Anda di halaman 1dari 64

/’

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA
DESA PED KEC. NUSA PENIDA
TAHUN ANGGARAN 2016

METODE PELAKSANAAN
1) GEDUNG RUANG POLIKLINIK
1.1 LANTAI 1
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan harus sudah dilakukan sebelum 14 hari terhitung setelah
menerima surat SPMK
1) Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Secara garis besar seluruh pekerjaan harus dilakukan pengukuran dan
positioning terlebih dahulu. Jenis alat ukur yang akan digunakan sebagai
berikut:
 Theodolite
 Meteran panjang 50 – 100 m
 Meteran 5 m
 Waterpass
Tahapan Pekerjaan :
- Membersihkan area lokasi kerja dari rintangan yang akan dilakukan
pengukuran.
- Menyetel alat ukur pada titik yang sudah ditentukan .
- Membuat bouwplank dan patok – patok pembantu sebagai pedoman
pelaksanaan menjamin keteletian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain
lain yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggian saat pekerjaan
sedang berlangsung.
- Pekerjaan bouwplank biasanya dilakukan setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan bouwplank dilaksanakan bersama-sama oleh
Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara
Pematokan.
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada
patok kayu 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk
menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bouwplank harus di waterpass (horisontal & siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.
Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat
merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek
kembali. Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m
dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok-patok yang
terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

2) PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


Menyediakan dan mengusahakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan
nama Pemilik Proyek, Nama Proyek, Volume pekerjaan/jangka waktu
pelaksanaan, besarnya biaya proyek, sumber dana dan nama rekanan (bila
di subkontrakkan).
Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan
kepada masyarakat. Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan
mudah dilihat oleh umum.
Langkah – langkah kerja:
 Kayu yang di pilih harus kayu yang kuat, tidak rapuh (papan kayu kelas III)
 Ukuran dimensi yang digunakan proporsional dan terlihat jelas
 Kayu papan dan kaso di potong sesuai ukuran tersebut
 Kayu papan di lapisi dengan cat minyak
 Setelah di cat, kemudian papan di mall (penulisan)
 Pemasangan papan proyek

II. PEKERJAAN PASIR DAN TANAH


1) Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 1 meter
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana
kedalaman galian yang diminta adalah 1 meter, jika terdapat akar – akar
pohon saat penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu
pekerjaan yang lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1
untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil
dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak
lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5
kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari
pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2) Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 2 meter


Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana
kedalaman galian yang diminta adalah 2 meter, jika terdapat akar – akar
pohon saat penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu
pekerjaan yang lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1
untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil
dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak
lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5
kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

3) Pekerjaan Urugan Kembali


Pekerjaan urugan tanah kembali ini digunakan untuk mengembalikan tanah
yang telah digali kedalam tanah yang telah digali tersebut. Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah dilaksanakan.
Pekerjaan ini meliputi beberapa tahap pekerjaan:
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tanah dari galian tersebut dikembalikan ke dalam lubang galian kembali
setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah selesai dikerjakan.
 Pengembalian urugan tanah menggunakan alat cangkul,sekop dan alat
bantu yang lainnya.
 Urugan tanah kembali dipadatkan dengan stamper sampai tanah urugan
benar–benar padat.
4) Pekerjaan Urugan Pasir (Bawah Lantai dan Pondasi)
Pekerjaan urugan pasir dipergunakan sebagai dasar galian dan konstruksi
bawah lainnya. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang
bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda
organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
Urugan pasir dipadatkan dengan cara disiram air. Ketebalan urugan pasir
bawah pondasi, sloof & pondasi setapak disesuaikan dengan gambar
rencana.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Mengangkut material menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
 Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan
pekerjaan penimbunan.
 Meratakan material sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai
panduan maka dipasang patok yang ditandai sesuai dengan tinggi
hamparan.

5) Pekerjaan Urugan Tanah Dipadatkan Peninggian Peil Lantai


Tahap Pekerjaan :
 Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan
pekerjaan penimbunan.
 Urugan tanah kembali dipadatkan sampai tanah urugan benar–benar
padat sesuai dengan level.

III. PEKERJAAN PONDASI DAN DINDING


1) Pekerjaan Pondasi Batu Kosong
Tahapan Pekerjaan :
 Pasangan batu kosong berfungsi demi menjaga stabilitas bangunan dari
guncangan apapun.
 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau
lebih lalu dipadatkan dengan pasir selanjutnyapelaksanaan pasanga batu
dapat dilaksanakan.
 Sebelum pasangan batu kosong penghamparan pasir dibawahnya. Batu
kali harus disusun sedemikian rupa sehingga ddukannya kokoh serta
terikat baik satu sama lainnya lalu dipadatkan lagi dengan urugan pasir
diatasnya.
Tenaga dan bahan yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor
- Tukang - Batu
2) Pekerjaan Batu Kali 1 Pc : 5 psr
Pekerjaan pondasi batu kali adalah pekerjaan setelah pekerjaan lantai
kerja.Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran yang sudah dibatasi dengan
bouwplank dan disepakati bersama.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Setelah pekerjaan lantai kerja maka langkah selanjutnya adalah
pekerjaan pondasi batu kali.
 Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran yang telah diukur dan ditandai
dengan bouwplank yang telah disepakati bersama.
Tenaga dan alat yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Mandor
- Tukang

3) Pasangan Bata Merah 1 Pc : 5 Psr


Langkah-langkah pasangan bata untuk dinding adalah sebagai berikut :
 Siapkan semua peralatan dan tempatkan pada posisi yang benar;
 Siapkan bahan-bahan (bata dan adukan) yang akan digunakan dalam
kondisi siap pakai (bata telah direndam 2 – 8 menit);
 Pasang profil dan mistar pengukur lapisan bata, secara tegak lurus,
ukurlah dengan unting-unting;
 Pasang benang penarik horizontal dan ukurlah dengan alat sifat datar
(water pass atau slang air);
 Tentukan ketebalan lapisan arah vertikal pada mistar ukur sesuai
ketebalan bata ditambah tebal spesi (6 – 10 mm);

4) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Tembok)


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-
petak).
 Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala
menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.
 Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya
didapat plester sama tebal dan rata.
 Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang
dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi,
sebagai standar tebal plester.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah
ini selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian
digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas
untuk memperoleh bidang yang rata.
 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur +
semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya
permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.
 Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan
sudut siku (90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir
supaya tahan benturan-benturan ringan.

5) Pekerjaan Mill Tembok


 Pelapisan penutup dinding bata/batako bidang paling luar setelah
bidang paling dalam tertutup oleh adukan yang kemudian diratakan.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah
ini selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian
digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas
untuk memperoleh bidang yang rata.
 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur +
semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya
permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.

6) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 6 Psr (Pondasi & Talang)


Cara pelaksanaan :
 Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site di lokasi yang
akan dikerjakan
 Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan
pasir yaitu 1 : 2
 Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian
semen denganperbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir
dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah tercampur baru kemudian
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi
concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang
ke kotak tempat spesi.
 Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang batu dan
pekerja sudah siap ditempat.
 Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan
diantara batu muka harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi dengan menggunakan
air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi
lamadengan spesi baru.
 Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga
terlihat indah.
 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang

7) Pekerjaan Acian Semen (Pondasi & Talang)


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan :
 Persiapan bahan peralatan : air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.
 Menyiapkan tempat penampungan air : ember cor, ember bekas cat atau
tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung air.
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta
cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding
 Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah agar nantinya
dinding tidak meyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
 Menghalusksan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.

IV. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK DAN DINDING


1) Pekerjaan Lantai Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm, Ruangan dan Tangga
Samping
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan
keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai
dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik
pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran
sisa adukan dan sisa cor nad.

2) Pekerjaan Lantai Keramik 20 x 20 cm, Anti Slip, KM dan WC


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai
dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,
 Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran
sisa adukan dan sisa cor nad.

3) Pekerjaan Granit Homogenus Tile 60 x 60 cm, Tangga ke Lt. 2


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan
keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai
dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik
pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran
sisa adukan dan sisa cor nad.

4) Pekerjaan Granit Homogenus Tile Meja Wastafel 60 x 60 cm


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan
keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai
dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada
contoh dibawah ini.
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik
pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran
sisa adukan dan sisa cor nad.

5) Pekerjaan Batu Andesit, tangga canopy


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang
lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya
dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.
 Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian
yang direncanakan,
6) Pekerjaan Plint Granit Homogenus Tile Lantai 10/60 cm
Tahapan pekerjaan :
 Dinding yang akan dipasang plint granit pada bagian bawah jangan
diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
 Rendam plint gramit dalam air.
 Pasang plint granit pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
 Pada saat pemasangan, tekan plint granit atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan granit yang rata.
 Cek kerataan pasangan plint granit dengan waterpass.
 Grouting/isi nat antara plint granit dengan semen khusus grouting nat.

7) Pekerjaan Dinding Granit Homogenous Tile 60 x 60 Cm, Ruangan Poly


 Sebelum pekerjaan pasangan granit dikerjakan, pastikan sparing ME
sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ±
24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan granit yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam granit terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding granit untuk kepalaan pada tanda star awal
pemasangan dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan dinding granit lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
granit yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, granit ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
 Acian perekat granit harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan granit mudah pecah atau terlepas.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding granit dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding granit selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan granit. Setelah itu
baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

8) Pekerjaan Keramik Dinding 20 x 33 Cm (T = 1,8 M), Km/Wc


 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME
sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ±
24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang
rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal
pemasangan dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk
menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat
waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik.
Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

9) Pekerjaan Pasangan Batu andesit lantai kanopy


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang
lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya
dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.
 Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian
yang direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu
andesit/templek.
 Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu
andesit/templek. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu
andesit/templek dari sisa adukan semen

V. PEKERJAAN BETON
1) Pek. Beton Rabat 1Pc : 3 Psr : 5 Krl
Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan
pada tempat-tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus
memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk
pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr)
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan
yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas
permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu
pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati
dan tidak merusak beton yang sudah mengeras
 Tebal rabat beton sesuai leveling dengan finishing pukulan sapu lidi/rol
cat (jika ada).

Beton Mutu K225


2) Pek. Beton Rabat Bertulang dgn Pembesian 80 Kg/M3 (S1)
Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan
pada tempat-tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus
memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk
pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) atau memakai
Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 19
Mpa).
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan
yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas
permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu
pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati
dan tidak merusak beton yang sudah mengeras
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3
ps : 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.

3) Pek. Pondasi Borpile


Proses Pengeboran
 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan
yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara
terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil
pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat
lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan
tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran
dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban
penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai
serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah
disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat
dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Pembersihan Lubang Bor
 Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang
terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus
dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan
diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan
terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan
ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2".
Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat
dibersihkan kembali.
Pengecoran Bore Pile
 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang
bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat
dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi
satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung
di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan
beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton
mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi.
Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari
kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai
dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju
keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka
harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus
selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong
harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus
dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah
adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran
dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk
dipakai pada titik bor selanjutnya.

4) Pondasi D 1,0 x 1,0 M dgn Pembesian 156 Kg/M3 (P1)


Proses Pengeboran
 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan
yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara
terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil
pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat
lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan
tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran
dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban
penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai
serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah
disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat
dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.

Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi


 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan
diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan
terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan
ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2".
Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat
dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile


 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang
bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat
dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi
satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung
di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan
beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton
mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi.
Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari
kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai
dari dasar lubang dengan mendorong air/lumpur dari bawah menuju
keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka
harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus
selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong
harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus
dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah
adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran
dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk
dipakai pada titik bor selanjutnya.

5) Pondasi D 0,6 x 0,6 M dgn Pembesian 154 Kg/M3 (P3)


Proses Pengeboran
 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan
yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika
tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara
terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil
pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat
lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan
tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari
lubang.Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran
dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban
penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai
serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama
pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah
disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat
dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan
diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan
terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan
ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2".
Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat
dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile


 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang
bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat
dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi
satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung
di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan
beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton
mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi.
Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari
kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai
dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju
keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka
harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus
selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong
harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus
dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah
adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran
dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk
dipakai pada titik bor selanjutnya.

6) Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 280 Kg/M3 ( K1 )


Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada
landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan
dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada
setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

7) Kolom 20 x 20 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K2 )


Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada
landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan
dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada
setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

8) Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K3 )


Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Pemasangan bekisting kolom:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada
landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan
dan meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada
setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

9) Sloof Utama 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( S1 )


Pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tenaga yang dibutuhkan :


- Pekerja - Tukang batu - Kepala tukang
- Tukang besi - Tukang kayu - Mandor

10) Balok Induk 20 x 45 Cm dgn Pembesian 285 Kg/M3 ( B1 )


Pemasangan bekisting balok:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada
landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok


 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan
dan mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada
setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

11) Balok Induk 20 x 40 Cm dgn Pembesian 245 Kg/M3 ( B2 )


Pemasangan bekisting balok:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada
landasan yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok


 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan
dan mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada
setiap lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

12) Balok Ring 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( B3 )


Tahapan Pekerjaan :
 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan
yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter
besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode
sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting
seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku)
untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor - Tukang

13) Balok Ring 20 x 30 Cm dengan Pembesian 255 Kg/M3 ( B4 )


 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan
yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter
besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode
sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting
seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku)
untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor - Tukang

14) Balok Bordes Tangga 20 x 40 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3 ( B3 )


Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan
elevasi/ ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat
yang diperlukan, apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan
scaffolding. Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa
dipabrikasi pada saat penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah
posisi kemiringan badan tangga. Pada bagian bawah bekisting ini didukung
oleh perancah untuk menahan beban serta mempertahankan posisi
kemiringan tangga.
Pemasangan tulangan
Pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang.
Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan
tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton tahu/ beton
decking, pemasangan beton decking pada bagian bawah tulangan dengan
ketelabalan ± 2cm.

15) Anak tangga dgn Pembesian 180 Kg/M3


Pemasangan tulangan anak tangga
Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis,
tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat
dengan kawat, kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi
untuk memperkuat anak tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang
akan dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm. Sebelum proses
pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan.
Pemasangan bekisting dinding tangga/dinding anak tangga
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai,
kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding
bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan
bekisting badan tangga. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara
dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding
badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7
memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga,
dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

Pengecoran
Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan
pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian tangga
dan diratakan dengan menggunakan vibrator

Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes
dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada
pembongkaran balok biasa.

16) Plat Lantai, Tebal 12 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3 (S2)


Beton plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung. Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan
pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar
tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-250.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

17) Plat Tangga, Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3 (S3)


Beton plat tangga merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung. Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan
pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar
tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

18) Plat Atap , Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3 (S3)


Beton plat atap merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan
pengecoran pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar
tidak terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Beton Mutu K175


19) Sloof 15 x 25 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3 ( S2 )
Pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-175.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tenaga yang dibutuhkan :


- Pekerja - Tukang batu - Kepala tukang
- Tukang besi - Tukang kayu - Mandor

20) Kolom Praktis 13 x 13 Cm dgn Pembesian 219 Kg/M3 ( Cp )


 Fungsi kolom praktis adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia
yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban
hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
praktis berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
 Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar
dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah
pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi.
Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu
pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah
bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah
ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom
dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan
kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan
dan gaya tarik pada bangunan.
 Kolom praktis dibuat dari jaring kawat baja las, dengan ukuran tertentu,
kemudian ditekuk dengan mesin sehingga menjamin kerapian &
kekakuannya. Kolom praktis berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5
meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).

21) Balok Ring 15 x 25 Cm dgn Pembesian 215 Kg/M3 ( R1 )


 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan
yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter
besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode
sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting
seperti tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku)
untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor - Tukang

22) Pelat Wastafel , Tebal 10 Cm dgn Pembesian 75 Kg/M3


 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar plat wastafel berupa papan
yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter
besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode
sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Kelurusan bidang bekisting plat wastafel dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku)
untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja - Mandor - Tukang

VI. PEKERJAAN KUSEN /DAUN PINTU, JENDELA SISI KIRI DAN RAILLING
1) Pek. Kusen Alluminium 4" ( 4.5 x 10 ) Brown
Pemasangan kusen Alminium ini dapat dilakukan dengan cara:
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
terjangkau
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter
dari tinggi bouwplank
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan
menjadi kokoh
 Chek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakkan dari kusen
 Bersihkan tempat sekelilingnya
Tenaga yang dibutuhkan :
- Tukang

2) Pek. Daun Pintu Panil Kayu Kamper


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap
atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar
pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur
dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah,
kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai dalam manajemen proyek.

Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Tenaga yang dibutuhkan :
- Tukang

3) Pek. Daun Pintu Panil Kayu Kamper + kaca


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap
atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar
pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur
dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah,
kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai dalam manajemen proyek.

Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Tenaga yang dibutuhkan :
- Tukang

4) Pek. Daun Pintu Alluminium + kaca


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap
atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar
pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur
dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah,
kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai dalam manajemen proyek.

Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Tenaga yang dibutuhkan :
- Tukang

5) Pek. Pintu Kaca Primelist komplit 12 mm


Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah
tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Tenaga yang dibutuhkan :
- Tukang

6) Pek. Daun Jendela Alluminium Kaca Bening 5 mm


Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek;
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian
atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan
luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton
atau kain untuk memegang kaca.
 Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
 Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
 Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Tukang

7) Pek. Daun Ventilasi Alluminium Kaca Bening 5 mm


Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek;
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian
atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan
luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton
atau kain untuk memegang kaca.
 Pasang paku pada list alumunium sebelum dipasang pada keempat sisi
daun pintu/jendela.
 Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
 Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Tukang

8) Pek. Kaca Mati 10 mm


 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
 Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kaca khusus.
 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk kedalam alur kaca pada kusen.
 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
 Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas
goresan.

9) Pek. Pas. Stiker Dop Sanblast


 Bersihkan bagian yang akan ditempeli dengan stiker dari kotoranyang
menempel pada kaca.
 Lekatkan stiker sesuai dengan sudutnya secara perlahan agar tidak
menggelembung terisi udara
 Ratakan menggunakan kain atau karet dari ujung pelekatan agar
menempel rata pada bidang.
 Tusuk dengan jarum jika ada gelembung gelembung udara.

10) Pek. Relling Tangga (Besi stainlist) Ke Lt. 2


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Marking As & elevasi untuk posisi railling tangga & tentukan letak tiang
railling tangga
 Pasang tiang railling pada awal trap tangga dan pada bordes lantai
atasnya
 Tarik benang antar kedua tiang railling tangga
 Pasang tiang railling tangga sesuai dengan jarak desain & matikan
dudukan tiang railling tangga
 Pasang railling horisontal dengan menumpu pada tiang
 Sambung railling horisontal untuk trap berikutnya
 Ratakan & haluskna sambungan serta bersihkan railling tangga yang telah
terpasang

VII. PEKERJAAN PLAFOND


1) Pek. Rangka Plafond Hollow
 Tentukan marking elevasi plafon dan buat garis sipatan serta titik – titik
paku kait.
 Pasang paku kait
 Pasang penggantung rangka plafon dengan posisi tegak lurus
 Pasang rangka tepi plafon sebagai list tepi pada garis lipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan
ketinggian rangka plafon.
 Pasang rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kencangkan clip/rod
 Pasang panel gypsum pada rangkaplafon dengan secrup ceiling
menggunakan screw driver dan setiap sambungan harus tepat pada
rangka.
Tenaga yang di butuhkan:
- Pekerja
- Tukang
- Mandor

2) Pek. Plafond Gypsumboard dengan Tebal 9 Mm


 Rangka dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja. Biasanya
pemasangan rangka plafon ini beriringan dengan pemasangan rangka
atap baja ringan.
 Memperhatikan ruanga, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih
dahulu.
 Pasang alat bantu (scafolding), jika bisa yang menggunakan roda agar
tidak merusak keramik.
 Kemudian pasang GRC sesuai dengan gambar kerja
 Pemasangan diatur atar papan pertigaan.
3) Pek. Pasang List Gipsum 5/5 Cm
List plafon digunakan untuk memperindah plafon yang dipasang. Pekerjaan
ini meliputi beberapa tahap pekerjaan:
 Bersihkan area tepi dari plafon yang bersentuhan dengan tembok.
 Kemudian beri lem compound pada sisi tembok dan plafon yang akan
dipasang list plafon.
 Kemudian plafon diletakkan pada tempat yang sudah diberi lem dan
sesuai dengan gambar rencana (shop drawing).
 List plafon dipotong dengan menggunakan alat potong list plafon agar list
plafon tidak rusak.

VIII. PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN ATAP


1) Pek. Rangka Atap Baja Ringan profil UK -75
 Material yang tahan lama dan tahan terhadap segala kondisi cuaca .
 Bahan zincalume adalah bahan yang kuat terhadapa air, tahan bakar dan
tidak mudah berkarat.
 Dengan berat bersih hanya 8kg/m2 terpasang sehingga sangat effisien dan
tidak akan membebani konstruksi dan pondasi rumah. Rangka Baja ringan
adalah material dengan berat yang cukup ringan bila dibandingkan dengan
rangka kayu ataupun rangka baja.
 Dari segi pemasangan, rangka atap baja ringan adalah bahan yang mudah,
flexible dan cepat dikerjakan,
 Jenis profile yang digunakan adalah ideal sehingga memudahkan perakitan
yang sesuai dengan bentuk rumah/bangunan, rangka dapat dirakit dipabrik
maupun dilokasi.

2) Pek. Genteng Kodok Karangpilang


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan
diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.
 Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya
secara horizontal. Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat
atau diungkit setelah itu dimasukan genteng pada bagian bawahnya.
Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.

3) Pek. Bubungan Kodok Karangpilang


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Pemasangan benang sebagai patokan pemasangan genteng
 Sebelum genteng pada bubungan dipasang terlebih dilakukan semenisasi
sebagai perekat antara genteng bubungan dan ganteng setelah itu
dipasang genteng.

4) Pek. Listplang 2.8 x 19.5 Cm, Kayu Kamper


Tahap-tahap pelaksanaanpekerjaan :
 Papan lisplank dipaku pada rangka lisplank.
 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
 Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan
pendempulan dan pengecatan.

5) Pek. Tatab 2.8 x 9.8 cm , Kayu Kamper


Tahap-tahap pelaksanaanpekerjaan :
 Papan lisplank dipaku pada rangka lisplank.
 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
 Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan
pendempulan dan pengecatan.

IX. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR


1) Pek. Cat Tembok
Berikut adalah beberapa langkah pengecatan interior yang benar dan baik:
 Tembok baru masih penuh dengan pori-pori yang bisa mengisap cat.
Karena itu,untuk menghemat cat, sebaiknya Anda melapisi tembok baru
itu dengan sealer tembok water based atau solvent based yang
berkualitas baik.
 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan
siap untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, perhatikan
kelembaban tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai
campuran bahan dasar tembok.
 Sedangkan untuk tembok lama, apalagi yang sering dicat, pori-porinya
sudah tertutup sehingga kadang cat baru sulit menempel dan terlihat
menggelembung. Jika ternyata Anda ingin mengganti cat lama dengan
cat baru, baik dengan warna yang sama ataupun berbeda, sebaiknya
terlebih dulu keroklah seluruh permukaan tembok yang catnya
mengelupas. Selanjutnya ampelas seluruh permukaan tembok hingga
sisa-sisa cat lama terkikis habis. Lalu bersihkan dengan lap basah dan
keringkan.
 Kemudian sapukan cat dasar pada permukaan tembok. Anda dapat
menggunakan roller. Cukup satu lapis. Biarkan hingga kering sekitar 1-2
jam. Cat dasar juga membantu mencegah serangan alkali yang
terkandung dalam campuran antara semen, pasir, dan air yang digunakan
untuk membentuk tembok. Sebaiknya sebelum memberi cat dasar,
tembok harus benar-benar kering dan bersih.
 Campurkan cat eksterior dengan air sebanyak 10 persen dari jumlah cat.
 Aduklah hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat.
Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga
cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan
tembok.
 Gunakan kuas untuk mengecat pinggiran tembok atau lis. Setelah lapisan
pertama mengering (2-3 jam), lanjutkan mengecat lapisan kedua di atas
lapisan pertama.
 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu
kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok,
jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.

2) Pek. Cat Plafond Gypsumboard


Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada
tembok. Bahan cat yang digunakan juga adalah cat untuk tembok/dinding.
Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa list plafon terletak di bagian
atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam
menyapukan cat pada plafon.

3) Pek. Polituran Daun Pintu, Jendela


 Bersihkan bidang yang akan di plitur dari kotoran dengan menggunakan
amplas halus
 Sapukan plitur kesemua bidang yang dplitur secara merata
 Setelah kering amplas kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dengan amplas halus agar bidang menjadi rata saat dilakukan pengecatan.

4) Pek. Polituran Lisplank & Tatab


 Bersihkan bidang yang akan di plitur dari kotoran dengan menggunakan
amplas halus
 Sapukan plitur kesemua bidang yang dplitur secara merata
 Setelah kering amplas kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dengan amplas halus agar bidang menjadi rata saat dilakukan pengecatan.

5) Pek. Waterproofing ex. Semen base


 Bersihkan bidang yang akan dilakukan pengecatan dari kotoran atau sisa –
sisa material yang menempel.
 Cat bidang dengan cat anti air secara merata kemudian berikan sabut silika
jika memang dibutuhkan kemudian cat kembali.
X. PEK. PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1) Pas. Engsel Pintu
Pintu dapat dipasang setelah kusen terpasang dengan kokoh pada dinding.
Selama dinding belum kuat, sebaiknya pintu jangan dipasang terlebih dahulu.
 Pasang pintu ke kusen yang telah diberikan skoneng; perkuat dengan
paku berkedalaman setengah agar pintu tidak roboh.
 Ukur dan beri tanda denga pensil tempat pemasangan engsel, pada
kusen dan daun pintu. Engsel pertama, ukur sekitar 20 cm dari level
bawah. Engsel kedua, dalam ukuran sama, diambil dari atas pintu. Ambil
titik tengah pintu dan beri tanda pula dengan pensil. Dengan demikian,
anda telah mempunyai tanda yang sama tinggi untuk letak engsel pada
kusen dan daun pintu.
 Copot pintu dari pakunya, mulailah tukang anda membuat coakan sesuai
dengan ketebalan engsel. Engsel harus dipasangdengan tegak (tidak
miring). Jika miring, tukang harus membuat koreksi karena pintu kelak
akan menjadi miring pula.
 Setelah seluruh engsel pada pintu terpasang, tukang anda akan memulai
coakan serupa dan memasang engsel pada kusen.
 Engsel pada kusen dan daun pintu dipeprtemukan dan dipertautkan satu
sama lain.
 Jika terdapat ketidak paduan, berarti terdapat ketinggian yang tidak
sama antara engsel pada kusen dan daun pintu, ketinggian engsel pada
pintu harus disamakan dengan ketinggian engsel pada kusen.
 Ada kalanya pintu belum bisa ditutup. Lakukanlah penyeritan bagian
bawah, atas, dan samping pintu sesuai dengan ukuran kusen.

2) Pas. Engsel Jendela, Ventilasi


 Daun jendela dapat dipasang setelah kusen terpasang dengan kokoh
pada dinding. Selama dinding belum kuat, sebaiknya daun jendela jangan
dipasang terlebih dahulu.
 Pasang daun jendela ke kusen yang telah diberikan skoneng; perkuat
dengan paku berkedalaman setengah agar jendela tidak roboh.
 Ukur dan beri tanda denga pensil tempat pemasangan engsel, pada
kusen dan daun jendela. Engsel pertama, ukur sekitar 20 cm dari level
bawah. Engsel kedua, dalam ukuran sama, diambil dari atas jendela.
Ambil titik tengah jendela dan beri tanda pula dengan pensil. Dengan
demikian, anda telah mempunyai tanda yang sama tinggi untuk letak
engsel pada kusen dan daun jendela.
 Copot jendela dari pakunya, mulailah tukang anda membuat coakan
sesuai dengan ketebalan engsel. Engsel harus dipasang dengan tegak
(tidak miring). Jika miring, tukang harus membuat koreksi karena jendela
kelak akan menjadi miring pula.
 Setelah seluruh engsel pada daun jendela terpasang, tukang anda akan
memulai coakan serupa dan memasang engsel pada kusen.
 Engsel pada kusen dan daun jendela dipertemukan dan dipertautkan satu
sama lain.
 Jika terdapat ketidak paduan, berarti terdapat ketinggian yang tidak
sama antara engsel pada kusen dan daun jendela, ketinggian engsel pada
jendela harus disamakan dengan ketinggian engsel pada kusen.
 Ada kalanya jendela belum bisa ditutup. Lakukanlah penyeritan bagian
bawah, atas, dan samping jendela sesuai dengan ukuran kusen.

3) Pas. Kait Angin


 Setelah jendela terpasang pada kusen beri tanda pada kedua sisi kusen
untuk menempelkan kait angin

4) Pas. Espanyolet Pintu


 Espanyolet dilakukan setelah pintu terpasang agar lubang pintu dan
kusen terlihat sejajar
 Beri tanda antara pintu dan kusen dengan sejajar, kemudian lubangi kdua
bagian tersebut terutama pada pintu untuk memasang espanyolet

5) Pas. Grendel Jendela


 Pasang grendel ke jendela dan kusen yang telah diberikan skoneng;
perkuat dengan paku berkedalaman setengah agar jendela tidak roboh.
 Ukur dan beri tanda dengan pensil tempat pemasangan grendel, pada
kusen dan daun jendela.
 Grendel pada kusen dan daun jendela dipertemukan dan dipertautkan
satu sama lain.
 Jika terdapat ketidak paduan, berarti terdapat ketinggian yang tidak
sama antara engsel pada kusen dan daun jendela, ketinggian grendel
pada jemdela harus disamakan dengan ketinggian lubang slot pada
kusen.

6) Pas. Kunci Pintu Biasa Setara Dexsen Stenliss + lever handle


Berikut tahapan memasang handle :
 Tandai posisi badan kunci, lubang silinder dan as handle pada daun pintu,
serta pelat lawan (striking plate) di kusen. Pilih media yang dapat dihapus
agar tidak merusak keindahan pintu.
 Lubangi daun pintu dan kusen sesuai dengan tanda yang telah dibuat
(jangan sampai terjadi kesalahan karena fatal akibatnya).
 Pasang badan kunci. Pastikan posisi lidah pengait (latch bolt) sudah
benar, sesuai arah bukaan pintu, kemudian pasang pelat lawan di kusen.
 Pasang silinder dan bautnya hingga rapat, kemudian pasang handle.
 Tes fungsi mekanis kunci dengan menekan handle dan memutar
kuncinya. Handle pintu pun siap mengamankan rumah/bangunan anda.

7) Pas. Kunci Pintu 2 Slag Setara Dexsen Stenliss + pull handle


Berikut tahapan memasang handle :
 Tandai posisi badan kunci, lubang silinder dan as handle pada daun pintu,
serta pelat lawan (striking plate) di kusen. Pilih media yang dapat dihapus
agar tidak merusak keindahan pintu.
 Lubangi daun pintu dan kusen sesuai dengan tanda yang telah dibuat
(jangan sampai terjadi kesalahan karena fatal akibatnya).
 Pasang badan kunci. Pastikan posisi lidah pengait (latch bolt) sudah
benar, sesuai arah bukaan pintu, kemudian pasang pelat lawan di kusen.
 Pasang silinder dan bautnya hingga rapat, kemudian pasang handle.
 Tes fungsi mekanis kunci dengan menekan handle dan memutar
kuncinya. Handle pintu pun siap mengamankan rumah/bangunan anda.

XI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi penerangan dengan Menggunakan
Kabel NYM 3 x 2.5 Mm Setara Eterna
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat
/ balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
2) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Stop Kontak denganMenggunakan
Kabel NYM 3 x 2.5 Mm Setara Eterna
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

3) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Stop Kontak AC dengan Menggunakan


Kabel NYM 3 x 2.5 Mm Setara Eterna
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

4) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Exaustfan


Beberapa pertimbangan penting dalam pemasangan exhaust fan adalah kita
harus menghitung perbandingan antara ukuran exhaust fan dengan lebar
ruangan. Perbandingannya adalah :
a. Exhaust fan ukuran 8 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 4m2
b. Exhaust fan ukuran 10 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 8m2
c. Exhaust fan ukuran 12 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 12m2
Pemasangan exausfan bisa diletakkan di dinding, plafond ataupun di jendela

5) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi line telepon


Teleponmerupakan alatkomunikasiyang digunakan untuk menyampaikan
pesansuara(terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan
telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam
jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk
berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

6) Pemasangan PABX ( 10 line )


Memulai Program:
Pesawat telophone digital di colok di jack pertama / port pertama, pada TDA
100D, no extentionnya 101.
Jika menggunakan Card Digital (DLC, DHLC, dll) selalu ada di posisi port
pertama.
Masuk ke menu program:
[Program] [*#1234]
Kemudian masuk ke nomer kode program, pada telephone ini, untuk masuk
ke dalam code program harus menekan tombol [Enter], sedang tombol [Sp-
Phone] lebih banyak dipakai untuk menuju menu selanjutnya.Jika ada salah
program, tidak perlu menekan tombol [Hold] untuk kembali ke menu asal,
cukup tekan tombol [Cancel] maka sub menu program akan kembali ke
direktory kode program yang sedang dipakai.Setting TRS level:
[301] [Enter] masuk ke [Level No: isi 2] [Location No: isi 001] [isi dengan nilai
00] [Enter] dan [Sp-Phone] ini untuk pindah ke
[Location No 002: isi 100] [Enter] [Cancel] [Cancel] Sampai tampilan dilayar
Level No. [Level No: isi 3] [Location No: isi 001] [isi dengan nilai 0] [Enter]
[Location no 002: isi 100] [Enter] [Cancel] [Cancel]
[Level No: isi 4] [Location No: isi 001] [isi dengan nial: 00] [Enter][Sp-Phone]
[01][Enter]
Tekan tombol [Hold] untuk kembali kemenu system program.
Keterangan:
Jika sudah selesai setting ini, maka akan terbentuk nilai standar
COS 1 = Bebas Menelepon Keluar
COS 2 = Bisa SLJJ, HandPhone, Lokal, tidak bisa SLI
COS 3 = Hanya bisa Lokal
COS 4 = Hanya bisa Handphone
COS 5 = Hanya interkom, tidak bisa menelepon keluar.

7) Pengadaan dan Pemasangan Saklar Tunggal


Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian
listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat
/ balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

8) Pengadaan dan Pemasangan Saklar Seri


Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian
listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat
/ balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

9) Pengadaan dan Pemasangan Saklar Triple


Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian
listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat
/ balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

10) Pengadaan dan Pemasangan Outlet Stop Kontak


Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

11) Pengadaan dan Pemasangan Outlet Stop Kontak AC


Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

12) Pengadaan dan Pemasangan Fiting Down Light Lengkap dengan Lampu 13
watt
 Sediakan terlebih dahulu Downlight dan Lampu yang akan di pasang,
isolasi, kabel, baut, obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
 Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah
lampu yang akan di pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan
yang lainnya, jarak titik lampu dengan dinding, jenis saklar (saklar ganda
atau tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.
 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman
gunakan tes-pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding =
tespen menyala lemah => periksa instalasi untuk memastikan)
 Lubangi plafon rumah anda seukuran Downlight yang Anda punya,
paskan pada Downlight jangan sampai longgar ataupun kekecilan untuk
lubang pada plafon.
 Pastikan Downlight sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan
lupa isolasi pada kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel
Downlight bawaan, pastikan kabel terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel
dengan pipa paralon kecil mencegah kabel di gerogoti binatang pengerat.
 Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan
agar tidak berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk
diperbaiki.
 Pasang Downlight pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan
kait bawaan Downlight agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk
mengunci bagian-bagian dengan baut.
 Setelah Downlight terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang
Anda inginkan untuk pencahayaannya.
 Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu
lewat saklar.
 Lampu Downlight sudah terpasang , kini tinggal Anda menikmati suasana
baru dalam segi pencahayaan pada rumah Anda.

13) Pengadaan dan Pemasangan Fiting Down Light Lengkap dengan lampu 23
watt
 Sediakan terlebih dahulu Downlight dan Lampu yang akan di pasang,
isolasi, kabel, baut, obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
 Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah
lampu yang akan di pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan
yang lainnya, jarak titik lampu dengan dinding, jenis saklar (saklar ganda
atau tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.
 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman
gunakan tes-pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding =
tespen menyala lemah => periksa instalasi untuk memastikan)
 Lubangi plafon rumah anda seukuran Downlight yang Anda punya,
paskan pada Downlight jangan sampai longgar ataupun kekecilan untuk
lubang pada plafon.
 Pastikan Downlight sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan
lupa isolasi pada kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel
Downlight bawaan, pastikan kabel terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel
dengan pipa paralon kecil mencegah kabel di gerogoti binatang pengerat.
 Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan
agar tidak berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk
diperbaiki.
 Pasang Downlight pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan
kait bawaan Downlight agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk
mengunci bagian-bagian dengan baut.
 Setelah Downlight terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang
Anda inginkan untuk pencahayaannya.
 Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu
lewat saklar.
 Lampu Downlight sudah terpasang , kini tinggal Anda menikmati suasana
baru dalam segi pencahayaan pada rumah Anda.

14) Pengadaan dan Pemasangan Lampu RM I 1x36 Watt


Pemasangan dan pengadaan lampu RMI 36 watt sesuai dengan spesifikasi
dan titik titik yang telah ditentukan dalam gambar kerja.

15) Pengadaan dan Pemasangan Lampu RM I 2x36 Watt


Pemasangan dan pengadaan lampu RMI 36 watt sesuai dengan spesifikasi
dan titik titik yang telah ditentukan dalam gambar kerja.

16) Pengadaan dan pemasangan exaustfan


Beberapa pertimbangan penting dalam pemasangan exhaust fan adalah kita
harus menghitung perbandingan antara ukuran exhaust fan dengan lebar
ruangan. Perbandingannya adalah :
a. Exhaust fan ukuran 8 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 4m2
b. Exhaust fan ukuran 10 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 8m2
c. Exhaust fan ukuran 12 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 12m2
Pemasangan exausfan bisa diletakkan di dinding, plafond ataupun di jendela

17) Pengadaan dan Pemasangan Amslet Over Spaning dengan Kabel NYY 4 x 35
mm
Pemasangan amslet menggunakan kabel NYY 4 x 35 mm sesuai dengan jalur
dan gambar kerja
18) Pengadaan dan Pemasangan Panel Listrik komplit untuk lantai 1
Pemasangan panel
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai
dengan kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang
panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk
kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

19) Pasang arde pentanahan


Penanaman Grounding Road
 Lakukan penggalian tanah ukuran 30 x 30 kedalaman 50 cm
 Pertama coba tancapkan grounding road tersebut apakah mudah atau
susah ditancapkan.
 Jika agak susah , buatkan bentuk lubang dimana grounding rod akan
ditanamkan.
 Tuangkan air kedalam lubang tersebut hingga penuh
 Tancapkan grounding rod kedalam lubang tersebut dan tekan secara
pelan pelan hingga beberap centimeter
 Angkat sedikit grounding rod, dan biarkan air turun kebawah
 Tekan kembali grounding rod hingga beberapa centimeter dari
kedalaman awal
 Tuangkan kembali air kedalam lubang , lalu ulangi menekan grounding
rod. Sepanjang anda tidak menemukan tanah yang keras atau tanah
berbatu , air akan membantu anda untuk menggeser lumpur atau pasir di
dalam tancapan hingga grounding roda tertancap sampai habis.
 Lakukan hal tersebut secara berulang hingga grounding rod tertanam
sampai habis
Penanaman Kabel Grounding.
Sebelum dilakukan penanaman/ penimbunan kabel lakukan pengukuran
tahanan grounding terlebih dahulu, bilamana nilai yang dihasilkan belum
sesuai standard maka ajkan lebih mudah untuk penambahan grounding road
tambahan . Jika nilai tahanan sudah sesuai standard lakukan penanaman
kabel dengan segera.
 Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing
masing titik grounding yang saling terhubung. Dan juga lakukan
penggalian kea rah terminal grounding
 Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60
cm
 Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan
di bawah galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses
pengikatan dengan grounding road tidak akan susah. Jangan biarkan
kabel grounding berlebih.
 Setelah semua sambungan telah di koneksi dengan sistim cadwell,
berikan pipa marking di tempat grounding rod tersebut. Gunakan pipa
PVC 4 ‘’ dan ditutup dop pipa.
 Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian
20 cm. Lalu padatkan. Kemudian beri tanda misalanya batu bata supaya
dikemudian hari jika ada penggalian di sepanjang areal penanaman kabel,
maka kabel akan aman.
 Setelah bata terpasang semua, kemudain timbun kembali hingga penuh.
Lakukan penimbunan hingga betul betul padat.

20) Amprah KWH dengan daya 33000 Watt


Pemasangan KWH dengan daya listrik sebesar 33000 watt, sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi.

XII. PEKERJAAN PLUMBING


1) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 4" D (limbah kloset)
 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “pralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan
salah satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai
gambar. Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka
banjir alat sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa
menembus atap harus dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm
diatas muka atap. Untuk vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi
pasangan bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa
dan kemudian diselimuti pasir urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out)
untuk memudahkan pemeliharaan.
2) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 3" D ( air kotor &limbah medis)
 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “pralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan
salah satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai
gambar. Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka
banjir alat sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa
menembus atap harus dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm
diatas muka atap. Untuk vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi
pasangan bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa
dan kemudian diselimuti pasir urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out)
untuk memudahkan pemeliharaan.

3) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 3" D (pembuangan air hujan)


 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “pralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan
salah satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai
gambar. Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka
banjir alat sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa
menembus atap harus dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm
diatas muka atap. Untuk vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi
pasangan bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa
dan kemudian diselimuti pasir urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out)
untuk memudahkan pemeliharaan.
 Kemiringan jaringan pipa-pipa mendatar untuk air kotoran dan air hujan
adalah 1-2%.

4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 1" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada
kedalaman minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr,
dan pada kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang
lebih kecil. Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari
pasangan pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada
sambungan-sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa baja galvanize (G.IP) tegak dipasang melalui “ shaft”
yang disediakan, jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam
pada/dalam lapisan plesteran.
 Jaringan pipa baja galvanize (G.IP) yang tegak lurus dan yang tergantung
dalam bangunan dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2
m yang tertanam kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang
ada dengan pipa 01” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai
dengan gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 2" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada
kedalaman minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr,
dan pada kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang
lebih kecil. Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari
pasangan pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada
sambungan-sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa baja galvanize (G.IP) tegak dipasang melalui “ shaft”
yang disediakan, jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam
pada/dalam lapisan plesteran.
 Jaringan pipa baja galvanize (G.IP) yang tegak lurus dan yang tergantung
dalam bangunan dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2
m yang tertanam kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang
ada dengan pipa 01” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai
dengan gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

6) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 1/2" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada
kedalaman minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr,
dan pada kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang
lebih kecil. Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari
pasangan pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada
sambungan-sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa baja galvanize (G.IP) tegak dipasang melalui “ shaft”
yang disediakan, jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam
pada/dalam lapisan plesteran.
 Jaringan pipa baja galvanize (G.IP) yang tegak lurus dan yang tergantung
dalam bangunan dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2
m yang tertanam kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang
ada dengan pipa 01” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai
dengan gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

7) Pek. Septictank dan Peresapan


Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank
tidak berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset,
bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan
air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikanhal-halberikut:
Kemiringan pipa.
Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih
ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya
sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya
setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
Pilih pipa saluran yang tepat.
Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci.
Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa
yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan
atau sudut, rentan mampat.
Bak harus kuat dan kedap air.
Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak
mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar
berupa campuran kerikil dan pasir.
Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:
 dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps
 lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
 Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
 resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

8) Pek. Septictank limbah medis


Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank
tidak berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset,
bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan
air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikanhal-halberikut:
Kemiringan pipa.
Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih
ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya
sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya
setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
Pilih pipa saluran yang tepat.
Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci.
Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa
yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan
atau sudut, rentan mampat.
Bak harus kuat dan kedap air.
Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak
mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar
berupa campuran kerikil dan pasir.
Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:
 dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps
 lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
 Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
 resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

9) Pek. Peresapan air kotor


 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap
tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat
sehingga tidak mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah
dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan
besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan
dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat
menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

10) Pemasangan Kloset Duduk ex. Toto CW 660 J + Aksesories


 Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui
jarak dari dinding belakang kloset ke bagian tengah pipa (jika merek
American Standard biasanya 30,5 cm).
 Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor listrik, gergaji besi,
meteran ukur, obeng plus dan obeng minus, Catut atau tang kakaktua,
kunci inggris, lem silicon, kunci pipa, kunci 10 dan 12, dynabolt ukuran 10
mm sebanyak 2 buah.
 Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum
melakukan pemasangan kloset. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.
 Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standard berjarak
14,5 cm), tandai dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi
kanan dan kiri dengan jarak tersebut dengan membagi dua titik tengah
pipa. Kemudian masukkan dynabolt, kencangkan menggunakan kunci 12,
lepaskan mur-nya.
 Balik kloset dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian
sisi lubangnya dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset.
 Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet shower yang berada pada
bagian belakang kloset. Gunakan kunci inggris untuk mengencangkan
drat-nya.
 Stop kran, T Drat, dan flexible hose
 Jika kloset duduk menggunakan tempat duduk yang memiliki bijet, maka
T juga harus dipasang pada bagian belakang juga. Jika kloset dipasang
terlebih dahulu akan menyulitkan Anda ketika akan memasang stop kran.
 Pasang kloset di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada
kedua sisi kanan dan kiri. Masukkan lubang kaki kloset pas
pada dynabolt dan pasang ring dan mur, kemudian kencangkan dengan
kunci 12.
 Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset
dengan memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor
dan dudukan tanki.
 Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan
memutar drat secukupnya.
 Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera
Anda.
 Tahap berikutnya adalah memasang tutup tangki dan tombol (push
button).
 Kemudian memasang seat cover pada kloset.
 Lakukan pengetesan jika kloset telah dipasang, apakah terdapat
rembesan atau kebocoran pada tangki dan flexible hose.

11) Pemasangan Floordrain


 Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam Negeri,
metal verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel.
 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar itu.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan
telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk
dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat
beton kedap air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

12) Pemasangan Kran Air biasa


 Semua kran yang dipakai adalah semutu merk Dalam Negeri atau setaraf
dengan chormed finish. Ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-
masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Stop kran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putiran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar untuk
itu.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

13) Pemasangan Kran wastafel ex. san Ei Y 50 JRN-L (Ruang Poli)


 Kran yang dipakai adalah semutu merk ex san Ei Y 50 JRN-L Dalam Negeri
atau setaraf dengan chormed finish. Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Stop kran yang dapat digunakan semutu merk Kitazawa ex Jepang, bahan
kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan
sesuai dengan gambar untuk itu.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

14) Pemasangan Kran wastafel ex. san Ei Y 50 JC


 Kran yang dipakai adalah semutu merk ex san Ei Y 50 JCDalam Negeri atau
setaraf dengan chormed finish. Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Stop kran yang dapat digunakan semutu merk Kitazawa ex Jepang, bahan
kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan
sesuai dengan gambar untuk itu.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

15) Pemasangan Wastafel tanam ex. Toto L 568 V3 + Aksesories


 Washtafel yang digunakan adalah semutu merk KIA lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya, warna putih, kecuali
ditentukan lain.
 Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
 Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu,
serta petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.

16) Material Bantu


Material atau alat bantu untuk pekerjaan yang membutuhkan peralatan
tambahan.

XIII. PEK. ORNAMEN


1) Pek. Tempelan Batu Candi Hitam
Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu candi hitam
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu candi hitam yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu candi hitam.
 Rendam batu candi hitam terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu candi hitam yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu candi hitam selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu candi yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu candi yang rata.
 Batu candi hitam dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu candi.
 Setelah pemasangan candi hitam selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu candi hitam.
Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis
siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu candi
hitam dari sisa adukan semen

2) Pek. Tempelan Paras Yogya Putih


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu candi paras yogya putih.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu paras yogya putih yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu paras yogya putih.
 Rendam batu tempelan paras yogya putih terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu tempelan yang nantinya dijadikan acuan
untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan tempelan paras yogya selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu candi yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu yang rata.
 Tempelan paras yogya dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian
yang direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu candi.
 Setelah pemasangan tempelan paras yogya selesai, biarkan beberapa
saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan
tempelan paras yogya. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan tempelan
paras yogya putih dari sisa adukan semen

3) Pas. Ikut Celedu Paras Panjang 100 Cm


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan ikut celedu paras panjang
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding ikut celedu paras dengan panjang 100cm yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu paras.
 Rendam batu paras terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan paras yang nantinya dijadikan acuan untuk
pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan tempelan paras yogya selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan paras yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan yang rata.
 Tempelan paras dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan paras tadi.
 Setelah pemasangan paras selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan paras. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan paras dari
sisa adukan semen

4) Pas. Murda Paras Besar 30 x 30 Cm


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan paras.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding paras dengan besar 100cm yang rata dan garis siar/nat yang
lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu paras.
 Rendam batu paras terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan paras yang nantinya dijadikan acuan untuk
pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan tempelan paras yogya selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan paras yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan yang rata.
 Tempelan paras dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan paras tadi.
 Setelah pemasangan paras selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan paras. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan paras dari
sisa adukan semen

5) Pas. Ornamen Paras Yogya 30 x 30 Cm


Tahapan pekerjaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan paras.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding paras dengan besar 100cm yang rata dan garis siar/nat yang
lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu paras.
 Rendam batu paras terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan paras yang nantinya dijadikan acuan untuk
pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan tempelan paras yogya selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan paras yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan yang rata.
 Tempelan paras dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan paras tadi.
 Setelah pemasangan paras selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan paras. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan paras dari
sisa adukan semen

XIV. PEK. INTERIOR


1) Pek. Counter Loket Pendaftaran
Pekerjaan pembuatan counter loket pendaftaran sesuai dengan spesifikasi
dan kebutuhan.

2) Pek. Almari Loket


Pengadaan atau pembuatan lemari loket sesuai dengan kebutuhan dan
spesifikasi.

Anda mungkin juga menyukai