Anda di halaman 1dari 9

CV.

DJUMARO
PRATAMA
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SDN Barapasi


LOKASI : Barapasi, Kabupaten Mamberamo Raya
TAHUN : 2020

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pada pelaksanaan suatu proyek, perlu menentukan dan mengatur langkah-
langkah kerja setiap jenis pekerjaan dari awal hingga siapnya pekerjaan tersebut.
Hal ini menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan
jenis dan volume pekerjaan. Semuanya ini berguna untuk menentukan tenaga kerja
dan peralatan-peralatan yang nanti akan dipergunakan.
Pada pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan juga alat-alat penanggulangan awal
pada kecelakaan kerja (kotak p3k), untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

B. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan di bawah ini akan dijelaskan
mengenai tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdaasarkan dokumen pengadaan,
gambar teknis, dan spesifikasi.

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum galian tanah untuk pondasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran area untuk pemetaan per unit bangunan.Setelah dilakukan
pemetaan kemudian dilakukan pemasangan bouwplank.Bouwplank harus dijaga
kedudukannya agar tetap kuat dan tidak berubah selama masa pelaksanaan.
Papan bangunan (bouwplank) harus memakai papan yang baik dengan tebal 2,5
- 3 cm tidak melengkung dengan sisi atas disekap diserut rata dengan patok
kayu ukuran 5/10 cm terpancang kuat. Setelah bouwplank terpasang, harus
dilaporkan kepada direksi Pelaksana untuk diperiksa, agar pekerjaan
selanjutnya dapat segera dilakukan.

2. Pembuatan Gudang Semen dan Alat-Alat


Dibuat tidak jauh dari lokasi proyek yang sedang dilaksanakan, sehingga
memudahkan bagi pekerja apabila membutuhkan sesuatu yang tersimpan di
dalam gudang.

3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan & Perataan


Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala
kotoran/sampah dan akar-akar kayu.Sebelum memulai pekerjaan pembangunan
rumah, penyediaan jasa wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-
tumbuhan, batu-batuan serta benda lainnya yang dianggap dapat menggangu
pelaksanaan Pembangunan. Kemudian meratakan areal sebelum dimulai
pengukuran dan pemasangan bouwplank.
4. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek akan dipasang di lokasi pekerjaan dengan bentuk
dan ukuran sebagai mana petunjuk direksi.
Papan nama proyek akan berisi informasi tentang pekerjaan yang sedang
dilaksanakan yang meliputi antara lain :
 Instansi / penguna jasa
 Nama pekerjaan
 Nomor kontrak
 Tanggal kontrak
 Sumber dana
 Tahun anggaran
 Nama penyedia jasa
 Nama konsultan supervisi
 Lama waktu pelaksanaan

II. PEKERJAAN TANAH


1. Galian Tanah
 Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti
tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
 Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank
dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
 Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
 Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

2. Urugan kembali galian


 Apabila Pondasi telah terpasang maka lubang galian yang tersisa harus
diurug kembali.
 Pengurukan kembali pada galian harus ditekan agar dikemudian hari
penurunan tanah pada struktur dapat diminimalisir

3. Urugan Pasir di Bawah Pondasi


 Urungan Pasir ini dilakukan sebelum pasangan pondasi dilakukan.
 Ketebalan urungan dilakukan sesuai gambar kerja dan instruksi direksi.

4. Urugan Pasir di Bawah Lantai


 Urungan Pasir ini dilakukan sebelum pekerjaan Lantai dilakukan.
 Ketebalan urungan dilakukan sesuai gambar kerja dan instruksi direksi.

5. Urugan Tanah di Bawah Lantai


 Urungan timbunan sirtu dilakukan sebelum pekerjaan urungan lantai
dilakukan
 Urungan ini dilakukan untuk mendapatkan elevasi tertentu
 Pekerjaan urungan ini menggunakan gerobak untuk mengangkut material
yang akan digunakan untuk menaikkan elevasi
 Material yang telah ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan segera
diratakan menggunakan peralatan berupa skop.
 Dan dipadatkan dengan cara ditumbuk menggunakan alat yang memiliki
berat dan permukaan rata

III. PEKERJAAN PONDASI


1. Pasangan Batu Kosong
 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau
sesuai gambar rencana.
 Untuk pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang berkualitas baik,
keras, tidak polos dan permukaannya tajam. Batu gunung atau batu kali
yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan
minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang
dengan adukan 1PC : 4 Psr. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu
gunung dibuat sesuai gambar rencana.
 Batu gunung atau batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh serta terikat baik satu sama lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan
kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan
lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan
dengan gambar rencana. Tidak diperkenankan melakukan pelubangan
pada sloef dan pondasi.

2. Pasangan Pondasi Batu Kali


 Pasangan pondasi batu kali memiliki ketinggian sesuai gembar kerja yang
ada.
 Jenis batu yang diigunakan adalah batu kali yang disatukan dengan
campuran 1 PC : 4 PP yang diaduk dengan rata.

IV. PEKERJAAN DINDING


1. Pemasangan Dinding 1/2 Bata
 Periksa posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
 Kondisi pondasi/ sloof  harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara
sloof ke pasangan bata.  Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof
harus dibersihkan  supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan
baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur
untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm
yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan
panjang antara 15 – 20 cm).
 Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan
garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis
lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi
bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan
benang dari ujung ke ujung  dinding. Untuk ketegakan dibuat  garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan . 
 Jika benang horizontal  pada pemasangan awal sudah terpasang.
kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang
akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan  mulai satu demi satu hingga
tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan  leveling
diatas  batu bata yang sudah terpasang  dan pastikan  semua pasangan
bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah
menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan
ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar  antar
bata harus sama.
 Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata
dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan
kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah
kering  maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
 Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari
sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di
ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap
rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat
mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
 Setelah mendapatkan  beberapa tingkatan  pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian dinding yang
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung
keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm.
Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga
benang yang dipasangkan sehingga  didapatkan ketegakan dinding yang
baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

V. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1. Plesteran Dinding Batu 1/2 Bata dan Skoning
 Plesteran dinding menggunakan adukan 1 PC : 4Psr dan plesteran skoning
menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.
 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada 
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan
alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian
ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

2. Acian Dinding dan Lantai


 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering
(cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram
air.  Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi
lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok
dengan menggunakan kertas gosok.

VI. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU,JENDELA, VENTILASI


1. Membuat dan memasang Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi Kayu Klas I
 Kusen pintu, jendela menggunakan kayu kelas I kualitas terbaik tidak cacat
atau melengkung.
 Kusen pintu, jendela dan ventilasi berukuran 5/10 cm yang diserut halus
 Setelah dirakit, pada bagian sudut atau bagian bawah diberi pengaku atau
skor agar tidak bergeser / bergerak
2. Membuat dan memasang Daun Pintu Panel Kayu Klas I
 Kayu yang akan digunakan harus terlebih dahulu diserut
 Setelah kayu diserut kemudian dirangkai sesuai gambar kerja yang ada
 Kemudian panel pintu siap dipasang

3. Membuat dan memasang Jendela kaca 5 mm polos Kayu Klas I


 Semua jendela dikerjakan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera
gambar rencana.
 Kaca dipasang dengan list kayu yang dipakukan pada kusen. List ini
kemudian didempul untuk selanjutnya dilakukan penyelesaian akhir.

4. Rangka Langit-Langit Kayu Kelas II


 Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
 Rangka dipasang setiap jarak yang sudah ditentukan, harus waterpass,
dan dipaku dengan rapat.

5. Pemasangan Listplank 3/30


 Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
 Listplank kayu dipasang dengan cara dipakukan. List ini kemudian
didempul untuk selanjutnya dilakukan penyelesaian akhir.
 Pekerjaan lisplank dilaksanakan setelah atap selesai terpasang.

6. Pemasangan Jalusi Kusen


 Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
 Jalusi kayu dipasang dengan cara dipakukan pada kuse. List ini kemudian
didempul untuk selanjutnya dilakukan penyelesaian akhir.

VII. PEKERJAAN BETON


1. Pondasi Beton Bertulang
 Setelah pengurugan pasir bawah pondasi dilaksanakan dilanjutkan dengan
pekerjaan pondasi beton bertulang.
 Sebelum pengecoran pondasi bertulang dilakukan terlebih dahulu
pemasangan bekesting.
 Pengecoran pondasi beton bertulang dilaksanakan bersamaan dengan
pengecoran lantai kerja dari beton bertulang dengan tulangan susut.
 Bekesting dapat dilepas setelah beton sudah mengeras dan siap untuk
perawatan.

2. Sloof Beton Bertulang


 Setelah Pasangan Pondasi dilaksanakan dilanjutkan dengan pekerjaan
sloof.
 Sebelum pengecoran sloof dilakukan terlebih dahulu pemasangan
bekesting.
 Pengecoran sloof dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran lantai kerja
dari beton bertulang dengan tebal 10 cm dengan tulangan susut.
 Bekesting dapat dilepas setelah beton sudah mengeras dan siap untuk
perawatan.

3. Kolom Beton Bertulang


 Pekerjaan kolom dapat dimulai pelaksanaannya setelah selesai pondasi
tapak pekerjaan sloof selesai dikerjakan.
 Sebelum pengecoran terlebih dahulu dibuat bekesting
 Bekesting akan dilepas setelah beton sudah mengeras
 Pada sisi kolom yang akan dipasang batu bata diberi nat agar antara kolom
dengan dinding nantinya tidak retak.

4. Balok Beton Bertulang


 Pekerjaan ring balok akan dilakukan setelah kolom sudah terpasang dan
telah mengeras
 Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu bekesting harus dipasang
 Bekesting dapat dilepas apabila beton sudah mengeras

5. Ring Balok Beton Bertulang


 Pekerjaan ring balok akan dilakukan setelah kolom sudah terpasang dan
telah mengeras
 Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu bekesting harus dipasang
 Bekesting dapat dilepas apabila beton sudah mengeras

6. Pengecoran Lantai dan Lantai Kerja Beton Tumbuk 1 : 3 : 5


 Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan setelah pekerjaan urugan pasir bawah
pondasi dan sebelum pekerjaan pondasi beton bertulang, kemudian
pekerjaan lantai dilaksanakan setelah urugan timbunan dan urugan pasir
bawah lantai.

VIII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Pemasangan Atap Genteng Metal 0.30
 Atap yang digunakan adalah atap Genteng metal 0.30
 Atap mulai dipasang pada sisi bagian bawah menuju ke atas

2. Pemasangan Bubungan Atap


 Nok menggunakan Nok atap Genteng Metal
 Pada bagian bubungan diberi papan nok kayu kelas II sebelum ditutup
dengan nok

IX. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT


1. Plafond Tripleks 4 mm
 Bahan penutup plafond dengan menggunakan tripleks 4 mm
 Pemasangan tripleks dilakukan dengan cara dipakukan pada kerangka
langit-langit kepala paku harus masuk kedalam tripleks.
 Pemasangan plafond harus rapi, rata, tidak cembung/cekung dan tegak
lurus dengan lantai.
 Pinggir langit-langit harus diberi list Plafond kayu profil yang sudah
disiapkan di lokasi pekerjaan.
 Penyelesaian akhir untuk langit-langit dilakukan setelah semua tripleks, list
pinggir, dan fitting lampu sudah dipasang.
 Langit-langit harus didempul lebih dahulu sebelum dicat.

X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Pemasangan Sekring dan MCB
 Pada pekerjaan instalasi Listrik dilakukan oleh orang yang mengerti akan
pekerjaan kelistrikan.
 Sekring dan MCB dipasang di bagian luar rumah diatas pintu atau
disamping pintu
 Hal ini dilakukan agar dapat mencegah kebakaran akibat arus pendek
listrik dan mudah di temukan.

2. Pemasangan Titik Lampu SL 18 Watt, TL 20 Watt, dan Saklar


 Pada pekerjaan instalasi Listrik dilakukan oleh orang yang mengerti akan
pekerjaan kelistrikan.
 Titik lampu dipasang di sesuai dengan gambar kerja yang ada.

3. Pemasangan Stop Kontak


 Pada pekerjaan instalasi Listrik dilakukan oleh orang yang mengerti akan
pekerjaan kelistrikan.
 Titik lampu dipasang di sesuai dengan gambar kerja yang ada.

XI. PEKERJAAN KUNCI DAN KACA


1. Memasang Kaca Bening 5 mm
 Semua jendela memakai jendela nako kaca 5 mm, bentuk dan ukuran
sesuai dengan gambar rencana.
 kaca dipasang dengan list kayu yang dipakukan pada kusen. List ini
kemudian didempul untuk selanjutnya dilakukan penyelesaian akhir.

2. Pemasangan Kunci Pintu Kualitas Baik


 Pintu yang akan dipasangi kunci tanam terlebih dahulu dilubangi
 Setelah dilubangi menggunakan pahat maka kunci dimasukkan dan siap di
rekatkan menggunakan baut yang ada.

3. Pemasangan Engsel Pintu


 Engsel dipasang disemua pintu yang ada jumlah disesuaikan dengan
kebutuhan.

4. Pemasangan Engsel Jendela


 Engsel dipasang disemua jendela yang ada jumlah disesuaikan dengan
kebutuhan.

5. Pemasangan Grendel Pintu dan Jendela


 Grendel Pintu dan Jendela dipasang di tempat yang telah ditentukan
6. Pemasangan Kait Angin
 Hak angin dipasang disemua tempat yang dibutuhkan

XII. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


1. Pasang Lantai Keramik 40 X 40 Cm
 Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau
cekung. Sisi ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak
boleh lebih besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.
 Bahan lantai gedung digunakan keramik 40 x 40 cm sedangkan pada jenis
keramik kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk
Direksi.
 Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar
ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus.
Naad harus didisi dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang
warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad
dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta
celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan  pengisi. Segera
setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai  harus segera
dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.Pemasangan keramik
yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya akibat
dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti sehingga
memuaskan Direksi.
 Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus
dan sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus
dibongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.

XIII. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok Baru
 Semua Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dulu.
 Setelah tembok bersih kemudian pekerjaan cat dapat dilakukan dengan
menggunakan kuas

2. Pengecatan Plafond
 Semua Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dulu
 Setelah plafon bersih kemudian pekerjaan cat dapat dilakukan dengan
menggunakan kuas
 Pengecatan dilakukan secara berulang sehingga didapatkan hasil yang
baik.

3. Pengecatan Kusen, Daun Pintu / Jendela & Ventilasi


 Semua Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dulu.
 Permukaan yang tidak dicat harus dibersihkan, bagian – bagian yang
berkarat harus disikat dan dibraso.
 Semua pekerjaan kayu dan tripleks yang akan dicat harus diberi cat dasar
dulu dengan menie
 Bagian permukaan kayu yang akan diselesaikan sebelumnya harus
digosok dengan amplas.
 Paku-paku yang menonjol maupun tidak ada kedudukan harus dirapikan.
 Setelah diberi cat dasar /primer, lubang-lubang harus didempul/diplamir,
diisi dengan plamir (Putty) warna disesuaikan dengan kayu yang akan
dipertahankan warna aslinya.
 Sebelum dicat terlebih dahulu lantai diberi pengalas seperti Koran sebagai
pengalas, ini bertujuan agar lantai yang sudah dikeramik tidak kotor karena
tertumpah oleh tumpahan atau pun percikan cat.
XIV. Pekerjaan Akhir
1. Pembersihan akhir
Pembersihan Akhir dilakukan ketika seluruh pekerjaan telah selesai 100%.
Dan semua bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam
Dokumen Kontrak harus dikembalikan ke kondisi semula.

2. Dokumentasi dan Pelaporan


 Membuat foto dokumentasi pada setiap tahapan pekerjaan (0%, 50% dan
100%)
 Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan
masih 0% supaya diadakan pemotretan 2 pandangan ditempat yang
dianggap panting menurut pertimbangan Direksi sebanyak 5 setel.
 Setiap permintaan pembayaran Angsuran (termijn) dan penyerahan
pertama harus diadakan pemotretan yang masing-masing menurut
pengajuan termijn sebanyak 5 setel.
 Sedangkan ukuran foto berwama untuk penyerahan pekerjaan yang
pertama kalinya adalah 3R sebanyak 5 setel foto-foto tersebut dan
dimasukkan kedalam album ukuran folio.

Jayapura, 19 Agustus 2020

Dibuat Oleh :
CV. DJUMARO PRATAMA

OBED DASINAPA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai