sesuai dengan gambar rencana,
bill of quantity, atau dengan persetujuan direksi.
2. Bahan yang dipakai adalah tripleks dengan ketebalan 4 mm, dalam keadaan baik, tidak
cacat. Ukuran tripleks adalah 60 x 120 cm.
3. Pemasangan dilakukan dengan pola sesuai gambar, dengan hasil rapi, rata & halus.
Antara tiap panel yang memberikan pola dibuatkan jarak/nut.
4. Rangka penggantung tripleks/rangka langit-langit memakai kayu kelas kuat II dengan
keadaan baik, kering oven, bebas dari cat & dipotong & disekap dengan rapi & halus.
Kayu yang dipakai berukuran 5/5.

IX.4 Pekerjaan Kusen

1. Kayu yang dipakai aadalah kayu dengan kualitas bagus, dalam kondisi kering oven, tidak
cacat, bebas dari mata kayu & tidak lapuk.
2. Pemakain jenis kuat kayu disesuaikan dengan yang tertera pada gambar rencana & RKS,
atau ditentukan lain oleh direksi. Seperti misalnya kayu kelas satu dipakai untuk kusen,
pintu & jendela. Kayu kelas dua untuk rangka plafond.
3. Kayu dibentuk hingga mencapai ukuran sesuai dengan gambar rencana. Dipotong disekap
& diamplas hingga halus dan lurus.
IX. 5Pekerjaan pasangan pintu, jendela

1. Kayu yang dipakai adalah kayu dengan kualitas baik, dalam kondisi kering oven, tidak
cacat, bebas dari mata kayu & tidak lapuk.
2. Pemakaian jenis kuat kayu disesuaikan dengan yang tertera pada gambar rencana & RKS,
atau ditentukan lain oleh direksi. Seperti misanya kelas satu dipakai untuk kusen, pintu
jendela. Kayu kelas kuat II untuk rangka plafond.
3. Kayu dibentuk hingga mencapai ukuran sesuai dengan gambar rencana. Dipotong,
disekap & diamplas hingga halus dan lurus. Kayu rangka plafond, dipasang dengan pola-
pola tertentu sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana.
4. Pemakaian jenis kuat kayu disesuaikan dengan yang tertera pada gambar rencana &
RKS, atau ditentukan lain oleh direksi. Seperti misalnya kayu kelas satu dipakai untuk
kusen, pintu & jendela. Kayu kelas dua untuk rangka plafond.
5. Kayu dibentuk hingga mencapai ukuran sesuai dengan gambar rencana. Dipotong disekap
& diamplas hingga halus & lurus.

Setelah semua pekerjaan selesai maka dilakukanpekerjaan pembersihan lahan dari sisa-sisa
pekerjaan di areal bangunan sehingga bangunan yang telah dibangun siap untuk diserah
terimakan kepada owner dalam hal ini Pejabat pembuat komitmen (PPK) Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Raja Ampat.

Anda mungkin juga menyukai