I. PEKERJAAN TANAH
1. Galian tanah
Galian Tanah dilaksanakan dengan tenaga manusia yang dilaksanakan
hingga memenuhi luas galian maximum menurut ketentuan yang
ditetapkan pada gambar rencana dengan kedalaman sesuai elevasi
rencana perletakan Pasangan Batu.
Galian Tanah terdiri dari penangan, pembuangan atau penumpukan
tanah dari tanah atau batuan atau bahan lainnya untuk pelaksanaan
yang memuaskan dengan toleransi dari ketinggian akhir, garis dan
betuk setelah galian tidak boleh berbeda dari yang ditentukan.
Permukaan akhir galian yang telah selesai, yang terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup halus dan rata dan mempunyai
kemiringan yang cukup guna menjamin kelancaran drainase permukaan
sehingga tidak terjadi genangan.
Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi harus dibatasi
sesuai dengan pemeliharaan permukaan yang digali pada suatu kondisi
yang baik, dengan memperhatikan pengaruh dari pengeringan,
perendaman oleh air hujan dan gangguan oleh operasi pekerjaan
berikutnya.
2. Urugan Pasir/Sirtu
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini
berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan
beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan
Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang
ada.
3. Urugan Tanah
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah
mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk
menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik
dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian
lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug
yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang
didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis
hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
4. Buangan tanah
Tanah bekas galian yang tidak memenuhi syarat sebagai tanah timbunan
harus dibuang keluar dari areal pekerjaan (>150 m) atau sesuai petunjuk
dari direksi karena dapat mengganggu pandangan dan jalannya
pekerjaan.
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini
untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang
diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan
proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak
semen hingga halus.
Pekerjaan Acian Dinding dilaksanakan setelah pelaksanaan
plesteran dinding selesai dikerjakan hal ini dimaksudkan untuk
meratakan permukaan dinding yang sudah diplester.
5. Seponengan
Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini
untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang
diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan
proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak
semen hingga halus.
Pekerjaan Acian Dinding dilaksanakan setelah pelaksanaan
plesteran dinding selesai dikerjakan hal ini dimaksudkan untuk
meratakan permukaan dinding yang sudah diplester.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi
dari keramik.
Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan
cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi
dari keramik.
Letakkan spesi adukan diatas dinding cor beton, kemudian
ratakan.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan
cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi
dari keramik.
Letakkan spesi adukan diatas dinding cor beton, kemudian
ratakan.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan
cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.
V. PEKERJAAN SANITASI
1. Penyambungan Air Bersih
Elbow PVC 4”
Jenis accessories ini dalam hal ini bend steel dipasang pada jalur
yang membelok atau tikungan.
Pemasangannya harus memperhatikan kekencangan flange dengan
meletakkan karet packing diantara flange kemudian baut tersebut
dikencangkan agar tidak terjadi kebocora
7. Floor Drain
o Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri,
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.
o Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
o Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan
telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
o Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk
dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
o Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat
beton kedap air.
o Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran
8. Turen Air 1m3
Pemasangan Turen Air kapasitas 1m3 beserta accesoriesnya.
VI. PENGECATAN
1. Pengecatan dinding 2 lapis
Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak
lembab.
Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari
tumpahan cat.
Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan
diampelas, sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran
+ aci yang tidak rata).
Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding
supaya pori-pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar
mendapatkan permukaan yang bersih/halus.
Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk
pengikat cat). Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka
dilakukan plamir ulang dan diampelas.
Kemudian dicat dengan cat penutup lapis demi lapis sesuai dalam
spesifikasi teknis